Kegiatan Literasi Keuangan: Belajar Keuangan dari Buku-Buku Sastra Fiksi, Kenapa Enggak?
Kegiatan literasi keuangan bisa beragam, dan sebagian besar terkait dengan membaca. Baca apa? Baca-baca buku keuangan tentu saja.
Tapi, tahukah kamu, bahwa kamu pun bisa belajar keuangan dan melakukan kegiatan literasi keuangan dengan membaca buku-buku sastra fiksi lo!
Hah? Sastra fiksi? Enggak salah?
Enggak dong. Memang biasanya buku-buku yang direkomendasikan untuk belajar finansial ya seputar buku-buku nonfiksi, seperti Rich Dad Poor Dad atau 100 Langkah Supaya Tidak Miskin. Betul? Tapi, ternyata enggak cuma itu lo.
Ada sederetan buku fiksi yang juga bisa menjadii bahan belajar keuangan dan menjadi kegiatan literasi keuangan yang bermanfaat. Bahkan genrenya sastra!
Mau tahu? Ini dia beberapa di antaranya.
Buku Sastra Fiksi: Bisa Jadi Media Melakukan Kegiatan Literasi Keuangan
1. The Great Gatsby oleh F. Scott Fitzgerald
The Great Gatsby oleh F. Scott Fitzgerald adalah sebuah novel klasik yang terkenal karena penceritaannya tentang kekayaan dan kemewahan pada era Jazz Age di Amerika Serikat. Meskipun ceritanya mungkin lebih fokus pada hubungan antar karakter, namun keuangan dan uang memainkan peran penting dalam cerita ini.
Salah satu karakter utama, Jay Gatsby, adalah seorang jutawan misterius yang menarik perhatian banyak orang di New York pada tahun 1920-an. Kekayaannya diperoleh melalui bisnis yang tidak jelas, tetapi jelas bahwa ia menggunakan uangnya untuk menarik perhatian Daisy, cinta lamanya yang kini telah menikah. Gatsby membeli rumah mewah di Long Island, mobil sport terbaru, dan mengadakan pesta besar yang mengundang orang-orang kaya dan terkenal.
Namun, meskipun Gatsby memiliki kekayaan yang melimpah, ia tidak benar-benar merasa bahagia atau puas dengan hidupnya. Ia masih merasa kehilangan cinta dari masa lalu dan terus berusaha untuk merebut kembali hati Daisy dengan menggunakan kekayaannya.
Di sisi lain, karakter lain seperti Tom Buchanan menunjukkan gambaran orang kaya nan serakah yang sering meremehkan orang miskin. Tom tak hanya punya affair, tetapi juga kerap menggunakan uang untuk memanipulasi situasi agar mendapat keuntungan.
Buku ini sudah difilmkan, dibintangi oleh Leonardo DiCaprio.
2. Atlas Shrugged oleh Ayn Rand
Atlas Shrugged adalah sebuah novel fiksi genre distopia yang ditulis oleh Ayn Rand dan diterbitkan pada tahun 1957. Buku ini menggambarkan sebuah dunia dengan para pemimpin industri dan bisnis terkemuka menghilang secara misterius dan meninggalkan masyarakat yang kacau secara ekonomi dan sosial.
Dalam buku ini, Rand memperlihatkan sudut pandang keuangan dan ekonomi yang dianutnya, serta bagaimana hal itu berhubungan dengan konsep objektivisme. Rand menganggap kebebasan ekonomi dan persaingan sebagai hal yang penting, dan menentang campur tangan pemerintah dalam kegiatan ekonomi.
3. The Bonfire of the Vanities oleh Tom Wolfe
The Bonfire of the Vanities adalah sebuah novel karya Tom Wolfe yang pertama kali diterbitkan pada tahun 1987. Buku ini mengeksplorasi tema keuangan dan keserakahan di Wall Street pada akhir tahun 1980-an, dan bagaimana keuangan dapat memengaruhi hubungan antar karakter.
Dalam buku ini, karakter utama, Sherman McCoy, adalah seorang banker investasi kaya yang terjebak dalam situasi yang sulit setelah terlibat dalam sebuah kecelakaan mobil dengan kekasihnya yang tidak sah. McCoy harus berjuang untuk mempertahankan kekayaannya dan reputasinya di tengah-tengah pemberitaan media yang tidak menguntungkan.
Wolfe menunjukkan sisi gelap dari kekayaan dan keserakahan di Wall Street, di mana uang dan kekuasaan dapat mempengaruhi keputusan bisnis dan bahkan kehidupan pribadi seseorang. Karakter lain dalam buku ini, seperti Peter Fallow dan Maria Ruskin, menunjukkan bagaimana keserakahan dapat membawa ke dalam kegagalan dan kehancuran.
4. The Merchant of Venice oleh William Shakespeare
The Merchant of Venice adalah sebuah drama klasik karya William Shakespeare yang pertama kali dipentaskan pada tahun 1605. Buku ini menggambarkan kehidupan seorang pedagang kaya, Antonio, dan hubungannya dengan seorang peminjam uang berkebangsaan Yahudi, Shylock.
The Merchant of Venice menunjukkan konsep keuangan pada abad ke-16 dan menyoroti peran peminjam uang dan pedagang kaya pada masa itu. Lebih tepatnya, bahwa hubungan keuangan dan bisnis itu sering dipengaruhi oleh faktor sosial dan personal.
5. Money: A Suicide Note oleh Martin Amis
Money: A Suicide Note adalah sebuah novel satir karya Martin Amis yang pertama kali diterbitkan pada tahun 1984. Buku ini menggambarkan kehidupan seorang penulis sukses, John Self, yang terobsesi dengan kekayaan dan kemewahan, serta bagaimana obsesi ini membawanya ke dalam kehancuran.
Dalam Money: A Suicide Note, Amis menunjukkan bagaimana keserakahan dan obsesi keuangan dapat memengaruhi seseorang secara emosional dan psikologis. John Self menghabiskan uangnya untuk berfoya-foya dengan membeli barang-barang mewah dan minuman beralkohol, tetapi ia juga mengalami masalah kesehatan dan masalah emosional yang serius.
Amis menunjukkan bahwa kekayaan dan uang tidak selalu membawa kebahagiaan atau memecahkan masalah, tetapi dapat memicu keserakahan dan kebingungan emosional. John Self sering kali merasa kesepian dan kehilangan arah dalam hidupnya, meskipun ia telah mencapai kesuksesan finansial yang besar.
Dalam Money: A Suicide Note, Amis juga menunjukkan bagaimana budaya konsumsi dan kapitalisme dapat memengaruhi kehidupan sosial dan emosional seseorang. John Self sering kali merasa terisolasi dari masyarakat dan terperangkap dalam dunianya sendiri yang penuh dengan keserakahan dan kecanduan.
Nah, gimana? Enggak menyangka kan, kalau kegiatan literasi keuangan juga bisa kita lakukan dengan membaca karya-karya sastra klasik di atas? Jadi, yang mana nih yang paling menarik untukmu?
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!