Financial Clincic Bisnis 20-21 Oktober, Modul Human Capital Management
Masalah apa yang paling memusingkan bagi pemilik bisnis selain memastikan target perusahaan tercapai? Yap. Mengelola karyawan! Karyawan adalah aset yang paling berharga dalam bisnis. Tanpa kinerja karyawan yang baik, operasional perusahaan tidak akan berjalan, pencapaian target pun hanya ada di angan.
Berbagai permasalahan tentang karyawan pun menjadi PR bagi pemilik bisnis. Mulai dari bagaimana merekrut orang yang tepat, membangun tim yang solid, menyusun kompensasi dan benefit, hingga mengukur kinerja karyawan. Pun tentang mengelola aspek legal dan administratifnya.
Pilar-pilar pengelolaan sumber daya manusia bagi perusahaan besar dan kecil memang tak jauh berbeda. Di perusahaan besar, biasanya sudah ada tim ahli Human Resource (HR) yang siap sedia. Besaran bujet pun tak menjadi halangan. Namun, bagi bisnis kecil seperti UKM, setiap sumber daya harus digunakan seefektif dan seefisien mungkin.
Bagaimana caranya mengelola sumber daya manusia di bisnis kecil agar bisa efektif dan efisien? Temukan jawaban atas berbagai permasalahan Human Resources langsung dari ahlinya di sini:
Bersama HR Expert dari Indonesia HR Academy – komunitas profesional Human Resource – pemilik bisnis akan dibantu menemukan jawaban dari berbagai permasalahan sumber daya manusia yang mereka hadapi.
Jadi, tunggu apa lagi? Daftar segera di sini: bit.ly/FinClicBisnis2021OKT atau WA 0811 1500 688 (NITA)
QM Admin
Jadi Karyawan Sekaligus Pemilik Bisnis? Bisa!
Setiap bisnis menyimpan cerita dari pendirinya. Demikian pula dengan ASETTA, usaha konsultasi keuangan UKM yang didirikan oleh Suryana Asba atau yang akrab disapa Yana. Prihatin dengan masalah pengelolaan keuangan yang dihadapi para pemilik bisnis kecil di Makassar, Yana memberanikan diri membangun ASETTA. Meski masih berstatus sebagai karyawan di sebuah BUMN, tak menyurutkan semangat Yana untuk membangun bisnisnya. Simak cerita lengkap Yana yuk!
Bagaimana kisah awal mula bisnis ASETTA dan perkembangannya hingga kini?
ASETTA bermula dari keprihatinan saya pada banyaknya UKM yang terpuruk karena kesalahan pengelolan keuangan usaha. Berawal dari sharing dengan pelaku usaha yang bertanya tentang laporan keuangan, akhirnya banyak teman yang menyarankan saya untuk membuat usaha konsultasi keuangan UKM. Langkah kami dimulai sejak 2014 namun dengan brand yang berbeda. Per 1 Oktober 2017 kami mulai resmi menggunakan ASETTA TECH CONSULTING.
Siapakah target market utama ASETTA?
Target market ASETTA adalah pemilik bisnis yang sudah mengerti pentingnya pengelolaan finansial untuk bisnis namun bingung bagaimana mulai membuat laporan keuangan.
Apa strategi yang digunakan oleh ASETTA untuk memenangkan pasar?
Kami menyadari umur bisnis ini masih seumur jagung dan memiliki banyak kompetitor. Namun dengan keyakinan bahwa ASETTA memiliki tempatnya sendiri, kami terus belajar dan menjalin kerjasama dengan UKM dan instansi-instansi pemerintahan.
Ke depan, apa rencana Mba Yana untuk mengembangkan bisnis ASETTA?
Saya berharap ASETTA bisa lebih banyak membantu UKM dan para pebisnis dalam memahami bisnisnya dan lebih melek finansial.
Selagi mengembangkan ASETTA, Mba Yana masih aktif sebagai karyawan. Bagaimana membagi waktu dan energi untuk keduanya?
Menjadi karyawan sembari mengelola bisnis, saya akui cukup menguras tenaga, waktu dan pikiran. Memiliki dua tanggung jawab yang berbeda dalam kurung waktu bersamaan membuat saya harus kerja lebih keras. Sebagai karyawan di sebuah BUMN, saya dituntut untuk tetap profesional. Sedangkan sebagai pemilik bisnis saya harus bisa mengelola tim dan memberikan pelayanan terbaik untuk klien.
Saya berusaha membagi waktu sebaik mungkin untuk menjalani kedua peran tersebut dengan menaati jadwal yang sudah dibuat. Alhamdulillah saya juga didukung oleh tim yang bisa diandalkan.
Kisah suka dan duka apa yang Mba Yana alami selama membangun bisnis?
Bisnis adalah tempat kita belajar mengatasi masalah dan menemukan solusi yang tepat. Seiring berjalannya waktu, kami menemui bermacam masalah – baik itu dengan tim maupun dengan klien. Tantangannya adalah bagaimana meyakinkan tim untuk bekerja sama dan agar bisnis kami terus bertumbuh seiring dengan perkembangan bisnis klien.
Yana adalah alumni FinClicBisnis April 2018 lalu di Jakarta. Manfaat apa saja yang dirasakan setelah mengikuti workshop?
Sebagai alumni Financial Clinic Bisnis, saya merasakan manfaat yang begitu besar dengan belajar pada guru yang tepat. Di sini saya menyadari pentingnya menetapkan target bisnis dengan hitungan akurat. Bukan sekedar visi misi, tapi harus dengan angka yang jelas dan valid. “Know your bussines, know your number.”
Apa saran bagi pembaca QM yang ingin membangun bisnis?
Membangun bisnis tidak hanya tentang menghitung profit tapi bagaimana kita bisa bermanfaat untuk orang lain. Jika dikelola dengan baik, bisnis akan tetap berdiri kokoh meski menghadapi banyak kendala. Semakin besar bisnis semakin detail angka yang harus dipertanggungjawabkan. Maka dari itu penting untuk belajar mengelola keuangan bisnis di QM Financial agar kita bisa menyusun strategi tepat yang dimulai dari finansial.
Menjalani dua tanggung jawab sekaligus, bukanlah pekerjaan yang mudah. Namun Yana membuktikan, menjadi karyawan sekaligus pemilik bisnis bisa dijalankan.
Kamu juga ingin membangun bisnis sendiri seperti Yana? Yuk ikutan Financial Clinic Bisnis Workshop. Workshop dua hari yang dirancang untuk kamu pemilik bisnis atau yang baru mau mulai membangun bisnis. Ikuti jadwal terbarunya di Instagram dan Twitter @QM_Financial.
Fransisca Emi
Cerita Almazia Menapaki Milestone Bisnis BP Network
Salah satu nasehat bisnis yang sering kita dengar adalah mulai dari yang kecil, dari apa yang kita punya lalu ikuti prosesnya. Itulah yang dilakukan oleh Almazia Pratita, Co-founder dan CFO BP Network – sebuah komunitas bernama Blogger Perempuan (BP) Network. Bersama kedua rekan bisnisnya, Almazia memulai BP Network dengan modal dan skill sendiri. Kini setelah tiga tahun berjalan, satu per satu pencapaian telah diraih. Ini dia cerita Almazia menapaki milestone bisnisnya.
Bagaimana kisah awal mula BP Network berdiri dan bagaimana perkembangannya hingga kini?
BP Network berawal dari sebuah situs www.bloggerperempuan.com (sekarang menjadi www.bloggerperempuan.co.id) yang menjadi platform untuk para blogger perempuan di Indonesia. Misi saya dan dua founder lainnya saat awal pendirian ialah menciptakan lingkungan yang kondusif bagi perkembangan dunia blogging yang profesional, dan membantu membuka akses ekonomi terutama bagi blogger perempuan di Indonesia.
Perkembangan BP Network alhamdulillah baik. Kami mulai mengerjakan website bloggerperempuan.com di tahun 2015 dengan modal dan skill dari para pendirinya. Tahun 2017 kami mendapat kepercayaan sebagai penerima dana hibah startup dari BEKRAF. Saat ini BP Network sudah memiliki kantor sendiri di daerah Kuningan Jakarta Selatan. BP Network memiliki 6 karyawan full-time dan beberapa freelancer.
Saat ini komunitas Blogger Perempuan Network sudah menjadi female blogger community terbesar di Indonesia dengan lebih dari 4.000 anggota. BP Network juga menaungi komunitas travel blogger Indonesia Corners (idcorners.com).
Secara profesional, BP Network bekerja sama dengan banyak customer dari berbagai industri (fintech, FMCG, e-commerce, dan lainnya). BP Network menjadi jembatan antara brand dengan blogger dan influencer.
Siapakah target market utamanya?
Target utama BP Network ialah brand yang memerlukan online presence sebagai bagian dari strategi marketingnya, mulai dari brand awareness hingga action melalui konten organik di media sosial dan blog.
Apa strategi yang digunakan oleh BP Network untuk memenangkan pasar?
Memperkuat online presence BP Network maupun komunitas-komunitas blogger yang bernaung di bawahnya, karena nature of business kami ada di dunia digital. Selain itu kami memberikan end-to-end service excellence, yaitu dengan proses bisnis yang terorganisir secara profesional sejak perkenalan, laporan atas proyek yang dikerjakan hingga mengakomodir feedback klien.
Ke depan, apa rencana Almazia untuk BP Network?
Visi saya untuk BP Network ialah menjadi top of mind bagi brand yang ingin bekerjasama dengan blogger dan influencer dari segala niche.
Kisah suka dan duka apa yang Almazia alami selama membangun bisnis?
Pengalaman yang mengesan ketika sedikit demi sedikit mencapai milestone perkembangan bisnis. Saat mulai punya kantor sendiri dan tidak lagi harus bekerja dari kafe ke kafe – meski kalau sedang jenuh di kantor, ya masih suka kerja di coffee shop, mulai punya karyawan full-time, punya laporan keuangan yang memadai dari akuntan, mendapat testimoni positif dari klien dan juga teman-teman blogger yang bekerjasama dengan BP Network.
Kisah duka lebih banyak berhubungan dengan uang, yaitu masalah cashflow. Di awal bisnis, kami sempat beberapa kali mengalami kesulitan cashflow sampai harus menunda gajian. Tetapi alhamdulillah saat ini kami bisa menerapkan beberapa strategi untuk meminimalisir resiko tersebut sehingga semua kewajiban finansial bisa diselesaikan tepat waktu.
Almazia adalah alumni Financial Clinic Bisnis Workshop April 2018 lalu di Jakarta. Manfaat apa saja yang dirasakan setelah mengikuti workshop?
Saya belajar tentang betapa pentingnya laporan keuangan perusahaan. Sehat atau tidaknya sebuah bisnis bisa dilihat dari laporan keuangannya. Angka selalu obyektif. Numbers don’t lie. ☺
Dari laporan keuangan ini, terutama laporan arus kas dan laporan laba-rugi, kita bisa mengevaluasi kinerja perusahaan di periode sebelumnya, sekaligus menjadi fondasi untuk kita mengatur target mendatang dan strategi untuk mencapai target tersebut. Mau target penambahan pendapatan penjualan, penambahan outlet atau peningkatan laba bersih.
Apa saran bagi pembaca QM yang ingin membangun bisnis?
Pertama, jeli melihat peluang bisnis – yaitu kombinasi antara passion, skill dan modal awal yang dibutuhkan untuk menghasilkan suatu produk. Pasar untuk produk tersebut harus jelas. Pastikan produk kita menjadi solusi bagi permasalahan orang lain.
Kedua, find the right partner. Bekerja dengan rekan bisnis yang cocok itu penting sekali. Selain bisa saling melengkapi skill, saling menyemangati juga penting untuk menjaga akuntabilitas. Jadi saya tidak bisa seenaknya sendiri meskipun statusnya sebagai pemilik bisnis karena harus ada pertanggungjawaban kepada rekan bisnis saya.
Ternyata membangun bisnis itu banyak milestone-nya ya. Terima kasih sudah berbagi cerita Almazia, semoga semakin banyak pencapaian milestone untuk BP Network!
Dengan menjadi peserta Financial Clinic Workshop Bisnis, Almazia belajar pentingnya laporan keuangan sebagai pondasi strategi bisnis.
Kamu ingin membuat rencana bisnis dan menyusun stategi yang dimulai dari finansial? Ayo ikutan Financial Clinic Workshop Bisnis Batch #2 yang akan diadakan 8-9 September 2018 di Jakarta. Daftar di sini: bit.ly/FinClicBisnis89SEPT.
Fransisca Emi
Merdeka Untuk Pensiun
Apakah kamu sudah terbayang akan seperti apa masa pensiun yang merdeka? Apa saja yang sudah kamu siapkan untuk menghadapi masa pensiun?
Masa pensiun seharusnya menjadi masa yang paling indah. Sudah susah-susah bekerja, sekaranglah saatnya menikmati masa tua yang merdeka dan sejahtera. Untuk bisa merdeka di masa pensiun, kita butuh dana pensiun yang jumlahnya raksasa! Ini perlu disiapkan dari sekarang. Di masa pensiun nanti kita perlu memiliki aset aktif yang bisa memberikan penghasilan pasif. Ada 3 jenis aset aktif yang bisa dipilih: bisnis, properti dan surat berharga.
Enggak semua pensiunan harus jadi pemilik bisnis loh. Tapi memang bisnis jadi salah satu aset aktif yang paling diminati karena mampu memberikan imbal hasil paling tinggi. Sayangnya, banyak orang memulai bisnisnya mendekati atau bahkan setelah memasuki usia pensiun. Padahal bisnis kan tidak selalu sukses, banyak juga gagalnya. Berdasarkan pengalaman salah satu pemilik bisnis, mereka yang baru memulai bisnis menjelang atau saat pensiun, usahanya gulung tikar di bulan ke-6!
Oleh karena itu, banyak orang yang mulai membangun bisnisnya sejak masih menjadi karyawan. Salah satunya adalah Pak Akhyar Sulhan, karyawan di sebuah bank yang juga pemilik bisnis Kepiting Depok. Menjabat sebagai kepala cabang sebuah bank, Pak Akhyar berpikir kalau bisa menjual produk perusahaan, kenapa enggak bisa jual produk sendiri? Pak Akhyar tidak hanya menekuni satu bisnis saja. Berawal dari hobi makan, Pak Akhyar mulai memasarkan berbagai produk makanan. Mulai dari rendang, udang premium, dan yang paling hits kepiting. Untuk karyawan yang ingin memulai bisnis, Pak Akhyar menyarankan untuk menyingkirkan rasa malu. Jangan baper! Kita harus bangga akan produk yang kita jual.
baca juga: Ingin Berbisnis Setelah Pensiun?
Lain Pak Akhyar, lain pula Pak Alex. Kalau Pak Akhyar memulai bisnis sejak masih menjadi karyawan, Pak Alex mengambil langkah yang berani. Beliau meninggalkan karirnya sebagai pimpinan cabang sebuah bank swasta untuk membangun bisnis bank sendiri. Keberaniannya berbuah manis. Kini, bank miliknya sudah berkembang menjadi BPR terbesar di Bali dengan aset terbesar kedua secara nasional. Dialah Bapak Alex Purnadi Chandra, Founder dan Chairman dari BPR Lestari.
Pak Alex mempunyai definisi sendiri untuk pensiun. Menurut Pak Alex, pensiun bukan tentang berhenti bekerja, tapi titik di mana kita bekerja tak lagi demi sesuap nasi. Kebutuhan hidup sudah tercukupi dari penghasilan pasif, hasil investasi aset aktif. Kita bekerja karena memang ingin bekerja, karena suka dengan apa yang kita kerjakan – kita berkarya.
Di salah satu wawancara dengan sebuah media, Pak Alex pernah memaparkan data bahwa menurut survei, 70% tenaga eksekutif terancam miskin di usia pensiunnya. Bahkan data Gallup terhadap 100 orang yang diikuti perjalanan hidupnya hingga usia 65 tahun menunjukkan bahwa sebanyak 54% diantaranya masih harus ditanggung pemerintah atau menjadi beban keluarga, 5% harus tetap bekerja setelah pensiun, 36% meninggal dunia, 4% sejahtera dan 1% kaya raya. Data ini semakin menguatkan bahwa kita perlu menyiapkan pensiun sejak dini.
Persiapan pensiun sudah harus disiapkan ketika kita mulai bekerja. Penghasilan pasif seharusnya dibangun mulai usia 25 tahun, sehingga ada waktu 30 tahun hingga usia pensiun 55 tahun. Dengan investasi yang rutin, di usia pensiun nanti hasil investasi aset aktif sudah bisa memberikan penghasilan pasif yang cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup. Dengan begini, tidak akan ada lagi orang yang miskin di usia pensiun.
Coba cek berapa umurmu sekarang? Apakah kamu sudah memulai langkah investasi untuk mengumpulkan aset aktif agar bisa pensiun dengan merdeka?
Kalau bingung mau investasi ke mana, ikutan aja Financial Clinic Workshop yang akan diadakan 25-26 Agustus 2018 di Jakarta. Belajar sekali, manfaatnya seumur hidup. Daftar di sini: bit.ly/FinClic2526AGT.
Fransisca Emi
Faye Alund, Berbagi Cerita Kolaborasi Di Coworking Space
Ruangan terbuka dengan meja kursi tertata rapi, laptop terbuka di sana sini dan akses internet dengan kecepatan tinggi. Inilah gambaran coworking space yang kini sedang menjamur di beberapa kota besar di Indonesia. Hingga tahun 2015 baru ada sekitar 30 coworking space di Indonesia. Dengan berdirinya komunitas Coworking Indonesia di 2016, coworking space pun berkembang pesat, menjadi 70-an di 2016, 170-an di 2017 dan 200-an di tahun 2018.
Coworking space bukanlah tempat kerja biasa. Kalau hanya tempat kerja, namanya work space dong. Bicara coworking space tentu tak bisa lepas dari Faye Alund, pemilik Kumpul Coworking dan presiden komunitas Coworking Indonesia. QM Financial mendapat kesempatan untuk berbincang dengan Faye Alund tentang seluk beluk dunia coworking di Indonesia. Simak ceritanya yuk!
Hi Faye, gimana sih awal mula terjun ke bisnis coworking space?
Awal mula coworking space dari kebutuhan sendiri. Dulu saya dan suami bekerja di community development organisasi nonprofit. Kami bekerja dengan orang dari berbagai latar belakang. Namun belakangan organisasi ini tutup karena kesulitan pendanaan. Dari sini saya merasa butuh business model yang sustainable untuk bisa membangun Indonesia menjadi tempat yang lebih baik. Kuncinya ada di entrepreneurship. Apa yang bisa membantu ekosistem kewirausahaan bisa lebih solid sehingga orang merasa berbisnis dengan value itu bisa lebih mudah.
Selain itu, saya merasa susah untuk keluar dari jejaring yang sudah ada. Untuk masuk ke network baru yang relevan dan profesional untuk perkembangan bisnis maupun personal, perlu ekstra usaha. Butuh tempat untuk mengumpulkan orang dari berbagai latar belakang untuk kemudian patungan agar bisa berkantor bersama. Dari sini kita bisa kenal orang-orang baru dan memulai kolaborasi. Waktu itu saya belum tahu bahwa konsep ini dinamakan coworking space.
Target market Kumpul sendiri seperti apa?
Model coworking di Bali berbeda dengan kota lain di Indonesia. Karena sektor pariwisata kuat dan ekspatriat banyak, coworking space di Bali lebih banyak gathering digital nomad.
Konsep ini kurang sesuai dengan Kumpul. Meski digital nomad sudah lebih kuat awareness dan daya belinya, namun kalau hanya fokus ke mereka yang datang dan pergi, kita enggak akan dapat apa-apa. Turis dengan laptop tidak akan menginvestasikan waktunya hasil karyanya energinya untuk Indonesia.
Karena itu Kumpul menargetkan local community. Enggak harus penduduk asli, yang penting dia menganggap daerah itu rumahnya sehingga ada jangka waktu cukup panjang untuk mengerjakan sesuatu bersama. Investasi besar kita adalah kerjasama dengan komunitas lokal. Mulai dari identifikasi apa yang diperlukan kemudian menarik program partnership yang bisa memecahkan masalah tersebut di ekosistem.
Apa definisi coworking space?
Co pada coworking space melambangkan community that enables you to connect and collaborate. Kalau hanya tempat kerja bersama, mestinya namanya work place aja. Coworking space harus mampu mengakselerasi serendipity – berupa kebetulan-kebetulan yang menguntungkan. Orang datang ke coworking space untuk bekerja secara profesional atau mengembangkan diri. Dengan begitu, peluang pertemuan dan keterhubungan yang bermakna di bidang bisnis atau profesional jadi lebih besar.
Mereka yang tergabung dalam komunitas yang relevan untuk suatu hal lalu bisa meningkatkan diri, terhubung dan berkolaborasi bisa disebut coworking. Namun kalau tanpa business model, karang taruna atau ibu-ibu arisan juga adalah tempat berkumpul. Yang membedakan adalah adanya dampak ekonomi. Di coworking space, orang berkembang, bertumbuh dan ada dampak yang lebih secara ekonomi atau untuk sesuatu yang lebih besar.
Seperti apa business model yang digunakan?
Business model yang umum digunakan adalah membership fee. Bisa dianalogikan dengan gym. Ada sharing ekonomi berupa fasilitas yang sulit dimiliki setiap orang. Coworking space adalah hard ware. Coworking adalah cara kerja yang mengandalkan keterhubungan, kolaborasi dan berbagi. Mentorship pun tersedia formal atau informal. Informal dengan tanya sesama member, formal bisa dengan merekrut konsultan atau bergabung di inkubator bisnis. Coworking adalah gaya bekerja yang bisa dilakukan di mana saja, namun akan lebih optimal kalau di coworking space.
Revenue stream yang lain, misalnya dipakai untuk event, ada virtual space atau private office. Lalu jadi rancu, ini kantor, EO atau balai pertemuan? Sekali lagi, benang merahnya adalah dampak ekonomi. Apapun yang dikerjakan asal masih berhubungan dengan ekosistem kewirausahaan yang akan dibangun berarti masih nyambung.
Apa sih keunggulan Kumpul?
Kumpul mendapati bahwa kita tidak bisa mengadopsi begitu saja model bisnis coworking space barat dengan fokus utama membership yang menjual nilai community, collaboration, connectivity. Ini bukan masalahnya orang Indonesia. Kita cenderung komunal dengan support system yang kuat. Yang masih bisa dibantu adalah peluang untuk scale up dalam hal kepastian dan keberhasilan bisnis. Kumpul menjadi jembatan akses yang bisa dijangkau semua kalangan – bukan yang kaya tambah kaya, yang miskin tambah miskin. Kekuatan Kumpul ada di program yang dihubungankan dengan komunitas. We are leader in community based coworking.
Apa sih suka duka membangun bisnis coworking space?
Dukanya adalah visi besar, namun market belum siap. Jadi kami kerja keras biar bisa jalan dulu. Saat ada kesempatan untuk mulai bisnis coworking space, tabungan kami tidak cukup untuk membangun rumah sekaligus membangun bisnis. Kami putuskan untuk menginvestasikan dana di bisnis ini. Sukanya, sekarang kerja keras kami sudah mulai berbuah.
Bagaimana Faye membagi waktu dan energi antara bisnis dan keluarga?
Behind every great man, there is a great woman. But behind every great woman, there is also a great man. Dibalik sosok perempuan yang dianggap berhasil punya peran tertentu, ada dukungan pria yang hebat. Saya dan suami membagi beban secara equal. Enggak mungkin ada orang yang bisa mencapai suatu hal kalau tidak ada dukungan dari orang terdekat.
Saran untuk pembaca QM yang ingin membangun bisnis
Cari tahu bahwa kita menyelesaikan suatu masalah. Makin besar masalah yang kita selesaikan, makin banyak orang yang mau beli produk atau jasa yang kita tawarkan. Untuk tahu apa yang relevan, metode apa yang tepat, sering diskusi dengan orang lain terutama dengan customer. Cara berbisnis di era digital ini serba transparan dan akses informasi di mana-mana, cara kerja yang relevan adalah coworking. Kalau dulu semua dalam bisnis serba rahasia, kini berbagi atau berkolaborasi menjadi kunci.
Terima kasih sudah berbagi cerita Mba Faye Alund!
Jadi gimana, apakah kamu tertarik untuk berbagi dan berkolaborasi di coworking space? Atau malah berminat membuka bisnis coworking space sendiri? Sila kunjungi www.kumpul.id atau www.coworking.id untuk lebih banyak cerita tentang coworking.☺
Fransisca Emi
Merdeka Dalam Berkarya
Sudah masuk bulan Agustus! Karena bulan Agustus ini kita merayakan kemerdekaan Indonesia, kita mau bahas tentang merdeka dalam berkarya.
Pintu rezeki orang itu berbeda-beda. Ada yang bekerja dengan menjadi karyawan, pemilik bisnis, freelancer, self-employed atau juga investor. Enggak harus dipilih salah satu loh. Ada juga yang pernah menjalani berbagai pilihan karir ini, seperti narasumber siaran PowerTalk PowerYourMoney Senin, 6 Agustus yang lalu – Glenn Marsalim. Glenn pernah menjadi karyawan di sebuah advertising agency. Meniti karir dari bawah, Glenn berproses menjadi Creative Director yang disegani.
Menurut Glenn, kita perlu uang untuk hidup. Tapi dia tidak mau hidup untuk uang. Karena itulah dia memutuskan menjadi freelancer. Di sini Glenn menemukan kebebasan untuk berkarya dengan mengambil project yang dia suka. Tak cukup hanya menjadi freelancer, Glenn pun menyalurkan bakatnya dengan mendirikan dua bisnis: @mangkokayamid dan #nasiayamjagoan. Bisnis keduanya saat ini sedang vakum karena alasan operasional.
Kalau biasanya freelancer menghindari komitmen utang jangka panjang karena penghasilan yang tidak pasti, Glenn punya pendapat sendiri. Baginya yang terbiasa menjalani gaya hidup sederhana, hidup perlu diisi dengan ambisi. Itulah kenapa ia memberanikan diri mengajukan kredit properti dengan jangka waktu cicilan 5 tahun. Meski mengaku berat menjalani, Glenn mendapatkan hikmah tersendiri. Kedua bisnisnya lahir dari kesulitan membayar cicilan bulanan. Sungguh sebuah perspektif yang unik!
Semua pilihan karir yang dijalani tentu menyimpan suka duka. Saat jadi karyawan, kita memiliki penghasilan yang tetap setiap bulan. Karyawan pun mendapatkan banyak fasilitas pengembangan diri dari seperti training dan coaching dari perusahaan tempatnya bekerja. Saat menjadi freelancer, meski punya kebebasan waktu, kita harus merogoh kocek sendiri untuk mengikuti training yang dibutuhkan. Jadi pemilik bisnis pun ternyata banyak tantangannya. Mulai dari melayani pelanggan yang punya banyak kemauan hingga waktu terbatas karena mengurusi banyak hal. Jadi, kamu pilih berkarya lewat jalur yang mana?
Selain merdeka dalam berkarya, kamu juga harus merdeka dalam mengatur uang. Ini nih tips biar kamu bisa merdeka dalam berkarya dan juga merdeka atur uangnya:
-
- Susun anggaran bulanan. Untuk bisa mengelola cash flow dengan baik, kuncinya adalah membuat anggaran bulanan. Tetapkan pengeluaran tetap per bulan. Jadi enggak masalah kalau penghasilannya naik turun, yang penting pengeluarannya dikunci. Jangan sampai besar pasak daripada tiang.
- Siapkan Dana Darurat. Dana ini berfungi untuk berjaga-jaga kalau terjadi keadaan yang tidak diinginkan, misalnya invoice telat cair. Besaran Dana Darurat ditetapkan berdasarkan pengeluaran bulanan. Untuk single: 4x, menikah 6x, menikah dengan 1 anak 9x, menikah dengan 2 anak/lebih 12x dan freelancer 12x.
- Siapkan proteksi kesehatan, jiwa dan juga dana hari tua. Proteksi dan persiapan pensiun menjadi dua hal yang sering terlupakan. Bekerja sendiri tentunya berarti bahwa kamu bertanggungjawab untuk melindungi diri sendiri. Perlindungan yang wajib kamu miliki adalah asuransi kesehatan. Saat jadi karyawan, asuransi kesehatan kita biasanya di-cover oleh kantor. Nah, saat bekerja sendiri, pastikan proteksi ini tetap ada. Bisa dengan membeli asuransi kesehatan swasta atau minimal BPJS Kesehatan. Selanjutnya, jika kamu adalah pemberi nafkah utama keluarga, pastikan kamu memiliki asuransi jiwa. Yang seringkali terlewatkan juga adalah proteksi sebagai seorang pekerja. Pemerintah melalui BPJS Ketenagakerjaan memiliki 4 program untuk menjamin pekerja yang sejahtera: jaminan kecelakaan kerja, jaminan kematian, jaminan hari tua dan jaminan pensiun. Apakah kamu sudah terproteksi? Apakah kamu yakin bisa pensiun dengan sejahtera? Sudah capek kerja, pastikan kamu bisa pensiun dengan sejahtera.
Ayo terus merdeka dalam berkarya tanpa khawatir besok makan apa. ☺
Fransisca Emi / financial trainer
Berbisnis Dari Hati Ala Roro Widi Astuti
Berawal dari hobi yoga, Roro Widi Astuti memberanikan diri membuka The Good Prana Studio – sebuah studio yoga di Bekasi. Tak pernah terbayangkan bagi Roro, begitu dia biasa disapa, untuk beralih profesi dari lawyer menjadi seorang pemilik bisnis.
Yuk simak cerita alumni kelas Financial Clinic Bisnis ini membangun bisnis dari hati.
Bagaimana kisah awal mula The Good Prana Studio?
Sejak masih kuliah, saya suka yoga. Hobi ini berlanjut setelah saya bekerja di daerah SCBD Jakarta. Setiap weekend atau libur saya berkunjung ke rumah orang tua di Bekasi. Waktu itu belum ada studio yoga yang cocok jadi ujung-ujungnya selalu kembali ke Jakarta untuk yoga.
Akhir tahun 2017, saya mengikuti Teacher Training Course di Yoga Leaf Bandung di bawah asuhan Teteho (Pujiastuti Sindhu). Awalnya belum ada keinginan untuk membuat studio lho. Bayangan saya, ilmu yang saya dapat bisa digunakan untuk berlatih yoga di rumah tanpa perlu ke studio.
Di training ini, saya bertemu dengan senior waktu SMA, yang sama-sama tinggal di Bekasi. Kami merasakan satu masalah yang sama: sulit mencari studio yoga yang cocok di Bekasi. Singkat cerita, sepertinya memang semesta mendukung, akhirnya kami merencanakan untuk bikin studio yoga di Bekasi.
Siapakah target market utama The Good Prana Studio?
Pasar untuk yoga di Bekasi sebenarnya besar. Namun olahraga dan gaya hidup sehat belum menjadi prioritas rata-rata penduduk Bekasi. Jadi kami mengedukasi setiap peserta untuk menerapkan gaya hidup sehat berkesadaran, sesuai dengan tagline studio kami: Home for Mindful Beings – rumah untuk diri yang hidup berkesadaran. Target utama kami adalah pekerja, baik yang kerjanya di daerah Bekasi ataupun kerja di Jakarta tapi tinggal di Bekasi. Kami juga menyasar ibu rumah tangga dan ibu hamil.
Dengan banyaknya studio yoga yang ada, bagaimana strategi yang digunakan oleh The Good Prana Studio agar menjadi pilihan konsumen?
Saya pernah baca buku Simon Sinek yang berjudul Start With Why. Menurut saya itu buku yang bagus untuk dibaca oleh semua orang, baik yang terjun ke dunia bisnis maupun tidak.
Awalnya kami menentukan kenapa kita membuat studio dengan konsep prinsip hidup berkesadaran. Konsep inilah yang menentukan setiap strategi bisnis studio. Kami mengenalkan diri tidak semata-mata sebagai studio yoga, tapi lebih kepada menyediakan ruang untuk setiap diri dalam memulai langkahnya untuk hidup sehat dan berkesadaran, salah satunya dimulai dengan latihan yoga. Selain yoga, kami juga mengadakan kegiatan-kegiatan yang mendukung perilaku hidup sehat sadar seperti misalnya kegiatan meditasi, sesi relaksasi, sesi hening dan reflektif.
Kami percaya bahwa setiap orang punya rezekinya masing-masing, begitu juga dengan studio kami. Awalnya memang kebanyakan orang yang datang ke studio lebih ke arah ingin memperbaiki bentuk dan postur tubuh. Namun seiring berjalannya waktu, tren peserta yoga berubah dari yang motivasinya hanya ingin kurus dan tidak bungkuk, perlahan-lahan bergeser fokusnya berlatih yoga untuk kesehatan.
Setiap peserta yoga di studio kami selalu kami berikan pemahaman dan edukasi soal yoga dan gaya hidup sehat. Karena kan walaupun dia yoga setiap hari, bahkan dua kali sehari tapi kalau gaya hidupnya berantakan (misalnya sering begadang, makan junk food, dan lainnya) nggak akan ada hasilnya untuk kesehatan. Jadi yang kami tawarkan di studio bukan hanya sekedar jasa untuk berlatih yoga atau berolahraga, tapi juga lingkar dukungan bagi tiap individu untuk memulai perjalanan hidup sehat berkesadaran.
Ke depan, apa rencana Mba Roro untuk The Good Prana Studio?
Target kami mengenalkan The Good Prana Studio kepada masyarakat. Kami punya banyak program kelas dan edukasi yang tujuannya juga untuk mengenalkan prinsip hidup sehat berkesadaran kepada masyarakat luas. Studio kami memberikan tempat buat orang-orang untuk menjaga kesehatannya, tidak semata-mata kesehatan fisik tapi juga kesehatan pikiran dan batinnya.
Mimpi besarnya The Good Prana Studio berkembang jadi semacam pusat edukasi masyarakat (community support center) yang memberikan dukungan (empowerment) dan layanan bagi individu, dan terutama perempuan di setiap siklus hidupnya untuk hidup sehat berkesadaran.
Kisah suka dan duka apa yang Mba Roro alami selama membangun bisnis?
Dibilang “gila!” sama banyak orang. Hahaha. Itu termasuk suka apa duka ya? ☺
Profesi utama saya adalah konsultan hukum (infrastructure/transaction lawyer). Jadi saat saya bilang punya rencana untuk membuat bisnis studio yoga dan mau istirahat dulu jadi full time lawyer, rata-rata orang ekspresinya ya gitu “Gila lo ya!”
Namun alhamdulillah keluarga mendukung. Ibu saya selalu bilang yang penting semua usaha niatnya dulu harus betul, insyaAllah pasti dikasih jalan yang baik. Jadi saya memulai bisnis ini dengan percaya diri. Yang tidak kalah penting, ketemu dengan rekan bisnis yang sama passionate-nya. Jadi klop lah!
Sejujurnya, menjalankan sesuatu dari hati, seperti usaha studio ini, hampir enggak ada dukanya! Saya selalu ingat pesan Ligwina Hananto: “Kalau bisnis itu jangan baper!” Saat ada hambatan atau kendala, sebisa mungkin kami diskusi dan konsultasi untuk mencari solusi yang terbaik. Jadi saling mendukung untuk terus jalan dan maju. Dukanya cuma mampir selewat aja gitu. ☺
Roro adalah alumni FinClicBisnis April 2018 lalu di Jakarta. Manfaat apa saja yang dirasakan setelah mengikuti training?
Manfaat paling dasar adalah menyadari: kalau cuma iseng dan enggak mau ribet, enggak usah bisnis! Pemilik bisnis harus selalu siap mencurahkan pikiran serta tenaga untuk membangun bisnis. Penting untuk belajar mengatur bisnis dan menjaga energi agar tidak draining menjalankan bisnis.
Di #FinClicBisnis semua materi yang diajarkan simpel dan mudah diterima, tapi penting banget untuk diketahui sama setiap orang yang berencana memulai bisnis, atau bahkan yang udah mulai bisnis. Saya belajar bagaimana cara menentukan rencana bisnis, mengukur market share dan menyusun strategi mulai dari keuangan. Pusing lihat angka sama pembukuan. Hahaha.
Semua materi disampaikan dengan cara yang fun. Setelah workshop pun kita masih punya akses kalau mau tanya-tanya atau konsultasi ke QM soal aplikasi materi ke bisnis yang kita jalani. #FinClicBisnis benar-benar menyadarkan saya untuk take the business seriously and ride on it.
Apa saran bagi pembaca QM yang ingin membangun bisnis?
Jika ingin berbisnis pastikan dulu niatnya. Pastikan masalah hidup apa yang mau dipecahkan dengan bisnisnya! Intinya jauhkan angan-angan bikin bisnis biar bisa santai. Karena pada kenyatannya jadi pemilik bisnis itu lebih banyak kerjaannya dibanding jadi karyawan. Tapi tentunya kalau kita suka akan sesuatu dan punya niatan yang baik untuk membantu menyelesaikan masalah hidup orang lain dengan bisnis, insyaAllah bisnisnya bisa berkembang dengan baik.
Seru sekali pengalaman Roro, meninggalkan profesi lawyer demi menjalankan bisnis dari hati. Semoga The Good Prana Studio sukses menularkan gaya hidup sehat untuk diri yang hidup berkesadaran!
Ingin belajar mengelola bisnis seperti Roro? Jangan lewatkan kelas Financial Clinic Bisnis. Ikuti terus updatenya di twitter dan instagram @QM_Financial.
QM Admin
Pasang Surut Bisnis Di Masa Lebaran
Momen Lebaran yang baru saja berlalu bisa jadi merupakan momen yang paling ditunggu oleh beberapa pemilik bisnis yang omzetnya biasanya meningkat di masa ini. Misal bisnis kue kering, hantaran lebaran, baju-baju muslim dan perlengkapan ibadah. Namun di sisi lain, ada juga bisnis yang justru sepi di masa Ramadan dan Lebaran. Misalnya bisnis pusat kebugaran. Saat puasa orang cenderung mengurangi frekuensi olahraga. Apalagi saat ditinggal mudik Lebaran ke kampung halaman. Otomatis jumlah pengunjung juga menurun. Kamu pemilik bisnis? Bagaimana nasib bisnismu saat masa Ramadan dan Lebaran kemarin? Ikut pasang atau malah surut?
Dua orang pemilik bisnis akan berbagi strategi menghadapi pasang surut omzet di masa Ramadan dan Lebaran. Ada Roro Widi Astuti, pemilik bisnis The Good Prana Studio di Bekasi dan Fitria Hasanah (Ica), pemilik bisnis LCheese Factory Pekanbaru. Mereka adalah alumni kelas Financial Clinic Bisnis yang diadakan QM Financial bulan April yang lalu.
baca juga: Strategi Online L Cheese Cake
Strategi The Good Prana Studio
Ada semacam sugesti bahwa olahraga saat puasa akan membuat haus dan menjadikan kita enggak kuat puasa. Untuk mengatasinya, sebelum bulan puasa setiap instruktur memberikan sosialisasi tips berolahraga yang tidak mengganggu ibadah puasa. Jadwal kelas pun disesuaikan. Kelas-kelas yang agak hardcore ditaruh di sore hari dan setelah jam buka puasa. Pagi hari diisi dengan kelas yang gentle saja.
Agar cash flow tetap bagus ketika puasa, The Good Prana memberikan harga spesial untuk member yang sign up dua bulan langsung pada Mei dan Juni. Selain itu setelah puasa sudah disiapkan kelas-kelas spesial dan juga event yang diproyeksikan bisa menutupi penurunan omzet saat puasa dan lebaran kemarin.
Strategi LCheese Factory
Beda halnya dengan bisnis studio yoga milik Roro, LCheese Factory justru panen order di momen Ramadan & Lebaran. Meski sempat sepi di sepuluh hari awal Ramadan, namun mulai pertengahan hingga akhir Ramadan, LCheese kebanjiran order hampers kue kering dan cake Lebaran. Tokonya bahkan baru tutup jam 10 malam di hari terakhir Ramadan!
Meski omzet melejit, LCheese factory menghadapi tantangan kenaikan harga. Setiap tahun, harga bahan pokok biasanya naik saat Lebaran, termasuk bahan-bahan kue. Ica punya strategi agar harga jual ke pelanggan di masa Lebaran tidak ikut naik. Ia sudah menyetok bahan baku utama cakenya, yaitu cream cheese dari distributor untuk memastikan stoknya mencukupi dan harga tetap terkendali.
Pentingnya proyeksi
Sebagai pemilik bisnis seharusnya kita sudah tahu loh kapan omzet bakal ramai, kapan sepi. Jadi strateginya sudah harus disusun rapi di depan. Itulah pentingnya proyeksi.
Saat menyusun business plan artinya kita membuat proyeksi sales dan biaya per bulan selama setahun penuh. Jadi kita sudah tahu setiap bulan harus omzet harus masuk berapa dan berapa maksimal biaya yang bisa dialokasikan. Kalau targetnya meleset, konsekuensinya apa?
Kalau permintaan terhadap bisnis kita cenderung meningkat di momen tertentu, misal saat Ramadan dan Lebaran, maka ini saat yang tepat untuk menggenjot omzet. Sebaliknya, kalau di momen tersebut bisnis kita sepi, kita harus menutup kekurangan omzetnya di bulan yang lain.
Omzet naik atau turun gak masalah kok. Karena kita sudah memperhitungkannya di awal. Seperti Roro yang membuat program special class setelah Lebaran untuk The Good Prana Studio dan Ica yang menyediakan berbagai kue kering dan hampers LCheese Factory untuk mengoptimalkan omzet di masa Lebaran.
Ingin belajar membuat proyeksi bisnis seperti Roro dan Ica? Ayo gabung di kelas Financial Clinic Bisnis! Ikuti updatenya di twitter & instagram @QM_Financial ya.
QM Admin
Ingin Berbisnis Setelah Pensiun? Siapkan Dengan Lima Hal Ini
Berbisnis menjadi pilihan bagi banyak orang untuk mengisi dan menambah penghasilan di masa pensiun. Sayangnya, banyak orang memulai bisnisnya mendekati atau bahkan setelah memasuki usia pensiun. Padahal bisnis kan tidak selalu sukses, banyak juga gagalnya.
Berdasarkan pengalaman Ibu Lestie, pemilik bisnis Kopi Kioen, mereka yang baru memulai bisnis menjelang atau saat pensiun, usahanya gulung tikar di bulan ke-6! Penyebabnya antara lain tenaga yang tak lagi kuat dan pikiran yang tidak secermerlang sewaktu masih muda.
Ingin berbisnis setelah pensiun nanti? Siapkan dengan lima hal ini.
Mulai dengan apa yang disuka. Membangun usaha sendiri membutuhkan banyak waktu dan energi. Tidak semuan proses bisa berjalan dengan mulus. Ada saja hambatan dan rintangan yang menghadang. Namun, kalau kita mengerjakan apa yang disuka, tentu langkah kita akan lebih ringan.
Ibu Lestie memulai bisnisnya dari hobi memasak. Ibu kelahiran Palembang ini suka sekali memasak pempek. Dia memulai bisnisnya dari berjualan pempek online dengan sistem PO, membuka warung tenda di tepi jalan protokol, menyewa ruko, hingga akhirnya mampu membuka warung sendiri.
baca juga: Manisnya Bisnis Kuliner saat Ramadan dan Idul Fitri
Kalau kamu, hobi apa yang menurutmu bisa dijadikan bisnis?
Mulai sejak dini. Jika ingin menjadikan bisnis sebagai penghasilan di masa pensiun, Ibu Lestie menyarankan untuk mulai membangun bisnis jauh-jauh hari. Idealnya 10 tahun atau minimal 5 tahun sebelum pensiun. Panjang ya persiapannya. Waktu persiapan panjang ini untuk membantu kita beradaptasi dalam bisnis agar saat pensiun nanti bisnis sudah dalam kondisi stabil dan bisa memberikan penghasilan rutin.
Gunakan modal sendiri. Tidak semua bisnis langsung berhasil di awal. Oleh karena itu, gunakan modal sendiri saat membangun bisnis. Hindari utang agar tidak semakin dipusingkan dengan pembayaran cicilan.
Saat memulai bisnisnya, Ibu Lestie menyisihkan dana darurat untuk gaji karyawan selama 6 bulan. Jika omzet tidak sesuai target, ia akan tetap mampu membayar gaji karyawan. Dana ini dipisahkan dari dana operasional bisnis. Tidak boleh diutak-atik dan hanya digunakan saat keadaan darurat kesulitan cash flow.
Jangan tanggung. Walaupun menggunakan modal sendiri, Ibu Lestie menyarankan agar tidak tanggung saat memulai bisnis. Berdasarkan pengalamannya, kalau skalanya tangung, hasilnya pun akan tanggung. Kalau skalanya besar, hasilnya pun akan besar. Bisnis perlu totalitas. Modal usahanya sudah dikumpulkan lama semenjak masih menerima pesanan via online.
Berdayakan masyarakat sekitar. Sebaik-baik manusia adalah yang mereka yang bisa bermanfaat untuk sesamanya. Saat membangun bisnis, kita akan membutuhkan pekerja. Artinya kita sedang membuka lapangan pekerjaan untuk orang lain. Kalau kita bisa memberdayakan masyarakat di sekitar lokasi usaha kita, tentu dampak sosialnya akan baik. Itu pula yang dilakukan Ibu Lestie dengan bisnisnya. Mulai dari koki hingga pramusaji, semuanya adalah penduduk sekitar. Ah, indahnya berbagi kesempatan menjemput rezeki.
Ternyata banyak yang harus dipersiapkan untuk membangun bisnis sebagai sumber penghasilan di masa pensiun.
Ayo mulai dari sekarang!
Fransisca Emi / financial trainer
Manisnya Bisnis Kuliner di Masa Ramadan & Lebaran
Di bulan Ramadan, warung-warung makan biasanya akan ramai menjelang waktu berbuka puasa. Fenomena buka bersama inipun dimanfaatkan dengan baik oleh warung Kopi Kioen yang berlokasi di Jalan Godean, Yogyakarta. Warung yang baru buka dua minggu sebelum bulan puasa ini sengaja menggunakan momen Ramadan dan Lebaran untuk menarik pengunjung. Bulan Ramadan yang lalu, setiap harinya minimal ada 6 rombongan rata-rata 10-20 orang yang memesan tempat untuk berbuka. Demikian juga saat Lebaran, sudah banyak pelanggan yang booking untuk Halal Bihalal.
Apa saja strategi yang dijalankan oleh bisnis kuliner ini?
Manfaatkan momen
Kopi Kioen ditargetkan buka sebelum Lebaran. Pemiliknya, pasangan suami istri Pak Tri dan Ibu Lestie ingin memanfaatkan momen Ramadan dan Lebaran untuk mengenalkan warung mereka. Dengan buka sebelum bulan puasa tiba, masyarakat akan punya kesempatan untuk mencoba tempat dan menu terlebih dahulu. Setelah puas akan lokasi dan rasa masakan, mereka tidak akan segan memesan untuk berbuka puasa bersama dan Halal Bihalal bersama keluarga. Target ini ini tidak meleset. Kopi Kioen segera ramai oleh pengunjung.
Lokasi strategis & tempat nyaman
Dengan konsep warung ndeso, Kopi Kioen memanfaatkan tanah kas desa yang tidak terpakai. Ibu Lestie menghindari menyewa lokasi dari perorangan. Berdasarkan pengalaman usaha sebelumnya, harga sewa biasanya naik signifikan setelah usaha berjalan baik.
Berlokasi di dekat kelurahan Sidokarto, Godean, lokasi Kopi Kioen cukup mudah ditemukan. Desainnya dibuat open space dengan joglo sebagai pusatnya dan hamparan sawah sebagai pemandangannya. Sungguh nyaman sebagai tempat berkumpul bersama teman dan kerabat.
Menu bervariasi
Daerah Godean dikenal sebagai sentra belut dan kuliner ‘sate kere’ – sate dari daging dan tetelan/gajih sapi. Oleh karena itu, Kopi Kioen menyediakan kedua menu ini sebagai menu unggulan. Di samping itu, pempek, soto, camilan, dan berbagai sayur ndeso dengan menu yang diganti setiap hari siap dinikmati.
Karena namanya Kopi Kioen, tentu saja warung ini juga menyediakan menu kopi. Berbagai varian kopi didatangkan dari Temanggung dan Lampung.
Harga terjangkau
Ingin menjangkau semua kalangan, Kopi Kioen menetapkan harga yang terjangkau untuk menu-menunya. Harga makanan mulai dari Rp4.000-Rp25.000, sedangkan minuman mulai dari Rp3.000.
Doa & restu orangtua
Last but not least, doa dan restu dari orang tua menjadi dasar Pak Tri dan Ibu Lestie untuk memulai usaha. Nama ‘Kioen’ diambil dari nama Papa Ibu Lestie. Ibu Lestie belajar berwirausaha dari sang Papa. Papanya mempunyai kemampuan untuk menebak tren dan membidik pasar dengan tepat. Dengan menggunakan nama sang Papa di warungnya, ia berharap doa, restu dan kemampuan membidik pasar dengan tepat juga ada pada Kopi Kioen.
Ingin mengikuti jejak sukses Ibu Lestie? Ayo persiapkan bisnis kulinermu untuk memanfaatkan momen Ramadan dan Lebaran tahun depan!
Fransisca Emi / financial trainer