Doom Spending: Mengapa Kita Terus Berbelanja Saat Stres dan Cemas?
Generasi Z dan segala macam trennya. Setelah loud budgeting, soft saving, sekarang muncullah doom spending. Istilah ini belakangan meriah sekali dibicarakan di media sosial.
Sebenarnya, doom spending bukanlah tren yang baru-baru amat. Bahkan, situs Psychology Today sudah membahasnya sejak tahun lalu, ketika ada survei baru oleh Qualtrics, yang diinisiasi oleh Intuit Credit Karma, mengungkap fakta bahwa sebanyak 27% respondennya melakukan doom spending.
Dari survei tersebut, kemudian dibahaslah fenomena doom spending yang sebenarnya banyak dilakukan juga oleh generasi lain. Kalau dilihat dari asal muasalnya, doom spending memang bisa terjadi pada siapa pun, apalagi kalau yang bersangkutan suka melakukan scrolling di media sosial.
Ah, tapi yang sekarang lagi ngehits memang generasi Z sih. So, coba yuk, kita bahas.
Table of Contents
Apa Itu Doom Spending?
Doom spending adalah tindakan belanja impulsif sebagai tanggapan terhadap tekanan emosional. Perilaku ini biasanya dipicu oleh pemberitaan buruk atau suasana yang suram. Belanja seperti ini cenderung dilakukan untuk mendapatkan kenyamanan sejenak.
Dalam praktiknya, pembelian barang sering kali sebenarnya enggak dibutuhkan. Karena tujuannya ya itu tadi, untuk menciptakan perasaan yang “baik-baik saja” tetapi sementara. Namun, di sisi lain, hal ini dapat berdampak buruk pada kondisi keuangan.
Fenomena ini biasanya terkait erat dengan doomscrolling. Doom scrolling adalah kebiasaan membaca berita negatif yang berlebihan. Kebiasaan ini memperparah pandangan negatif terhadap masa depan dan meningkatkan perilaku belanja impulsif.
Baca juga: Loud Budgeting: Tren Keuangan yang Lagi Viral di Kalangan Gen Z
Mengapa Kita Melakukan Doom Spending?
Ya, kalau mau dijawab secara singkat sih sudah jelas jawabannya dari definisi di atas. Karena dengan belanja, kita pengin merasa baik-baik saja. Kalau mau didetailkan, berikut adalah penyebab yang akhirnya mendorong kita untuk melakukan doom spending.
1. Pencarian Kenyamanan Sesaat
Pencarian kenyamanan sesaat melalui belanja adalah fenomena umum yang memanfaatkan respons biologis tubuh. Ketika berbelanja, otak melepaskan dopamin, hormon yang terkait dengan kesenangan dan kepuasan. Pelepasan ini memberikan sensasi bahagia sementara, yang membuat aktivitas ini menarik sebagai cara untuk mengurangi stres atau kecemasan.
Kita cenderung menggunakan belanja sebagai mekanisme mengatasi yang cepat dan mudah karena memberikan kelegaan instan dari tekanan emosional. Makanya, belanja akhirnya menjadi pilihan populer di saat-saat sulit.
Jadi, siapa nih yang semakin stres semakin banyak belanjaannya?
2. Mengalihkan Perhatian
Pengalihan dari kecemasan melalui belanja sering kali dilakukan sebagai upaya untuk mengatasi pemberitaan atau peristiwa yang menimbulkan stres. Dengan memfokuskan perhatian pada aktivitas seperti berbelanja, yang lebih menyenangkan dan menghibur, kita bisa sementara melupakan masalah yang lebih besar.
Belanja juga memberikan perasaan memiliki kontrol atas situasi, meskipun dalam kenyataannya kontrol tersebut mungkin cuma ilusi. Kegiatan ini menjadi cara efektif untuk mengatur emosi dan merasa seolah-olah ada tindakan yang dapat dilakukan untuk memperbaiki situasi, meskipun hanya bersifat sementara dan enggak mengatasi akar masalah.
3. Pengaruh Media Sosial dan Iklan
Pengaruh media sosial dan iklan sangat kuat dalam mendorong perilaku belanja, terutama saat kita sedang emosional. Media sosial sering kali memperlihatkan gambaran gaya hidup mewah dan produk-produk terbaru yang menarik, bikin kita jadi mupeng juga untuk memiliki hal yang sama.
Hal ini lantas mendorong kita untuk berusaha meniru apa yang kita lihat. Biarpun hal ini di luar kemampuan finansial kita sebenarnya.
Selain itu, iklan yang dirancang secara khusus untuk menargetkan emosi juga bisa efektif. Apalagi kalau kita sedang dalam kondisi emosional yang labil. Iklan kayak gini tuh banyak banget loh, bisa kita temukan wira wiri di media sosial. Apalagi kalau talentnya influencer yang kita follow banget. Pasti deh, ada nyangkutnya.
4. Pengaruh Lingkungan dan Sosial
Peer pressure, istilah kerennya. Faktor lingkungan dan sosial memainkan peran penting dalam mendorong perilaku belanja. Melihat orang lain menikmati barang-barang baru atau pengalaman belanja yang menyenangkan sering kali menciptakan rasa ingin memiliki yang serupa.
Hal tersebut terutama umum terjadi kalau kita punya sirkel tertentu. Di dalam grup atau komunitas yang cenderung konsumtif, norma-norma sosial mengenai belanja bisa sangat memengaruhi anggotanya. Komunitas semacam itu sering kali menggunakan belanja sebagai cara untuk mengatasi stres atau sebagai aktivitas sosial yang menyenangkan. Akhirnya perilaku tersebut pun dianggap sebagai solusi untuk menghadapi ketidakpastian atau tekanan emosional yang normal saja.
5. Pesimis terhadap Masa Depan
Pandangan pesimis terhadap masa depan sering kali berakar dari rasa tak berdaya mengenai situasi ekonomi atau pribadi.
Kalau mau diamati, akhir-akhir ini memang banyak sekali keluhan terkait ekonomi—termasuk persoalan keuangan pribadi. Mulai dari penghasilan yang tak kunjung naik, pemotongan pajak dan iuran ini itu, sampai harga-harga kebutuhan yang merambat naik terus.
Ketika orang cenderung untuk pesimis akan masa depan, terkait perkembangan yang terjadi belakangan, mereka akan mencari solusi instan untuk mengatasi perasaan enggak nyaman tersebut. Belanja menjadi salah satu pilihan karena memberikan gratifikasi dengan segera.
Perasaan puas sementara ini dilihat sebagai obat untuk kegelisahan tentang masa depan, walaupun hanya memberikan solusi jangka pendek.
Mereka beranggapan, bahwa daripada menghadapi ketidakpastian dengan strategi jangka panjang yang akhirnya juga sama-sama bikin mumet—karena tetap saja enggak ada kepastian—mendingan dipakai saja buat belanja yang bisa memberikan kepuasan langsung.
Nah, inilah mengapa, meskipun sadar akan potensi dampak negatif jangka panjang, belanja tetap menjadi pilihan karena memberikan perasaan bisa melakukan sesuatu untuk memperbaiki suasana hati saat itu juga.
Baca juga: Soft Saving ala Gen Z: Plus dan Minusnya
Memahami doom spending bukan hanya tentang mengetahui artinya, tetapi juga tentang mengenali dampaknya pada keuangan pribadi.
Langkah pertama untuk mengatasi kebiasaan ini adalah menyadari pemicu emosional dan situasional yang mendorongnya. Dengan kesadaran ini, strategi lebih efektif dapat dikembangkan untuk mengelola reaksi terhadap stres dan cemas, sehingga memungkinkan pengambilan keputusan yang lebih bijak dan berkelanjutan dalam hal keuangan.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Financial Mindfulness untuk Meraih Kesejahteraan Finansial di 2024
Pengin ngerasain kesejahteraan finansial di tahun 2024 nanti? Ada satu konsep menarik yang barangkali bisa kamu coba. Financial mindfulness.
Apa itu financial mindfulness? Gampangnya, biar kamu enggak terjebak dalam kebiasaan “nyari duitnya setengah mati, ngabisinnya setengah sadar.”
Nah, ini memang kebiasaan banyak dari kita sih. So, supaya tahun 2024 lebih oke kondisinya dan kita mampu meraih kesejahteraan finansial, coba yuk, belajar financial mindfulness ini.
Table of Contents
Konsep Dasar Mindfulness dalam Keuangan dan Manfaatnya
Mindfulness adalah praktik memfokuskan perhatian kita sepenuhnya pada momen saat ini, dengan sikap terbuka, penerimaan, dan tanpa penilaian. Bukan hanya tentang kesadaran akan pikiran kita, tetapi mindfulness juga tentang cara kita merasakan dan mengalami dunia di sekitar kita.
Prinsip utama dari mindfulness adalah tentang “berada di sini dan sekarang”, yang berarti mengalihkan perhatian kita dari kekhawatiran masa lalu atau ketakutan akan masa depan, dan fokus pada apa yang terjadi pada saat ini. Nah, prinsip ini juga bisa banget diterapkan demi mencapai kesejahteraan finansial.
Mindfulness dapat memainkan peran penting dalam membantu seseorang mencapai tujuan keuangan jangka panjang dan kesejahteraan finansial melalui beberapa cara. Di antaranya adalah sebagai berikut.
1. Meningkatkan Kesadaran Keuangan
Praktik mindfulness meningkatkan kesadaran kita tentang kebiasaan dan pola pengeluaran kita.
Dengan menjadi lebih sadar terhadap keputusan keuangan kita, kita dapat mengidentifikasi dan mengubah perilaku yang tidak efisien atau merugikan. Contohnya seperti hobi belanja impulsif atau suka “lupa” sama anggaran.
2. Mengurangi Keputusan Keuangan Emosional
Mindfulness dapat membantu kita mengenali dan mengelola emosi yang dapat memengaruhi keputusan keuangan kita, seperti ketakutan, keserakahan, atau kecemasan.
Dengan mengelola emosi ini, kita dapat membuat keputusan yang lebih objektif dan rasional, yang sangat penting dalam pengambilan keputusan keuangan jangka panjang.
3. Fokus pada Tujuan Jangka Panjang
Melalui praktik mindfulness, kita dapat mempertahankan fokus pada tujuan keuangan jangka panjang kita, termasuk untuk mencapai kesejahteraan finansial. Enggak terganggu oleh gratifikasi instan atau tren pasar jangka pendek.
Hal ini akan membantu dalam merencanakan dan mempertahankan strategi keuangan yang konsisten dan berkelanjutan.
4. Lebih Tahan Stres
Mindfulness efektif dalam mengurangi stres dan kecemasan, yang sering kali muncul saat menghadapi ketidakpastian atau kondisi yang tiba-tiba berubah.
Dengan menurunkan tingkat stres, kita dapat menghindari kepanikan, dan tetap berpegang pada rencana keuangan kita meskipun kondisinya lagi challenging banget.
5. Meningkatkan Disiplin dan Kontrol Diri
Praktik mindfulness melatih kita untuk lebih disiplin dan memiliki kontrol diri yang lebih baik.
Hal ini sangat penting agar kita nantinya bisa mengikuti anggaran yang sudah dibuat, bisa membuat rencana keuangan yang baik, bisa menabung secara konsisten, dan menghindari pengeluaran yang tidak perlu. Semua hal ini vital dalam mencapai tujuan keuangan jangka panjang.
6. Pengambilan Keputusan yang Lebih Bijak
Dengan pikiran yang lebih tenang dan terfokus, kita dapat melakukan riset, analisis, dan pertimbangan yang lebih mendalam sebelum membuat keputusan keuangan. Dengan demikian kita bisa membuat keputusan yang bijak.
Secara keseluruhan, mindfulness bukan hanya tentang mengurangi stres atau meningkatkan kesejahteraan finansial dan mental. Namun juga tentang mengembangkan pendekatan yang lebih sadar, terkontrol, dan strategis terhadap pengelolaan keuangan, yang sangat penting untuk mencapai tujuan jangka panjang.
Teknik Menerapkan Mindfulness di Tahun 2024 untuk Raih Kesejahteraan Finansial
Teknik-teknik mindfulness yang dapat diterapkan dalam mencapai kesejahteraan finansial, terutama di tahun 2024, mencakup beberapa praktik kunci yang membantu meningkatkan kesadaran dan kebijaksanaan finansial.
Apa saja? Coba yuk, kita lihat. Siapa tahu bisa menjadi salah satu resolusimu untuk tahun 2024 nanti.
1. Meditasi Keuangan
Luangkan waktu setiap hari untuk meditasi yang berfokus pada keuangan.
Kamu bisa membuat waktu untuk merenungkan tujuan keuangan kamu, mengakui kekhawatiran atau stres tentang uang, dan secara sadar melepaskan pikiran-pikiran negatif yang terkait dengan keuangan.
2. Jurnal Keuangan Mindfulness
Buat jurnal khusus untuk mencatat pengeluaran, pendapatan, dan pemikiran kamu terkait uang.
Gunakan waktu ini untuk secara sadar mempertimbangkan setiap insight, refleksikan mengapa kamu membuat keputusan tertentu, dan bagaimana hal tersebut memengaruhi dengan tujuan keuangan kamu ke depannya.
3. “Napas” Dulu sebelum Belanja
Sebelum melakukan belanja, ambil beberapa “napas” dulu.
Coba tanyakan pada diri sendiri, apakah belanja atau pembelian tersebut benar-benar diperlukan dan apakah sesuai dengan tujuan keuangan jangka panjang. Dengan begini, kamu bisa menghindari pembelian impulsif.
4. Mindful Budgeting
Saat menyusun anggaran, lakukan dengan kesadaran penuh.
Pertimbangkan setiap item anggaran dengan cermat, memahami pentingnya setiap pengeluaran, dan bagaimana setiap item berkontribusi pada kesejahteraan finansial dan tujuan kamu ke depannya.
5. Latihan Bersyukur
Setiap hari, luangkan waktu untuk menghargai apa yang kamu miliki, baik secara finansial maupun dalam aspek lain kehidupan ini.
Langkah ini akan membantumu mengembangkan sikap syukur yang mengurangi keinginan untuk pengeluaran tidak perlu dan meningkatkan kepuasan dengan apa yang sudah kamu miliki.
6. Pemetaan Tujuan Keuangan Mindfulness
Buat visualisasi atau peta tujuan finansial kamu, mengintegrasikan praktik mindfulness untuk memastikan bahwa tujuan-tujuan tersebut selaras dengan nilai-nilai pribadi dan kebutuhan jangka panjang.
7. Refleksi Berkala dan Saat dalam Kesulitan
Di saat menghadapi kesulitan, praktikkan mindfulness untuk menjaga ketenangan. Evaluasi situasi dengan objektif dan tanpa panik, mengambil keputusan berdasarkan analisis, bukan emosi.
Lakukan refleksi berkala tentang status keuangan kamu. Pertimbangkan apa yang sudah oke, apa yang perlu diperbaiki, dan refleksikan bagaimana perasaan kamu tentang kemajuan keuangan.
Menerapkan teknik-teknik ini di tahun 2024 tidak hanya akan membantu dalam membuat keputusan keuangan yang lebih bijaksana, tetapi juga memastikan bahwa keuangan kamu akan selaras dengan kesehatan mental dan kesejahteraan finansial secara keseluruhan.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Cara Pengaturan Keuangan: Mengubah Kebiasaan Sehari-hari Menjadi Kebiasaan Penghematan
Cara pengaturan keuangan adalah salah satu elemen penting dalam kehidupan sehari-hari. Tanpa memiliki pengetahuan ini, kita akan kelabakan dalam membayar tagihan, melunasi utang, atau membeli rumah impian.
Pengelolaan uang sehari-hari mencakup pembuatan anggaran, tabungan, asuransi, investasi, perencanaan pensiun, dan lain-lain. Selain itu, masih banyak printilan lain yang perlu diperhatikan agar bisa menjalani hidup hemat.
Perlu diingat bahwa hidup hemat bukan upaya untuk menyiksa diri, melainkan mempersiapkan kondisi finansial agar lebih matang di masa depan. Hal ini sangat bermanfaat ketika kamu memiliki impian yang ingin dicapai, entah membeli rumah, mobil, membangun usaha sendiri, dan lain sebagainya.
Semuanya bisa dicapai dengan membangun habit alias kebiasaan sehari-hari. Oleh karena itu, kamu perlu memahami pentingnya paham cara pengaturan keuangan yang lebih selektif agar dapat mencapai tujuan keuanganmu di masa depan.
Pentingnya Paham Cara Pengaturan Keuangan yang Baik
Cara pengaturan keuangan adalah hal yang paling krusial bagi setiap orang. Hal ini karena uang mampu memberikan keamanan dan menunjang kenyamanan dalam hidup, baik untuk kebutuhan primer, sekunder, hingga tersier.
Cara pengaturan keuangan yang baik akan membantu kamu untuk memastikan bahwa kebutuhan keuangan bisa terpenuhi dengan efektif. Jika memiliki wawasan tentang perencanaan keuangan pribadi, maka kamu akan mendapatkan benefit dalam menghadapi tantangan finansial di zaman sekarang.
Segala peluang yang hadir pun bisa ditangkap sembari kamu menunaikan seluruh kewajiban finansial dengan penuh tanggung jawab.
Hal-hal yang Membuat Kita Mengeluarkan Uang Ekstra di Luar Anggaran
Meskipun sudah melakukan cara pengaturan keuangan sedemikian rupa, tidak jarang kita justru melanggar batasan finansial yang sudah dibuat tersebut. Memang terkesan sepele dan bukan jenis pengeluaran yang besar. Namun, jika dibiarkan terus menerus, bukan tidak mungkin kamu tidak akan bisa mencapai tujuan keuangan kamu nantinya.
Hal ini bukan sekadar menakut-nakuti sih. Ibaratnya, kapal yang memiliki secuil kebocoran pada akhirnya akan mampu membuat penumpangnya tenggelam karena air masuk terus menerus melalui celah tersebut. Sama halnya dengan mengelola keuangan.
Jika kita membiarkan uang boncos sedikit demi sedikit untuk keperluan yang tidak terlalu penting, maka kebutuhan yang lebih penting akan terlupakan dan menyebabkan keterpurukan finansial di kemudian hari. Beberapa hal yang sering luput dari perhatian kita hingga menyebabkan uang boncos yakni sebagai berikut.
Berlangganan Layanan
Coba dipikir-pikir lagi, apakah kamu benar-benar butuh berlanggangan gym yang hanya sempat digunakan di akhir pekan tersebut? Atau perlukah kamu berlangganan Netflix jika hanya bisa menonton film dua kali sebulan?
Jajan di Luar
Banyak orang yang tidak bisa menahan keinginannya untuk membeli jajanan, entah itu di pedagang kaki lima, cafe, atau swalayan. Meskipun tidak mahal, pengeluaran yang satu ini akan membuat kamu terhambat dalam memperbanyak uang tabungan.
Belanja di Tanggal Kembar
Siapa yang suka belanja saat tanggal kembar di marketplace? Meskipun banyak diskon besar-besaran, jangan sampai kesenangan sesaat tersebut membuat kamu menyesal karena harus merogoh uang yang sudah dianggarkan untuk belanja yang sifatnya impulsif.
Memenuhi Kebutuhan Hiburan
Setiap orang memang membutuhkan hiburan, entah dengan menonton konser, menonton film di bioskop, pergi ke taman hiburan, dan lain sebagainya.
Hanya karena takut menolak ajakan teman, jangan sampai kamu mengorban anggaran. Sesekali bersenang-senang boleh saja, tetapi harus disesuaikan dengan pemasukan dan anggaran yang sudah disusun.
Cara Pengaturan Keuangan dengan Menghemat Uang Sehari-hari
Tentu enggak salah kalau kamu mengeluarkan uang untuk berbagai keperluan seperti di atas. Toh, sebagai manusia kamu juga butuh hiburan, jajan, self reward, dan berbagai alasan lain. Yang penting hanya satu: terkendali. Jangan sampai kamu terlalu impulsif, sehingga mengorbankan hal lain yang tak kalah pentingnya.
Ada beberapa cara pengaturan keuangan yang perlu dipraktikkan agar bisa hemat hingga memungkinkanmu untuk mencapai tujuan finansial. Beberapa langkah yang bisa dilakukan di antaranya sebagai berikut.
1. Mulai Mengelola Penghasilan
Jika tidak mengelola penghasilan yang masuk, kamu akan menghabiskan lebih banyak uang untuk berbelanja barang-barang yang tidak terlalu penting alih-alih menabung atau berinvestasi.
Sebaliknya, memiliki rencana keuangan yang baik akan mendorong kamu mengelola pendapatan secara efektif. Ketika ingin membeli sesuatu, kamu akan lebih mempertimbangkan aspek kegunaannya dan lebih memprioritaskan kebutuhan yang lebih penting atau mendesak.
2. Mematuhi Anggaran yang Sudah Dibuat
Jika sudah membuat anggaran, penting sekali untuk tidak melanggarnya dengan alasan apa pun. Dalam proses tersebut, kamu harus membagi macam-macam pengeluaran, mulai dari utang, tagihan, biaya pendidikan, transportasi, logistik, tabungan, investasi, dan lain sebagainya.
Cara pengaturan keuangan seperti ini cukup efektif untuk mendorong hidup hemat dan sejahtera di masa depan.
3. Buat Rekening Khusus
Cara berhemat yang berikutnya yakni dengan membuat rekening khusus untuk belanja atau kebutuhan lifestyle apa pun. Hal ini cukup efektif untuk menekan keinginan berbelanja secara impulsif hingga mengurangi jatah tabungan. Jika rekening khusus tersebut sudah semakin menipis, hal tersebut menandakan bahwa kamu harus mulai mengurangi pengeluaran harian.
4. Terapkan Gaya Hidup Minimalis
Menjalani hidup minimalis enggak buruk-buruk amat loh! Jika kamu sudah terbiasa menyusun skala prioritas dan tahu cara pengaturan keuangan yang efektif, maka menjalani gaya hidup ini tidak akan sulit dilakukan.
Agar tidak mudah tergoda dengan berbagai macam promo atau aktivitas hedonis lainnya, kamu bisa mulai mengubah kebiasaan hidup. Caranya dimulai dengan memprioritaskan kebutuhan daripada keinginan untuk menjalani hidup yang lebih sederhana. Hal ini akan membuat kehidupan lebih tenang dan bahagia karena tidak memiliki banyak keinginan yang bersifat material.
Cara pengaturan keuangan yang tepat akan membantu meningkatkan standar hidup kamu, baik di masa kini maupun di masa depan nanti. Semakin baik manajemen keuangan yang dilakukan, maka jumlah utang bisa segera habis dan tabungan yang dimiliki akan semakin besar.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Cara Disiplin Mengatur Keuangan biar Gaji Nggak Asal Lewat
Setiap orang tentu mendambakan kondisi keuangan yang stabil dan terkelola dengan baik. Namun, sering kali kita merasa bahwa gaji yang kita terima seolah-olah “hanya lewat begitu saja”, habis tanpa sisa dan tanpa arah. Kunci dari permasalahan ini sebenarnya terletak pada cara kita mengelola keuangan itu sendiri. Oleh karena itu, pembahasan mengenai cara disiplin mengatur keuangan menjadi hal yang penting dan relevan untuk dibicarakan.
Memiliki penghasilan yang cukup besar bukan berarti kita memiliki kebebasan untuk menghabiskan uang sembarangan. Penghasilan yang besar tanpa adanya manajemen keuangan yang baik, hanya akan menghasilkan pemborosan dan tidak memberikan nilai tambah dalam hidup kita.
Dalam hal ini, disiplin dalam mengatur keuangan memiliki peran krusial. Menjalankan disiplin keuangan bukan berarti kita tidak bisa menikmati hidup, tetapi justru akan membantu kita dalam merencanakan dan mencapai tujuan hidup yang lebih besar.
Memahami cara disiplin mengatur keuangan sebenarnya bukanlah ilmu yang rumit. Semua orang bisa melakukannya asalkan memiliki komitmen dan konsistensi. Mengatur keuangan dengan disiplin memerlukan perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi yang matang. Langkah-langkah ini akan membantu kita untuk lebih bijaksana dalam mengalokasikan penghasilan, sehingga gaji yang kita peroleh tidak hanya lewat begitu saja, melainkan memberikan dampak positif bagi kehidupan kita.
Cara Disiplin Mengatur Keuangan
Seiring berjalannya waktu, kita semakin menyadari betapa pentingnya memiliki kontrol yang baik atas keuangan pribadi. Namun, hal ini sering kali menjadi tantangan tersendiri karena berbagai godaan konsumtif yang ada di sekitar kita.
Untuk itu, memahami cara disiplin mengatur keuangan menjadi sebuah keharusan. Dalam bagian ini, kita akan membahas berbagai langkah dan strategi yang dapat membantumu menjaga disiplin dalam mengelola keuangan, sehingga gaji yang kamu peroleh setiap bulannya tidak hanya “lewat begitu saja” tanpa memberikan dampak positif pada kondisi keuangan dan hidupmu.
Berikut adalah beberapa tip yang bisa dicoba.
1. Tetapkan Tujuan yang Jelas
Tujuan yang jelas dapat memotivasi kamu untuk tetap disiplin. Jadi, tetapkan sejak awal. Misalnya, kamu membuat rencana keuangan untuk membeli rumah, liburan, atau untuk pensiun dini.
Ingatlah tujuan finansial yang sudah kamu buat ini setiap kali kamu merasa tergoda untuk menghabiskan uang secara impulsif atau tanpa rencana.
2. Buat Rencana Keuangan
Rencana keuangan yang baik dapat membantumu memahami berapa banyak uang yang bisa kamu gunakan dan habiskan setiap bulan, dan berapa yang harus ditabung atau diinvestasikan.
3. Gunakan Alat Bantu
Ada banyak aplikasi dan alat online yang dapat membantu kamu mengatur keuangan. Aplikasi ini dapat membantu melacak pengeluaran dan pendapatan, membuat anggaran, dan bahkan memberikan pengingat untuk membayar tagihan.
Dengan cara disiplin mengatur keuangan yang seperti ini, seharusnya enggak ada yang kelewat lagi kan?
4. Mengurangi Pengeluaran Impulsif
Cobalah untuk menunda pembelian impulsif. Jika melihat sesuatu yang kamu inginkan, tunggulah beberapa hari sebelum memutuskan untuk membelinya. Cara disiplin mengatur keuangan seperti ini dapat membantumu menghindari pembelian yang tidak perlu.
5. Self reward is OK!
Tentu saja boleh kalau mau sesekali memberi self reward.
Mengatur keuangan bukan berarti kamu tidak boleh menikmati hasil kerja kerasmu sendiri kan? So, beri dirimu reward atau imbalan sesekali, sebagai pengingat bahwa kamu sudah melakukan hal yang baik.
Reward ini bisa berupa makan malam di restoran favorit, liburan singkat, atau barang mewah yang telah kamu inginkan. Namun, agar tak mengganggu kebutuhan lain dan tetap disiplin, buatlah pos alokasi khusus. Sisihkan—misalnya saja—10% dari penghasilann untuk pos self reward ini.
6. Pelajari dari Kesalahan
Jika melakukan kesalahan, jangan terlalu keras pada diri sendiri. Pelajari dari kesalahan tersebut dan lakukan perbaikan di masa mendatang.
Cara disiplin mengatur keuangan dan mempertahankannya bisa menjadi tantangan. Namun, dengan komitmen dan latihan, hal tersebut bisa dicapai.
Ingatlah bahwa prosesnya mungkin memerlukan waktu dan membutuhkan banyak perubahan kecil sepanjang jalan. Namun, keuntungan yang kamu peroleh dalam jangka panjang—stabilitas keuangan, peningkatan tabungan dan investasi, serta rasa tenang dan kontrol atas keuanganmu—akan membuat semua usaha tersebut menjadi sangat berharga dan nggak akan sia-sia.
“Menjadi disiplin dalam mengatur keuangan” bukanlah tujuan yang bisa dicapai dalam semalam. Hal ini adalah perjalanan panjang yang melibatkan banyak keputusan sehari-hari dan perubahan perilaku.
Namun, dengan kebijaksanaan dan kedisiplinan, kamu pasti dapat mengubah caramu mengelola uang dan menjadikan gaji yang kamu terima sebagai alat yang efektif untuk membantu mencapai tujuan finansial, bukan hanya sesuatu yang asal lewat.
So, yang penting: mulai! Mulailah sekarang, dan buatlah perubahan yang akan memastikan masa depan keuanganmu menjadi lebih cerah dan lebih terjamin.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
5 “Penyakit” yang Bikin Anak Muda Gagal dalam Perencanaan Keuangan
Jadi anak muda sekarang tuntutannya banyak. Betul? Dari mulai soal karier, jodoh, sampai soal perencanaan keuangan. Ya maklum sih, anak muda kan harapan bangsa. Tsah.
Iya, kok memang berat. Apalagi kalau dari si anak muda itu sendiri punya “penyakit”. Penyakit apa? Penyakit keuangan yang disebabkan oleh banyak hal. Ada yang memang literasinya kurang, atau ya karena memang merasa masih muda—masih berhak untuk senang-senang, menikmati hidup. Nanti ya dipikirkan nanti saja.
Pada akhirnya, kalau yang bersangkutan enggak sadar juga akan penyakitnya, boro-boro bisa membuat perencanaan keuangan, hidup pun hanya paycheck to paycheck. Memang tak semua gaya hidup paycheck to paycheck akibat adanya penyakit ini. Namun, yang punya penyakit berikut pada umumnya akan hidup paycheck to paycheck, terlilit utang, dan gagal dalam perencanaan keuangan untuk masa depannya sendiri.
Penyakit apa sajakah itu?
5 Penyakit yang Bikin Perencanaan Keuangan Gagal
1. Kebiasaan lapar mata
Lihat ini, beli. Lihat itu, eh lucu, beli. Belanja secara impulsif, menuruti kata hati dan keinginan, tanpa berpikir panjang.
Yang punya penyakit ini, jangankan bisa membuat perencanaan keuangan yang komprehensif. Sering sabotase tabungan sendiri malah. Uang yang dikumpulkan untuk apa, jadinya apa. Maunya cuma beli pasta gigi sama sabun, eh, pulang bawa baju, sepatu, sampai tas.
2. YOLO
You only live once. Begitu kepanjangan YOLO ini.
Sebenarnya, jargon ini digunakan untuk memotivasi agar kita tak menyia-nyiakan peluang bagus atau kesempatan emas yang datang pada kita. Sayangnya, akhir-akhir ini justru maknanya jadi bergeser.
Jadi pembenaran, bahwa hidup hanya sekali, maka kita berhak untuk bersenang-senang terus setiap waktu. Tanpa ingat menabung, tanpa sadar juga bahwa banyak risiko hidup yang harus dihadapi ke depannya. Pun, enggak sadar, bahwa masih ada masa depan yang panjang, yang seharusnya jadi kesempatan untuk mewujudkan mimpi dan cita-cita. Semua karena “hari ini masih bisa hidup, maka ayo, senang-senang.”
3. FOMO
Fear of Missing Out, begitulah. Alias, enggak mau ketinggalan tren. Lihat orang-orang heboh apa, pengin ikutan.
Zamannya ramai pada liburan luar negeri, ikut liburan. Trennya beli tas branded, ikutan beli. Ramai orang-orang antre inden smartphone tercanggih, enggak lupa ikut inden juga. Zamannya orang-orang beli kripto atau NFT, tentu saja enggak mau ketinggalan.
Tujuannya satu: supaya dianggap keren dan mendapatkan pujian. Padahal, ya, enggak sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan. Dampak dari FOMO ini bisa sangat merugikan kita loh. Yang tadinya berharap untung, tapi akhirnya buntung, tidak sadar risiko yang dihadapi, hingga bisa terjerat utang, karena pada dasarnya orang-orang FOMO juga tidak sadar akan kemampuan diri sendiri.
4. Latte Factor
Latte factor adalah pengeluaran kecil yang kita lakukan setiap hari, bahkan bisa sampai beberapa kali sehari, tetapi sayangnya kita enggak sadar bahwa ketika diakumulasikan ternyata menjadi sangat besar.
Contohnya adalah biaya ngopi setiap pagi sambil jalan ke kantor, pesan makanan online terus, biaya admin bank, parkir, dan sebagainya. Pengeluaran-pengeluaran ini sebenarnya bisa dihemat jika kita mau loh, tetapi enggak kita lakukan karena berbagai sebab.
Di QM Financial, kita mengenalnya sebagai ‘bocor halus’. Ibarat ban yang mengalami bocor halus, kita enggak menyadarinya hingga akhirnya ban benar-benar kempis bin gembos, kehilangan tekanan. Apalagi jika ditambah kita malas mencatat pengeluaran, saat itulah kita baru bertanya-tanya, ke mana ya perginya uang? Enggak terasa.
5. Tarsok Tarsok
Tarsok tarsok alias bentar besok bentar besok. Artinya, hobi menunda. Istilah keren zaman now: procrastinating. Menunda mulai belajar keuangan, menunda mulai membuat perencanaan keuangan, menunda berinvestasi, dan sebagainya.
Kadang hal ini kita lakukan karena kita enggak tahu cara memulainya, atau justru merasa takut kalau nantinya gagal. Padahal, kalau kita gagal merencanakan, maka saat itu pula kita berencana untuk gagal loh. Jika kita menunda perencanaan, maka kita tidak akan pernah memulai apa pun.
Agar Tak Gagal dalam Perencanaan Keuangan
Gagal dalam perencanaan keuangan bisa cukup fatal akibatnya. Pasalnya, dalam sebuah perencanaan keuangan, biasanya akan terangkum berbagai cita-cita, tujuan hidup, bahkan janji pada diri sendiri untuk memberikan kualitas yang baik pada hidup kita sendiri.
Mumpung masih berstatus anak muda, akan lebih baik jika kita berpikiran jauh ke depan, karena apa yang akan kita dapatkan di masa depan nanti merupakan hasil dari apa yang kita rencanakan sekarang.
Mulai sekarang
Yuk, jangan menunda lagi. Apa yang bisa kamu lakukan sekarang, sekecil apa pun itu, bisa mengubah masa depanmu nanti. Mulai belajar keuangan, mulai membuat rencana keuangan.
Enggak perlu terlalu jauh, kamu bisa mulai dari langkah-langkah kecil dulu. Misalnya, tahu dulu prinsip dasar dari Blueprint of The Money, lalu tahu ciri keuangan yang sehat. Dengan begitu, kamu bisa memperbaiki dulu kondisinya, baru kemudian belajar lagi langkah-langkah berikutnya.
Kamu bisa belajar di FCOS QM Financial, karena sudah disusun sedemikian rupa secara berjenjang, sehingga kamu akan merasa dituntut step by step sesuai kondisi dan kemampuan.
Yang penting, mulai dulu sekarang.
Pengendalian diri
Kalau melihat sebagian besar “penyakit” di atas, akar masalah terbesarnya sebenarnya cuma satu: pengendalian diri.
Belanja impulsif, pengin senang-senang saja di masa sekarang, nggak mau ketinggalan tren, mengeluarkan uang sedikit demi sedikit setiap hari, semua itu berkaitan dengan kemampuan kita dalam mengendalikan diri sendiri.
Dengan adanya perencanaan keuangan, kamu akan punya kontrol mengenai apa yang perlu diprioritaskan dan yang bisa ditunda. Bisa jadi, kamu memiliki penyakit-penyakit di atas karena kamu tidak punya perencanaan keuangan yang baik. Jadi bener kan, bahwa kamu merencanakan untuk gagal?
Disiplin
Kalau sudah punya rencana keuangan, maka selanjutnya yang kamu perlukan adalah disiplin diri. Ini adalah koentji agar semua rencana bisa diwujudkan dengan sukses.
Nah, gimana? Pengin sembuh kan, dari segala penyakit di atas? GWS ya!
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Resep Agar Tetap Bahagia di Tengah Pandemi COVID-19
Sampai kapan kita harus terus-terusan #dirumahaja begini? Kalau hanya sehari dua hari, tentu enggak masalah kalau kita mengurangi bepergian. Tapi, ini sudah hampir masuk ke bulan ketiga. Kapan virus corona pergi? Pertanyaan-pertanyaan seperti ini pasti sering berlalu-lalang di benak kamu, ya kan? Karena itu, adalah penting untukmu agar bisa mengafirmasi diri agar tetap bahagia.
Kebahagiaan adalah separuh obat untuk penyakit, termasuk penyakit yang disebabkan oleh si virus nakal satu ini. Tetapi dengan berbagai impitan dan masalah lain yang ditimbulkannya juga, rasanya sulit juga ya untuk tetap bahagia sekarang ini?
Well, memang, ketidakpastian itu mau enggak mau membawa kecemasan. Kecemasan yang timbul–apalagi jika berlebihan–kalau dibiarkan saja akhirnya ya bisa memengaruhi mental kita. Ketika mental sudah down, akibatnya daya tahan tubuh menurun sehingga virus pun akan mudah menyerang. Virus apa pun.
So, meski mungkin akan terasa sulit, mari kita jaga diri supaya tetap bahagia. Seenggaknya, kita bisa mencegah dulu penyakit itu datang dengan rasa positif dalam diri kita. Gimana caranya?
7 Tip Tetap Bahagia di Tengah Pandemi
1. Pastikan makananmu sehat dan bergizi
Makanan sehat dan bergizi ibarat “bensin” untuk tubuh kita. Meski “hanya” bekerja di rumah, tapi tubuh kita justru membutuhkan semakin banyak makanan baik lo. Dan, kamu pasti tahu, makanan sehat dan baik akan membuat tubuh kita terkondisikan juga dengan baik, sehingga akan memengaruhi mental agar tetap bahagia.
Jadi, pastikan menu makananmu setiap hari sehat dan bergizi ya.
2. Olahraga untuk perbaiki mood
Olahraga itu bisa banget memperbaiki suasana hati. Kalau enggak percaya, coba deh tanya langsung ke lead trainer QM Financial, Ligwina Hananto.
Linda Pescatello, seorang ahli kesehatan dari Universitas Connecticut, mengatakan, bahwa terlalu lama duduk seharian akan membuat suasana hati menjadi lebih gampang buruk. Nah, makanya, ayo bergerak, berolahraga agar mood kamu menjadi baik.
Ada juga penelitian yang membuktikan, bahwa berjalan kaki selama 15 – 20 menit saja terbukti bisa membuat seseorang tetap bahagia, dan suasana hatinya selalu terjaga baik.
Tapi kan, lagi physical distancing? Nggak boleh keluar kalau enggak mendesak? Well, sebenarnya untuk sekadar jalan-jalan kaki aja demi olahraga, itu enggak dilarang kok. Pastikan saja kamu jalan kaki sendirian, enggak usah bawa rombongan, kenakan masker, bercelana panjang, sepatu, dan memakai jaket atau kaus berlengan panjang. Lalu, pastikan juga, di tengah perjalanan jangan mampir-mampir atau memegang apa pun. Jalan saja, dan setelah 15 – 20 menit langsung pulang ke rumah. Sampai di rumah, mandilah untuk menyegarkan badan.
Jika ini juga tidak memungkinkan, kamu tetap bisa berolahraga di rumah. Cari video-video tutorial olahraga di Youtube, biar enggak berasa sendirian. Bisa dong.
3. Lakukan hobi dengan sepenuh hati
Kita semua pasti punya kegemaran atau minat. Nah, sesekali, di tengah kesibukan work from home, lakukan hobi dan kali ini, lakukanlah dengan sepenuh hati.
Melakukan sesuatu yang menyenangkan hati akan membuat kita tetap bahagia kan? Iya dong, pasti!
Lagi pula, siapa tahu dari hobimu ini bisa menghasilkan pemasukan sampingan. Lumayan kan, buat nambahin dana darurat?
4. Akses berita update virus corona seperlunya saja
Iya sih, kita butuh tahu update berita virus corona, supaya tahu apa yang terjadi di luar sana. Tetapi ada baiknya, kita batasi. Seperlunya saja, dan batasi juga sumbernya. Akan lebih netral jika kita membaca update dari saluran resmi pemerintah.
Waspadalah, karena banyak banget konten negatif beredar ketika kondisi sedang genting seperti sekarang. Parahnya lagi, konten-konten itu juga belum tentu benar. Kadang hanya dibuat agar membuat heboh doang.
Yang seperti ini, jelas akan memengaruhi kondisi mental kita. Kita enggak akan bisa tetap bahagia, jika setiap hari selalu terpapar konten negatif apalagi jika terus-menerus.
5. Hubungi keluarga, saudara, atau orang terdekat via video call
Buat yang memutuskan untuk enggak mudik ataupun pulang kampung, well done! Jangan lupa, kamu tetap bisa menghubungi keluarga, saudara dan teman-teman kamu via video call kan?
Berinteraksi dengan mereka yang kita sayangi juga bisa membuat kita jadi merasa positif dan tetap bahagia. Melihat bahwa mereka semua baik-baik saja, dalam kondisi sehat, akan membuat kita jadi semangat untuk bertahan.
6. Jangan mencari rasa bahagia dengan belanja
Profesor Laurie Santos, seorang pengajar di Universitas Yale, pernah mengemukakan bahwa kita sering berpikir bahwa kebahagiaan itu bisa “dibeli” dengan benda. Misalnya saja, ketika kita sedang dalam kondisi tidak baik, kita lantas merasa bahwa dengan membeli sesuatu maka kita akan merasa bahagia. Ketika ternyata dengan membeli satu barang tidak membawa kebahagiaan–seperti yang sebelumnya kita kira–kita pun lantas mempertimbangkan untuk beli barang lain lagi.
Itulah akar dari perilaku “impusive buying“, hingga jadinya #rauwisuwis belanja yang enggak ada ujung pangkalnya.
Makanya, ada baiknya kamu pertimbangkan lagi deh, kalau nafsu untuk membeli sesuatu muncul. Apakah memang butuh atau sekadar ingin belanja atas nama “membahagiakan” diri sendiri? Kalau memang jawabannya yang terakhir, coba deh kamu urungkan dulu. Carilah kesenangan dari hal lain, selain belanja, karena bagaimanapun kamu perlu untuk lebih berhemat sekarang.
7. Tetap bersyukur
Adalah penting juga buat kita untuk tetap bersyukur di saat kondisi seperti ini. Ada banyak lo, yang bisa disyukuri; bersyukur masih bisa berada di dalam rumah bersama keluarga, bersyukur masih tersedia makanan yang bisa disantap dengan nikmat, bersyukur masih bisa tidur dengan nyenyak. Bersyukur masih bisa mendampingi anak-anak sekolah, bersyukur masih bisa menjalankan ibadah puasa, dan sebagainya.
Rasa syukur bisa menjadi pangkal dari semua perasaan bahagia yang tersembunyi. Lakukanlah sesering mungkin, agar kita tetap bahagia di masa sulit ini.
Hang in there ya. Yang pasti, kita enggak sendirian. Banyak yang lebih kesulitan malah kan?
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.