Biaya Kesehatan Diprediksi Naik 14%! Harus Gimana nih?
Perusahaan asuransi di Asia akan mengalami peningkatan inflasi pada biaya kesehatan sebesar 14% yang disponsori oleh perusahaan, demikian laporan dari Mercer Marsh Benefit.
Angka tersebut hampir 5 kali lipat dari prediksi kenaikan inflasi umum tahun 2022. Sementara di tahun 2020, peningkatan biaya kesehatan ini mencapai 3.5%, dan 10% di tahun 2021.
Menurut laporan yang sama, ada 5 negara di benua Asia yang mengalami tingkat tren medis yang tinggi, dibandingkan rata-rata regional di tahun 2021.
Negara-negara tersebut adalah:
- India 14%
- Tiongkok 12%
- Indonesia 10%
- Vietnam 10%
- Filipina 9%
Di tahun 2021 pula, terjadi peningkatan klaim medis sebesar 81% untuk keseluruhan perusahaan asuransi Asia. Ironisnya, 53% perusahaan asuransi melaporkan adanya penurunan jumlah klaim medis dibandingkan sebelum pandemi. Nah loh.
Masih dalam laporan yang sama terungkap, bahwa biaya perawatan penyakit tidak menularlah yang membuat adanya peningkatan biaya kesehatan ini. Hal ini juga diperburuk akibat tertundanya perawatan kesehatan, misalnya penyakitnya terlambat didiagnosis sehingga malah membengkakkan biaya perawatan pada akhirnya.
So, intinya adalah seberapa sadar sih kita akan pentingnya kesehatan; mau cek kesehatan agar tidak sampai terlambat mengetahui adanya penyakit sehingga tidak membengkakkan biaya kesehatan kita?
Padahal, penyakit tidak menular ini merupakan penyebab nomor satu kematian secara global loh. Faktanya lagi, menurut laporan The Center of Disease Control and Prevention, 62% dari kematian itu terjadi di kawasan Asia Tenggara.
Biaya Kesehatan Naik, Kita Harus Apa?
Ya, mau enggak mau harus menyesuaikan. Ya masa kemudian kita mau enggak berobat kalau sakit? Atau, pulang saat belum sembuh, hanya karena tagihan membengkak?
Bagaimanapun hidup akan lebih baik dijalani dalam kondisi sehat. Betul? Jadi, harus gimana ya, menyiasati biaya kesehatan yang naik ini?
Pastikan punya BPJS Kesehatan dan disiplin iuran
Salah satu cara untuk melindungi risiko keuangan yang timbul dari mahalnya biaya kesehatan adalah dengan menjadi peserta asuransi kesehatan.
Di Indonesia, ada BPJS Kesehatan, sebuah asuransi yang dikelola oleh pemerintah yang cakupan perlindungannya cukup luas. Bahkan sampai mencakup juga perawatan gigi, mata, dan mental loh. So, setidaknya kamu wajib punya BPJS Kesehatan ini. Kalau kamu berstatus karyawan, seharusnya BPJS Kesehatan ini secara otomatis akan kamu dapatkan sebagai benefit dari kantor. Iuran preminya juga sangat terjangkau, yang memang disesuaikan dengan penghasilanmu.
Namun harus ingat ya, bahwa enggak cuma dirimu sendiri yang harus terlindungi oleh asuransi kesehatan, tetapi juga seluruh keluargamu dan juga siapa pun yang biaya hidupnya kamu tanggung. Jika mereka tidak tertanggung dalam BPJS Kesehatan yang diberikan sebagai benefit perusahaan, maka daftarkanlah sebagai peserta mandiri.
Jangan lupa untuk disiplin iuran, agar kamu bisa mendapatkan manfaatnya. Sering terjadi orang malas atau lalai membayar premi, dan ketika dibutuhkan baru deh … bingung.
Jika perlu, tambah asuransi kesehatan swasta
BPJS Kesehatan memang cukup memadai, apalagi jika memang kamu tak terlalu punya riwayat penyakit yang butuh penanganan khusus. Namun, jika kamu memang perlu bentuk perlindungan kesehatan lain yang tidak tercover oleh BPJS Kesehatan, pertimbangkan untuk membeli polis asuransi kesehatan swasta sebagai tambahan proteksi.
Salah satu “kelemahan” BPJS Kesehatan adalah prosedur berjenjangnya yang cukup panjang. Jika kamu pengin lebih praktis, pelayanan lebih cepat, fleksibilitas, dan kenyamanan yang lebih, maka asuransi kesehatan swasta mungkin bisa jadi pilihan.
Pilihlan produk yang sesuai dengan kebutuhan dan kemampuanmu. Pastikan manfaatnya memang benar-benar kamu butuhkan.
Bangun dana darurat
Selain memiliki asuransi kesehatan yang memadai, naiknya biaya kesehatan juga perlu disiasati dengan kuatnya dana darurat.
Ingat kan, apa fungsi dana darurat? Yes, dana darurat akan sangat membantu jika kita dalam kondisi darurat yang perlu solusi segera. Misalnya, ternyata kamu harus membayar dulu tagihan biaya kesehatan untuk kemudian baru diklaim ke asuransi, maka dana darurat bisa dipakai dulu sebagai talangan.
Yuk, cek kondisi dana daruratmu, apakah sekarang sudah cukup ideal atau belum?
Jaga kesehatan, jangan sampai sakit
Ya, paling mudah memang kita harus menjaga kesehatan kita agar tidak sampai sakit. So, pastikan kamu mengonsumsi cukup makanan bergizi, berserat tinggi, dan kurangi gorengan, makanan berpengawet ataupun zat tambahan lainnya.
Kalau memang perlu minum vitamin tambahan, ya kamu bisa mempertimbangkan untuk menambah suplemen. Namun, vitamin dan mineral yang terbaik tetap yang ada dalam buah-buahan dan sayur.
Jangan lupa berolah raga dan terus bergerak. Agar peredaran darah lancar, metabolisme tubuh juga baik. Sekali waktu, ada baiknya kamu melakukan medical checkup, agar jika ada penyakit yang “menyelinap”, kamu bisa tahu lebih awal. Ingat, kalau terlambat terdiagnosis, bisa jadi biaya kesehatan akan membengkak untuk perawatan dan pengobatannya.
Jangan ketinggalan juga istirahat dan bahagia. Karena bahagia adalah obat yang terbaik.
Review rencana keuangan
Jangan lupa untuk melakukan review terhadap rencana keuanganmu secara keseluruhan. Apakah produk-produk keuangan—termasuk asuransi kesehatan—yang kamu miliki saat ini sudah sesuai dengan kebutuhanmu, atau perlu diulik lagi.
Nah, semoga kita semua selalu sehat ya.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Tunjangan Kesehatan Karyawan Harus Dimanfaatkan Sebaik-baiknya – Ketahui Dulu 5 Hal Ini!
Sebagai karyawan perusahaan, kita adalah aset terpenting. Karena itu, akan baik bagi perusahaan jika mereka memberikan perlindungan atas diri kita, salah satunya dengan memberikan benefit dan tunjangan kesehatan karyawan. Apa saja bentuknya? Bisa berupa asuransi, penggantian biaya pengobatan, dan sebagainya.
Nah, agar kita dapat memanfaatkan semua fasilitas, benefit, dan tunjangan kesehatan karyawan yang diberikan oleh perusahaan, maka ada beberapa hal yang bisa kita lakukan. Simak terus artikel ini sampai selesai ya.
Cara Memanfaatkan Benefit dan Tunjangan Kesehatan Karyawan secara Optimal
1. Kenali jenis benefit dan tunjangan kesehatan karyawan yang diberikan
Perusahaan satu pasti punya kebijakan berbeda dengan perusahaan yang lain. Begitu juga dalam penyusunan prosedur pemberian benefit dan tunjangan kesehatan karyawan. Karena itu, penting bagi kita untuk mengetahui dulu, jenis benefit dan tunjangan kesehatan apa saja yang diberikan.
Mungkin perusahaan hanya memberikan BPJS Kesehatan, atau bisa jadi ditambah dengan asuransi kesehatan swasta.
2. Kenali keuntungan apa saja yang menyertai benefit dan tunjangan kesehatan karyawan tersebut
Misalnya saja, saat kita menerima kartu BPJS Kesehatan, kita sudah harus tahu kelas rawat inap yang mana yang sesuai dengan iuran yang dibayarkan; apakah kelas I, kelas II, ataukah kelas III? Masing-masing jenisnya tentu punya keuntungan sendiri-sendiri yang bisa kita manfaatkan dengan baik jika kita tahu prosedurnya hingga sedetail mungkin.
Hal ini berlaku juga jika perusahaan tempat kita bekerja juga memberikan fasilitas tunjangan kesehatan dari asuransi swasta. Setiap paket yang ditawarkan dan diambil punya keuntungan masing-masing yang diharapkan bisa dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya.
3. Kenali batasannya
Biasanya, saat kita menerima kartu asuransi kesehatan atau sejenisnya, kita juga akan diberi buku petunjuk atau buku manual yang berisi segala seluk beluk prosedur pemanfaatan tunjangan kesehatan karyawan tersebut.
Karena itu, yuk, dibaca buku panduannya supaya–selain kita paham semua keuntungan yang ditawarkan, seperti halnya di poin 2 di atas–kita juga tahu batasan-batasan pemanfaatan benefit dan tunjangan kesehatan karyawan yang diberikan.
Misalnya saja, untuk fasilitas penggantian biaya pengobatan. Perhatikan, berapa jumlah tagihan maksimal rawat jalan yang bisa kita dapatkan selama setahun. Kita harus tahu plafon yang diberikan sampai seberapa besar, sehingga saat kita dapat minta diberi obat generik–umpamanya–jika plafonnya tidak terlalu banyak.
Ada pula tunjangan kesehatan karyawan yang membatasi akan jenis obat yang bisa diganti atau diklaim. Di asuransi swasta, hal ini biasa terjadi. Ada paket yang menawarkan penggantian seluruh jenis obat–termasuk vitamin dan suplemen–namun ada pula yang tidak memasukkannya sebagai fasilitas dalam asuransinya.
Dengan demikian, kita bisa mendiskusikan kondisi ini dengan tenaga medis, bagaimana baiknya.
4. Perhatikan lokasi fasilitas kesehatan yang melayani asuransi kesehatan yang kita punya
Untuk BPJS Kesehatan, saat kita mengajukan permohonan di awal, kita sudah diminta untuk mengisi formulir. Salah satu yang harus diisi dalam formulir itu adalah lokasi fasilitas kesehatan terdekat mana yang akan kita datangi jika kita ada keluhan. Apakah di Puskesmas ataukah di dokter keluarga. Bijaklah dalam memilih, agar kita dapat memanfaatkannya secara optimal.
Untuk asuransi kesehatan swasta, perhatikan, rumah sakit atau dokter mana saja yang menerima pembiayaan dengan asuransi yang kita punya. Ada asuransi kesehatan yang bisa diklaim di fasilitas kesehatan mana pun, tapi ada juga yang seperti BPJS Kesehatan, sudah punya rekanan tetap dan hanya bisa diklaim di rekanan itu saja.
Hal ini penting untuk kita ketahui dari awal. Bayangkan, jika badan sudah sakit, kita masih harus pusing mencari tahu ke mana kita bisa berobat. Atau sudah berobat, tapi asuransi kita ditolak karena tidak ada perjanjian rekanan. Pastinya jadi bikin kondisi kita makin lemah kan?
5. Ketahui proses klaim secara detail
Kalau di BPJS Kesehatan, berlaku sistem rujukan berjenjang. Artinya, jika kita sakit berat dan hanya bisa ditangani di rumah sakit besar, kita harus tetap mendapatkan rujukan dari fasilitas kesehatan dengan ruang lingkup lebih kecil dulu, yaitu Puskesmas atau dokter keluarga. Jika memang penyakitnya tak bisa ditangani oleh fasilitas kesehatan yang tingkatannya lebih rendah, barulah kita akan dirujuk ke fasilitas kesehatan yang lebih tinggi. Meskipun, ada kondisi darurat tertentu yang bisa berlaku, sehingga prosedur ini dapat diabaikan.
Begitu juga dengan tunjangan kesehatan karyawan yang menggunakan asuransi swasta. Beda asuransi, beda pula prosedur klaimnya. Dokumen-dokumen yang harus disertakan untuk klaim juga berbeda-beda.
So, penting ya, untuk mengetahui dulu secara pasti dan detail mengenai prosedur pemanfaatan benefit dan tunjangan kesehatan karyawan sebelum kita benar-benar menggunakannya.
Jika tertarik untuk tahu lebih banyak mengenai seluk beluk keuangan korporasi, hubungi tim QM Financial untuk mengadakan #QMTraining, yaitu program pelatihan interaktif untuk karyawan di perusahaan. Anda dapat menyusun program bersama konsultan dan pembicara dari QM Financial, sesuai dengan kebutuhan literasi finansial Anda.
Hubungi kami melalui WhatsApp ke 0811 1500 688 (NITA/MIA). Jangan lupa follow juga Instagram QM Financial untuk info-info kelas finansial online terbaru.
3 Asuransi Kesehatan Karyawan: BPJS Kesehatan, dari Kantor, atau Beli Asuransi Swasta Sendiri Ya?
Sudah punya asuransi kesehatan karyawan? Ikut BPJS Kesehatan? Atau sudah mendapatkan fasilitas asuransi kesehatan swasta dari kantor? Atau, sudah ada asuransi kesehatan swasta yang dibeli sendiri? Atau masih bingung memilih yang mana?
Bagi karyawan, memang bisa saja mendapatkan 3 opsi asuransi kesehatan ya, yaitu ikut BPJS Kesehatan, masih mendapatkan asuransi kesehatan karyawan juga dari kantor, atau bisa saja membeli asuransi kesehatan swasta sendiri.
Sebenarnya, bisa salah satu atau harus ketiga-tiganya sih? Mari kita lihat.
3 Jenis Asuransi Kesehatan Karyawan
BPJS Kesehatan
BPJS Kesehatan yang mulai beroperasi 1 Januari 2014 ini memang merupakan program pemerintah dalam rangka menjamin kesehatan kita sebagai warga negara, termasuk bagi yang kurang mampu. Kita beruntung lo, karena pemerintah–meskipun terlambat–akhirnya mengambil langkah nyata untuk memberikan proteksi kesehatan dengan premi terjangkau melalui BPJS ini.
Manfaat BPJS cukup lengkap, meliputi rawat inap, rawat jalan, kehamilan dan melahirkan, serta optik (kacamata). Bahkan bisa dibilang tanpa plafon selama mengikuti semua prosedur dan kelas kamar yang sudah ditetapkan.
BPJS juga berlaku tanpa pre-existing condition, yang berarti jika kita punya penyakit bawaan, tetap akan ditanggung. Sedangkan, asuransi kesehatan swasta lain biasanya tidak akan meng-cover penyakit yang sudah kita derita sebelum membeli asuransi (padahal biasanya inilah alasan kita membeli asuransi, bukan?)
Semua manfaat ini sepertinya sulit didapatkan di asuransi kesehatan swasta. Padahal preminya lebih mahal, namun manfaat yang diberikan biasanya hanya sebatas rawat inap, pun ada batasan plafon klaim.
Namun, memang selalu ada sisi kurang dalam setiap hal, termasuk BPJS Kesehatan. Proses prosedurnya sangat panjang, terutama karena berlaku sistem rujukan berjenjang. Pun sebagai asuransi kesehatan massal, banyak orang yang menjadi pesertanya, sehingga ketika akan mengurus pun kita harus bersiap terhadap antrean yang panjang pula. Selain itu, sampai dengan saat ini, masih terdengar keluhan bahwa tidak semua biaya perawatan kesehatan tercover dengan baik oleh BPJS.
Asuransi Kesehatan Swasta yang Dibeli Sendiri
Asuransi kesehatan swasta punya keunggulan dari sisi kecepatan klaim, kemudahan, dan fleksibilitas dalam memilih rumah sakit. Kita tak perlu harus melalui rujukan berjenjang untuk mendapatkan manfaat asuransinya. Kita dapat memanfaatkannya baik secara cashless maupun reimbursement.
Namun, berbeda dengan BPJS Kesehatan, asuransi kesehatan swasta memberlakukan plafon yang akan membuat tidak semua tagihan akan terbayar, juga ada aturan pre-existing condition–seperti yang sudah dijelaskan di atas tadi. Selain itu, preminya juga termasuk mahal bagi sebagian karyawan.
Asuransi Kesehatan Karyawan dari Kantor
Nah, bagaimana dengan asuransi kesehatan karyawan yang didapatkan dari kantor?
Memang persyaratan asuransi kesehatan karyawan dari kantor tidak seketat asuransi kesehatan swasta yang dibeli sendiri, tapi juga bukan berarti tanpa batas.
Beberapa hal ada yang sama dengan asuransi kesehatan swasta yang dibeli sendiri, tapi ada pula beberapa hal yang memang perlu kita ketahui lebih jauh.
Misalnya soal klaim. Mau cashless atau reimburse? Kita juga mesti tahu cakupan asuransi kesehatan karyawan dari kantor ini sampai seberapa.
Apakah juga berlaku untuk anggota keluarga kita? Kalau iya, bagaimana skema perlindungannya? Ada perusahaan yang hanya menanggung biaya kesehatan karyawan saja, tidak dengan anggota keluarga. Ada juga yang menanggung biaya pengobatan tapi dibatasi, misalnya hanya pasangan dan anak pertama saja. Atau bisa juga, menanggung penuh untuk karyawan, sedangkan keluarga hanya 50%.
Hal ini memang tergantung kebijakan masing-masing perusahaan. Jadi, kita memang mesti tahu dulu sejak awal, peraturan apa saja yang sudah ditetapkan.
Kalau mau reimburse, kita harus siap dulu dengan dana darurat yang cukup. Begitu juga dengan pre-existing condition tadi, apakah dicover atau tidak? Kadang kala kita menderita penyakit yang tidak membutuhkan rawat inap, tetapi harus rawat jalan yang intensif dengan obat-obatan yang banyak. Apakah hal ini termasuk menjadi manfaat yang diberikan oleh asuransi kesehatan dari kantor?
Pun soal plafon, asuransi kesehatan karyawan dari kantor juga biasanya memberikan batasan, yang biasanya disebut dengan limit tahunan. Kita harus mengecek juga sampai seberapa limit tahunan ini berlaku.
Jadi, Pilih Mana?
Setelah melihat berbagai sudut dari BPJS Kesehatan, asuransi kesehatan swasta yang dibeli sendiri, dan asuransi kesehatan karyawan dari kantor di atas, sebenarnya kita sudah bisa melihat bahwa ketiganya mempunyai keunggulan dan kekurangan masing-masing, yang sebenarnya justru saling melengkapi.
Jika kita punya dana yang cukup, paling ideal adalah jika kita punya BPJS Kesehatan dan asuransi kesehatan swasta–pastikan ambil asuransi yang bisa double-claim–supaya bisa saling meng-cover. Sedangkan asuransi kesehatan karyawan dari kantor juga harus dimanfaatkan sebaik-baiknya, sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Jika tertarik untuk tahu lebih banyak mengenai seluk beluk keuangan korporasi, hubungi tim QM Financial untuk mengadakan #QMTraining, yaitu program pelatihan interaktif untuk karyawan di perusahaan. Anda dapat menyusun program bersama konsultan dan pembicara dari QM Financial, sesuai dengan kebutuhan literasi finansial Anda.
Hubungi kami melalui WhatsApp ke 0811 1500 688 (NITA/MIA). Jangan lupa follow juga Instagram QM Financial untuk info-info kelas terbaru.