Lebaran Tanpa ART, Ngaruh ke Keuangan Pasti! Simak Tipnya!
Siapa nih, yang sudah ditinggal mudik si mbak? Nasib ya, keluarga sendiri mungkin malah enggak mudik saat Lebaran, karena keluarga besar sudah di kota yang sama. Ya, paling ngumpul sehari, terus pulang. Alamat, bakalan di rumah tanpa ART nih selama Lebaran.
Langsung deh, kebayang repotnya! Dan, pasti akan ngaruh juga ke keuangan. Weekend saja biasanya beda bujet dengan hari-hari biasa, apalagi ini libur panjang. 2 mingguan, kurang lebih. Wah, kayak apa pembengkakan pengeluarannya?
Ini sebenarnya adalah lagu lama. Setiap Lebaran, bisa jadi kejadian kayak begini. Seharusnya sih, sudah pada hafal kebiasaan masing-masing. Namun, di tahun ini mungkin juga agak berbeda. Pasalnya, sekarang harga kebutuhan pokok melesat karena berbagai sebab, plus ada kenaikan PPN juga. Intinya, ekonomi kita belum beres, belum pulih seperti sediakala. Masih banyak tantangan!
Terus, gimana ya, menyikapi dan juga mengatasinya? Yang jelas, seharusnya, di rumah tanpa ART itu kita baik-baik saja. Seharusnya, ini malah jadi momen bagi anggota keluarga untuk semakin mendekatkan diri satu sama lain. Punya quality time, dan memperbarui bonding.
Dua Minggu Tanpa ART, 3 Macam Skenario yang Bisa Dilakukan
Beberapa hal yang pasti terjadi ketika kita di rumah tanpa ART di masa Lebaran adalah biaya hidup menjadi (sedikit) lebih tinggi.
Di Rumah atau di Luar?
Pertama, enggak mungkin bertahan di rumah melulu selama 2 minggu. Apalagi sekarang, kita sudah dilonggarkan untuk bisa halalbihalal, bepergian, makan di resto, meski dengan prokes yang ketat. Yang paling menyenangkan, mumpung sepi, kita bisa ke mal dan makan sekalian. Atau, malas beberes, cuci piring, dan lain sebagainya, jadi memutuskan untuk staycation?
Boleh saja, tapi ingat, kalau enggak disiapkan, pengeluaran bisa gawat. Liburan sudah pasti pengeluaran akan bengkak, baik kalau kita di rumah saja ataupun ketika memutuskan untuk staycation.
Dibantu atau Kerjakan Sendiri?
Kedua, skenarionya tetap di rumah, dibuat nyaman. Supaya enggak kerepotan, salah satu mesti “dibantu”.
Alternatif satu, beli katering buat makan. Pastinya harganya akan berbeda dengan kalau kita masak sendiri. Tapi, katering ini bisa jadi alternatif lebih baik ketimbang pesan makanan online—yang harga makanannya sudahlah lebih mahal di aplikasinya, masih ditambah dengan ongkir, biaya platform, dan lain sebagainya. Masalahnya, harga katering di saat Lebaran juga akan berbeda.
Alternatif dua, masak sendiri, tapi untuk bebersih dan beberes rumah, panggil cleaning service atau sewa jasa ART infal. Untuk ART infal, biayanya bervariasi. Antara Rp100.000 – Rp200.000 per hari. Cukup besar, tapi biasanya job desc-nya sudah termasuk beberes dan memasak. Cleaning service biasanya tergantung pada area yang akan dibersihkan.
Bagi Tugas
Ketiga, bisa jadi ini peluang untuk memperkenalkan berbagai tugas rumah tangga untuk anak-anak yang juga lagi libur sekolah. Sesuaikan dengan kemampuan anak-anak ya, boleh bagi tugas karena ini juga bagus untuk melatih tanggung jawab, tapi jangan sampai membebani juga. Kasihan, kalau kecapaian, nanti malah sakit.
So, untuk makan di luar, staycation, sewa jasa cleaning service atau ART infal, atau juga katering, pasti akan butuh pengeluaran ekstra, betul? Mari kita ceki-ceki beberapa tip berikut, agar liburan tetap menyenangkan mesti tanpa ART di rumah.
Tip Atur Keuangan Selama Lebaran tanpa ART
1. Diskusikan dengan keluarga
Memang ada 3 skenario di atas yang bisa jadi opsi, tapi tak menutup kemungkinan ada opsi lain. Pasalnya, kebutuhan setiap keluarga juga berbeda. So, pastikan bersepakat dengan keluarga terlebih dulu, mau dijalani seperti apa liburan Lebaran kali ini tanpa ART. Yang mana yang lebih baik dibantu, mana yang dikerjakan sendiri?
Setiap keluarga punya kondisi masing-masing, sehingga jangan merasa perlu untuk membandingkan dengan keluarga lainnya.
Sepakati: kapan jalan-jalan, kapan di rumah saja. Mau makan apa, pesan, atau bikin sendiri? Lebih baik beberes sendiri, atau dibantu? Kalau dibantu, yang dibantu sebelah mana? Bisa enggak kalau sebagian dibantu, sebagian beberes sendiri? Dan seterusnya.
Begitu ada kesepakatan, semua harus berkomitmen. Demi kenyamanan bersama.
2. Buat bujet
Buat bujet untuk setiap keperluan selama di rumah tanpa ART. Misalnya, kalau makan di luar, sebisa mungkin jangan sampai lebih dari sekian ratus ribu. Atau, kalau pesan katering yang sekian ribu per orang. Untuk cleaning service, plafonnya sekian puluh atau ratus ribu per hari, atau sesuai dengan kebutuhan.
Dengan adanya bujet dan plafon, akan lebih mudah bagi kamu untuk memilih mana yang sesuai, dan pastinya pengeluaran pun terkendali.
3. Ke ATM seminggu sekali saja
Ke ATM seminggu sekali saja, maksimal. Pegang uang cash bisa jadi jalan untuk berhemat juga loh, karena kita lantas tahu, seberapa banyak uang yang tersisa dan terpakai, sehingga bisa lebih gercep mengaturnya.
Tapi, kalaupun cashless, pastikan kamu mencatat juga pengeluaran selama tanpa ART. Soalnya, kalau liburan—entah karena euforia atau penyebab yang lain—biasanya kendali juga loss.
4. Manfaatkan THR
Untuk keperluan hari raya, kamu boleh banget pakai THR. Buat yang jatahnya enggak mudik, dananya bisa dipakai untuk keperluan yang lain. Misalnya, untuk makan di luar atau untuk anggaran katering.
Lagi-lagi buat plafon bujetnya ya, supaya THR juga enggak habis tanpa faedah.
5. Nikmati quality time
Haduh, bener-bener repot tanpa ART! Capek! Nggak kuat!
Ssst … daripada mengeluh terus, lebih baik syukuri saja. Dengan tanpa ART, sekeluarga jadi bisa gotong royong merawat rumah. Rumah yang ditinggali bareng, jadi benar-benar tanggung jawab bersama, ya kan?
Nikmati quality time-nya. Jarang-jarang, misalnya bisa beberes rumah bareng, cuci mobil bareng, memasak bareng. Ya kan? Nikmati saja!
Nah, dengan beberapa tip di atas, semoga hari Lebaran tanpa ART kamu bisa jadi tetap menyenangkan. Capek sih iya, enggak debat kok. Tapi yang penting, bisa tetap happy bareng keluarga, betul?
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Urus Rumah Tanpa Asisten Rumah Tangga: Bisa!
Sebagian besar dari kita mengalami ketergantungan terhadap asisten rumah tangga untuk membantu mengurus rumah. Betul?
Tapi, sementara virus corona menyebar dan diberlakukannya pembatasan sosial skala besar, memaksa sebagian dari para asisten itu untuk sementara berhenti dulu lantaran banyak sebab. Ada yang nekat mudik, lantaran kemarin Lebaran, tapi akhirnya nggak bisa balik. Atau, memang kita setop dulu, karena kita sendiri harus mengurangi pengeluaran sementara penghasilan kita juga berkurang.
Lalu, kalau biasanya sudah dibantu oleh asisten rumah tangga dan kemudian enggak lagi, pastilah jadinya kelimpungan sendiri. Bingung, antara mau ngerjain apa duluan sampai baru nyadar kalau kerjaan rumah tangga itu ternyata banyak bangats!
Terus gimana dong?
Tenang, QM Financial selalu punya solusi untuk segala kericuhan hidup kok, termasuk soal “kehilangan” asisten rumah tangga ini. Kita sebenarnya bisa kok melepaskan ketergantungan terhadap mereka, dan memang harus pelan-pelan sih melakukannya. Mulailah dari beberapa hal berikut.
Melepas Ketergantungan terhadap Asisten Rumah Tangga
1. Petakan rutinitas
Apa yang akan kita lakukan setelah ketidakhadiran asisten rumah tangga akan sangat bergantung pada rutinitas kita sehari-hari. Kita bisa mengatur waktu dan tugas, jika kita sudah tahu kesibukan macam apa yang kita kerjakan setiap harinya.
Jadi, mari petakan rutinitas lebih dulu, mulai dari pagi hingga malam hari. Pukul berapa sarapan? Pukul berapa harus berangkat sekolah atau ke kantor? Pukul berapa pulangnya? Pukul berapa makan malam? Apakah kita biasa makan siang di rumah? Pukul berapa saja semua anggota keluarga ngumpul di rumah? Butuh apa saja kalau ngumpul?
Nah, kalau rutinitas ini sudah dipetakan, kita kan jadi mudah melihat, di bagian mana kita akan sibuk, di bagian mana kita bisa “mengaryakan” seluruh anggota keluarga untuk ikut andil dalam mengurus rumah, dan di bagian mana kita bisa ambil waktu untuk rebahan, bekerja, atau ya sekadar ngumpul aja.
Iya, kalau di rumah enggak ada asisten rumah tangga, maka seluruh anggota keluarga harus jadi asisten ya. Jangan diurus sendiri. Rumah kan milik bersama, jadi ya harus diurus bareng-bareng.
2. Cari alternatif bantuan
Dari peta rutinitas itu, kita juga bisa memilah, mana yang bisa dikerjakan sendiri, dan mana yang harus dicarikan bantuan.
Misalnya saja, masalah cucian. Kalau ada mesin cuci yang full otomatis di rumah sih gampang. Tinggal dimasukkan, sementara kita bisa mengerjakan pekerjaan rumah tangga yang lain sampai cucian selesai dengan sendirinya. Tetapi masalah datang ketika harus menyeterika. Ada alternatif lain: setrika bisa dititipkan ke jasa penatu. Pastinya harganya lebih murah kalau kita hanya minta disetrikain aja, ya kan?
Atau, ketimbang ribet masak setiap harinya–karena suami istri sama-sama harus bekerja di kantor–ya sudah langganan katering keluarga saja. Masak sendiri di setiap weekend bareng-bareng, biar beda dan bisa bikin keluarga tambah dekat.
Jadi, carilah bagian mana yang dimintakan bantuan, bagian mana yang bisa dibagi tugas ke anggota keluarga yang lain, dan bagian mana yang harus kita sendiri yang melakukannya. Anak-anak juga harus mendapat tugas ya, tapi pastikan bukan yang berbahaya.
3. Efektifkan waktu
Untuk bisa mengurus rumah tanpa bantuan asisten rumah tangga, kita akan sering multitasking. Tapi, enggak semua pekerjaan bisa dibikin multitask juga. So, mengenali hal-hal mana saja yang bisa dikerjakan seccara lebih efektif akan sangat membantu.
Misalnya saja, sudah memutuskan untuk memasak sarapan sendiri saja setiap pagi, maka siapkanlah bahan-bahannya semalam sebelum tidur. Begitu juga kalau harus bersiap ke kantor, siapkan sejak semalam juga.
Jadwalkan belanja, misalnya seminggu sekali saja. So, daftar belanja dibuat untuk stok seminggu. Dengan demikian, waktu belanja jadi efektif, pun kita jadi enggak belanja berlebihan. Stick to shopping list ya, nggak usah window shopping kelamaan. Awas lo, malah jadi boncos.
4. Manfaatkan teknologi
Mesin cuci adalah penemuan paling genius yang pernah ada. Begitu juga dengan food processor, microwave, slow cooker, freezer, dan sebagainya.
Memang butuh modal banyak untuk memilikinya, tapi kan juga nggak perlu punya semua. Pilih dari yang paling bisa membantu dulu, sesuai kebutuhan masing-masing.
Dengan alat-alat canggih ini, kita pasti bisa melakukan semuanya sendiri tanpa asisten rumah tangga lagi. Hemat waktu dan tenaga, kita pun bisa mengurus hal-hal lainnya di rumah, bahkan bisa rebahan juga.
5. Siapkan bujet
Iya, mungkin kita akan bisa sedikit mengurangi pengeluaran lantaran enggak harus menggaji asisten rumah tangga lagi. Tapi, pasti akan muncul pengeluaran lain sebagai imbas kehilangan ART ini. Misalnya saja, kayak tambahan untuk setrika di jasa penatu itu. Mungkin enggak banyak, tapi kan tetap harus disiapkan.
Begitu juga kalau kita memutuskan untuk berlangganan katering. Pasti akan butuh bujet juga kan? Dan hal-hal lain yang sekiranya bisa membantu, hitung juga kebutuhan anggarannya.
Kalau siap, pastinya akan lebih mudah.
Nah, gimana? Ada trik lain lagi yang bisa kita lakukan untuk mengurus rumah tanpa bantuan asisten rumah tangga? Boleh ditulis di kolom komen ya.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.
Apakah Anda Hidup dari Mudik ke Mudik?
Ada orang-orang di antara kita yang hidup dari mudik ke mudik.
Kerja keras sepanjang tahun hingga Lebaran tiba. Kembali ke kampung halaman. Menghabiskan semua simpanan. Kembali lagi ke kota untuk bekerja. Mulai lagi dari nol.
Begitu terus setiap tahun? Seperti inilah potret banyak Asisten Rumah Tangga.
(more…)