Analisis Fundamental dan Analisis Teknikal pada Investasi Saham: Apa sih Bedanya?
Dalam investasi saham, kita perlu untuk mempelajari juga teknik analisisnya. Untuk apa? Tentu saja, agar kita dapat memilih saham terbaik, yang bisa memberikan imbal yang optimal demi tercapainya tujuan keuangan kita. Ada 2 teknik analisis yang bisa digunakan, yaitu analisis fundamental dan analisis teknikal.
Masing-masing analisis punya teknik dan manfaatnya sendiri-sendiri untuk kamu yang pengin berinvestasi saham dalam jangka menengah maupun panjang. Bisa juga loh, digunakan untuk trading, jika memang kamu berminat untuk menjadi seorang trader saham.
Teknik analisis ini akan dapat membantumu untuk memperhitungkan dan memproyeksikan sampai sejauh mana imbal yang bisa kita dapatkan dari satu saham yang diincar dan pengin dibeli. Kalau kamu bisa menguasainya dengan baik, kamu bahkan tak perlu pusing-pusing mencari rekomendasi saham sana-sini, dan bisa membuat keputusan sendiri.
Tapi, apa ya bedanya analisis fundamental dan analisis teknikal saham? Bakalan pusing nggak ya, kalau belajar keduanya? Kalau umpamanya belajar satu per satu dulu, mana yang bisa lebih dahulu dipelajari?
Banyak pertanyaan yang muncul, ya kan? Tapi mari kita awali dulu dari pengertian analisis saham itu sendiri.
Apa Itu Analisis Saham?
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, analisis artinya adalah penyelidikan terhadap suatu peristiwa (karangan, perbuatan, dan sebagainya) untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya (sebab musabab, duduk perkaranya, dan sebagainya).
So, bisa disimpulkan kalau analisis saham itu berarti penyelidikan atau penelaahan terhadap emiten penerbit saham tertentu, untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya terkait saham itu dan perusahaannya. Tujuan penyelidikan ini jelas, yaitu untuk menentukan apakah saham perusahaan tersebut menguntungkan atau tidak.
Dalam melakukan analisis saham, ada 2 pendekatan yang biasa dilakukan, yaitu analisis fundamental dan analisis teknikal.
Analisis Fundamental Saham
Prinsip analisis fundamental saham ini adalah melakukan penelaahan terhadap hal-hal yang bersifat umum dalam kinerja perusahaan atau emiten.
Saat melakukan analisis fundamental, kita akan banyak mencermati hal-hal mendasar yang terjadi pada sebuah perusahaan, misalnya melihat laporan keuangannya, meneliti neracanya, mengamati tingkat persaingan dan perkembangan bisnis ke depannya, hingga melihat juga kondisi makro dan mikro yang dapat membentuk sentimen hingga memengaruhi harga saham.
Karena cakupannya lebih umum, maka teknik pendekatan analisis fundamental ini akan sesuai digunakan oleh kamu yang memiliki tujuan investasi jangka panjang.
Analisis Teknikal Saham
Seperti istilahnya, teknik analisis ini akan dilakukan dengan pendekatan teknis terhadap statistik grafik historis harga saham. Kamu barangkali akan perlu untuk menelusuri berbagai grafik—salah satunya adalah yang berbentuk candlestick—dan juga utak atik rumus matematis. Di sini, kita juga akan banyak mengulik kecenderungan pergerakan tren, support and resistance, sampai waktu transaksi yang tepat.
Analisis teknikal dilakukan agar investor—dan juga trader—tahu kondisi pasar saat ini berdasarkan jejak rekam pergerakan harga di masa lalu, yang kemudian dapat diproyeksikan untuk pergerakan harga ke depannya.
Kayak meramal dong? Nggak juga sih, karena di sini ada hitung-hitungannya, dan hasilnya bisa cukup akurat. Nggak sama banget dengan meramal nasib perjodohan kamu dengan dia.
Analisis teknikal biasanya dimanfaatkan oleh para trader harian, demi bisa mendapatkan keuntungan optimal dalam jangka pendek. Tapi, banyak investor jangka panjang yang juga menggunakan analisis ini, karena dengan analisis ini, kita bisa memperkirakan dengan lebih akurat, kapan waktu yang tepat untuk membeli saham.
Jadi, Lebih Bagus yang Mana?
Nah, kalau ada pertanyaan yang lebih bagus yang mana, ya tak bisa tidak, kita harus kembali pada: #TujuanLoApa?
Seperti yang sudah dijelaskan di atas, bahwa masing-masing pendekatan analisis saham punya teknis dan manfaatnya sendiri-sendiri. Analisis fundamental akan lebih bagus digunakan untuk investasi jangka panjang, sedangkan analisis teknikal untuk trading jangka pendek.
Namun, sebenarnya keduanya ini juga saling melengkapi. Analisis fundamental yang kamu lakukan hasilnya akan lebih komprehensif jika juga kamu lakukan analisis teknikal. Begitu juga sebaliknya. Karena pada dasarnya, kita bisa memanfaatkan keduanya untuk sebaik-baiknya hasil yang bisa kita dapatkan.
So, mau belajar untuk analisis saham? Kebetulan nih, QM Financial punya kelas khusus untuk belajaar analisis saham. Tertarik? Yuk, cek jadwal kelas finansial online QM Financial, dan pilih kelas sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Investasi di Masa Sulit, Apa yang Harus Dilakukan? Terus atau Hold?
Hingga saat ini, kondisi pasar saham Indonesia juga belum pulih, meskipun sudah beberapa kali mengalami penguatan. Apa kabar kamu yang telah investasi di pasar saham? Apakah investasi di masa sulit seperti ini membuatmu frustrasi?
Mungkin terdengar klise, tapi nasihat untuk tidak panik tetaplah menjadi saran yang terbaik saat ini. Karena dengan enggak panik, pastinya kita lantas bisa berpikir dengan lebih baik; mencari penyebab masalah, mencari alternatif solusi, dan akhirnya bisa action menyelesaikan masalahnya dengan kepala dingin pula.
Lalu, apa yang harus dilakukan sekarang? Mengingat masih belum kondusifnya kondisi perekonomian–beberapa media dan ahli keuangan bahkan sudah mengeluarkan prediksi bahwa akan terjadi resesi besar-besaran secara global?
Investasi kita perlu dilanjutkan, dihentikan, atau malah cairkan semua saja sebelum loss lebih banyak? Well, kalau menurut Ligwina Hananto, lead trainer QM Financial sih, personal finance is very personal–tidak pernah ada satu solusi untuk semua masalah. Setiap solusi harus disesuaikan dengan masalahnya, sehingga setiap orang bisa jadi punya alternatif berbeda-beda karena sangat tergantung pada kondisi masing-masing.
So, untuk investasi di masa sulit, inilah yang harus kamu lakukan.
1. Cek lagi tujuanmu
Ingat lagi, apa tujuanmu ketika awal melakukan investasi. Untuk tujuan keuangan apa, kamu mulai berinvestasi; dana pensiun, dana liburan, DP rumah, dana pendidikan anak, atau tujuan keuangan lain?
Karena begitulah cara investasi yang benar, juga investasi di masa sulit. Pertama kali yang harus kamu lakukan adalah selalu dengan memberikan judul (baca: tujuan) pada investasimu. Tanpa adanya judul, kamu pasti akan kesulitan untuk konsisten, pun akan rentan terserang panik ketika nilai investasimu tidak sesuai dengan harapan.
Jika kamu memiliki beberapa tujuan keuangan sekaligus, coba dicek lagi, investasi untuk tujuan keuangan apa yang “terancam”? Kamu pasti juga ingat dengan prinsip diversifikasi investasi kan, sehingga kamu pun memiliki beberapa instrumen sekaligus. Jadi, cek instrumen mana dengan tujuan keuangan apa yang harus dievaluasi karena nilainya menurun ya.
2. Cek juga jangka waktumu
Cara investasi kedua yang benar adalah dengan menentukan berapa lama kamu harus berinvestasi untuk mencapai tujuan keuanganmu.
Jangka waktu investasi kan ada 3; jangka pendek ( 3 – 5 tahun), jangka menengah (5 – 10 tahun), dan jangka panjang (lebih dari 10 tahun). Adanya horizon waktu ini akan menentukan ketika kita memilih produk investasi. Ada produk yang memang cocok untuk jangka pendek, ada yang bagus kinerjanya untuk jangka menengah, pun ada yang sesuai untuk menjadi kendaraan menuju tujuan keuangan jangka panjang.
Jika tujuan keuanganmu masih jangka panjang, dengan dana darurat yang cukup (kita akan bahas di poin berikutnya), maka kamu bisa melanjutkan investasi di masa sulit ini. Tetapi, jika tujuan keuanganmu jangka pendek, dengan dana darurat yang cukup, maka lebih baik hold dulu. Kamu bisa saja mempertimbangkan untuk memindahkan dananya ke instrumen lain yang lebih aman.
Selalu cek dan perhitungkan lagi untung dan ruginya ya, dan sesuaikan dengan kondisimu.
3. Cek dana darurat
Nah, sembari mengecek kondisi investasi di masa sulit, kamu juga harus mengecek dana daruratmu. Karena, rutinitas kita berubah, cara hidup kita sekarang juga berubah, arus kas berubah, maka dana darurat pun menjadi bagian terpenting dari pengelolaan keuangan kita.
Akan sangat baik adanya jika kamu memiliki dana darurat yang cukup di tengah ketidakpastian seperti ini, dalam bentuk cash atau yang disimpan dalam instrumen-instrumen yang likuid.
So, sebelum kamu melakukan apa pun dengan investasimu, pastikan dana daruratmu aman.
4. Mau terus investasi? Cek kondisi pasar
Setelah melalui beberapa tahap pengecekan, dan memastikan kondisi keuanganmu telah aman, maka barangkali sekarang kamu sudah memiliki keyakinan bahwa kamu ingin tetap meneruskan investasimu.
Selalu ada dua sisi dalam setiap hal, termasuk investasi di masa sulit. Kondisi ekonomi memang sedang menurun drastis, banyak kekhawatiran timbul di sana-sini. Namun, seiring waktu, kalau kamu amati, ada beberapa sektor yang justru “diuntungkan” dengan situasi seperti ini, seperti consumer goods, telekomunikasi, hingga sektor kesehatan.
So, jika kamu memang berniat menambah portofolio, lakukan langkah analisis fundamental dan teknikal yang diperlukan, sebelum memutuskan mau investasi apa.
Ingat, setiap keputusan dalam berinvestasi menjadi tanggung jawab pribadi masing-masing investor.
5. Selalu ingat prinsip-prinsipnya
Yes, selalu ingat prinsip-prinsip berinvestasi–yang harus kamu pegang betul-betul terutama jika kamu pengin meneruskan investasi di masa sulit seperti ini, yaitu:
- Diversifikasi, jangan menaruh telur-telur di keranjang yang sama.
- Pakai uang ‘dingin’, jangan pakai uang yang dipakai untuk kebutuhan sehari-hari, termasuk jangan utak-atik dana darurat.
- Setiap keputusan investasi adalah tanggung jawab pribadi.
- Sesuaikan dengan profil risikomu sendiri.
- Selalu kembali pada #TujuanLoApa setiap kali menimbang untuk mengambil keputusan investasi.
Semoga artikel ini bisa sedikit membantumu untuk memutuskan, hendak meneruskan investasi di masa sulit ataukah hold dulu ya.
Dan, semoga kondisi ini juga cepat berlalu dan semua pulih seperti sediakala.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.
13 Istilah Investasi Saham Paling Dasar yang Harus Dipahami Lebih Dahulu
Salah satu hal terpenting yang harus dilakukan ketika sedang mulai melakukan satu kegiatan atau kenalan dengan sesuatu (atau seseorang), adalah berusaha memahaminya dari hal yang paling mudah atau yang paling dasar. Termasuk ketika kita hendak mulai berinvestasi saham. Selain mengenal beberapa hal mendasar tentang saham seperti yang dijelaskan dalam artikel ini, ada baiknya juga kita mengenal beberapa istilah investasi saham yang bakalan sering ditemukan ketika nanti kita benar-benar nyemplung ke kolam investasi.
Kenapa harus?
Ya, supaya enggak zonk–ngerti dan paham apa yang sedang dibahas. Kebayang enggak, lagi baca terus ada kata emiten, capital loss, capital gain, dan seterusnya, lalu kita pun bertanya-tanya, “Ha? Apa itu?”
Nah, banyak istilah investasi saham yang bakalan baru ditemui ketika kita nanti benar-benar bertekun di sini. Kalau ditulis semua, enggak bakalan selesai dibahas dalam semalam. Tapi seenggaknya, mulailah dari memahami beberapa istilah investasi saham berikut, dan kemudian kita bisa berkenalan dengan yang lain sembari jalan.
13 Istilah Investasi Saham yang Harus Dipahami Lebih Dulu
1. Emiten
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, emiten adalah badan usaha (pemerintah) yang mengeluarkan kertas berharga untuk diperjualbelikan.
Tapi, kalau dilihat-lihat lagi, sekarang istilah investasi saham satu ini enggak hanya untuk menyebut badan usaha pemerintah saja sih, tapi bisa dipakai untuk menyebut seluruh jenis perusahaan yang memperjualbelikan sahamnya di bursa saham.
2. Saham blue chip
Saham blue chip adalah saham perusahaan-perusahaan yang sudah mapan dan mantap posisi bisnisnya di Indonesia. Mereka punya laporan keuangan yang bisa dipertanggungjawabkan, punya perkembangan bisnis yang baik, dan dipercaya merupakan “penguasa” di sektor tertentu sesuai konsep bisnisnya.
Saham blue chip biasanya punya harga yang cenderung lebih stabil, yang punya kecenderungan grafik yang juga terus meningkat. Saham blue chip cocok banget dikoleksi oleh kita-kita yang baru mulai investasi saham, atau kita-kita yang mau berinvestasi untuk mencapai tujuan finansial tertentu.
3. Bursa saham
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, bursa saham merupakan tempat untuk memperjualbelikan saham.
Bursa saham biasa juga disebut bursa efek. Indonesia sebelumnya punya 2 bursa efek, yaitu Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya. Demi efektivitas dan efisiensi operasional, pemerintah menggabungkan keduanya menjadi Bursa Efek Indonesia.
Kalau pengin memantau pergerakan saham, enggak usah capek-capek datang ke gedung BEI juga sekarang. Cukup pantau secara online di situsnya saja.
4. Capital gain
Istilah investasi saham satu ini disebut ketika kita mendapatkan keuntungan dari selisih harga jual dengan harga beli saham yang kita lakukan.
5. Capital loss
Kalau ada ‘gain’, maka biasanya juga ada ‘loss’. Ada capital gain, ada juga capital loss. Istilah investasi saham berikutnya ini–sudah bisa ditebak–artinya kebalikan dari capital gain. Yep, ini berarti kita menderita kerugian akibat selisih harga jual dengan harga beli saham yang kita lakukan.
Misal, awal kita beli saham seharga Rp1.000/lembar. Saat kita mampu menjualnya dengan harga Rp1.200/lembar, maka ada capital gain sebesar Rp200/lembar saham kita dapat. Tapi, kalau kita jual dengan harga Rp900/lembar, maka kita menderita capital loss sebesar Rp100/lembar saham.
6. Cut loss
Ada satu prinsip dalam investasi saham yang mesti dipahami: kita belum rugi selama kita belum menjual saham kita.
Begitulah, terkadang investor bertahan mengoleksi saham tertentu padahal harga saham tersebut turun. Harapannya, dalam beberapa waktu ke depan, harganya bisa naik lagi. Tapi ada kalanya investor harus melakukan cut loss–menjual seluruh saham saat harga turun demi mencegah kerugian lebih besar lagi terjadi.
Biasanya sih ini terjadi ketika investor sudah tidak menemukan ada harapan untuk sahamnya bisa naik harga lagi dengan banyak analisis dan pertimbangan
7. IPO
Singkatan dari Initial Public Offering, atau penawaran saham perdana pada publik.
IPO adalah proses pertama kalinya terjadi jual beli saham antara pihak perusahaan dengan publik. Karena itulah, perusahaan yang pertama kali melepas saham untuk dibeli oleh publik atau investor umum sering disebut go public.
8. Kustodian
Atau bank kustodian. Istilah investasi saham ini dipakai untuk menyebut bank-bank yang ditunjuk membantu administrasi dalam kegiatan investasi, sebagai tempat penitipan aset kita.
Misalnya begini. Kita mau investasi saham dan sudah terdaftar di perusahaan sekuritas. Untuk bisa membeli saham, kita harus setor dulu ke bank yang ditunjuk oleh perusahaan sekuritas, baru kemudian dana kita akan dibelanjakan saham sesuai pilihan kita. Begitu juga ketika kita hendak menjual saham. Uang hasil penjualan akan disimpan di bank kustodian, baru kemudian dipindahkan ke rekening pribadi kita sesuai permintaan.
9. Lot
Lot adalah satuan saham yang diperjualbelikan di bursa efek. Satu lot terdiri atas 100 lembar saham. Biasanya, minimal jumlah beli saham adalah satu lot. Sehingga, misalnya harga saham Rp1.000/lembar, maka minimal kita harus membeli 1 lot dengan harga Rp100.000.
10. Perusahaan sekuritas
Perusahaan sekuritas adalah perusahaan yang sudah mengantongi izin resmi dari OJK untuk menjadi perantara dalam transaksi saham. Perusahaan sekuritas bisa dibilang akan menjadi partner kita dalam berinvestasi, so adalah penting untuk bisa memilih perusahaan sekuritas yang terpercaya.
11. Dividen
Sepertinya istilah investasi saham kesebelas ini sudah cukup familier sih. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (lagi), dividen artinya:
- Bagian laba atau pendapatan perusahaan yang besarnya ditetapkan oleh direksi serta disahkan oleh rapat pemegang saham untuk dibagikan kepada para pemegang saham.
- Sejumlah uang yang berasal dari hasil keuntungan yang dibayarkan kepada pemegang saham sebuah perseroan.
Sudah jelas kan ya? Enggak perlu dijelaskan lebih banyak lagi deh kayaknya.
Dividen ini biasanya dibagikan secara tahunan, jadwalnya sih tergantung perusahaan masing-masing. Biasanya dihitung sekian rupiah per lembar saham. Jadi tinggal dikalikan saja, dengan berapa lot kita punya saham di perusahaan tersebut.
Namun, tidak setiap perusahaan membagikan dividennya secara rutin. Semua tergantung pada rapat pemegang sahamnya.
12. Analisis fundamental
Istilah investasi saham ini berkaitan dengan analisis calon investor terhadap emiten sebelum kemudian melakukan investasi.
Yaitu metode analisis yang mempelajari hal yang berkaitan dengan kondisi dasar (fundamental) sebuah perusahaan baik secara kuantitatif (keuangan) maunpun kualititatif (non keuangan).
Kalau mau penjelasan lebih detailnya, bisa membaca artikel mengenai analisis fundamental yang juga sudah ada di situs ini.
13. Analisis teknikal
Analisis teknikal merupakan sebuah pendekatan analisa harga yang mempelajari aktivitas pasar dengan menggunakan data-data historis harga termasuk grafik harga yang sudah terjadi di masa lalu untuk memprediksi dan mengantisipasi pergerakan harga yang akan terjadi.
Bagaimana cara melakukannya? Boleh langsung baca saja artikel yang sudah ditautkan.
Nah, sepertinya sudah lumayan nih acara perkenalannya dengan investasi saham, dengan kenalan beberapa istilah investasi saham yang bakalan banyak ditemui nanti.
Apakah masih kurang?
Kalau masih kurang, kamu bisa ikutan kelas finansial QM Financial. Sila cek jadwal dan daftar sesuai kebutuhan.