Keuangan Keluarga Juga Harus Lebih Baik di Tahun 2020 Ini
Yes, keuangan keluarga juga harus lebih baik di tahun ini, kalau tahun sebelumnya masih saja ada yang kurang atau belum dilakukan. Tahun 2020 ini harus lebih baik lagi daripada sebelumnya.
Tantangan utama dalam pengaturan keuangan keluarga itu biasanya adalah ada saja keperluan darurat yang muncul mendadak, tanpa memberi kita kesempatan buat siap-siap. Kadang ya cuma kecil-kecil, tapi ya lumayan juga sih memengaruhi kondisi dompet dan tabungan. Misalnya saja, tiba-tiba ada yang rusak di bagian rumah. Atau ada keperluan mendadak untuk anak-anak terkait sekolahnya, dan seterusnya.
Tantangan kedua, biasanya keluarga juga punya tanggungan utang yang jumlahnya besar. KPR, misalnya.
Nah, kalau sudah punya catatan keuangan keluarga di tahun lalu, ada baiknya kita buka lagi untuk melihat-lihat di sebelah mana anggaran bocor halus dan bocor ambyar, untuk kemudian kita perbaiki tahun ini. Dan, kemudian lakukan beberapa langkah berikut.
5 Langkah untuk Keuangan Keluarga yang Lebih Baik Tahun Ini
1. Tetap catat dengan cermat
Tetaplah mencatat semua pengeluaran dan anggaran. Hanya dengan cara ini, kita bisa memonitor kondisi keuangan dengan baik. Kita bisa tahu jika ada yang salah sejak awal, dan enggak akan terlambat untuk mengambil langkah antisipasi.
Keuangan keluarga memang lebih kompleks, karena menyangkut hajat hidup 2, 3, 4, … beberapa orang terpenting dalam hidup kita. So, dengan berbekal catatan, kita akan bisa memastikan bahwa setiap orang dalam keluarga bisa terjamin kehidupannya.
Kalau memang belum rapi, kita bisa mulai rapikan sejak awal tahun ini. Buat buku khusus, atau catat melalui aplikasi smartphone yang banyak tersedia–gratis diunduh. Pakai apa pun boleh, yang penting mudah diakses.
2. Prioritaskan utang
Berapa persen porsi utang saat ini? Semoga sih tak lebih dari 30% dari penghasilan total sebulan, sehingga bebannya tidak terlalu besar.
Prioritaskan utang di setiap bulan. Jika ada penghasilan ekstra, ada baiknya juga dialokasikan untuk pembayaran utang ini, agar lebih cepat lunas. Tentu saja disesuaikan dengan syarat dan ketentuan utang yang kita punya ya. Karena ada utang yang justru memberi penalti jika dibayar lunas lebih cepat.
3. Kelola dana darurat dengan baik
Untuk keuangan keluarga, pastikan dana darurat selalu mencukup. Untuk yang belum punya anak, besarnya dana darurat paling ideal adalah 6 kali pengeluaran bulanan rutin. Sudah punya anak satu, besar idealnya 9 kali pengeluaran rutin, sedangkan sudah punya anak dua seharusnya sih 12 kali pengeluaran rutin.
Besaran ideal dana darurat ini enggak harus dipenuhi sekaligus kok, bisa dibangun sedikit demi sedikit dengan menabung di instrumen investasi atau tabungan yang tepat. Di Reksa Dana Pasar Uang, misalnya. Setiap kali dana darurat terpakai, segera rencanakan untuk topup lagi. Jadi enggak sampai kosong melompong, karena kebanyakan diambil.
Pastikan juga bahwa akses ke dana darurat terbuka, paling enggak untuk pasangan. Sehingga jika terjadi apa-apa, bisa dengan cepat melakukan sesuatu.
4. Hemat mulai dari hal-hal kecil
Nah, tahun ini, mari kita hemat hal-hal kecil–yang meski tampak enggak berhubungan dengan keuangan secara langsung–tapi percaya deh, pasti ada efeknya juga.
Seperti misalnya:
- Lebih hemat listrik. Matikan lampu dan peralatan elektronik lain yang enggak dipakai. Cabut charger smartphone kalau enggak dipakai, jangan biarkan menancap terus di stopkontak.
- Lebih hemat pemakaian air. Ingat, bumi kita semakin naik suhunya lo, dan ini berpengaruh pada stok persediaan air tanah yang menipis. Kalau kita bisa hemat air, tagihan PDAM juga terkendali kan?
- Lebih hemat belanja, tepatnya sih lebih bijak dan efektif ya. Misalnya, ketimbang belanja bolak-balik, mendingan sediakan waktu belanja untuk seminggu. Pakai catatan belanja, biar nggak lapar mata. Tahan dari segala macam diskon.
- Beralih dari belanja di supermarket ke belanja di pasar tradisional. Memang kurang nyaman karena enggak ber-AC, tapi selisih harganya itu lo … Lumayan bangat!
- Masak sendiri, ketimbang pesan makanan secara online melulu. Bawa bekal ke kantor atau ke sekolah juga akan lebih hemat dan pastinya sehat.
Dari hal-hal kecil bakalan berefek ke hal besar. Percaya deh.
5. Lebih terbuka
Sekarang sudah enggak zamannya lagi berahasia sama pasangan, atau merasa tabu untuk ngobrolin masalah keuangan keluarga sama pasangan. Kalau di tahun kemarin masih mentok aja, coba di tahun ini, lebih terbuka.
Keuangan keluarga enggak akan bisa terkelola dengan baik tanpa keterbukaan pasangan suami istri satu sama lain. Bahkan, jika memungkinkan, anak-anak juga perlu dilibatkan. Biar mereka lebih melek literasi keuangan lebih dini, kan? Akan baik juga buat mereka nantinya.
Nah, bagaimana? Siap untuk membuat keuangan keluarga lebih baik di tahun 2020?
Semangat!
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.
Masih Lajang, Ini Dia 5 Resolusi Keuangan yang Pas Buat Kamu
Masih lajang, belum ada tanggungan. Hidup seharusnya lebih ringan, dan masih bisa melakukan banyak hal dan bersiap untuk masa depan lebih baik.
Itu seharusnya.
Tapi kalau dalam review keuangan akhir tahunmu kemarin, ternyata enggak begitu adanya, berarti ada yang salah nih. Terutama pada pengelolaan keuanganmu.
Mumpung masih awal tahun, biasanya ini jadi waktu buat kita untuk menyusun rencana agar tahun ini berjalan lebih baik. Pastinya kamu yang masih lajang juga mau dong, tahun ini keuanganmu lebih sehat.
Nah, makanya, yuk, simak artikel ini sampai selesai ya!
5 Resolusi Keuangan untuk Kamu yang Masih Lajang
1. Jangan terjebak lifestyle
Yes, awas jebakan lifestyle kekinian! Apa aja sih contohnya? Ya, misalnya saja, ngopi cantik dan ganteng di kafe kekinian setiap hari. Atau, jajan boba ketika tumbler sebenarnya sudah berisi minuman sehat dari rumah. Atau, pesan makan siang online setiap hari, padahal kantin juga ada–padahal makanannya sehat, enak, lagi pula murah.
Demi bisa difoto cakep buat diunggah di Instagram, atau biar keliatan keren aja gitu.
Tahun ini, boleh saja kalau mau nongkrong cantik/ganteng sembari ngopi, atau jajan boba. Tapi pastikan tabunganmu bertambah dulu, atau lunasi utang konsumtifmu dulu. Maksimalkan anggaran lifestyle 20% saja dari penghasilanmu, agar anggaran yang lain bisa lebih longgar. Hiduplah sewajarnya.
2. Jangan malas
Malas mencatat pengeluaran dan membuat anggaran adalah hal yang biasa terjadi. Tapi, untuk tahun ini, coba atasi kemalasanmu yuk!
Buatlah catatan rutin pengeluaran dan anggaran, supaya keuanganmu lebih terkendali. Dengan demikian, kamu bisa tahu, apakah anggaran lifestyle-mu lebih besar daripada anggaran rutin? Jangan-jangan utangmu juga sudah melebihi batas 30% dari penghasilan?
Dengan mengetahui kondisi kesehatan keuanganmu sendiri, pastinya kamu akan lebih bisa membuat rencana untuk memperbaikinya. Betul?
3. Jangan gampang utang
Hari gini makin gampang saja berutang. Dari utang dengan jumlah banyak–tanpa harus ada jaminan dan cair dalam beberapa menit–sampai utang kecil-kecil berplafon ratusan ribu berjangka waktu kurang dari satu tahun, bisa dilakukan oleh siapa saja.
Modalnya, hanya smartphone saja dan kuota internet. Siapa yang enggak tergoda? Betul?
Inilah godaan terbaru sebagai manusia-manusia kekinian, yang mau serba cepat, serba praktis, dan serba enak. Ya, ada bagusnya juga sih, tapi kita sebagai manusia harus tetap bijak dalam menggunakan teknologi. Terutama dalam hal keuangan.
Sekali terjerat, bisa jadi masalah untuk seumur hidup lo! Jadi, pertimbangkanlah baik-baik jika ada godaan untuk berutang–seperti apa pun iming-imingnya ya. Terutama buat kamu yang masih lajang.
4. Tambah pengetahuan produk keuangan
Sementara kamu masih lajang, waktumu ke depan akan masih sangat panjang. Ada banyak hal yang bisa kamu raih, dan kamu rencanakan agar hidupmu lebih baik.
So, imbangilah keinginan dan cita-citamu dengan berbagai pengetahuan literasi keuangan. Kamu bisa belajar dari mana saja; dari buku, artikel di media online, media sosial, dari mereka-mereka yang sudah lebih ahli, dan banyak lagi.
Terkhusus, kamu bisa ikut kelas-kelas keuangan–baik yang online dan offline.
Tambah pengetahuan mengenai produk-produk keuangan yang bisa kamu manfaatkan sebagai bekal untuk merencanakan masa depanmu. Mulai dari mengatur cash flow, menyusun tujuan keuangan, siapkan dana darurat, siapkan dana pensiun, hingga kamu juga bisa mulai memikirkan dana pendidikan anak lo–jika kamu memang punya rencana untuk segera menikah dan punya anak.
Tidak pernah ada kata terlambat dan terlalu cepat untuk belajar sesuatu, termasuk soal pengelolaan keuangan.
5. Susun rencana jauh ke depan
Nah, ini sih menjadi resolusi yang memang harus mulai kamu lakukan, jika belum sempat terlaksana di tahun 2019 yang lalu.
Sebaiknya, kamu sudah punya rencana matang untuk 1 tahun ke depan–kamu pengin apa sih? Pengin meraih apa, dan bagaimana caranya? Lalu susun pula rencana untuk 5 hingga 10 tahun, bahkan lebih dari 10 tahun mendatang. Hidup seperti apa yang kamu ingin jalani nanti?
Kamu boleh bermimpi setinggi mungkin, dan sekarang susun rencana untuk mewujudkan mimpimu itu.
See? Banyak hal yang bisa kamu lakukan tahun ini, meski kamu masih lajang–yang katanya ini waktunya untuk bersenang-senang. Well, seperti kata Ligwina Hananto–lead trainer QM Financial–hura-hura sih boleh, tapi jangan sampai bikin huru-hara gara-gara kamu senang-senang tanpa rencana matang jauh ke depan untuk hidupmu sendiri.
Justru, di saat masih lajang inilah, kamu bisa merencanakan semuanya dengan lebih baik.
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.
5 Langkah Membuat Resolusi Tahun Baru yang Realistis
Bagaimana tahun barumu? Apakah kamu sendiri bisa memproyeksikan bahwa tahun ini akan menjadi baik untukmu, terutama dari segi keuangan? Sudah membuat resolusi tahun baru?
Belum? Kenapa? Masih bingung? Males karena toh nanti lama-lama juga lupa, seperti tahun-tahun sebelumnya?
Resolusi tahun baru memang sangat terdengar klise ya? Sepertinya juga hanya sekadar janji manis saja di awal tahun. Setelah tahun berjalan, sudah deh, lupa semua! Padahal resolusi tahun baru itu bisa jadi goals baik untuk hidup kita sendiri lo.
Salah satu kesalahan yang sering dilakukan oleh orang-orang, hingga resolusi tahun baru mereka jadi sekadar janji manis adalah ketika mereka membuatnya, mereka enggak membuat resolusi tahun baru yang realistis.
Misalnya saja. Ukuran baju sekarang XXXL. Lalu penginnya tahun ini ukuran baju bisa menyusut, ke ukuran M. Niatnya sih bagus, tapi kurang realistis. Kecuali memang punya tekad kuat banget dan sudah punya rencana yang sangat matang, rasanya sangat mustahil bisa menyusutkan ukuran baju dari XXXL ke M.
Bukannya enggak mungkin tercapai, tapi ya kenapa enggak kita mulai dengan membuat resolusi tahun baru yang realistis saja dulu, supaya mudah kita menyusun rencana?
Begini caranya.
5 Langkah Membuat Resolusi Tahun Baru yang Realistis
1. Tujuan yang nyata
Selalu awali dengan #TujuanLoApa.
Buat kamu yang sudah lama follow QM Financial di media sosial, atau sering baca-baca artikel di situs ini, pasti sudah tahu apa arti jargon ini. Sudah hafal malah ya, karena setiap kali selalu disebut.
Kenapa? Ya karena semua hal yang ingin kita rencanakan itu akan baik adanya kalau diawali dengan membuat tujuan yang jelas. Begitu pula saat kita membuat resolusi tahun baru.
Jadi, tujuan keuanganmu tahun ini prioritasnya di mana?
2. Mulai dari langkah kecil
One step at a time.
Sudah siap mulai membuat resolusi tahun baru? Kamu bisa mulai dari hal yang paling sepele, tapi bisa membawa perubahan besar. Atau, kamu bisa mulai menyusun dari yang paling urgent atau prioritas.
Misalnya saja, kamu bisa mulai dengan mencatat pengeluaran. Ini langkah kecil kan? Tapi banyak orang yang sering malas atau lupa melakukannya. Padahal dengan langkah kecil ini, berbagai perubahan kondisi keuangan ke arah yang lebih baik bisa kamu usahakan lo.
Kalau yang top priority, misalnya saja, kembalikan pinjaman uang pada sahabatmu, atau saudara, atau keluarga. Mereka orang terdekatmu, dan dengan mengembalikan uang yang kamu pinjam, kamu juga baru saja melakukan usaha untuk memperbaiki hubungan baik kamu dengan mereka.
3. Tulis di tempat yang mudah dilihat kembali
Membuat resolusi tahun baru memang sepele, dan mudah terlupakan. Tapi hal ini terjadi, kalau resolusi tersebut hanya kamu buat dalam pikiranmu saja.
Kalau benar-benar pengin mewujudkannya, coba tuliskan apa saja resolusi tahun barumu lalu taruh di tempat yang mudah terlihat. Misalnya, ditulis di kertas lalu ditempelkan di kulkas dengan magnet. Biar semua orang di rumah juga tahu kalau kamu punya niat baik tahun ini, dan siapa tahu kan mereka bisa membantu?
Atau, kamu bisa membagikannya di media sosial, kalau kamu memang seorang social media junkies.
Yang pasti, dengan sering-sering melihatnya, maka kamu akan selalu ingat kalau kamu punya niat baik tahun ini.
4. Komitmen
Saat membuat resolusi tahun baru, maka itu berarti kamu sedang berjanji dengan dirimu sendiri. Pengin kan, jadi lebih baik di tahun ini?
Kalau iya, maka komitmen itu penting. Katakan pada diri sendiri, “Ini janji pada diri sendiri. Kalau bisa terpenuhi, maka diri sendiri juga yang akan mendapatkan hal baik serta keuntungannya.”
5. Siap untuk belajar
Sebagai salah satu langkah untuk mencapai tujuan, kamu harus siap untuk belajar. Karena pada prosesnya nanti, kamu pasti akan banyak menghadapi kesulitan dan rintangan. Dengan semangat belajar, kamu pasti bisa menyelesaikan semua masalah.
So, niatkan hati untuk belajar lebih baik. Belajar itu bisa di mana saja, dari mana saja, pada siapa saja kan? Bahkan bisa belajar dari kesalahan yang kita buat sendiri juga.
It’s ok untuk melakukan kesalahan, yang penting bisa jadi pelajaran untuk ke depannya. Ingat juga akan beberapa kesalahan keuangan yang sudah kamu lakukan di tahun lalu, dan perbaiki di tahun ini.
Nah, selamat membuat resolusi tahun baru ya! Yang penting, harus selalu ingat, bahwa setiap niat baik harus diiringi dengan doa.
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.
Resolusi Tahun Baru 2020 untuk Kondisi Keuangan yang Lebih Sehat
Selamat tahun baru 2020! Semoga tahun ini menjadi tahun yang lebih baik dibandingkan tahun 2019 kemarin! Sudahkah kamu mereview bagaimana kondisi keuanganmu di 2019? Adakah yang ingin kamu perbaiki di tahun 2020 ini? Bisa jadi resolusi tahun baru yang oke tuh, kalau kamu punya rencana keuangan yang baik untuk dijalankan tahun ini.
Kalau kondisi keuangan kamu di tahun 2019 kemarin masih belum sehat, maka sekaranglah waktu yang tepat untuk menyusun resolusi tahun baru, agar kondisinya menjadi lebih baik. Enggak perlu muluk-muluk atau terlalu jauh kok.
Coba kamu simak saja 7 resolusi tahun baru, yang sudah dirumuskan oleh QM Financial berikut ini. Mungkin bisa memberimu ide, atau bisa saja langsung dimasukkan sebagai salah satu daftar resolusi tahun baru kamu.
7 Resolusi Tahun Baru untuk Kondisi Keuangan yang Lebih Sehat di Tahun 2020
1. Mencatat
Buat yang di tahun-tahun sebelumnya–enggak cuma di tahun 2019–malas mencatat kondisi keuangan, yuk, sekarang mulai ubah kebiasaannya.
Mulailah dari mencatat pengeluaranmu setiap hari, baik yang dengan uang cash maupun cashless. Punyai satu buku agenda khusus untuk mencatat, atau kamu juga bisa memanfaatkan aplikasi di smartphone kamu. Mana saja yang nyaman, boleh.
2. Punyai tujuan keuangan yang riil
Kalau kamu belum punya tujuan keuangan di tahun 2019, maka di tahun 2020 ini kamu seharusnya sudah mulai punya.
Apa sih yang pengin kamu capai? Tetapkan tujuan jangka pendek (< 5 tahun), menengah (5 – 10 tahun), hingga jangka panjang (> 10 tahun) versi kamu. Wujudkan mimpi-mimpimu, dan perhitungkan apakah kamu perlu biaya untuk mewujudkan semua keinginanmu itu.
Jadikan ini sebagai tujuan keuanganmu yang riil. Setelah kamu mempunyai tujuan, tentunya akan mudah untukmu membuat rencana untuk benar-benar mewujudkannya kan?
3. Punyai gaya hidup yang lebih baik
Barangkali kamu punya kebiasaan atau gaya hidup yang kurang sehat di tahun 2019?
Nah, ini waktu yang baik juga untuk mengubahnya. Termasuk jika kamu punya kebiasaan kurang sehat dalam hal keuangan.
Mungkin kamu mulai rajin lagi ke gym, supaya iuran membership-mu enggak sia-sia? Atau, misalnya saja, iya kamu sudah bisa menabung atau berinvestasi Rp500.000 per bulan di tahun 2019. Tapi kamu juga menghabiskan uang rata-rata Rp1.300.000 buat ngopi dan nongkrong setiap bulan.
Well, gimana kalau untuk tahun 2020 ini, kamu ubah kondisinya? Kamu menabung Rp1.300.000 setiap bulan, dan buat nongkrong, cukuplah dengan Rp500.000 saja?
Tentunya kamu bisa menyesuaikannya dengan kondisimu secara riilnya ya. Yang pasti, buat dirimu sendiri lebih sehat tahun ini. Dengan begini, kamu juga akan lebih cepat mencapai tujuan keuanganmu yang sudah kamu tetapkan seperti di poin kedua di atas.
4. Bebas utang konsumtif
Lalu bagaimana dengan kondisi utang di tahun 2019? Apakah masih banyak utang konsumtif yang enggak perlu?
Yuk, perbaiki sebagai resolusi tahun baru di tahun 2020! Coba buka lagi review keuanganmu untuk 2019 yang lalu. Apa saja sih yang kamu beli dengan cara utang atau mencicil? Apakah barang tersebut memang kamu butuhkan, sedangkan harganya cukup mahal sehingga kamu perlu untuk berutang?
Atau kamu hanya pengin saja belanja? Karena ada promo cashback? Bisa belanja bonus planner?
Ubah kebiasaan belanja impulsif–apalagi dengan berutang–di tahun 2020 yuk!
5. Mulai/tambah aset investasi
Buat yang sudah mulai investasi di tahun 2019 kemarin, bravo! So, tahun ini, kamu harus bisa melanjutkan rencana investasimu. Bahkan, sebagai resolusi tahun baru, kamu bisa menambah aset investasi lagi.
Kalau kemarin sudah mulai dengan reksa dana, bagaimana jika tahun ini kamu mulai investasi saham?
Kalau seumpama, tahun kemarin kamu belum mulai investasi karena berbagai alasan, maka tahun ini juga tahun yang baik untuk mulai lo!
6. Belajar keuangan lebih banyak
Agar kondisi keuanganmu lebih baik di tahun 2020, maka ada baiknya juga kamu belajar lebih banyak lagi mengenai literasi keuangan.
Mungkin kamu bisa mengusulkan ke pihak HR di kantor tempat kamu bekerja untuk mengadakan pelatihan karyawan khusus untuk keuangan? Enggak cuma kamu sendiri kan yang bisa belajar. Belajar ramai-ramai itu seru banget lo!
QM Financial bisa banget menolong perusahaanmu untuk mengadakan training keuangan, agar karyawan semakin terampil mengelola keuangan pribadi masing-masing.
7. Tambah penghasilan
Nah, ini juga bisa menjadi salah satu resolusi tahun baru yang oke nih, demi kesehatan keuangan di tahun 2020.
So, kamu punya hobi apa? Kamu bisa mulai dari hobi kamu itu lo, untuk menambah penghasilan. Kelola waktu luangmu, biar enggak cuma nongkrong-nongkrong unfaedah doang. Siapa tahu, bisa buat nambah tabungan kan?
Nah, sudah ada 7 resolusi tahun baru untuk kondisi keuangan yang lebih sehat di tahun 2020. Kamu punya resolusi yang lain? Mau share dengan QM Financial? Boleh lo, langsung ditulis saja di kolom komen ya!
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.
Sebelum Usia 30 Tahun, Sebaiknya Kamu Sudah Membuat 5 Tujuan Finansial Ini
Berapa usiamu saat ini? Belum lagi 30 tahun? Banyak orang yang merasa menyesal, mengapa tidak melakukan hal-hal tertentu sebelum usia 30 tahun, termasuk hal keuangan.
Termasuk saya. Saya adalah salah satu dari mereka yang menyesal, mengapa enggak membuat dana pensiun saya sejak pertama kali saya memasuki dunia kerja dulu, sebelum usia 30 tahun. Ya, sebagian sih karena literasi keuangan di zaman saya jadi first jobber memang belum seperti sekarang sih. Misal mau investasi, ya mesti datang ke bank, lalu minta informasi ke petugas langsung. Dan, saya paling males, karena kemudian pasti ditawari yang lain-lain yang malah bikin saya distracted.
Duh, ketahuan deh kalau angkatan lawas.
Nah, supaya kamu enggak mengalami penyesalan yang sama, maka sebaiknya kamu tahu dan mulai membuat tujuan finansialmu sendiri sebelum usia 30 tahun.
Karena penyesalan itu selalu datang belakangan. Kalau di depan namanya down payment, soalnya.
5 Tujuan Finansial yang Harus Kamu Mulai Buat Sebelum Usia 30 Tahun
1. Punyai proteksi
Sebelum usia 30 tahun hingga nanti kamu memasuki usia pensiun, bisa dibilang kamu berada di masa yang sangat produktif. Jika *knocks on wood* kamu tertimpa musibah, lalu bagaimana nasib orang-orang yang hidupnya tergantung padamu?
Musibah bisa terjadi setiap waktu, dan bisa membuatmu serta orang-orang yang kamu cintai menderita kerugian secara ekonomi. Di sinilah, arti pentingnya proteksi dan asuransi untuk kamu punyai.
So, begitu kamu memasuki usia kerja, segeralah lindungi dirimu dan orang-orang di sekitarmu dengan asuransi. Jenis asuransi ada bermacam-macam. Ada asuransi jiwa, asuransi kesehatan, hingga asuransi umum. Kamu enggak perlu kok melengkapi semuanya sekaligus. Prioritaskan dulu asuransi yang kamu anggap paling penting. Boleh saja kok, jika kamu lengkapi secara bertahap, asalkan terencana dengan baik.
2. Dana darurat
Dana darurat juga penting untuk kamu buat sebelum usia 30 tahun. Dana darurat ini juga salah satu tujuan finansial pertama yang wajib kamu punya begitu kamu mulai kerja.
Kenapa? Because bad things happen!
Setelah mempunyai proteksi, dana darurat juga akan bisa “mengamankan” keuangan, ketika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan atau di luar rencana.
Saat kamu sakit, butuh uang mendadak, mau membantu saudara atau keluarga, sampai misalnya kamu harus mengganti laptop rusak padahal dipakai untuk kerja sehari-hari, dana darurat will come handy.
3. Dana pensiun
Dana pensiun adalah tujuan finansial berikutnya yang harus mulai kamu buat sebelum usia 30 tahun.
Yah, baru mulai kerja, kok sudah harus mikirin pensiun?
Justru karena baru mulai itulah, kamu harus segera memikirkannya. Karena dengan jangka waktu yang lebih panjang, maka semakin mudah untukmu menabung (atau berinvestasi). Kamu bisa mulai berinvestasi dengan hanya Rp100.000 saja lo! Kalau kamu baru mulai menabung untuk pensiun di usia 40-an, bisa jadi kamu harus menabung berkali-kali lipatnya.
Kan sudah punya fasilitas Jaminan Pensiun dan Jaminan Hari Tua dari BPJS Ketenagakerjaan yang diberikan oleh kantor?
Well, tahu enggak sih, berapa kebutuhan dana untuk bisa menghabiskan pensiun sejahtera? Bisa sampai miliaran rupiah. Sedangkan, berapa persenkah dari gaji yang bisa kita terima dari BPJS Ketenagakerjaan saat kita mulai pensiun nanti? Hanya 30 – 40% saja.
Cukup? Sepertinya enggak.
4. Dana rumah pertama
Sebelum usia 30 tahun, seharusnya sih kamu sudah mandiri. Sudah punya penghasilan sendiri, dan pastinya sudah bisa memenuhi kebutuhan hidup sendiri. Jika kamu masih tinggal dengan orang tua, maka seharusnya kamu tetap bisa mandiri, bukannya tetap bergantung pada mereka. Setujukah sampai di sini?
Rumah milik sendiri bagi masyarakat kita adalah simbol kemandirian. So, seharusnya sih memiliki rumah pertama menjadi salah satu tujuan finansialmu juga untuk mulai dibuat sebelum usia 30 tahun.
Isunya, generasi milenial enggak punya nyali untuk membeli rumah. Mengapa? Karena memang butuh modal yang banyak sekali! Begitu lihat nominalnya, pasti deh shock.
Ya, begitulah. Memang ini adalah hal yang enggak bisa dimungkiri. Rumah memang mahal, dan semakin mahal dari tahun ke tahun. Apakah kita mau membeli rumah yang “Senin harga naik” ini, kalau enggak beli sekarang?
Bisa kok, kita punya rumah di usia muda. Kamu hanya perlu tahu caranya.
5. Bijak berutang
Nggak boleh utang? Boleh kok, boleh! Karena ada kalanya kita memang harus berutang, terutama untuk membeli barang berharga tinggi tapi penting. Rumah, misalnya. Tapi harus bijak!
Sebelum berutang, pertimbangkan dulu baik-baik; tujuan berutang untuk apa? Apakah barang yang akan kita beli itu akan menjadi aset? Ataukah hanya sekadar barang-barang yang bersifat konsumtif?
Dengan cara apa kita berutang? Apakah utang multiguna, utang kartu kredit, atau mungkin utang tanpa agunan? KPR? Atau yang lain? Apa risiko masing-masing? Seperti apa cara pembayarannya?
Ada baiknya, kamu membatasi utang-utang yang bersifat konsumtif sebelum usia 30 tahun, apalagi jika diambil dengan utang yang berbunga “menjerat”.
Pelajari karakter, syarat, dan ketentuan setiap jenis utang yang membuatmu tertarik. Dan, kalau memang bisa dihindari, hindarilah. Mungkin ada cara lain untuk memenuhi keinginan kebutuhanmu tanpa berutang.
Bagaimana? Tujuan finansial mana yang sudah kamu lakukan, dan yang belum kamu mulai sebelum usia 30 tahun?
Semangat ya!
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.
13 Istilah Investasi Saham Paling Dasar yang Harus Dipahami Lebih Dahulu
Salah satu hal terpenting yang harus dilakukan ketika sedang mulai melakukan satu kegiatan atau kenalan dengan sesuatu (atau seseorang), adalah berusaha memahaminya dari hal yang paling mudah atau yang paling dasar. Termasuk ketika kita hendak mulai berinvestasi saham. Selain mengenal beberapa hal mendasar tentang saham seperti yang dijelaskan dalam artikel ini, ada baiknya juga kita mengenal beberapa istilah investasi saham yang bakalan sering ditemukan ketika nanti kita benar-benar nyemplung ke kolam investasi.
Kenapa harus?
Ya, supaya enggak zonk–ngerti dan paham apa yang sedang dibahas. Kebayang enggak, lagi baca terus ada kata emiten, capital loss, capital gain, dan seterusnya, lalu kita pun bertanya-tanya, “Ha? Apa itu?”
Nah, banyak istilah investasi saham yang bakalan baru ditemui ketika kita nanti benar-benar bertekun di sini. Kalau ditulis semua, enggak bakalan selesai dibahas dalam semalam. Tapi seenggaknya, mulailah dari memahami beberapa istilah investasi saham berikut, dan kemudian kita bisa berkenalan dengan yang lain sembari jalan.
13 Istilah Investasi Saham yang Harus Dipahami Lebih Dulu
1. Emiten
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, emiten adalah badan usaha (pemerintah) yang mengeluarkan kertas berharga untuk diperjualbelikan.
Tapi, kalau dilihat-lihat lagi, sekarang istilah investasi saham satu ini enggak hanya untuk menyebut badan usaha pemerintah saja sih, tapi bisa dipakai untuk menyebut seluruh jenis perusahaan yang memperjualbelikan sahamnya di bursa saham.
2. Saham blue chip
Saham blue chip adalah saham perusahaan-perusahaan yang sudah mapan dan mantap posisi bisnisnya di Indonesia. Mereka punya laporan keuangan yang bisa dipertanggungjawabkan, punya perkembangan bisnis yang baik, dan dipercaya merupakan “penguasa” di sektor tertentu sesuai konsep bisnisnya.
Saham blue chip biasanya punya harga yang cenderung lebih stabil, yang punya kecenderungan grafik yang juga terus meningkat. Saham blue chip cocok banget dikoleksi oleh kita-kita yang baru mulai investasi saham, atau kita-kita yang mau berinvestasi untuk mencapai tujuan finansial tertentu.
3. Bursa saham
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, bursa saham merupakan tempat untuk memperjualbelikan saham.
Bursa saham biasa juga disebut bursa efek. Indonesia sebelumnya punya 2 bursa efek, yaitu Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya. Demi efektivitas dan efisiensi operasional, pemerintah menggabungkan keduanya menjadi Bursa Efek Indonesia.
Kalau pengin memantau pergerakan saham, enggak usah capek-capek datang ke gedung BEI juga sekarang. Cukup pantau secara online di situsnya saja.
4. Capital gain
Istilah investasi saham satu ini disebut ketika kita mendapatkan keuntungan dari selisih harga jual dengan harga beli saham yang kita lakukan.
5. Capital loss
Kalau ada ‘gain’, maka biasanya juga ada ‘loss’. Ada capital gain, ada juga capital loss. Istilah investasi saham berikutnya ini–sudah bisa ditebak–artinya kebalikan dari capital gain. Yep, ini berarti kita menderita kerugian akibat selisih harga jual dengan harga beli saham yang kita lakukan.
Misal, awal kita beli saham seharga Rp1.000/lembar. Saat kita mampu menjualnya dengan harga Rp1.200/lembar, maka ada capital gain sebesar Rp200/lembar saham kita dapat. Tapi, kalau kita jual dengan harga Rp900/lembar, maka kita menderita capital loss sebesar Rp100/lembar saham.
6. Cut loss
Ada satu prinsip dalam investasi saham yang mesti dipahami: kita belum rugi selama kita belum menjual saham kita.
Begitulah, terkadang investor bertahan mengoleksi saham tertentu padahal harga saham tersebut turun. Harapannya, dalam beberapa waktu ke depan, harganya bisa naik lagi. Tapi ada kalanya investor harus melakukan cut loss–menjual seluruh saham saat harga turun demi mencegah kerugian lebih besar lagi terjadi.
Biasanya sih ini terjadi ketika investor sudah tidak menemukan ada harapan untuk sahamnya bisa naik harga lagi dengan banyak analisis dan pertimbangan
7. IPO
Singkatan dari Initial Public Offering, atau penawaran saham perdana pada publik.
IPO adalah proses pertama kalinya terjadi jual beli saham antara pihak perusahaan dengan publik. Karena itulah, perusahaan yang pertama kali melepas saham untuk dibeli oleh publik atau investor umum sering disebut go public.
8. Kustodian
Atau bank kustodian. Istilah investasi saham ini dipakai untuk menyebut bank-bank yang ditunjuk membantu administrasi dalam kegiatan investasi, sebagai tempat penitipan aset kita.
Misalnya begini. Kita mau investasi saham dan sudah terdaftar di perusahaan sekuritas. Untuk bisa membeli saham, kita harus setor dulu ke bank yang ditunjuk oleh perusahaan sekuritas, baru kemudian dana kita akan dibelanjakan saham sesuai pilihan kita. Begitu juga ketika kita hendak menjual saham. Uang hasil penjualan akan disimpan di bank kustodian, baru kemudian dipindahkan ke rekening pribadi kita sesuai permintaan.
9. Lot
Lot adalah satuan saham yang diperjualbelikan di bursa efek. Satu lot terdiri atas 100 lembar saham. Biasanya, minimal jumlah beli saham adalah satu lot. Sehingga, misalnya harga saham Rp1.000/lembar, maka minimal kita harus membeli 1 lot dengan harga Rp100.000.
10. Perusahaan sekuritas
Perusahaan sekuritas adalah perusahaan yang sudah mengantongi izin resmi dari OJK untuk menjadi perantara dalam transaksi saham. Perusahaan sekuritas bisa dibilang akan menjadi partner kita dalam berinvestasi, so adalah penting untuk bisa memilih perusahaan sekuritas yang terpercaya.
11. Dividen
Sepertinya istilah investasi saham kesebelas ini sudah cukup familier sih. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (lagi), dividen artinya:
- Bagian laba atau pendapatan perusahaan yang besarnya ditetapkan oleh direksi serta disahkan oleh rapat pemegang saham untuk dibagikan kepada para pemegang saham.
- Sejumlah uang yang berasal dari hasil keuntungan yang dibayarkan kepada pemegang saham sebuah perseroan.
Sudah jelas kan ya? Enggak perlu dijelaskan lebih banyak lagi deh kayaknya.
Dividen ini biasanya dibagikan secara tahunan, jadwalnya sih tergantung perusahaan masing-masing. Biasanya dihitung sekian rupiah per lembar saham. Jadi tinggal dikalikan saja, dengan berapa lot kita punya saham di perusahaan tersebut.
Namun, tidak setiap perusahaan membagikan dividennya secara rutin. Semua tergantung pada rapat pemegang sahamnya.
12. Analisis fundamental
Istilah investasi saham ini berkaitan dengan analisis calon investor terhadap emiten sebelum kemudian melakukan investasi.
Yaitu metode analisis yang mempelajari hal yang berkaitan dengan kondisi dasar (fundamental) sebuah perusahaan baik secara kuantitatif (keuangan) maunpun kualititatif (non keuangan).
Kalau mau penjelasan lebih detailnya, bisa membaca artikel mengenai analisis fundamental yang juga sudah ada di situs ini.
13. Analisis teknikal
Analisis teknikal merupakan sebuah pendekatan analisa harga yang mempelajari aktivitas pasar dengan menggunakan data-data historis harga termasuk grafik harga yang sudah terjadi di masa lalu untuk memprediksi dan mengantisipasi pergerakan harga yang akan terjadi.
Bagaimana cara melakukannya? Boleh langsung baca saja artikel yang sudah ditautkan.
Nah, sepertinya sudah lumayan nih acara perkenalannya dengan investasi saham, dengan kenalan beberapa istilah investasi saham yang bakalan banyak ditemui nanti.
Apakah masih kurang?
Kalau masih kurang, kamu bisa ikutan kelas finansial QM Financial. Sila cek jadwal dan daftar sesuai kebutuhan.
First Jobber, Segera Rencanakan Masa Depan dengan 3 Investasi Ini!
Sebagai first jobber, pastilah kamu merasa bahagia banget sekarang lantaran sudah bisa menghasilkan dari kerja kerasmu sendiri. Selamat ya!
Nah, sekarang, saatnya kamu juga merencanakan masa depanmu sendiri. Ingat, jalanmu masih bakalan panjang di depan sana. Jangan terjebak kenyamanan, karena kamu hanya mikirin hal-hal kurang penting yang bahkan enggak akan bisa menjamin masa depanmu.
So, mulailah dengan membuat tujuan keuanganmu sendiri, hari ini. Kamu pengin hidup seperti apa sih dalam 5, 10, 20, 25 tahun lagi? Pastinya kamu punya banyak keinginan dong ya? Enggak akan puas dengan kondisi yang sekarang, meski kamu tetap mensyukuri apa yang sudah kamu punya.
Karena pada dasarnya, setiap manusia itu selalu punya keinginan untuk bisa hidup lebih baik. Dan “hidup lebih baik” itu sekarang butuh uang. Uang memang bukan segalanya, tapi kita enggak bisa mungkir bahwa segalanya butuh uang.
Nah, untuk dapat mewujudkan tujuan keuanganmu itu, kamu bisa menabung. Tapi menabung saja enggak cukup, apalagi untuk tujuan keuangan yang membutuhkan biaya yang sangat besar, seperti dana pendidikan anak atau dana pensiun. Kamu harus membantu dirimu sendiri dengan mulai berinvestasi sekarang.
Kenapa perlu berinvestasi selagi muda?
Karena semakin panjang durasi kamu berinvestasi, maka akan lebih besar peluang imbal yang bisa kamu dapatkan. Semakin banyak waktu untuk belajar berinvestasi, kamu akan semakin paham apa yang kamu butuhkan untuk dapat mencapai tujuan keuanganmu.
So, para first jobber, ini dia investasi yang paling cocok buat kamu memulai.
1. Investasi Reksa Dana
Mungkin gajimu sekarang sebagai seorang first jobber belum Rp8 juta, karena kamu juga baru mulai kerja kan? Pengalaman masih dinilai minim, masih perlu banyak belajar dan menambah jam terbang.
Dengan gaji yang pas dengan UMR–misalnya–mungkin enggak ya bisa berinvestasi?
Bisa kok, bisa. Dengan investasi reksa dana, kamu bisa mulai menyisihkan dari Rp100.000 aja setiap bulan. Bahkan ada lo, perusahaan sekuritas yang menawarkan investasi reksa dana mulai dari Rp10.000, dan dibayar dengan GoPay!
Semoga kamu bisa ya, menyisihkan Rp100.000 saja. Beli kopi kekinian setiap hari aja mampu kok! #eh. Lakukanlah di awal bulan, supaya bisa lebih konsisten nabungnya.
Nah, reksa dana sendiri ada 4 macam; Reksa Dana Pasar Uang, Reksa Dana Pendapatan Tetap, Reksa Dana Campuran, dan Reksa Dana Saham. Mana yang harus dipilih? Well, kamu harus mempelajari satu per satu, sehingga kamu tahu mana yang cocok dengan profilmu sebagai (calon) investor.
2. P2P Lending
Teknologi semakin maju di semua aspek hidup. Termasuk dalam literasi keuangan. Perkembangan ini juga memicu munculnya banyak fintech yang menawarkan berbagai kemudahan dan kepraktisan dalam pemanfaatan jasa keuangan.
P2P Lending–atau Peer to Peer Lending–juga merupakan salah satu “hasil” dari perkembangan fintech ini. Sebagai first jobber, kamu juga bisa mulai berinvestasi dari sini. Enggak butuh modal banyak juga soalnya, cukup Rp100.000.
P2P Lending adalah investasi peminjaman dana/modal antar pihak melalui platform digital atau online. Jadi seperti halnya marketplace sebagai tempat jual beli barang secara online yang mempertemukan penjual dan pembeli tanpa harus bertatap muka, platform P2P Lending mempertemukan calon peminjam dana dengan investor secara online.
Kalau kamu tertarik untuk menjadi investor di P2P Lending ini, coba baca artikel yang sudah ditautkan di atas ya, untuk mempelajari lebih banyak. Juga carilah bacaan lain yang bisa jadi bahan belajar tambahan.
Yang perlu banget untuk kamu perhatikan jika kamu ingin mulai investasi sejak masih first jobber di P2P Lending ini adalah:
- Pahami risikonya
- Tahu bagaimana memilih fintech yang sudah berizin, terdaftar, dan diawasi oleh OJK
- Tahu bagaimana mengelolanya dengan baik
3. Saham
Saham juga bisa menjadi alternatif untuk para first jobber untuk mulai berinvestasi. Di antara ketiga investasi yang cocok untuk first jobber barangkali saham merupakan produk investasi yang butuh modal paling besar.
Kok gitu? Karena untuk bisa membeli saham, minimal kamu harus mengeluarkan uang yang senilai 1 lot (100 lembar) saham. Sedangkan satu lembar sahamnya memang kisarannya cukup luas. Ada yang lumayan mahal, sampai Rp50.000 per lembarnya, hingga ada yang seharga ratusan rupiah saja.
Kalau modalmu kecil, memang lantas kamu hanya bisa membeli saham-saham dengan batasan tertentu. Nah, di sinilah kejelianmu untuk memilih saham yang sesuai dengan karakter atau profil risikomu akan dibutuhkan. Umumnya saham perusahaan yang mapan memang berharga cukup tinggi, sedangkan saham perusahaan yang berkembang lebih terjangkau. Tapi saham perusahaan berkembang akan berisiko lebih tinggi.
Memang agak tricky sih, untuk berinvestasi saham. Apalagi jika kamu belum punya pengalaman. Tapi, bukan berarti enggak bisa dipelajari. Kalau kamu memang mau belajar, terutama jika ada kesempatan untuk belajar langsung dari ahlinya, pasti kamu akan terampil juga nantinya.
Jadi, gimana? Mau belajar berinvestasi sekarang, mumpung masih berstatus first jobber? Masih cukup panjang waktunya untuk belajar nih!
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.
5 Pentingnya Liburan Sekeluarga yang Diagendakan Rutin
Liburan sekeluarga itu membuat kita lebih bisa menerima perbedaan, lebih toleran, dan dilatih untuk konsisten terhadap apa yang kita tuju. Percaya enggak nih?
Yash, liburan sekeluarga itu bukan hanya soal gaya hidup atau mengikuti kekinian doang. Tapi liburan atau traveling memiliki pengaruh yang sangat besar pada diri seseorang, apalagi jika dilakukan sekeluarga. Rasanya beda banget dengan solo traveling.
Jadi jangan ragu-ragu untuk menjadwalkan liburan sekeluarga di sela waktu yang dimiliki. Liburan akan membuat kita menjadi pembelajar di dunia nyata. Iya, pembelajar yang tidak mentok di ruang kelas atau di buku pelajaran.
Liburan sekeluarga itu membantu kita membuka cara pandang dan wawasan akan budaya, tradisi dan juga pengalaman, juga merupakan cara terbaik untuk memperluas cakrawala dan prespektif kita, biar nggak terbatas cuma seputar dapur, tetangga, atau lingkungan kantor.
Liburan juga menghubungkan kita dengan dunia. Kita bisa melihat kehidupan orang-orang di sudut belahan bumi lain, dan mendapatkan inspirasi dan terberkahi karenanya.
Liburan dan perjalanan ke mana saja juga membuat kita lebih bisa menerima perbedaan dan lebih toleran. Pada tahap tertentu, berjalan menyisiri sisi lain dari hidup akan membuat kita bisa mensyukuri nilai yang kita anut atau bahkan mengevaluasinya.
But, wait, “menyusuri belahan bumi lain” ini jangan diartikan bahwa untuk liburan kita harus keluar negeri lo! Ke kabupaten sebelah, kota sebelah, provinsi sebelah, juga sudah merupakan “belahan bumi lain”.
Lalu, apa lagi yang bisa kita pelajari dari pengalaman melakukan traveling dan liburan sekeluarga ini?
1. Tinggalkan zona nyaman
Traveling dan liburan sekeluarga ke tempat lain itu artinya kita siap meninggalkan sejenak area nyaman dan familiar di lingkungan rumah untuk melakukan lompatan keyakinan atau kepercayaan.
Kita berkemas dan meninggalkan lingkungan yang sudah familier untuk menemui hal yang sama sekali baru.
Ini banget penting untuk memperluas wawasan kita lo! Sekali saja mencobanya dan menemukan satu tempat baru, kita akan merasakan hal yang sangat menyenangkan.
Berada di lingkungan yang tidak familier itu luar biasa! Kita bisa mendapatkan “timeless story” dari sana. Dan akan semakin priceless, ketika kita mengalaminya bersama orang-orang terdekat. Iya nggak sih?
2. Menghargai budaya lain
Saat liburan sekeluarga, kita bisa merasakan hidup dalam budaya yang berbeda dan mengalami tradisi mereka. Ini adalah pengalaman terbaik yang bisa didapatkan secara nyata, enggak hanya dengan membaca buku saja.
Melihat sendiri dan menjadi bagian dari suatu budaya yang berbeda membuat kita memahami esensi sesungguhnya dari budaya tersebut. Hal ini tentu akan membantu kita memahaminya, dan bahkan jika beruntung kita bisa belajar bahasa baru, ragam busana yang baru, kuliner yang baru. Seru kan?
Kita hanya akan menghargai sesuatu ketika kita bisa melihat dan merasakannya langsung.
Makanya, sebelum melakukan liburan sekeluarga ke suatu tempat, alangkah baiknya kita membuat dulu itinerary-nya, rencana perjalanan, juga membaca-baca dulu berbagai tip perjalanan, sehingga kita bisa tahu hal apa saja yang harus dan akan dijumpai di lokasi liburan.
Singkat kata, jangan sampai melewatkan tempat-tempat yang wajib dikunjungi di sana.
3. Belajar tentang kehidupan dari suatu peristiwa
Ketika kita melihat keajaiban dunia seperti Piramida di Mesir, Great Wall di Tiongkok, atau Borobudur di Jawa Tengah, kita akan menikmati suatu peristiwa atau momen. Kita akan bisa menyelami, peristiwa besar dan bersejarah apa yang direpresentasikan melalui tempat-tempat liburan tersebut.
Ya, nggak usah jauh-jauh juga kok. Saat kita melakukan perjalanan ke Gunung Merapi di Yogyakarta, dan melakukan napak tilas Lava Tour, misalnya. Kita pasti akan merasa bersyukur bahwa kita masih diberi hidup sampai sekarang.
Atau jika sempat mengunjungi berbagai jejak tsunami di Aceh, kita pun akan bahagia akan hidup kita ini dan selanjutnya. Semangat seperti ini akan dengan mudah ditanamkan pada masing-masing anggota keluarga, dengan mengajak mereka mengunjungi langsung juga.
Melalui liburan sekeluarga, kita akan bisa memaknai suatu peristiwa penting untuk menjalani hidup yang bahagia dan berisi. Kita sekeluarga akan bisa belajar untuk menikmati setiap menit, setiap peristiwa dalam hidup.
Yes, traveling–apalagi bersama keluarga–jadi mengajarkan kita untuk menangkap momen dan membuatnya menjadi bagian penting dalam hidup kita. Sekecil apa pun itu.
4. Hidup dengan sederhana
Bertahan dalam kondisi minim sangat mungkin dilakukan saat liburan, dan traveling mengajarkan kita sekeluarga tentang hal ini.
Kita nggak bisa bergerak dengan nyaman karena ada tas yang berat di punggung. Atau, mesti memutar otak agar si kecil nggak rewel dan tetap merasa nyaman selama di jalan. Harus bisa fleksibel dengan kondisi dan situasi yang kadang mendadak berubah. Kita harus berpergian dengan ringkas dan ringan.
Apalagi soal bekal uang. Wah, mesti kreatif terus sepanjang perjalanan, supaya bekalnya bisa cukup sampai pulang nanti. Padahal banyak hal terjadi di luar dugaan, dan bisa jadi bikin anggaran jebol enggak keruan.
Rasa petualangannya lengkap dan nano-nano banget deh. Begitu pulang, rasanya jadi makin pinter aja ngatur ini-itu. Nggak percaya? Cobain deh.
Liburan sekeluarga itu enggak harus berarti kemewahan dan kenyamanan. Ini tentang pengalaman menikmati segala hal yang ditawarkan oleh dunia.
Percaya deh setelah melakukan liburan ini, kita akan sangat bersyukur dan menghargai “kemewahan” di rumah dan di kehidupan kita sekarang ini.
5. Menilai pengalaman lebih dari hal-hal yang bersifat materi semata
Sekali mengecap kenikmatan liburan, kita akan memahami bahwa pelajaran yang didapat dari perjalanan lebih berharga dan mahal dari materi apa pun yang sudah dimiliki.
Pengalaman bisa melihat puncak Eiffel Tower, atau melihat kecantikan Komodo di pulau tempat habitat mereka, merupakan pengalaman berharga dan tidak lebih bernilai dari barang apa pun. Apalagi dinikmati bersama sekeluarga, orang-orang kesayangan.
Jadi kita liburan ke mana nih? Yuk, siap-siap!
Selain beberapa manfaat di atas, dengan merutinkan agenda liburan sekeluarga, kita juga jadi lebih mudah merencanakannya. Kita jadi bisa menabung atau berinvestasi dulu. Jelas tujuannya apa, jelas pula waktunya kapan. Betul nggak?
Buatlah rekening khusus dana liburan sekeluarga, agar liburan semakin nyaman. Liburan sekeluarga wajib setahun sekali atau dua kali? Ayo aja! Rencana matang, anggaran untuk kebutuhan sehari-hari dan tujuan finansial yang lain juga aman.
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.
Rayakan Malam Tahun Baru di 7 Lokasi yang Terkenal dengan Pertunjukan Kembang Api yang Luar Biasa
Hei, mau liburan tahun baru ke mana? Mau merayakan malam tahun baru di mana? Bakar jagung aja di rumah, sambil main kembang api yang sepuluh ribuan? Ya, enggak masalah!
Yang penting kita bisa merayakan berakhirnya tahun ini–plus mensyukuri apa saja yang sudah diraih–dan menyongsong tahun 2020 dengan penuh doa dan harapan!
Oh, mau merayakan malam tahun baru dengan lebih spesial? Kenapa enggak mengunjungi 7 lokasi yang sudah terkenal dengan pesta pergantian tahunnya yang super meriah ini?
Rayakan Malam Tahun Baru di 7 Lokasi Ini Yuk!
1. Sydney, Australia
Sydney, Australia, merupakan lokasi yang sudah sangat terkenal dengan pesta perayaan malam tahun barunya yang sangat meriah. Pertunjukan kembang apinya nggak ada yang ngalahin, apalagi dengan Opera House yang fenomenal dan juga Harbour Bridge-nya yang menjadi latar belakang pertunjukan.
Memang, biasanya puncak pertunjukan kembang api tahun baru di Sydney dipusatkan di Sydney Harbour, yang enggak cuma menawarkan pemandangan indah. Di sini juga ada taman ramah anak yang jadi tempat nongkrong favorit keluarga-keluarga muda yang melancong di Sydney.
Plus, biasanya saat tahun baru tiba, di Australia juga lagi musim panas. So, bisa sambil liburan ke pantai-pantai kota Sydney yang terkenal indah deh.
2. Taipei, Taiwan
Merayakan tahun baru di Taipei dengan menonton kembang api yang diluncurkan dari puncak gedung tertinggi di Taiwan–Taipei 101–bakalan jadi agenda liburan yang tak terlupakan deh kayaknya.
Biasanya sebelum acara puncak peluncuran kembang api, juga ada konser besar-besaran yang menghadirkan bintang-bintang papan atas Taiwan.
Spot lain yang juga menawarkan pertunjukan kembang api yang bakalan meriah di malam pergantian tahun 2020 nanti adalah di area National Dr. Sun Yat-sen Memorial Hall and the Xinyi Commercial District.
3. Bangkok, Thailand
Bangkok sudah terkenal dengan city night life-nya di dunia. Apalagi kalau untuk merayakan malam tahun baru, bakalan lebih meriah lagi deh.
Perayaan malam tahun baru di Bangkok berpusat di CentralWorld Plaza, dan juga di area shopping dan hiburan Asiatique, yang berada di tepi Sungai Chao Phraya.
Selain berada di tengah ingar bingar pesta, kamu juga bisa kok menghabiskan malam tahun barumu sembari menyepi dan melakukan meditasi demi melakukan refleksi hidup di kuil Wat Po. Kuil ini akan dibuka selama masa pergantian tahun, karena memang banyak pendoa yang datang untuk meminta berkah di tahun yang baru nanti.
4. Dubai, UAE
Yes, one of my bucket list! Amen! Pengin banget deh suatu hari nanti bisa merasakan suasana Dubai yang luar biasa, mengamati gedung-gedungnya yang keren banget. Juga bisa nonton pertunjukan kembang api di malam tahun baru yang memang jadi acara tetap di sini.
Burj Khalifa, gedung tertinggi di Dubai dan salah satu gedung tertinggi di dunia ini, sudah pasti menjadi spot primadona di perayaan pergantian tahun.
Kalau mau agak “lebih sepi”, bisa nongkrong aja di Burj Plaza yang tempatnya ramah anak.
5. London, Inggris
Pusat perayaan malam tahun baru 2019 – 2020 di London akan berada di sekitar Sungai Thames, dan rencananya sih teteup … akan menghadirkan pertunjukan kembang api nan spektakuler seperti tahun-tahun sebelumnya.
Well, FYI, tiket sudah sold out untuk bisa masuk ke arena panggung perayaan malam tahun baru, sejak beberapa bulan yang lalu. Tapi kita masih bisa kok ikut merasakan meriahnya suasana di luar arena, seperti dari Primrose Hill, Parliament Hill di Hampstead Heath, Greenwich Park, dan juga Alexandra Palace. Bakalan tetap luar biasa.
Karena sudah di London, sekalian jadwalkan untuk mengunjungi Kensington Palace. Siapa tahu bisa ketemu Prince George yang imut.
6. New York, USA
And then, of course, Times Square di Manhattan New York akan selalu menjadi lokasi tersempurna untuk merayakan malam tahun baru. Rekor selama ini adalah berkumpulnya 1 juta orang di lokasi yang sama untuk bareng-bareng meniup terompet dan meluncurkan kembang api.
Well, kalau berada di tengah kerumunan 1 juta terasa melelahkan, kamu bisa kok melipir ke area Grand Army Plaza, yang berada di area Prospect Park di Brooklyn. Indahnya pertunjukan kembang api bisa kamu saksikan dari sini, dengan suasana yang lebih “manusiawi”, katanya. Tapi for the best view, teteup, mesti datang lebih awal.
7. Rio de Janeiro, Brasil
Mau yang lebih rame lagi, dengan cuaca yang lebih hangat? Let’s head to Rio!
Kamu bisa menghabiskan malam tahun baru di salah satu pantai di Rio de Janeiro, bersama 2 juta orang lainnya untuk tujuan yang sama. Pantai Copacabana sih yang selalu menjadi favorit, karena selain menghadirkan pertunjukan kembang api, biasanya juga selalu diawali dengan pertunjukan konser musik nan artistik.
Gimana? Gimana? Mau ke mana kita?
Yang pasti, untuk bisa menghabiskan malam tahun baru di luar negeri seperti ini, kamu harus menyiapkan juga dana liburan yang cukup besar–meski kamu bisa saja backpacker-an. Tapi, tetap harus siapkan bujet lebih, ketimbang backpacker-an dalam negeri, iya kan? Apalagi ini peak season, harga-harga pasti akan beda dengan saat low season.
Beberapa anggaran yang harus kamu cermati adalah:
- Akomodasi; mau nginep di mana? Di Burj Al Arab? Ya jelas, mesti punya dana yang cukup.
- Transportasi; biasanya menjadi hal kedua yang bakalan menyedot dana.
- Makanan dan jajan! Eh, atau ini saya aja ya, yang suka bablas anggarannya di pos ini?
So, belum cukup dananya untuk merayakan malam tahun baru di luar negeri tahun ini? Jangan khawatir, masih ada tahun depan kok! Jangan lupa direncanakan dan menabung, kalau gitu ya!
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.
3 Pertimbangan Penting Menyiapkan Biaya Pendidikan Anak yang Justru Sering Dilupakan
Sudah tahu berapa uang masuk dan uang bulanan yang harus disetorkan ke sekolah-sekolah di tahun 2020 mendatang? Mulai dari preschool, TK, SD, SMP, SMA, hingga yang tahun depan mulai kuliah? Merasa takut? Merasa was-was, jangan-jangan sebetulnya enggak siap biaya pendidikan anak yang angkanya fantastis itu?
Fear not!
Karena sebenarnya, kita punya buanyak sekali pilihan! Kita punya privilege untuk memilih sekolah yang terbaik, yang paling sesuai untuk anak-anak kita. Dan pilihan itu banyak.
Semua kembali ke diri kita sendiri, sebagai orang tua. Karena sejatinya, mahalnya sesuatu kadang ditentukan oleh lengkap tidaknya fasilitas atau fitur yang ditawarkan. Seperti hotel, semakin lengkap fasilitasnya maka semakin mahal. Tinggal kita sebagai tamu yang menentukan kan, kebutuhan kita selama liburan seperti apa?
Sekolah juga menawarkan fasilitas, kurikulum, suasana, dan metode yang berbeda. Tentu ada plus minusnya sendiri-sendiri. Yang terlengkap, belum tentu sesuai dengan kebutuhan.
Lalu, siapa yang menentukan kebutuhan? Seharusnya sih anak-anak, karena merekalah yang akan menjalani sekolah nantinya. Tetapi, bisa jadi, anak masih belum mengerti akan kebutuhannya sendiri. Nah, tugas orang tualah untuk mengambil alih, untuk menyesuaikan fasilitas sekolah dengan kebutuhan anak.
Salah seorang teman memilih menyekolahkan anaknya di sebuah sekolah yang tidak menawarkan ekstrakurikuler yang terlalu lengkap. Menurutnya, anaknya butuh pembimbingan secara fokus. Sehingga untuk minat dan bakat ia merasa lebih cocok untuk mencari pembimbingan dari lembaga-lembaga nonformal yang diampu oleh orang yang lebih profesional, ketimbang “hanya” dibimbing oleh guru-guru di sekolah dalam ekstrakurikuler. Waktunya pun bisa dipilih di hari Sabtu, saat sekolah libur. Jadi hari-harinya lebih leluasa, dan fokus pastinya.
Seorang teman yang lain lebih memilih menyekolahkan anaknya di sekolah berbasis alam, karena ia sendiri bertempat tinggal di area padat penduduk dan sibuk, dengan dominasi warga yang individualistis. Ia merasa, sekolah alam cocok untuk anaknya, agar si kecil terdidik lebih peka terhadap lingkungan.
See? Masing-masing punya kebutuhan yang berbeda. Kebutuhan inilah yang mestinya difasilitasi. Baru kemudian menyiapkan biaya pendidikan anak sesuai kebutuhan.
Ada baiknya, orang tua–terutama para orang tua zaman sekarang yang cerdas–mulai menanggalkan pertimbangan-pertimbangan kuno untuk memilih sekolah dan lebih memperhatikan hal-hal yang lebih esensial ketimbang sekadar label dan gengsi.
Apa saja?
3 Pertimbangan untuk Menyiapkan Biaya Pendidikan Anak
1. Tentukan kebutuhan
Ini dia yang pertama. Jika si kecil belum bisa mengerti kebutuhannya sendiri, maka tugas orang tualah untuk membantunya.
Mengapa?
Karena seharusnya sih, orang tualah yang tahu betul karakter anak masing-masing. Bagaimana cara si kecil belajar, bagaimana caranya menghadapi situasi-situasi tertentu, dan seterusnya. Setiap karakter anak mempunyai kebutuhan yang berbeda.
Inilah yang seharusnya menjadi pegangan orang tua untuk mencarikan sekolah yang tepat.
Misalnya nih. Saya sendiri merasa tidak perlu menyekolahkan anak di sekolah alam, karena pada dasarnya lingkungan sekitar saya masih memungkinkan anak-anak saya bereksplorasi dengan bebas. Sekali waktu, saya ajak melipir ke rumah saudara yang masih banyak sawah di sekitarnya. Saya biarkan anak-anak main ke sungai (asal dipesan untuk selalu berhati-hati), berkeliaran di kebon pisang, dan seterusnya.
Nah, kalau sudah ketemu kebutuhan, maka proyeksikan kebutuhan ini jauh ke depan, hingga membentuk value yang kita harapkan tertanam pada diri si anak.
2. Tanamkan value pada anak sejak sebelum mulai sekolah
Peer pressure is real indeed. Kadang ini enggak bisa dihindari, dan justru terjadi berawal dari sekolah.
So, tugas orang tua memang berat. Selain harus bisa membantu anak mengenali kebutuhannya sendiri dan memproyeksikannya menjadi bekal masa depannya kelak, orang tua juga harus dapat menanamkan value yang baik sejak sebelum anak mulai bersekolah. Dan, kemudian mencari sekolah yang sesuai dengan value yang ditanamkan ini, serta menyiapkan biaya pendidikan anak yang sesuai dengan kebutuhannya.
Pernah ada cerita viral di media sosial, mengenai seorang anak TK yang mengadu pada ibunya, bahwa ia nggak diperbolehkan masuk ke geng temannya lantaran ia belum pernah mengunjungi Disneyland.
Speechless sih baca ceritanya. Tapi hal ini nyata terjadi. Dan, untuk menghadapinya, anak perlu bimbingan dari orang tua–yang juga sudah mempunyai value yang sama.
Selalu ingat, bahwa monkeys see monkeys do. Bagaimana anak berperilaku, akan bercermin pada orang tuanya. So, tetapkan value seperti apa yang akan ditanamkan pada anak sejak dini.
3. Sesuaikan dengan kemampuan
Saya sendiri tidak begitu terpengaruh dengan berbagai share biaya pendidikan anak di media sosial. Selain karena saya tinggal di daerah–biaya pendidikan sekolah di sini (meski tetap relatif) tidak setinggi Jakarta, saya juga yakin akan dapat memilihkan sekolah yang sesuai dengan kemampuan kami.
Pilihan jenis sekolah kan banyak sekali, dengan berbagai fasilitas yang ditawarkan. Kalau seumpama enggak mampu menyekolahkannya di sekolah berfasilitas lengkap, ya berarti harus siap dengan rencana cadangan.
Memberikan yang terbaik, pastinya menjadi cita-cita orang tua untuk anaknya. Tapi harus juga melihat kemampuan kita sendiri.
So, pada dasarnya, dalam hal pertimbangan untuk menyiapkan biaya pendidikan anak memang kembali pada diri orang tua sendiri. Menyiapkan biaya pendidikan anak ini bisa dibilang adalah seni untuk mengenali kebutuhan dan penyesuaian dengan kemampuan.
Pengin belajar lebih banyak mengenai bagaimana menyiapkan biaya pendidikan anak? QM Financial punya kelas finansial online-nya lo! Sila dicek jadwalnya ya, dan segera daftar!
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.