5 Tempat Pernikahan Paling Mewah dan Unik di Dunia
Kebanyakan dari kita menginginkan pesta pernikahan yang indah, dengan alasan ini adalah momen sekali seumur hidup. Karena itu, butuh persiapan panjang, agar semua berjalan lancar dan kita pun siap menghadapi garis start baru di kehidupan kita. Termasuk–kalau bisa–menyelenggarakannya di tempat pernikahan yang sesuai keinginan kita. Adakah kamu punya keinginan untuk merayakan momen hidupmu ini di tempat pernikahan paling mewah di dunia yang pernah ada?
Yes, ini dia 5 tempat pernikahan paling mewah dan paling indah di dunia, siapa tahu bisa menjadi referensi impian untukmu juga kan dan menambah motivasimu untuk mempersiapkan dana menikah.
5 Tempat Pernikahan Paling Mewah dan Unik di Dunia
1. Alila Villa Uluwatu, Bali
Untuk pernikahan yang eksotis berlatar belakang laut yang luar biasa, ada Alila Villa Uluwatu Resort nih dalam daftar tempat pernikahan paling mewah di dunia kita.
Resor, yang dibangun di dataran tinggi dengan tebing-tebing yang menghadap ke laut, ini beromansa tropis. Mereka memiliki perencana pernikahan sendiri yang khusus disediakan untuk membantu memenuhi kebutuhanmu. Banyak sudut yang disediakan yang bisa kamu pergunakan sebagai venue pernikahan, juga sebagai lokasi prewedding shoot.
Pengin mengadakan pesta pernikahanmu di sini? Siapkan dana setidaknya sebesar $ 74.000, atau sekitar Rp1.036.000.000.
2. The Biltmore Estate, North Carolina
Dibangun di tahun 1895 oleh George Vanderbilt, kastel dengan 250 kamar ini berdiri di atas 8.000 hektare tanah, dilengkapi dengan taman dan desain lanskap yang indah.
Salah satu tempat pernikahan paling mewah di dunia ini sebenarnya merupakan rumah pribadi keluarga Vanderbilt, yang dipenuhi dengan furnitur, seni, dan barang antik.
Untuk upacara dan resepsi pernikahan, kamu dapat memilih salah satu lokasi dari beberapa tempat di dalam perkebunan, seperti Lioncrest Grand Ballroom, The Italian Garden, Front Lawn, dan banyak lagi.
Paket pernikahan bisa disesuaikan dengan style preferensi pribadi kamu, termasuk di dalamnya adalah menu-menu pilihan, open bar, champagne, dan gratis menginap untuk pasangan pengantin.
Paket pernikahan di sini dibanderol dengan harga mulai dari $50.500, atau sekitar Rp707.000.000.
3. MolenVliet Wine Estate, Stellenbosch, South Africa
Terletak di tepi Sungai Dwars di Lembah Banhoek, MolenVliet Wine Estate menjadi salah satu tempat pernikahan terbaik di dunia.
Kamu bisa mengadakan pesta resepsi di tengah kebun anggur yang indah di sini.
Kalau memang mau, paket pernikahan yang paling sederhana yang ditawarkan adalah dengan 14 tamu selama tiga malam, biayanya mulai dari $10.000, atau sekitar Rp140.000.000.
4. Oberoi Udaivilas, Udaipur, India
Sebenarnya resor ini tidak menawarkan tempat upacara pernikahan secara khusus, tetapi Oberoi Udaivilas memiliki venue yang sangat mewah yang cocok untuk menyelenggarakan pesta resepsi pernikahan nan spektakuler.
Resor ini merupakan salah satu dari top hotels di India, bahkan Asia, terkenal akan service, makanan, spa, dan suite yang hampir sempurna.
Arsitekturnya juga luar biasa, dengan kolom-kolom besar khas arsitektur India, dilengkapi kubah yang dihiasi dedaunan emas dan marmer putih. Lokasinya berada di atas tanah seluas 50 hektare, dan menghadap ke Danau Pichola.
Kepingin merayakan momen hidupmu di salah satu tempat pernikahan termewah ini? Siapkan biaya $8.000, atau sekitar Rp112.000.000 per malamnya.
5. One & Only Reethi Rah Resort, the Maldives
Terletak di pulau seluas 109 hektare dikelilingi laut biru yang jernih, resor ini menjadi salah satu tempat pernikahan paling mewah di dunia, impian banyak calon pengantin.
Reethi Rah memiliki 130 vila dengan kolam renang pribadi untuk masing-masing vilanya, dan menawarkan paket pernikahan plus wedding organizer-nya sekaligus. Layanan di dalamnya termasuk banyak pilihan menu makanan lezat, area makan private, hiburan musik, dan spa perawatan tubuh untuk pasangan pengantin.
Mau merayakan pesta pernikahanmu di sini? Tarifnya relatif lebih murah dibandingkan 4 tempat pernikahan di atas, karena dibanderol dengan harga mulai dari $7.000, atau sekitar Rp98.000.000 per malam.
Gimana, gaes? Pengin merayakan momen paling bersejarah dalam hidupmu di salah satu lokasi di atas? Kalau iya, hayuk, ada PR besar menanti: menyiapkan dana menikah sejak awal.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Menikah di Rumah atau di Gedung? Ini Plus Minusnya
Salah satu pos terbesar saat kita sedang membuat anggaran acara pernikahan adalah biaya sewa gedung. Apalagi jika tanggal yang kita pilih adalah tanggal cantik atau unik, tanggal nikahnya sejuta umat. Atau, pengin lokasi yang strategis, kapasitas besar, dekorasi mewah. Sudahlah, harga bisa melangit banget. Makanya kadang muncul opsi selain menyelenggarakan resepsi pernikahan di gedung: mendingan menikah di rumah aja apa?
Ini juga dulu yang menjadi pertimbangan salah satu teman yang hendak menikah di tanggal 09-09-09. Karena hampir semua gedung yang biasa menjadi venue pernikahan full booked, maka keputusan akhirnya mereka mengadakan semua tahapan upacara menikah di rumah, termasuk upacara adat hingga resepsi.
Nah, untuk membantumu mempertimbangkan, berikut ada beberapa plus minus opsi menikah di rumah atau sewa gedung pernikahan.
Menikah di Rumah
Plusnya menyelenggarakan acara pernikahan di rumah:
- Tak perlu khawatir full booked, bahkan di tanggal-tanggal cantik dan unik. Kamu bisa menyelenggarakan acara di hari baik apa pun. Jika di hari yang sama, tetamu juga harus menghadiri acara pernikahan yang lain, biarkan saja mereka sendiri yang mengaturnya bukan?
- Kamu bisa lebih menghemat pengeluaran di pos sewa gedung yang bisa mencapai puluhan juta rupiah, tergantung lokasi dan jenis gedungnya. FYI, untuk bisa menggelar pesta pernikahan di Half Patiunus, kamu perlu menyediakan dana sekitar Rp100 – 200 juta/paketnya. Sedangkan, kalau mau yang lebih terjangkau, misalnya di gedung Museum Purna Bhakti Pertiwi, kamu perlu merogoh kocek sekitar Rp5 juta untuk sewanya.
- Waktu acara tidak terbatas. Kamu boleh saja mengadakan pesta tujuh hari tujuh malam–dengan catatan sudah seizin RT/RW. Rumahmu sendiri ini kan? Bebas!
- Bisa lebih banyak mendapat bantuan tetangga. Biasanya kalau di kampung-kampung–kayak kampung saya–kalau ada salah satu warga yang punya hajat, se-RT yang bantuin; mulai dari masak, keamanan, penerima tamu, dan lain sebagainya. Memang tidak ada kewajiban uang jasa, tetapi kita sebagai yang punya hajat ya mesti tahu dirilah ya. Biasanya ada sedikit uang saku buat keamanan, yang buat masak ya nanti boleh kalau mau bawa tupperware dari rumah, dan sebagainya. Pastinya sih enggak sebesar uang jasa vendor pernikahan.
Minusnya menyelenggarakan acara pernikahan di rumah:
- Jelas lebih repot persiapannya. Sewaktu ada saudara yang menikah di rumah dulu, rumahnya sudah mulai disiapkan sejak beberapa bulan sebelumnya, termasuk merenovasi bagian-bagian tertentu, mengecat ulang, dan sebagainya. Tentunya ini opsional sih. Kalau memang rumahnya sudah dirasa cukup representatif, enggak harus direnovasi juga kan? Dan, biaya renovasi rumah itu juga enggak sedikit lo.
- Area di rumah juga lebih terbatas, enggak kayak gedung yang memang dipersiapkan untuk menampung orang banyak. Jadi, ya mesti pinter-pinter atur waktu kunjung tamu, atur parkir mobil dan kendaraan lain, juga atur sirkulasi gerak tamu. Karena kalau enggak, duh, jadi kayak sarden kegencet di dalam kaleng. Apalagi kalau rumahnya enggak seberapa besar.
- Pos pengeluaran sewa gedung memang bisa dicoret, tapi butuh pos pengeluaran lain, misalnya sewa tenda, tambahan kursi, plus dekorasi.
- Beres-beres setelah pesta juga melelahkan lo, jadi harus diperhitungkan juga.
Menikah dengan Sewa Gedung
Plusnya mengadakan resepsi pernikahan di gedung:
- Area lebih lega, tentu saja. Bisa disesuaikan dengan jumlah tamu yang ingin kita undang. Undangan 300, berarti cari gedung yang muat menampung setidaknya 1000 orang. Undangan 500, berarti mencari gedung yang lebih besar lagi, mungkin yang berkapasitas 1500 orang. Dan seterusnya.
- Hemat energi dan tenaga, karena biasanya gedung pernikahan juga ada yang menawarkan sepaket dengan dekorasi, bahkan katering. Lumayan juga kan, enggak perlu atur sana-atur sini lagi. Serahkan saja pada ahlinya, kita bisa fokus pada kesakralan upacara saja.
- Biasanya lokasinya juga cukup strategis, sehingga memudahkan tamu yang akan datang.
- Bersih-bersih? Nggak kayak menikah di rumah, sudah ada orang yang bertugas di gedung pernikahan. Setelah acara selesai, kita bisa langsung pulang atau capcus bulan madu.
Minusnya menyelenggarakan pesta pernikahan di gedung:
- Pastinya, kamu harus menyediakan dana yang cukup besar, berbeda dengan acara menikah di rumah. Untuk sekelas Balai Sarbini, Hotel Mulia, dan sejenisnya sudah pasti harga sewanya mencapai ratusan juta rupiah. Kalau mau yang lebih murah, ya kamu bisa menyewa gedung-gedung milik pemerintah, misalnya Auditorium Gelanggang Remaja Jakarta atau gedung Aula Sudirman Makodam Jaya yang harga sewanya paling banter Rp10 juta saja untuk waktu 6 jam.
- Risiko full booked di tanggal-tanggal tertentu, sehingga mungkin kamu harus memilih tanggal baik yang lain daripada yang lain.
- Dalam satu hari, bisa saja ada 2 acara resepsi. Sehingga waktunya pun jadi terbatas dan sempit banget. Misalnya, acara resepsimu siang hari pukul 12.00, sedangkan malamnya pukul 19.00 sudah akan dipakai lagi, berarti setidaknya pukul 15.00, dekorasi pestamu sudah harus dibersihkan, baik acara sudah selesai atau belum.
Nah, sudah ada banyak pertimbangan plus dan minusnya menikah di rumah atau mengadakan resepsi di gedung. Kamu pilih yang mana? Pastinya sesuaikan dengan bujet yang sudah kamu buat dan juga kemampuan finansialmu ya.
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.
Perjanjian Pranikah Bukan Hal Tabu – Ini 5 Hal yang Harus Diketahui
Dalam masyarakat kita di Indonesia, masih banyak yang merasa tabu untuk membuat perjanjian pranikah ketika merencanakan pernikahan. Dalam mindset mereka, perjanjian ini semacam “harapan” untuk berpisah bagi kedua calon pengantin.
Baru juga menikah, kok udah mikir cerai, mati, dan berbagai sebab perpisahan lainnya? Pamali!
Gitu kali ya? Padahal, enggak begitu juga sih. Pemikiran seperti ini biasanya memang didasari oleh pemahaman yang kurang. Seperti halnya tentang investasi, banyak yang bilang identik dengan “rugi”. Padahal kalau dipelajari benar-benar, kita bisa mengambil manfaat yang besar dari investasi ini.
Nah, jika kamu sekarang memang sedang dalam tahap merencanakan pernikahan dengan pasangan jiwamu, ada baiknya mempertimbangkan juga untuk membuat perjanjian ini. Mengapa? Karena–alih-alih memberi “harapan” untuk berpisah–perjanjian pranikah dibuat justru untuk melindungi orang-orang tercintamu dari berbagai kerugian dan masalah yang bisa terjadi di depan, saat kalian sudah berumah tangga nanti.
Enggak percaya? Mari kita lihat beberapa hal mengenai perjanjian pranikah berikut ini.
5 Hal yang Harus Kamu Ketahui tentang Perjanjian Pranikah
1. Apa sih definisi perjanjian pranikah sebenarnya?
Seperti kita tahu, dalam hukum agama (misalnya Islam), harta yang dimiliki oleh pasangan sebelum menikah menjadi hak milik masing-masing, sedangkan harta yang dimiliki setelah pernikahan menjadi milik bersama, kecuali ada perjanjian sebelumnya. Suami wajib menafkahi keluarga (istri dan anak-anak), sedangkan jika pihak istri juga bekerja, istri tidak wajib untuk menyerahkan penghasilannya pada keluarga.
Dari kondisi ini, lantas diketahui bahwa yang dipahami oleh sebagian orang mengenai perjanjian pranikah adalah mengenai pemisahan harta suami dan istri–harta gana-gini. Bahwa apa yang dihasilkan oleh suami atau istri dari pekerjaan mereka, tidak menjadi milik bersama, tapi milik masing-masing.
Namun sebenarnya, perjanjian pranikah tidak hanya di situ saja. Perjanjian pranikah adalah perjanjian yang dibuat sebelum pasangan menikah, yang mengatur segala macam hal yang dinilai dapat menimbulkan risiko masalah di masa depan. Risiko masalah ini bisa apa saja, dari mulai finansial hingga kekerasan.
Perjanjian pranikah ini berupa surat kontrak berkekuatan hukum, yang ditandatangani di hadapan notaris, dan dicatatkan di kantor Catatan Sipil.
2. Kapan sebaiknya perjanjian pranikah dibuat?
Namanya juga “pranikah” jadi seharusnya ya dibuat sebelum kedua pasangan menikah dan resmi menjadi suami istri. Bahkan, ada pasangan yang sudah membuat perjanjian ini saat masih tunangan.
Seperti yang sudah kita yakini, bahwa keterbukaan soal kondisi finansial masing-masing pasangan sangat penting ketika keduanya memutuskan hendak menikah. Jangan sampai, sesudah menikah kita baru tahu kalau pasangan kita ternyata punya utang yang tak bisa terselesaikan. Tentu enggak masalah kalau lantas sang pasangan menerima dan kemudian bersedia membantu. Tapi ya kita enggak bisa memungkiri, kondisi finansial bisa jadi pemicu masalah rumah tangga lain hingga menimbulkan efek domino yang semakin lama bisa berdampak semakin buruk
3. Apa saja yang dibahas dalam perjanjian pranikah?
Sudah sempat disebutkan di poin pertama, perjanjian pranikah bisa memiliki banyak poin, dari finansial hingga kekerasan.
Beberapa hal yang biasanya diatur dalam perjanjian pranikah:
- Harta bawaan, baik harta yang diperoleh sendiri oleh masing-masing pasangan, warisan, hibah, dan harta-harta lainnya.
- Utang bawaan, baik yang dibawa oleh suami maupun istri, yang akan tetap menjadi tanggungan masing-masing untuk menyelesaikan.
- Istri akan mengurus sendiri harta pribadinya–baik yang bergerak maupun tidak bergerak–dari sumber mana pun, tanpa harus meminta kuasa dari suami.
- Hal-hal yang menjadi konsekuensi jika terjadi konflik antara suami dan istri.
- Dan sebagainya.
Perjanjian ini disepakati bersama, ditandatangani, disahkan, dan kemudian dicatatkan. Tidak ada yang boleh mengubah, kecuali kedua pasangan sepakat untuk mengubah dan perubahannya tidak merugikan pihak mana pun.
4. Mengenai bisnis keluarga
Tak hanya sekadar memisahkan penghasilan, perjanjian pranikah juga dibuat untuk melindungi salah satu pihak jika pihak yang lain rawan gugatan, misalnya karena utang, bisnis, dan lain sebagainya.
Contohnya begini. Si suami adalah seorang pengusaha sejak sebelum menikah. Saat hendak menikah, pasangan ini membuat perjanjian pranikah yang memisahkan harta dan utang mereka. Dengan demikian, di masa yang akan datang, jika *amit-amit* suami terlibat kasus dan harus menghadapi hukum karena tak bisa membayar utang, maka harta istri (dan semua harta yang diatasnamakan istri) tidak bisa ikut disita karena memang terpisah. Jadi, yang dituntut hanya milik suami saja. Dengan demikian, istri dan anak-anak masih bisa cukup aman secara finansial.
5. Proses pembuatan perjanjian pranikah
Sulitkah mengurus perjanjian pranikah ini? Enggak juga, tapi kamu akan butuh bantuan profesional hukum, yaitu notaris. Untuk biayanya bervariasi sih, tergantung notarisnya juga.
Jika kamu memang berencana untuk membuat perjanjian ini, maka ada baiknya masukkan agenda untuk menemui notaris dalam perencanaan pernikahanmu.
Satu hal yang pasti, pembuatan perjanjian pranikah ini opsional. Bukan kewajiban. Kamu bebas menentukan, apakah kamu perlu membuat atau tidak. Jangan membuat karena terpaksa. Diskusikanlah hal ini terutama dengan pasanganmu ya.
Nah, semoga artikel ini bisa sedikit membantumu untuk memahami tentang perjanjian pranikah.
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.
5 Hal tentang Membuat Anggaran Pernikahan Sesuai Kemampuan Finansial
Merencanakan pesta pernikahan memang menjadi tantangan tersendiri bagi setiap pasangan ya? Ada pasangan yang memang berniat untuk membiayai sendiri anggaran pernikahan yang akan digelar, ada pula yang cukup beruntung dibantu oleh orang tua.
Salah satu hal “menakutkan” yang sering menjadi akar kekhawatiran adalah bujet yang menggelembung. Yah, namanya juga lagi bikin acara kan, pembelanjaan kadang jadi membengkak lantaran pertimbangan ini itu. Tadinya, kita hanya membujetkan Rp100 juta saja sebagai dana menikah, tapi setelah dirincikan keperluannya dalam bentuk anggaran pernikahan, kok jadi Rp200 juta ya?
Aduh! Mana cukup? Kalau sudah begini, ya masa mau batal menikah? Enggak kan?
Karenanya, coba baca artikel ini sampai selesai agar kamu dapat membuat anggaran pernikahan yang sesuai dengan kemampuan finansialmu. Enggak mau kan, setelah menikah malah bokek, tabungan terkuras, atau malah jadi punya utang? Duh, amit-amit, jangan sampai!
5 Hal yang Harus Diperhatikan untuk Membuat Anggaran Pernikahan Sesuai Kemampuan Finansial
1. Kenali pengeluaran
Tahun 2017 yang lalu, sebuah marketplace khusus untuk perencanaan pernikahan pernah merilis data survei mengenai alokasi dana menikah yang dilakukan oleh rata-rata calon pengantin di Indonesia, dengan melibatkan lebih dari 5.000 koresponden yang melangsungkan pernikahan di area Jabodetabek.
Berikut persentase alokasi rata-rata anggaran pernikahan para calon pengantin berdasarkan survei tersebut:
- Keperluan venue dan katering: 39,2%
- Dekorasi dan tata cahaya: 12,3%
- Wedding planner: 5,51%
- Wedding dress: 4,93%
- Fotografi pernikahan: 4,74%
- Fotografi prewedding: 4,72%
- Cincin pernikahan: 4,64%
- Wedding organizer: 4,53%
- Musik/band: 3,08%
- Makeup dan hairdo: 2,59%
- Suvenir: 2,28%
- Undangan: 1,93%
- Lain-lain: 7,23%
Nah, dari sini, tentunya kamu sudah mendapat gambaran ya, mengenai apa saja yang harus dipersiapkan.
2. Bersiap dengan biaya tak terduga
Ada banyak cerita mengenai pesta pernikahan yang akhirnya harus memakan biaya lebih banyak daripada yang sudah dianggarkan. Yah, yang begini memang bisa saja terjadi.
Ada beberapa hal yang biasanya memengaruhi pembengkakan biaya pernikahan:
- Tuntutan lingkungan, misalnya saja ada permintaan-permintaan tertentu dari orang tua karena berbagai sebab. Kadang bisa saja terjadi, si calon pengantin sih penginnya bikin acara sederhana saja dengan mengundang keluarga inti. Namun, orang tua calon mempelai berbeda pendapat, karena merasa inilah momen bersejarah mereka sebagai orang tua sehingga merasa perlu untuk mengundang lebih banyak orang. Atasi perbedaan pendapat seperti ini secara bijak ya, dengan berkomunikasi dan berdiskusi lebih intens. Temukan solusi terbaik.
- Kenaikan harga, yang bisa saja terjadi ketika kita sudah membuat anggaran pernikahan jauh-jauh hari–katakanlah 2 – 3 tahun sebelumnya–tapi kita lupa akan adanya inflasi. Jadi, jika memang kamu ingin mempersiapkan dana menikah lebih awal, pastikan kamu sudah memperhitungkan juga mengenai adanya kemungkinan kenaikan harga ini.
- Banyak tamu jarak jauh, atau mungkin salah satu keluarga mempelai harus didatangkan dari luar kota, sehingga kamu perlu untuk mencari penginapan tambahan untuk mereka. Hal ini juga harus dimasukkan dalam anggaran pernikahan kamu ya, jangan sampai lupa.
- Pajak dan biaya-biaya kecil yang tidak terbayangkan sebelumnya, misalnya saja jasa tukang parkir tambahan, biaya tambahan listrik, biaya tukang bersih-bersih, dan sebagainya. Demikian juga dengan vendor, apakah sudah termasuk pajak atau belum?
Kenalilah biaya-biaya yang belum tercover ini dengan teliti ya. Kadang bocornya memang hanya kecil-kecil, tapi kalau diakumulasikan jadi lumayan besar juga lo.
3. Tentukan prioritas
Jika sudah menentukan jenis-jenis pengeluaran dan juga sudah mengenali hal apa saja yang bisa menggelembungkan anggaran pernikahan, maka selanjutnya kamu perlu menentukan prioritas kebutuhanmu.
Jelas, semua hal itu penting. Semua hal itu–kalau bisa–harus ada, tapi ingat, bujetmu bukannya tanpa batas. Sekali lagi, jangan membuat diri sendiri dalam kesulitan dengan cara menghabiskan uang pada hal-hal yang kurang esensial. Ingat, ada banyak keperluan lain yang harus kamu pikirkan dan bakalan kamu butuhkan nanti setelah resepsi pernikahan selesai.
Jadi, tentukanlah prioritasmu. Jangan memaksakan diri ya. Kenalilah mana yang lebih dibutuhkan dibandingkan yang lain.
Misalnya saja begini. Kamu dan keluarga besar sepakat untuk melangsungkan acara pernikahan secara intim dan personal. Berarti tamu yang diundang tidak terlalu banyak, sehingga mungkin kamu akan perlu untuk lebih mementingkan kenyamanan mereka selama acara berlangsung. Untuk itu, pilihlah venue acara yang tidak terlalu besar tapi nyaman. Pesanlah menu makanan yang istimewa tapi tidak terlalu banyak. Mungkin kamu bisa mengurangi juga bujet dekorasi, karena venue-nya sendiri sudah artistik tanpa dekorasi berlebihan. Dan seterusnya.
Pertimbangkan hal-hal seperti ini bersama calon pasanganmu, dan keluarga besarmu ya.
4. Ingat, niat awal menikah
Yes, ini biasanya lumayan jitu untuk mengerem niat menghambur-hamburkan uang. Ingatlah selalu tujuan awal kamu dan pasanganmu hendak menikah.
Apakah kalian menikah hanya agar dapat mengadakan pesta? Pastinya, enggak hanya itu saja kan? Karena itu anggaran pernikahan harus dikendalikan.
Hidup setelah pernikahan akan jauh lebih kompleks, dan lebih menuntut persiapan mental lebih besar, ketimbang hanya memikirkan sesuatu yang tak berlangsung lama seperti pesta.
Jadi, ingatlah akan tujuan awal kalian menikah dan buat anggaran pernikahan yang masuk akal.
5. Tidak membandingkan dengan pesta pernikahan yang lain
Setiap pasangan punya kisah masing-masing, dengan kondisi keluarga yang berbeda pula. Kadang yang membuat kita jadi gelisah adalah ketika kita melihat pesta pernikahan lain yang kita nilai lebih–lebih mewah, lebih keren, lebih romantis, dan segala ‘lebih’ yang lain.
Konsep pernikahan orang lain belum tentu sesuai dengan karakter kalian. Jadi, enggak perlu membandingkan acara sendiri dengan acara yang lain. Pastikan saja, kebutuhanmu apa, dan sesuaikan dengan kemampuan finansialmu.
Nah, semoga beberapa hal tentang membuat anggaran pernikahan agar sesuai dengan kemampuan finansial di atas bisa membantumu ya.
Selamat merencanakan hari besarmu bersama pasangan!
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.
Mengumpulkan Dana Menikah dalam 5 Langkah
Sebentar lagi akan mengakhiri masa lajang? Congrats, kalau begitu ya! Pastinya sekarang pikiran lagi mbulet, karena memikirkan acara pernikahan yang sebentar lagi dilangsungkan. Biasanya sih yang jadi masalah pertama yang muncul adalah gimana caranya mengumpulkan dana menikah.
Mumpung sudah masuk Februari–yang biasanya identik dengan bulan romantis–maka, mari kita mulai bahasan di bulan ini dengan share tip mengumpulkan dana menikah, shall we?
Dana menikah–paling ideal sih–harus sudah disiapkan sejak beberapa tahun sebelumnya. Yah, katakanlah 2 – 3 tahun sebelum acara pernikahan dilangsungkan. Tapi, seandainya enggak, juga nggak masalah sih. Kan, selalu ada jalan kalau memang sudah ada niat kan?
Terus, gimana caranya menyiapkan dan mengumpulkan dana menikah sebanyak itu? Dari mana harus mulai? Kadang, karena begitu banyak PR yang harus diselesaikan, kita jadi ngeblank deh, nggak ngerti harus mulai dari mana. No worries, cobalah untuk mulai dari beberapa langkah menyiapkan dana menikah ala QM Financial berikut ini.
5 Langkah Menyiapkan dan Mengumpulkan Dana Menikah
1. Sepakati konsep pernikahan
Acara pernikahan biasanya akan melibatkan banyak pihak–sekampung! Maka, perlu untuk menyepakati konsepnya sejak awal. Enggak hanya mendiskusikannya dengan (calon) pasangan, tetapi juga dengan keluarga besar. Apalagi jika nanti, acara ini juga akan disponsori oleh keluarga–dalam artian, enggak cuma calon pengantin yang membiayai keseluruhan acara.
Apalagi jika ada tradisi-tradisi tertentu–namanya juga di Indonesia kan? Biasanya banyak upacara adat yang harus disiapkan juga.
So, mau pakai acara atau tradisi yang seperti apa nanti? Pengin menjalani upacara adat lengkap, atau sebagian saja menurut kepercayaan dan keyakinan kalian sebagai generasi kekinian? Pengin konsep pesta resepsi seperti apa? Pesta di hotel mewah, di rumah, pesta kebun, atau cukup di KUA saja, terus selanjutnya langsung tamasya?
Apa pun keputusannya, jadikanlah konsep hasil diskusi bersama ini sebagai garis start untuk memulai rencana acara pernikahanmu.
2. Survei
Langkah kedua dalam menyiapkan dana menikah adalah survei.
Survei apa? Ya segala hal yang akan diperlukan dalam acara pernikahan nanti. Mulai dari gedung (karena biasanya inilah yang paling susah dicari, apalagi kalau kamu memilih tanggal pernikahan dengan angka cantik), katering, makeup, baju, dekorasi, suvenir, undangan, fotografi dan videografi, hingga MC.
Kumpulkan informasi sebanyak-banyaknya ya, lalu catat masing-masing untuk kemudian bisa kamu komparasi satu sama lain. Enggak hanya memilih yang paling murah, tapi kamu harus mencari yang sepadan dan pastinya harus disesuaikan dengan bujet serta kemampuan.
Maksudnya bagaimana?
Misalnya saja, vendor A menawarkan harga Rp10 juta untuk suvenir, undangan, sekaligus sesi foto-foto prewedding. Vendor B menawarkan harga Rp6 juta hanya suvenir dan undangan. Mungkin kamu perlu mempertimbangkan untuk memilih yang sudah paket lengkap saja, demi penghematan energi dan tenaga.
Itu hanya contoh saja ya. So, selalu buka diskusi–terutama dengan calon pasangan–untuk mempertimbangkan berbagai kemungkinan.
3. Buat anggaran
Setelah data yang kamu perlukan lengkap, maka selanjutnya kamu bisa melanjutkan tahap menyiapkan dan mengumpulkan dana menikah dengan membuat anggaran.
Buatlah secara terperinci, apa saja yang kamu butuhkan, mulai dari upacara adat yang mungkin dilaksanakan hingga resepsinya. Bahkan, kamu juga sekalian membuat anggaran untuk honeymoon, jika memang berencana pengin bulan madu berdua.
4. Komitmen
Setelah ada anggaran yang lengkap sedetail mungkin, maka selanjutnya kamu dan pasangan masing-masing harus berkomitmen untuk bersama-sama mengumpulkan dana menikah sesuai kesepakatan.
Kalau perlu, masing-masing membuat rekening khusus untuk dana menikah, yang sebaiknya terpisah antara pasangan. Jadi, kamu punya sendiri, begitu pun dengan calon pasanganmu.
Sepakatilah–dengan memperhitungkan dana yang harus dicapai dan jangka waktunya–masing-masing harus menabung seberapa banyak. Untuk itu, masing-masing juga harus berkomitmen untuk mengurangi pos-pos lain yang sekiranya bisa dikurangi ataupun ditunda. Misalnya, kurangi dulu nongkrong di kafe, bawa bekal makan siang dari rumah alih-alih selalu pesan makanan online, dan berbagai cara penghematan lainnya.
5. Pilih instrumen yang paling sesuai
Kalau waktu untuk mengumpulkan dana menikah ini mepet, mungkin kamu hanya bisa menyimpannya dalam bentuk tabungan.
Tapi, kalau masih ada waktu, mungkin 2 – 3 tahun lagi, kamu bisa menginvestasikannya di instrumen yang tepat. Misalnya saja, di reksa dana pasar uang.
Misalnya saja, dengan nilai tabungan awal Rp10 juta, kemudian kamu berdua dengan pasangan bisa menabung Rp5 juta setiap bulannya, dengan imbal balik 11%, maka di tahun ketiga kamu kira-kira bisa mendapatkan hasil sebesar Rp200-an juta. Ini dihitung dengan kalkulator salah satu manajer investasi yang cukup bereputasi.
Lumayan kan? Rp200 juta cukup bangetlah ya, untuk acara dan resepsi pernikahan yang enggak terlalu mewah, tapi juga nggak sederhana-sederhana banget.
Nah, gimana? Siap untuk merencanakan keuanganmu untuk mengumpulkan dana menikah sekarang?
Good luck dan, sekali lagi, congrats ya!
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.
Menghindari Jeratan Utang Kartu Kredit, Ini 7 Tipnya!
Kartu kredit–di balik setiap mudharatnya–ada juga manfaatnya. Utang kartu kredit bukannya dilarang, tetapi lebih pada bagaimana mengelola keinginan kita sendiri saat menggunakannya.
Nggak boleh nafsu!
Di saat-saat tertentu, kondisi tertentu, utang kartu kredit bisa membantu banget. Misalnya, untuk transaksi online secara internasional akan lebih cepat dan praktis jika menggunakan kartu kredit. Begitu juga kalau kita sering bepergian ke luar negeri, kadang akan lebih praktis kalau ditemani kartu kredit.
Kartu kredit juga bisa menjadi jaminan untuk keperluan ini dan itu. Misalnya, buat para pekerja lepas yang bekerja secara remote dan gajinya harus ditransfer antarbank antarnegara, mereka akan butuh kartu kredit sebagai jaminan untuk membuka akun layanan finansial tertentu.
See? Semua memang balik lagi ke kita, sebagai pemilik kartu kredit. Jadi, pada intinya, terjerat utang kartu kredit ini sebenarnya bisa dihindari. Apa saja yang perlu diperhatikan dalam penggunaan kartu kredit agar kemudian kita bisa bijak mengelolanya? Yuk, kita lihat.
7 Tip Menghindari Jeratan Utang Kartu Kredit
1. Pahami syarat dan ketentuan
Ini nih penyakit sebagian besar dari kita, enggak usah dimungkiri deh. Apa itu? Malas baca manual, syarat dan ketentuan, aturan-aturan, dan sebangsanya.
Ini juga berlaku pada penggunaan kartu kredit. Sepertinya banyak di antara kita yang enggak tahu dengan senyata-nyatanya, bunga utang kartu kredit itu berapa.
Jadi, pelajari syarat dan ketentuan kartu kreditmu; bunganya berapa persen, jatuh tempo setiap tanggal berapa, berapa dendanya jika terlambat membayar, dan seterusnya. Baru setelah benar-benar paham dengan segala macam syarat dan ketentuan ini, kamu bisa menggunakan kartu kredit tersebut sesuai kebutuhan.
Ingat ya, sesuai kebutuhan. Bukan sesuai keinginan.
2. Bijak memutuskan
Ini nih, barangkali semua orang juga sudah hafal. Tentang aturan nomor satu dalam mengeluarkan uang–termasuk kalau mau utang kartu kredit, yaitu utamakan kebutuhan. Bukan keinginan.
Enggak setiap belanja kita harus pakai kartu kredit. Apalagi groceries, sepertinya bisa dianggarkan setiap bulannya kan? Akan lebih baik kalau pakai uang tunai saja, supaya lebih mudah dikendalikan.
Enggak setiap nongkrong di kafe kita juga bayar pakai kartu kredit. Begitu pula enggak setiap bulan, kita harus ganti smartphone dengan yang terbaru dan dibayar dengan utang kartu kredit.
Jadi, kapan kita menggunakan kartu kredit? Ya, kapan saja bisa, tapi pertimbangkanlah dengan baik.
3. Batasi jumlah kartu kredit yang dimiliki
Berapa banyak kartu kredit yang kamu miliki? Lima, enam? Buat apa saja?
Kadang memang banyak yang suka mengoleksi kartu kredit. Kalau ditanya, buat apa, ya enggak tahu juga sih jawabannya apa. Coba deh, kamu yang sedang membaca artikel ini, mungkin bisa menjawab. Sila ditulis di kolom komen ya!
Terlalu banyak memiliki kartu kredit itu sebenarnya kurang efektif. Biaya tahunannya kan lumayan juga, apalagi tagihannya nanti kalau dipakai semua. Peluang mengendalikan diri juga makin tipis.
Jadi, berapa idealnya kita punya kartu kredit, seharusnya? Ya, sesuai kebutuhan saja. Kalau butuhnya hanya satu biji, ya satu sajalah cukup. Satu kartu kredit kalau bisa kita manfaatkan dengan optimal, juga sudah banyak membantu kok.
4. Minta limit terbatas
Bank atau penerbit kartu kredit mana pun biasanya akan menentukan limit utang kartu kredit dari gaji yang kita terima–yang mereka sudah dapatkan datanya ketika kita apply dulu, atau dari rapor kredit kita selama ini.
Kalau memang prospektif bagi mereka, maka limit kartu kredit bisa tinggi atau dinaikkan.
Di sini kita lagi yang harus pegang kontrol. Kalau memang limitnya terlalu tinggi, demi pengendalian diri, ada baiknya kita negosiasi agar limitnya diturunkan saja.
Masing-masing bank punya aturan sendiri-sendiri sih, jadi silakan menghubungi customer service kartu kreditnya untuk menegosiasi hal ini.
5. Bayar tagihan tepat waktu, sebisa mungkin secara penuh
Salah satu hal yang harus diwaspadai soal utang kartu kredit adalah jatuh tempo tagihan.
Kalau kita menggunakan kartu kredit, dan bisa membayar penuh sebelum jatuh tempo, maka tidak ada bunga yang harus ikut dibayarkan.
Ini sudah pasti. Jadi, jika memang sanggup, bayarkan lunas sebelum jatuh tempo, berapa pun utang kita. Jangan menunggu tagihan datang. Apalagi sampai telat bayar. Kalau sampai telat bayar, selain bunga, ada juga denda yang ikut dibebankan. Jadi berkali lipat deh tagihannya.
6. Hindari tarik tunai
Demikian juga dengan tarik tunai. Sebaiknya dihindari saja deh.
Selain beban bunga kartu kredit standar (kisaran 2,25% per bulan, atau 27% per tahun), ada juga biaya tarik tunai yang besarnya antara 4 – 6% dari tagihan.
7. Amankan!
Zaman sekarang, kejahatan siber semakin marak. Orang-orang semakin “kreatif” modusnya untuk berbuat jahat hingga merugikan orang lain.
Kartu kredit biasanya juga merupakan salah satu sasaran empuk kejahatan. Jadi, amankan selalu kartu kreditmu.
- Jangan difoto dan diperlihatkan nomornya ke publik (media sosial atau chat sekalipun)
- Selalu waspada jika hendak berbelanja online, terutama jika kamu mengakses Wifi umum.
- Perhatikan di mana kamu menyimpannya, jangan sampai diambil orang secara diam-diam.
- Amankan juga dari saudara, keluarga. Sering lo, ada kasus, kartu kredit orang tua dipakai oleh anak untuk keperluan belanja, ngegame, dan sebagainya. Tahu-tahu orang tua dapat tagihan yang bikin shock.
Nah, semoga dengan berbagai tip agar terhindar dari jeratan utang kartu kredit di atas, kamu bisa lebih bijak mengelola keuanganmu lagi ya. Yuk, wujudkan tahun 2020 punya kondisi keuangan yang sehat!
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.
5 Kesalahan dalam Membayar Utang
Gimana? Sudah dalam tahap membayar utang kembali, demi 2020 bebas utang dan kondisi keuangan yang lebih sehat? Bagus!
Membayar utang adalah kewajiban setiap umat yang berutang. Karena, berani utang ya berani bayar. Kewajiban membayar harus sudah menjadi bahan pertimbangan utama bahkan sebelum utang. Ya, kalau enggak, terus enggak dibayar kembali, gitu? Jangan utang deh, kalau memang enggak berniat membayar kembali.
Tapi, kadang kejadian juga, sudah berniat baik untuk membayar utang kembali, tapi justru kita semakin terjerat dalam perutangan. Ouch! Tentunya kamu enggak mau dong, hal ini terjadi kan? Karena itu, jangan sampai melakukan beberapa kesalahan berikut ini saat membayar utang.
5 Kesalahan yang Sering Dilakukan Saat Membayar Utang Kembali
1. Menambah utang lagi
Gali lubang tutup lubang, tanpa sadar lubangnya justru semakin besar dan dalam. Duh, mimpi buruk banget deh ini, bagi semua orang yang punya utang.
Mungkin kamu berpikir, nggak apalah pinjam pada keluarga, misalnya, demi membayar utang bank. Baiklah, itu keputusanmu. Namun, kamu juga memperhitungkan “harga” atau value hubungan keluarga, jika kamu memutuskan untuk gali lubang untuk menutup lubang yang lain seperti ini.
Atau bisa jadi, kamu memperhitungkan bahwa bulan depan gajimu akan naik. Maka, kamu anggap nggak apa deh buat menambah utang lagi, padahal utang yang lain masih panjang pelunasannya. Hati-hati, sebaiknya jangan pernah menggunakan uang yang belum di tangan, dan tetap pertahankan pada batas maksimal 30% dari penghasilan. Kalau uang belum di tangan, itu berarti kamu belum punya uang untuk membayar utang lo! Kalau ada kondisi tertentu hingga kenaikan gajimu tertunda, bagaimana?
Juga, kalau sudah lebih dari 30%, sebaiknya setop utang dulu. Jangan menambah utang lagi.
2. Tanpa rencana atau strategi
Besarnya utang mungkin tak seberapa, tetapi untuk membayarnya kembali kamu tetap butuh rencana dan strategi.
Mengapa? Karena tanpa rencana dan strategi, utang tak akan terkelola dengan baik hingga bisa saja berakibat kita jadi kewalahan membayarnya kembali.
Rencana dan strategi untuk membayar utang kembali ini seharusnya sudah dipertimbangkan masak-masak saat kita masih berencana untuk berutang. Kalau sudah berpasangan, bagaimana pembagian peran dalam mengelola keuangan–termasuk harus membahas siapa yang bertugas membayar cicilan, jika memang utangnya harus dibayar kembali dengan cara dicicil. Dan, seterusnya.
Jangan sampai berutang, tanpa rencana dan strategi pembayaran kembali.
3. Bayar telat
Bayar telat, ingat denda. Hampir di setiap jenis kredit atau utang, selalu ada denda yang berlaku jika ada keterlambatan pembayaran. Bahkan utang sekecil di PayLater pun juga ada dendanya lo. Memang tak seberapa sih, sekitar Rp2.000 per hari saja.
Nah, dengan limit utang yang kecil juga, lalu terjadi keterlambatan pelunasan, masih ditambah dengan bunga dan biaya administrasi, jadi akumulasi denda ini akhirnya kerasa juga. Apalagi kalau sampai telat sebulan. Yah, berarti berapa persen sendiri tuh?
Begitu juga dengan utang kartu kredit. Bayar telat, akan ada denda plus bunga. Lama-lama cuma bisa bayar minimum, yang akhirnya bikin bunga berbunga dan makin membengkak.
4. Bayar minimum
Kadang para kreditur ini memang menganggap enteng sih, dengan jumlah pembayaran utang minimum ini. Banyak yang salah paham, bahwa bunga kartu kredit dihitung berdasarkan sisa tagihan, padahal sebenarnya dari nilai total transaksi utang.
Dengan membayar jumlah minimum ini, total tagihan yang perlu dibayarkan semakin meningkat. Parahnya, hal ini justru banyak yang tak disadari oleh para pengguna kartu kredit pembayar minimum ini.
So, sebaiknya, jangan tunda lagi membayar utang–terutama utang kartu kredit. Kalau punya uang lebih, segera saja lunasi. Agar tak kena efek bunga berbunga.
5. Pakai uang pos lain, tapi lupa ganti
Saat kita membayar utang, mungkin kita harus mencairkan tabungan ataupun dana darurat. Semua demi utang yang lebih cepat terlunasi. Ini adalah langkah yang baik.
Namun, hal ini bisa jadi bumerang, kalau uang yang kita pakai untuk melunasi utang itu tidak segera diganti. Misalnya, kita ambil dana darurat. Utang lunas, maka PR selanjutnya adalah segera mengganti dana darurat yang sudah dipakai. Kalau enggak, nanti kalau butuh dana lagi gimana? Masa iya, mau utang lagi?
Jadi, jangan sampai lupa mengganti uang yang dipakai untuk membayar utang ya.
So, gimana nih? Semoga kamu tidak melakukan satu pun dari kesalahan membayar utang di atas ya. Semoga utangmu juga segera beres.
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.
SBR 009 Meluncur, 5 Alasan Mengapa Kamu Sebaiknya Ikut Investasi
Tanggal 27 Januari 2020 yang lalu, pemerintah kembali meluncurkan obligasi ‘ketengan’ pada masyarakat dengan seri SBR 009.
Kalau kamu tertarik untuk ikut investasi, surat obligasi ini bisa kamu dapatkan sampai dengan 13 Februari 2020 mendatang.
Memangnya harus ya, ikut investasi di SBR 009 ini?
Ya enggak harus sih, kan pilihan produk investasi ada banyak. Kamu boleh memilih yang sesuai dengan tujuan dan profil risikomu. Namun, SBR 009 ini merupakan salah satu peluang yang bagus lo, apalagi jika mempertimbangkan beberapa alasan berikut ini.
5 Alasan Mengapa Perlu Ikut Investasi di SBR 009
1. Kesempatan untuk merealisasikan resolusi untuk kondisi keuangan yang lebih baik
Ada yang sudah lupa dengan resolusi keuangan yang kemarin sempat dibuat di akhir ataupun awal tahun?
Semoga sih masih ingat ya. Nah, investasi pada instrumen obligasi pemerintah ini merupakan salah satu langkah baik untuk merealisasikan resolusi untuk keuangan pribadi yang lebih sehat lo.
Kenapa? Karena dijamin keamanannya oleh negara. Masa sih enggak percaya sama negara sendiri? Iya kan?
Jadi, buat kamu yang pengin mulai investasi atau pengin menambah portofolio investasi, ini bisa banget jadi alternatif.
2. Kupon mengambang dengan kupon minimal 6.3% per tahun
Pemerintah menawarkan kupon sebesar 6,3% per tahun. Besaran ini adalah besaran minimal dengan kupon mengambang.
Maksudnya bagaimana?
Kupon mengambang berarti besarannya akan disesuaikan dengan perubahan bunga acuan Bank Indonesia–atau BI 7 Day Reverse Repo Rate–setiap tiga bulan sekali, tetapi tidak akan lebih rendah dari 6,3%.
Jadi, semisal bunga acuan Bank Indonesia turun sampai 5% pun, kupon yang kamu terima tetap minimal 6,3%. Enggak akan ikut turun sampai 5%.
Ini akan berlaku sampai tanggal jatuh tempo tiba 2 tahun lagi, dengan kupon akan dibayarkan di tanggal 10 setiap bulannya.
Mau detail simulasi investasi SBR 009 ini? Sudah disediakan juga lo di web Kemenkeu. Silakan dicek ya.
3. “Hanya” butuh Rp1.000.000
Harga per unit SBR 009 adalah Rp1.000.000, sehingga minimal kamu “hanya” perlu menyediakan dana sebesar Rp1.000.000 untuk bisa ikut berinvestasi.
Terjangkau banget kan?
Maksimalnya berapa? Rp3 miliar. Kalau memang punya uang segitu juga enggak ada salahnya diinvestasikan semua, apalagi jika memang cocok dengan tujuan keuanganmu.
SBR 009 memang tidak bisa diperjualbelikan di pasar sekunder, tetapi pemerintah menawarkan fasilitas early redemption, artinya kamu boleh meminta pelunasan pokok SBR 009 sebelum jatuh tempo. Ini berlaku buat kamu yang sudah berinvestasi minimal Rp2 juta ya, dengan maksimal redemption sebesar 50%.
4. Kesempatan untuk bantu negara
Ya, alasan buat beli SBR 009 yang keempat ini memang nasionalis dan heroik sih. Tapi ya negara mau minta bantuan siapa kalau bukan ke warganya dulu kan?
Negara kita ini PRnya banyak, coba saja lihat tuntutan kita sehari-hari di media sosial. Pemerintah harusnya begini, begitu, dan seterusnya. Ketimbang omong doang, ayo, sekalian bantuin dananya! Realisasikan apa yang menjadi tuntutan kita.
5. Gampang banget prosedurnya
Untuk bisa ikut berinvestasi di SBR 009 ini juga gampang banget kok caranya.
- Cari Mitra Distribusi (Midis) yang ditunjuk oleh pemerintah menjadi agen penjual SBR 009, lalu lakukan registrasi. Registrasinya dengan cara mengisi data diri dan beberapa isian nomor identitas. Bisa minta bantuan pada Midis-nya kalau enggak jelas ya.
- Setelah registrasi berhasil, kamu lantas bisa melakukan pemesanan SBR 009, dengan minimal pembelian Rp1 juta.
- Setelah pemesanan diverifikasi, kamu akan mendapatkan kode pembayaran dari Midis. Lakukan pembayaran melalui transfer bank, ATM, internet banking, dan sebagainya, sesuai yang kamu punya.
- Setelah pembayaran dilakukan, kamu akan mendapatkan Nomor Transaksi Penerimaan Negara (NTPN) dan mendapatkan alokasi SBR 009 pada tanggal penerbitan.
- Selanjutnya kamu tinggal memantau portofoliomu di Midis. Bisa lewat aplikasi mobile mereka, jika memang Midis-nya menyediakan.
See? Gampang kan?
Midis-nya ada banyak, mulai dari beberapa bank besar di Indonesia, juga ada banyak perusahaan sekuritas yang sudah terdaftar dan diawasi oleh OJK. Kamu bisa mengeceknya, dan langsung juga melakukan pemesanan, di tautan SBR 009 yang sudah disebutkan di atas.
Jadi tunggu apa lagi, gaes? Segera amankan alokasi SBR 009 tahun ini sebagai salah satu langkah realisasi resolusi keuanganmu yuk!
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.
5 Pertimbangan Sebelum Berutang
Utang memang boleh, tapi harus memenuhi 3 syarat utang sehat. Ya memang, lebih enak sih kalau enggak punya utang. Beban hidup ringan! Karenanya, ada beberapa pertimbangan penting yang harus dipikirkan sebelum berutang.
Sebagai manusia, sudah wajar kalau kita ini punya banyak keinginan. Kita sering kali butuh sesuatu yang harganya enggak terjangkau, sedangkan barang tersebut bisa jadi aset berharga di masa depan kita nanti. Rumah, misalnya. Beli rumah dengan uang cash? Ya, kalau bisa sih bagus banget! Tapi, buat sebagian (besar) orang, hal ini enggak mungkin dilakukan. Jadilah berutang.
Nggak masalah kok. Jadi, mari kita lihat beberapa pertimbangan sebelum berutang yang harus dipikirkan dengan saksama.
5 Pertimbangan Sebelum Berutang
1. Uangnya buat apa?
Sebelum berutang pastinya kamu harus tahu dulu, utangnya buat apa?
Ya masa sih, utang asal utang, tanpa tahu mau buat apa? Buat apa aja kek, buat beli barang-barang yang oke.
Barang apa?
Ingat, #TujuanLoApa? Segala hal keuangan selalu diawali dengan pertanyaan, tujuannya apa? Mau investasi, tujuannya apa? Mau utang, tujuannya apa?
Dengan adanya tujuan, kamu akan tahu seberapa kamu harus berutang. Dengan adanya tujuan, kamu juga bisa memanfaatkan uang hasil berutang dengan lebih baik dan pastinya lebih bermanfaat buatmu.
Setelah menentukan tujuan utang, pastikan kamu juga tahu, barang yang akan dibeli dengan uang hasil utang itu nantinya untuk apa.
Beda lo antara “beli laptop buat kerja, karena laptop yang lama udah lemot, ngehang melulu, akibatnya jadi telat terus setor kerjaan” dengan “beli laptop terbaru biar kalau dibawa ke kantor, orang-orang pada kagum dan gue pun jadi populer karena punya laptop canggih”.
2. Dari mana nanti uang untuk membayar kembali?
Setelah tahu tujuan apa, maka pertimbangkan hal ini juga sebelum berutang: dari mana nanti uangnya yang mau dipakai untuk mencicil atau membayar kembali pinjamannya?
Ini penting banget ya! Jangan sampai kamu berutang, tapi “liat nanti” buat bayarnya.
Ingat, berani utang, berani bayar.
Bisa saja kok misalnya nih, kamu berutang untuk liburan, karena uang bonus tahunanmu baru keluar bulan depan. Nah, pastikan uang bonusmu benar-benar cair di waktu yang ditentukan, dan pastikan juga uang bonusmu dipakai untuk membayar utang ya.
3. Berapa tingkat bunganya?
Pertimbangan ketiga sebelum berutang yang harus benar-benar diperhitungkan adalah tingkat suku bunga, jika kita memutuskan untuk mengembalikan pinjaman dengan cara mencicil.
Bandingkan tingkat suku bunga cicilan dengan standar tingkat suku bunga deposito dari BI. Masuk akal enggak?
Terus yang kedua–yang harus dipertimbangkan terkait tingkat suku bunga–adalah bunganya fixed atau floating? Flat atau efektif?
Mintalah simulasi angsuran pada si pemberi pinjaman, dan pelajari dengan saksama.
4. Utang di mana?
Hal keempat yang harus dipertimbangkan sebelum berutang adalah mau utang di mana, atau pada siapa?
Pada saudara atau teman, keluarga? Ke bank? Pinjol?
Pertimbangkan dengan hati-hati semua plus minusnya. Kalau mau ke bank, luangkan waktu untuk survei dan riset sebanyak-banyaknya. Bandingkan produk kredit satu sama lain.
Mau ke pinjol, well, harus lebih ekstra hati-hati lagi. Lebih baik, hindari pinjol ilegal. Cari tahu di website OJK, fintech mana saja yang sudah masuk ke dalam daftar mereka dan diawasi. Pastinya yang legal akan lebih aman. Jangan sampai menambah sejarah kelam pinjaman online.
Mau ke saudara, teman, atau keluarga? Pertimbangkan hubungan baik yang selama ini sudah terjaga ya. Jangan sampai rusak hanya karena utang.
5. Risiko
Nah, ini juga erat kaitannya dengan pertimbangan keempat tadi sih. Segala macam risiko harus dipertimbangkan dengan baik sebelum berutang.
Ada 2 risiko utama dalam berutang yang harus dipikirkan. Yang pertama, saat si peminjam meninggal. Pernah dengar, ada anak yang ditinggal orang tua dengan mewarisi utang-utangnya? Jangan sampai ini terjadi ya. Pikirkan alternatif solusi agar utang tidak diwariskan pada mereka yang tidak berkewajiban untuk membayar. Dengan membeli asuransi jiwa murni, misalnya.
Risiko kedua, adanya penurunan nilai dari barang yang kita beli dari hasil berutang. Misalnya, harga rumah saat dibeli ada di posisi Rp1 miliar. Karena adanya krisis dan kondisi tertentu, harga properti pun ambruk. Sehingga saat dijual kembali, harga rumah hanya di Rp500 juta, padahal masih ada sisa cicilan lagi. Apa yang harus dilakukan?
Nah, risiko-risiko seperti ini harus diperhitungkan dengan saksama sebelum berutang.
So, gimana nih? Sudahkah pertimbanganmu matang sebelum berutang? Kalau sudah, selamat menjalankan rencanamu untuk masa depan yang lebih baik!
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.
7 Cara Efektif Melunasi Utang
Yang namanya manusia itu memang seharusnya punya banyak mau dan mimpi. Tapi sayangnya, kekuatan kita terbatas. Termasuk urusan keuangan. Karena keterbatasan itulah, kadang kita perlu untuk mengambil utang. Tapi, sayangnya, banyak orang yang berutang tanpa punya rencana untuk melunasi utang hingga tuntas.
Inilah yang kemudian menjadi masalah besar. Padahal jelas, berani berutang, ya harus berani bayar–mengembalikan pinjaman uangnya. Namanya juga pinjam, ya harus dikembalikan. Lepas dari apa pun tujuan kita berutang.
Kadang, baru kerasa kalau utang bertumpuk, hingga membuahkan bunga berbunga. Makin lama, makin menjerat, seakan kita enggak pernah terlepas seumur hidup.
Well, turut berduka cita deh. Tapi, sebenarnya, dengan (sedikit) usaha yang serius, siapa pun bisa kok melunasi utang hingga akhirnya terbebas sama sekali. Hidup tanpa utang itu ringan banget rasanya, gaes!
7 Langkah Melunasi Utang Secara Efektif
1. Susun daftar utang dan tentukan prioritas pembayaran
Lakukan financial check up, prioritaskan pada membuat daftar utang yang sekarang harus ditanggung. Tulis semuanya ya, agar kita tahu posisinya seperti apa sebenar-benarnya. Tulis juga berapa bunga yang harus dibayarkan, sekaligus tanggal jatuh temponya.
Dari daftar ini, kita lantas bisa menentukan prioritas untuk melunasi utang. Kamu bisa mulai membereskan mulai dari utang dengan bunga yang paling besar, atau bisa juga mulai dari membereskan utang dari nominal yang paling kecil.
Atau, mungkin kamu punya pertimbangan lain? Enggak masalah, tentukan prioritasmu dan jadikan ini sebagai deadline.
2. Cek tabungan
Kamu punya dana darurat dalam bentuk apa? Tabungan? Reksa dana pasar uang? Atau aset lainnya?
Apakah kamu punya saldo di beberapa e-wallet? Atau mungkin, kamu sudah booking tiket untuk liburan ke luar negeri untuk bulan depan, atau 3 bulan lagi?
Kumpulkan semua uang yang masih kamu punya. Mungkin enggak kalau semua dicairkan dulu, untuk melunasi utang? Tabungan dan reksa dana pastinya enggak masalah untuk dicairkan. Uang di e-wallet juga boleh dipakai dulu.
Untuk booking tiket, kamu bisa lo membatalkannya dan meminta refund. Meski kamu akan rugi beberapa rupiah, tapi uangnya juga bisa kamu pakai untuk melunasi utang. Liburan bisa di-reschedule kan?
3. Jual aset
Selain tabungan dan “tabungan” seperti di atas, coba cek juga, kamu punya aset apa?
Punya kamar kosong di rumah? Coba deh disewakan. Ada mobil dan kebanyakan nganggur? Coba juga disewakan.
Atau, kamu punya beberapa perhiasan emas? Bisa digadai, atau dijual, untuk bisa mendapatkan fresh cash. Bahkan kamu, para penimbun buku, kamu juga bisa jual koleksi bukumu yang enggak dibaca lagi, demi mendapatkan uang tambahan.
Pertimbangkan peluang ini terhadap segala sesuatu yang kita punya saat ini. Enggak apa nggak punya barang-barang dulu, yang penting utang lunas. Barang bisa didapatkan lagi, nanti setelah keuanganmu sehat.
4. Cari penghasilan tambahan
Selain pekerjaan utamamu sekarang, apakah kamu punya keahlian lain atau mungkin punya minat ataupun hobi yang mungkin bisa di-“karya”-kan?
Misalnya saja, jadi guru les privat anak-anak sekolah, atau guru les musik jika kamu punya hobi memainkan alat musik tertentu. Kamu juga bisa menjual craft-craft hasil karyamu sendiri melalui marketplace atau media sosial.
Pokoknya, cari sesuatu yang bisa kamu kerjakan dan menghasilkan uang tambahan demi melunasi utang lebih cepat.
5. Negosiasi dengan pihak peminjam
Jika utangmu adalah utang kartu kredit, kamu bisa lo mengajukan permohonan kepada pihak bank penerbit kartu kreditmu untuk menghentikan perhitungan pertambahan bunga. Tentunya, kamu harus punya argumen yang tepat ya.
Kamu juga bisa, misalnya, memindahkan kredit ke pihak lain yang menawarkan bunga lebih rendah.
Intinya, bernegosiasilah dengan pihak peminjam untuk melunasi utang. Pastikan kamu mempersiapkan argumen yang kuat.
6. Sesuaikan gaya hidup, ubah mindset
Ini terutama harus kamu lakukan jika utangmu adalah utang konsumtif–utang untuk mendapatkan barang-barang yang tak akan memberimu nilai tambah, barang-barang yang akan mengalami penurunan nilai nominal. Seperti misalnya, gadget atau laptop, jam tangan bermerek, dan sebagainya.
Sesuaikan gaya hidupmu, agar tak melebihi batas wajar. Ingat, pengeluaranmu untuk lifestyle “hanya” 20% dari penghasilan. Jangan sampai lebih, apalagi pakai utang.
Ubah mindset, bahwa mendapatkan pinjaman uang tidak sama dengan mendapatkan pemasukan. Pinjaman uang harus dikembalikan, entah kamu sanggup melunasi utang atau enggak.
7. Hindari gali lubang tutup lubang
Apa pun iming-imingnya, jangan langsung tergoda untuk berutang–apalagi jika utangnya konsumtif. Juga jangan sampai terpikirkan untuk menggali lubang demi menutup lubang yang lain.
Percayalah, sekali menggali lubang untuk menutup lubang, lubang yang kita buat justru semakin besar.
Nah, semoga dengan 7 langkah melunasi utang di atas bisa membantumu untuk terbebas dari jeratan utang ya.
Semangat, kamu pasti bisa!
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.