Pembagian Dividen: Apa yang Harus Kamu Tahu?
Meski pasar saham tampak sangat volatile–naik turun manja galau–tapi beberapa emiten tampak tetap pada komitmennya, memenuhi agenda pembagian dividen tahun ini.
Apakah kamu salah satu investor yang beruntung termasuk dalam daftar pemilik saham yang akan menerima pembagian dividen tahun ini? Kalau iya, selamat ya!
Sementara, sebagian lainnya mungkin masih belum terlalu paham tentang dividen, bagaimana mekanisme pembagiannya, dan gimana tip terbaik untuk mengelolanya. Nah, kita bahas khusus dalam artikel kali ini ya. Yuk, simak sampai selesai, karena ini penting untuk kamu ketahui jika kamu punya rencana untuk investasi saham.
Apa Itu Dividen?
Kalau menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, dividen berarti:
bagian laba atau pendapatan perusahaan yang besarnya ditetapkan oleh direksi serta disahkan oleh rapat pemegang saham untuk dibagikan kepada para pemegang saham.
sejumlah uang yang berasal dari hasil keuntungan yang dibayarkan kepada pemegang saham sebuah perseroan.
Nah, sudah cukup jelas sih sebenarnya, apa arti dari dividen.
Dividen adalah laba yang diperoleh oleh suatu perusahaan yang kemudian dibagikan kepada seluruh investor atau pemilik saham dalam satu periode tertentu.
Begitu sederhananya.
Biasanya pembagian dividen ini dilakukan setahun sekali, meskipun ada juga perusahaan terbuka baik hati yang membagikan dividen dua kali setahun. Namun, ada juga perusahaan terbuka yang tidak memiliki agenda pembagian dividen sama sekali selama bertahun-tahun. Jadi, semua memang tergantung pada kebijakan perusahaan–yang didukung oleh keputusan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).
Bagaimana Proses Pembagian Dividen Berjalan?
Kalau mau dirinci secara singkat, proses pembagian dividen adalah sebagai berikut:
- Pihak perusahaan emiten akan mengadakan Rapat Umum Pemegang Saham untuk membahas laporan keuangan tahunan.
- Dalam Rapat Umum Pemegang Saham itu akan terlihat jika ada laba, dan kemudian diputuskan apakah laba tersebut akan dibagikan kepada investor. Jika ternyata tidak ada laba, maka ya enggak ada pembagian dividen. Begitu pun jika perusahaan membutuhkan dana untuk keperluan ekspansi dan pengembangan bisnis, maka bisa saja diputuskan tidak ada pembagian dividen untuk periode tersebut.
- Setelah itu, perusahaan akan menentukan nama-nama penerimanya, jika memang diputuskan ada pembagian dividen tahun ini.
- Menentukan sistem distribusi dividen kepada penerimanya, melalui KSEI ataupun broker tempat investor membeli saham.
- Penentuan waktu kapan pembagian dividen akan dilakukan, biasanya didahului dengan pengumuman secara terbuka. Dalam pengumuman ini biasanya disebutkan declaration date (tanggal pengumuman), date of record (tanggal pencatatan pemegang saham yang berhak mendapatkan dividen), cum-dividend date (tanggal aktivitas terakhir perdagangan untuk dihitung haknya dalam pembagian dividen), ex-dividend (tanggal berakhirnya perhitungan hak dividen), dan payment date (tanggal pembayaran dividen).
- Penghitungan pajak yang harus ditanggung oleh masing-masing investor, dan sekaligus pemotongannya.
Setelah itu, proses “perjalanan” dana dividen pun dimulai, sesuai hak investor, yang diperhitungkan dari jumlah saham yang dimiliki.
Biasanya sih, kalau dana sudah masuk ke rekening RDN, kita akan mendapatkan notifikasi via email.
Jenis Dividen
Perlu kamu tahu, bahwa dividen juga ada beberapa jenis, yaitu:
- Dividen tunai: dividen dalam bentuk uang tunai yang dibayarkan melalui rekening dana nasabah. Jenis dividen inilah yang paling banyak dibagikan.
- Dividen saham: dividen yang dibagikan dalam bentuk tambahan saham dalam kepemilikan kita.
- Dividen skrip: pembagian dividen dalam bentuk surat utang.
- Dividen properti: pembagian dividen dalam bentuk aset.
So, kamu sendiri pernah menerima jenis dividen yang mana aja tuh?
Apa yang Harus Kamu Lakukan Ketika Sudah Menerima Pembagian Dividen?
Tentu saja, tergantung kebutuhanmu. Ingat pada #TujuanLoApa.
Ada beberapa hal yang bisa kamu lakukan dengan dana dividen yang sudah kamu terima:
- Kamu belikan saham yang sama kembali, sehingga menambah jumlah saham yang kamu miliki.
- Kamu belikan saham lain dengan performa yang lebih baik, setelah melakukan analisis teknikal dan fundamental.
- Kamu transfer ke rekening dana pribadi, dan kamu alokasikan menjadi dana darurat.
- Kamu gunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, atau alokasikan untuk menambah tujuan keuangan yang lain.
Banyak hal pastinya bisa kita lakukan dengan dana yang diperoleh dari pembagian dividen, terlepas besar kecilnya nominal dividen tersebut. Pertimbangkan dengan saksama ya, itu hasil usahamu sendiri lo! Dan bukan uang kaget.
So, pergunakanlah dengan bijak.
Mau belajar mengelola investasi dan hasil investasimu? Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.
Siap Finansial untuk Menghadapi The New Normal dalam 5 Langkah
Pandemi COVID-19 tidak akan segera berlalu, sementara kita sudah harus siap menghadapi the new normal–tatanan baru dalam berkehidupan, dengan fokus untuk menjaga kesehatan diri sendiri dan orang-orang di sekitar kita.
Suka nggak suka, siap nggak siap, sepertinya memang kita tak bisa berdiam lebih lama lagi di rumah. Kegiatan ekonomi yang terhenti tentu akan membawa dampak yang lebih buruk untuk semua orang yang hidup di Indonesia, bahkan dunia.
So, mari kita bersiap. Apa saja yang harus disiapkan untuk menghadapi era the new normal ini, utamanya dalam hal finansial? Yuk, simak terus sampai selesai ya!
5 Hal Finansial yang Harus Disiapkan untuk Menjalani The New Normal
1. Ubah gaya hidup sebelumnya
Tanpa bermaksud menghakimi, mungkin kamu punya gaya hidup yang harus diperbaiki selama pandemi COVID-19 datang; nggak bisa menahan diri untuk belanja-belanji barang-barang konsumtif, gesek kartu kredit sana-sini, enggak bisa nabung untuk dana darurat, FOMO, dan seterusnya.
So, setelah terhantam oleh pandemi dan merasakan “akibat”-nya, sekarang saatnya kamu mengevaluasi diri. Pelajaran finansial seperti apa yang sudah kamu pelajari selama pandemi ini? Adakah dari dirimu yang harus diperbaiki? Adakah gaya hidup yang harus diubah?
Kalau memang kamu merasa ada yang kurang dan ada yang bisa diperbaiki, yuk, perbaiki. Karena financial is personal, maka kamu sendiri yang bisa memutuskan, apa yang bisa diperbaiki dan bagaimana cara memperbaikinya. So, take your time untuk mengatur keuangan kamu, dan semoga ke depannya lebih baik.
2. Catat keuangan
Salah satu hal yang harus kamu siapkan untuk menghadapi the new normal adalah catatan keuangan. Karena kita akan menghadapi banyak hal yang berubah di depan, sehingga kebiasaan kita pun harus disesuaikan dan pola keuangan kita pun bisa jadi berubah juga.
Jadi, ayo, mulai catat keuanganmu lagi dengan rapi dan detail. Berapa penghasilanmu setiap bulan? Ada tambahan apa saja, selain gaji? Adakah perubahan nominal di gaji bulanan? Apa saja pengeluaranmu sekarang? Apa yang berubah; pos pengeluaran mana yang lebih banyak, dan mana yang lebih sedikit?
Catat lagi ya, sehingga beberapa bulan kemudian, kamu bisa melihat pola barunya. Setelah itu, kamu pasti akan bisa menyesuaikan diri lagi dengan situasi yang baru.
3. Review tujuan keuangan
Misalnya saja, untuk beberapa waktu ke depan, kamu mungkin enggak akan liburan dulu ke luar negeri. Meski banyak negara sudah melonggarkan lockdown, tapi penjagaan masih ekstra ketat. Jadi, tabungan dana liburanmu mungkin bisa dialokasikan ke hal lain yang bermanfaat. Untuk memperkuat dana darurat, misalnya.
Atau, biaya menikah. Di era the new normal nanti, resepsi dan upacara pernikahan hanya boleh dihadiri oleh undangan yang sangat terbatas; 40 orang saja. Jadi, kamu bisa mengalokasikan kelebihan dana menikah ke hal lain.
Atau, karena kondisi investasi saham masih sangat volatile, maka kamu perlu rebalancing di instrumen investasi lain demi dana pensiun terselamatkan.
Nah, ini juga butuh waktu buat ngelamun nih, berarti. Take your time ngelamun deh, kalau gitu ya.
4. Lebih bijak berutang
Salah satu pelajaran penting yang bisa kamu petik selama pandemi dalam mengatur keuangan adalah jangan membuat utang yang melebihi kemampuan. Banyak loh, yang terjebak utang di tengah masa pandemi, yang berakibat mereka gali lubang tutup lubang. Padahal pekerjaan juga lagi enggak pasti.
Sedih banget enggak sih?
Makanya, setelah masuk the new normal, ada baiknya kamu lebih bijak untuk berutang. Utang apa pun itu; utang kartu kredit, kredit blender, gawai, terlebih pinjaman online.
Yuk, pikirkan secara matang jika memang kamu butuh berutang. Setidaknya, kamu harus benar-benar yakin bahwa kamu mampu membayarnya.
5. Tetap pantau dana darurat
Nah, jadi yakin kan, kalau dana darurat itu sangat penting? So, jangan sampai melakukan kesalahan yang sama lagi.
Dana darurat memang kayak duit nganggur. Serasa gatel aja pengin dipakai; enakan diputer buat usaha apa, atau buat belanja “kebutuhan” ini itu. Tapi, ingat loh, dana darurat itu adalah jaring pengaman ketika kondisimu lagi darurat. Memang sepintas nganggur, tapi justru enggak boleh diganggu.
Jadi, coba cek, berapa kebutuhan dana daruratmu yang paling ideal? Dan, bagaimanakah posisinya sekarang? Apakah sudah sesuai, atau belum? Kalau belum, di masa the new normal nanti, kamu harus menjadikannya sebagai tujuan keuangan utamamu sebelum yang lainnya.
Nah, di samping ke-5 hal finansial di atas, hal lain yang harus disiapkan juga untuk menghadapi the new normal adalah soal kesehatan. Sekarang kesehatan benar-benar mahal harganya. So, jaga kesehatanmu, jangan sampai sakit. Ada baiknya, kamu menambah ekstra pos pengeluaran di sini, untuk kebutuhan tambahan vitamin, suplemen, dan alat kesehatan lain, seperti masker, face shield, hand sanitizer, dan seterusnya. Cek juga asuransi kesehatanmu ya, jangan sampai kendur.
So, siap untuk menghadapi the new normal sekarang? Semangat ya!
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi saat the new normal datang! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.
5 Fakta tentang Tabungan Perumahan Rakyat (Tapera) yang Perlu Diketahui
Beberapa hari terakhir, media ramai oleh pemberitaan tentang Tapera, atau Tabungan Perumahan Rakyat, sebuah program yang baru saja diteken oleh Presiden RI.
Dan, seperti bisa ditebak, pro dan kontra pun mengalir. Sebagian yang kontra berpendapat, hal ini jadi semakin memberatkan rakyat, lantaran sudah ada potongan untuk BPJS Kesehatan pun BPJS Ketenagakerjaan. Nggak perlu lagi disebutkan bahwa ada kenaikan iruan BPJS Kesehatan, betul?
Nah, bagaimana dengan kamu? Menurut kamu, bagaimana program Tabungan Perumahan Rakyat ini? Apakah bisa membantu, ataukah butuh direview lagi?
Kalau kamu belum banyak tahu mengenai program ini, ada baiknya kamu simak dulu beberapa faktanya berikut ini.
5 Fakta Tabungan Perumahan Rakyat
1. Latar belakang program
Apa sih sebenarnya program Tabungan Perumahan Rakyat ini? Adalah iuran yang dimanfaatkan untuk dana rumah pertama para pekerja di Indonesia, baik pekerja tetap ataupun mandiri. Tujuannya sih jelas, untuk membantu para pekerja mewujudkan salah satu tujuan keuangan mahapenting, yaitu punya rumah pertama. Tapera ini menjadi solusi untuk masalah defisit perumahan (backlog) yang dialami oleh negara kita.
Dengan adanya Tapera ini, diharapkan sih, semua pekerja di Indonesia punya rumah sendiri, sehingga lebih mapan kehidupannya.
2. Pengambil manfaat
Peserta Tapera adalah seluruh pekerja di Indonesia, baik WNI maupun warga negara asing pemegang visa kerja di Indonesia setidaknya selama 6 bulan.
Cuma memang ada yang bersifat wajib, ada pula yang bersifat sukarela. Yang wajib adalah para pekerja tetap dan pekerja mandiri yang berpenghasilan setara UMR, sedangkan yang bersifat sukarela adalah pekerja mandiri yang berpenghasilan di bawah upah minimum.
Bagaimana dengan yang lebih dari UMR, atau seperti yang disebutkan oleh Deputi Komisioner Bidang Pengerahan Dana Tapera Eko Ariantoro, yang bergaji lebih dari Rp8 juta? Nah, pekerja golongan ini ternyata menjadi tanggung jawab SMF (Secondary Mortgage Facility) dan swasta.
Jadi, memang Tapera ini ditargetkan untuk masyarakat berpenghasilan rendah, karena suku bunga pinjamannya juga kecil. Untuk yang berpenghasilan di atas UMR, diharapkan untuk bisa dana rumah mandiri.
Prosedurnya, untuk para pekerja tetap atau mandiri yang berada di bawah suatu perusahaan, akan didaftarkan oleh perusahaan tempatnya bekerja ke BP Tapera. Sedangkan, untuk pekerja mandiri yang bekerja secara lepas, bisa mendaftarkan diri sendiri langsung ke BP Tapera. Yah, kurang lebih sama dengan BPJS Ketenagakerjaan dan BPJS Kesehatan deh jadinya.
3. Besarnya iuran
Dalam peraturannya sudah disebutkan, bahwa untuk iuran Tabungan Perumahan Rakyat ini, akan dibagi 2.5% oleh pekerja (yang bekerja dalam sebuah perusahaan) dan 0.5%-nya disubsidi oleh perusahaan. Sedangkan, untuk pekerja mandiri besarnya iuran adalah 3%.
Keduanya diperhitungkan dari besar rata-rata penghasilan
Nah, di sinilah yang menjadi salah satu penyebab timbulnya pro dan kontra, karena dikhawatirkan jadi menambah beban para pengusaha.
Nah, kamu, para pemilik bisnis, apa pendapatmu nih, tentang ini? Boleh yuk, diskusi di komen ya.
4. Pemupukan
Dana Tapera yang sudah dikumpulkan dari masyarakat akan diinvestasikan, antara lain ke instrumen investasi konvensional–seperti deposito, surat utang, dan surat berharga lainnya–dan instrumen investasi Syariah–seperti deposito Syariah dan sukuk.
Pada akhir kepesertaan nanti, dana yang sudah berkembang bisa diambil dan kemudian kita manfaatkan deh.
5. Program sejenis di luar negeri
Ternyata, program Tabungan Perumahan Rakyat seperti ini juga sudah ada di negara lain.
Misalnya, di Tiongkok. Pemanfaatnya juga adalah pekerja dan pemberi kerja. Pekerja informal tidak termasuk. Besaran iurannya masing-masing 5% dan 20%.
Di Mexico juga ada, namanya Infonavit dan Fovissste untuk pekerja formal, dengan porsi pekerja dan pemberi kerja masing-masing 5%. Juga ada program Fonhapo, tabungan perumahan untuk pekerja sektor informal.
Di Malaysia, tabungan perumahan rakyat ini disebut EPF, dengan iuran pekerja 11%, dan pemberi kerja 12 – 13%. Manfaatnya lebih banyak, karena meliputi tabungan pensiun juga selain tabungan perumahan.
Singapura juga punya program serupa dan lebih lengkap lagi. Tak hanya untuk perumahan, tetapi juga bisa dimanfaatkan untuk pensiun, dana pendidikan, sekaligus kesehatan. Porsi iuran pekerja sebesar 20%, sedangkan pemberi kerja 17%.
Nah, bagaimana dengan kamu? Apakah kamu merasa terbantu dengan adanya program tabungan perumahan rakyat yang bakalan dimulai Januari 2021 ini? Ataukah, kamu ada pemikiran lain, apalagi setelah melihat beberapa faktanya di atas.
Yuk, diskusi di kolom komen!
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.
4 Jurus Hemat Listrik: Hemat Energi dan Hemat di Kantong
Selamat Hari Lingkungan Hidup Sedunia! Sudah waktunya kita memperhatikan dampak kerusakan lingkungan yang semakin memprihatinkan. Salah satunya adalah dengan mengupayakan hemat pemakaian energi sehari-hari. Nggak usah jauh-jauh, mari kita mulai dengan hemat listrik.
Beberapa waktu yang lalu, media massa dan media sosial begitu ramai oleh komplain dan keluh kesah warganet. Katanya, tagihan atau tarif listrik tiba-tiba naik secara drastis, tanpa pemberitahuan. Beberapa menyampaikan keluh kesah ini langsung ke akun media sosial Perusahaan Listrik Negara (PLN), dan lebih banyak lagi yang ngomel sendiri.
Pihak PLN sendiri menjawab, bahwa kenaikan tagihan listrik yang terjadi ini diakibatkan oleh lebih banyak aktivitas dilakukan di rumah, lantaran kita yang sedang berada dalam periode bekerja, belajar, dan beribadah di rumah.
Terlepas dari kontroversi kenaikan tagihan listrik yang terjadi, tapi mau enggak mau hal ini bikin kita harus segera mengubah kebiasaan buruk kita yang suka boros listrik. Entah ada pandemi COVID-19 atau enggak, kalau bisa hemat listrik kan berarti juga hemat energi (yang berarti kita lebih peduli pada lingkungan dan bumi) dan juga hemat di dompet (ini yang paling penting!)
Karena oh karena, boros listrik itu memang jadi mengikis uang anggaran belanja yang lain. Padahal kebutuhan pokok juga makin tambah mahal, sudah nggak peduli masa pandemi, hari besar, atau masa liburan. Tiap hari harga ada saja yang naik. Bener nggak sih?
Mau nggak mau kita harus mengeluarkan jurus sakti hemat listrik, semacam jurus sakti meringankan tubuh ala para pesilat Tiongkok Kuno sana. Supaya dompet terselamatkan, tapi kenyamanan di rumah pun juga sebisa mungkin nggak berkurang.
Apakah berarti harus mengurangi jumlah lampu? Memensiunkan AC? Nggak juga sih. Ada beberapa kecil yang bisa kita lakukan untuk bisa lebih hemat listrik. Ya, kadang kita memang melakukan hal-hal yang terlihat sepele ini namun ternyata cukup merupakan pemborosan terhadap listrik lo.
Jadi, ayo coba kita lihat, apa saja yang bisa kita lakukan agar bisa lebih hemat listrik.
4 Jurus Hemat Listrik yang Efektif, Tapi Rumah Tetap Nyaman
1. Atur penggunaan lampu
Sebaiknya ganti semua lampu pijar dengan lampu CFL (Compact Fluorescent Lamp) atau lampu hemat energi. Lampu ini memerlukan energi 80% lebih sedikit dan 10 kali lipat lebih tahan lama dibandingkan lampu biasa. Harganya memang lebih mahal, tetapi kamu bisa lebih hemat dalam pemakaian listriknya.
Matikan lampu yang tidak diperlukan atau saat kamu hendak bepergian. Pada siang hari, manfaatkan matahari menjadi sumber cahaya yang masuk melalui jendela atau ventilasi.
Bersihkan lampu dari debu secara berkala. Sebab lapisan lampu yang tertutup debu dapat mengurangi efisiensi lampu sebesar 50 – 70%. Kalau perlu pasang pengatur tingkat terangnya lampu. Kalau enggak butuh yang terlalu terang, kamu bisa mengaturnya menjadi lebih redup.
Juga, buat kamu yang kalau tidur enggak bisa dalam gelap, pakailah lampu tidur dengan sinar yang lembut alih-alih menggunakan lampu terang terus-menerus sepanjang malam.
2. Pemakaian komputer
Pertimbangkan untuk membeli laptop, bukan PC. Selain lebih praktis, laptop juga mengonsumsi listrik lima kali lebih hemat ketimbang desktop.
Manfaatkan fitur power management, agar lebih hemat listrik.
Matikan bila tidak digunakan. Membiarkan komputer menyala sepanjang tahun akan menyerap lebih dari 1.000 kWh/tahun, atau setara dengan total konsumsi listrik dalam satu rumah. Cabut kabel laptop jika baterai full atau tidak digunakan. Ini juga akan membuat baterai laptopmu lebih awet.
Gunakan sambungan kabel dengan satu steker untuk segala perlengkapan komputer pribadimu. Jadi, kamu tinggal menekan satu tombol untuk mematikan semua alat elektronik yang praktis untuk memotong penggunaan listrik lebih dari 200 kWh/tahun.
3. Pemakaian Air Conditioner (AC)
Bagi sebagian besar dari kamu, AC adalah peralatan vital di dalam rumah. Nggak bisa deh hidup tanpa AC. So, harus benar-benar ada kecermatan dalam penggunaannya agar bisa lebih hemat listrik, karena daya AC termasuk salah satu yang paling besar dalam rumah.
Lakukan beberapa hal berikut:
- Atur suhu AC pada 24 – 25 derajat Celcius. Penurunan 1 derajat, konsumsi listrik meningkat 6%.
- Hindari kebocoran udara dari luar.
- Bersihkan kondensor, filter, dan coil AC, minimal sebulan sekali agar AC bekerja optimal.
- Gunakan timer. Pada pukul 00.00 – 04.00 pagi, suhu lingkungan menjadi lebih dingin sehingga kamu seharusnya tidak butuh AC lagi.
- Kamu bisa memanfaatkan bukaan jendela yang lebar pada siang hari sehingga tak perlu menggunakan AC.
4. Pemakaian lemari es
Sebaiknya gantilah lemari es yang sudah berumur belasan tahun. Dalam kurun waktu 10 tahun, lemari es mengalami penurunan efisiensi sebesar 75%, sehingga ia akan menyedot energi yang lebih banyak.
Gunakan lemari es dengan teknologi mutakhir yang ramah lingkungan. Meskipun mungkin harga belinya jadi 5 – 15% lebih mahal, tetapi lemari es jenis ini akan lebih hemat energi. Aturlah suhu ideal lemari es pada 2 – 4 derajat Celcius pada suhu ideal, dan freezer pada suhu -17 sampai -15 derajat Celcius. Ini adalah suhu yang paling pas, sehingga lemari es tidak harus bekerja ekstra yang membuatnya butuh listrik lebih banyak.
Kurangi intensitas membuka pintu lemari es karena udara dari luar akan membuat lemari es bekerja ekstra. Perlu kamu tahu ya, bahwa hampir 7% energi terbuang jika pintu sering dibuka. Memasukkan makanan panas ke dalam lemari es juga akan menambah kerja lemari es lo! Jadi, apa pun yang kamu masukkan ke dalamnya, pastikan sudah berada di suhu kamar terlebih dahulu.
Bersihkan bunga es secara berkala. Bunga es yang menumpuk akan menghambat kinerjanya. Atau, kamu juga bisa memanfaatkan lemari es yang memiliki teknologi freezer tanpa bunga es.
Isi lemari es secukupnya dan jauhkan dari sumber panas.
Nah, gimana? Kamu punya jurus hemat listrik yang lain, yang belum ditulis di atas? Share di kolom komen ya!
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.
Tahun Ajaran Baru 2020/2021 Akan Berbeda, Ini yang Harus Dipersiapkan Secara Finansial
Sebentar lagi Juli datang, yang berarti tahun ajaran baru sekolah-sekolah sudah dimulai. Tentunya akan sangat berbeda di tahun 2020 ini, apalagi kita telah menjalani belajar dari rumah sejak awal tahun karena pandemi virus corona.
Sejak beberapa minggu kemarin, sudah beredar berbagai prediksi mengenai bagaimana tahun ajaran baru akan dimulai. Ada beberapa skenario: melanjutkan proses belajar dari rumah, membuka sekolah tetapi dengan protokol kesehatan yang superketat, atau mengundurkan tahun ajaran baru ke 2021.
Opsi terakhir tampaknya sudah disinyalkan enggak mungkin dilakukan oleh pemerintah, karena bakalan ada risiko ekonomi yang lebih berat terkait sinkronisasi awal pendidikan tinggi, eksistensi sekolah swasta, gaji para guru, hingga stres anak karena menganggur terlalu lama di rumah (yang berarti juga akan menjadi tambahan beban bagi orang tua, yang juga harus menjalani the new normal dalam bekerja).
Karena itu, beberapa hari yang lalu, sudah ada pengumuman resmi pula dari Kemendikbud RI, bahwa tahun ajaran baru sekolah akan tetap dimulai Juli 2020. Sudah ada pula pedoman belajar untuk sistem pembelajaran jarak jauhnya, meski sepertinya masih perlu dikembangkan lagi lebih detail. Telah ditekankan pula berkali-kali, bahwa mulainya tahun ajaran baru ini berbeda dengan pembukaan sekolah. So, bisa jadi, tahun ajaran baru 2020 dimulai dalam kondisi masih belajar di rumah.
Ini pun bisa berbeda antara satu daerah dengan yang lainnya. Beberapa sumber yang sudah ditelusuri menyebutkan, bahwa daerah zona hijau dan biru mungkin sudah diperkenankan untuk menjalankan kegiatan lagi dalam tatanan baru (the new normal). Sedangkan, zona kuning dan merah tetap harus belajar dari rumah.
Lalu bagaimana dengan orang tua? Siapkah mengembalikan anak-anak ke sekolah? Bagaimana harus menyiapkan diri dan anak-anak untuk tahun ajaran baru 2020/2021 kali ini? Pasti akan berbeda, karena semua masih belum ada kepastian.
Well, sembari menunggu keputusan-keputusan penting pemerintah terkait protokol pembelajaran kembali di sekolah, lebih baik kita juga mempersiapkan beberapa hal untuk menyambut tahun ajaran baru ini. Terutama soal pengeluaran. Beberapa hal yang basic saja, sambil menunggu update informasi, ya kan?
Beberapa Hal untuk Disiapkan Menjelang Dimulainya Tahun Ajaran Baru 2020/2021
1. Uang tahunan/pendaftaran ulang/uang pangkal
Baik yang bersekolah di sekolah yang baru atau yang naik kelas, tahun ini tetap harus menyiapkan uang tahunan, uang pendaftaran ulang, dan uang pangkal sesuai ketentuan dari sekolah, yes?
Jadi, semoga para orang tua sudah siap dengan biaya-biaya pokok ini. Cek lagi ke sekolah, bagaimana cara dan mekanisme pembayarannya, serta dokumen apa saja yang harus dipenuhi. Tentunya prosedurnya akan berbeda untuk siswa baru dan siswa lama, kan?
Tak ketinggalan soal seragam bagi siswa baru. Apakah semua sudah termasuk dalam uang pangkal sekolah, yang berarti seragam akan didapatkan dari pihak sekolah, ataukah ada seragam yang harus dibeli di luar sekolah? Memang, mungkin anak-anak belum akan masuk sekolah dalam waktu dekat, tetapi di beberapa sekolah kemarin ada juga yang memberikan peraturan, bahwa siswa pun harus mengenakan seragam selama proses belajar di rumah.
2. Uang SPP
Untuk siswa baru, biasanya uang SPP bulan pertama sudah include dalam uang pangkal. Tetapi, ada baiknya dicek lagi. Jangan-jangan enggak termasuk. Kalau memang nggak termasuk, berarti harus segera disiapkan juga.
Kadang ada yang bikin kecele. Misalnya, waktu aktif kembali bersekolah itu kan biasanya di minggu ketiga atau keempat Juli. Di bulan pertama ini, uang SPP sudah ditagihkan. Lalu, selang 2 minggu sudah harus membayar SPP lagi untuk bulan Agustus. Jadi agak berasa ya, kayak sekali bayar untuk 2 bulan.
Ini kadang yang bikin kecele. Dalam pikiran, kita sudah membayar, kok sudah ganti bulan lagi dan bayar lagi?
3. Kuota internet
Kuota internet sekarang jadi pengeluaran yang penting lo, apalagi jika saat tahun ajaran baru nanti, anak-anak masih harus belajar dari rumah. Sebisa mungkin diatur, supaya enggak rebutan dengan kita yang mungkin masih bekerja dari rumah juga.
Cari informasi, barangkali nanti akan banyak video-video pembelajaran yang harus diunduh, harus streaming acara TV, nonton Youtube, sampai upload tugas. Info ini akan bisa jadi gambaran, seberapa besar kuota internet yang harus kita siapkan.
4. Cek buku-buku pelajaran, perlengkapan, dan media belajar lainnya
Apakah butuh install aplikasi tertentu untuk memperlancar proses belajar nanti?
Atau, kalau memang nanti bakalan bisa mulai masuk sekolah, apakah ada perlengkapan kesehatan yang harus dipenuhi? Barangkali butuh masker cadangan lebih banyak, begitu juga dengan hand sanitizer. Atau, mungkin bahkan perlu sarung tangan latex atau face shield?
Bagaimana dengan buku-buku sekolah? Apakah perlu membeli? Atau, sudah dipinjamkan oleh pihak sekolah? Bagaimana dengan buku dan alat tulis? Sudah cukupkah?
5. Tetap perhatikan asupan gizi anak-anak
Jika sekolah akhirnya memutuskan untuk menjalankan pembelajaran jarak jauh lagi, maka tetap pastikan anak-anak mendapatkan gizi yang cukup agar bisa konsentrasi belajar di rumah.
Namun, jika diputuskan sudah bisa masuk sekolah kembali, maka pertimbangkan untuk membawakan bekal saja ke sekolah, agar lebih higienis dan pastinya, lebih aman.
So, mari berharap yang terbaik, apa pun yang menjadi keputusan pemerintah. Patuhi protokol kesehatan yang sudah ditentukan, dan tetap berdoa agar si virus nakal ini segera bisa diatasi dengan tuntas.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.
Seputar Pasar Modal: 5 Pertanyaan Paling Sering Diajukan
Tahukah kamu, bahwa setiap tanggal 3 Juni, kita memperingati Hari Pasar Modal Indonesia?
Sejarahnya, pada tanggal 3 Juni 1952, Bursa Efek Jakarta–atau yang sekarang dikenal dengan nama Bursa Efek Indonesia–dibuka kembali di era pemerintahan Ir. Sukarno, pasca kemerdekaan Indonesia. So, enggak terasa, genap 68 tahun Bursa Efek Indonesia berdiri.
Well, kita enggak akan bahas sejarah Bursa Efek Indonesia sebagai satu-satunya pasar modal di Indonesia sih di artikel ini. Alih-alih, kita akan membahas beberapa pertanyaan yang paling sering diajukan seputar pasar modal, terutama oleh kamu yang masih cukup asing dengan topik ini tapi tertarik dan pengin belajar lebih jauh.
Siapa tahu, setelah kenal dengan beberapa hal yang dasar banget berikut ini, next kamu lantas ingin ikut berpartisipasi investasi di pasar modal Indonesia–ikut menyumbang untuk perekonomian Indonesia. Ya kan?
So, mulai saja yuk!
5 Pertanyaan yang Paling Sering Diajukan Seputar Pasar Modal
1. Apa itu pasar modal?
Pasar modal adalah tempat terjadinya transaksi atau jual beli instrumen keuangan antara para penerbit surat berharga dengan para investor. Sering juga disebut dengan pasar saham, ataupun bursa efek.
Pasar ini memberi alternatif investasi lain pada para investor selain cara menabung dan investasi lainnya melalui perbankan; seperti tabungan, deposito, giro, dan lain sebagainya.
Kegiatan transaksi di pasar ini sebenarnya sudah berlangsung sejak abad ke-19 lo, tepatnya di tahun 1892. Dan yes, kamu pasti sudah bisa menebak, bahwa pasar modal pertama di Indonesia dijalankan oleh pemerintah kolonial Belanda. Hanya saja, waktu itu pencatatan transaksinya belum selengkap dan secanggih (tentu saja!) sekarang.
Sekarang, di Indonesia, hanya ada satu bursa efek sebagai transaksi antara penerbit surat berharga dan investor ini, yaitu Bursa Efek Indonesia.
2. Siapa pelaku pasar modal di Indonesia?
Ada beberapa pihak yang saling berinteraksi dalam aktivitas di pasar saham ini, yaitu:
- Menteri keuangan, sebagai regulator segala aktivitas yang terjadi di pasar modal.
- Badan pengawas pasar modal, dalam hal ini OJK
- Si bursa efek itu sendiri, sebagai fasilitator dan pengontrol aktivitas perdagangan
- Investor, yaitu pihak yang menanamkan modalnya dengan membeli berbagai bentuk surat berharga yang diperdagangkan.
- Emiten, yaitu pihak yang memperjualbelikan surat berharga atau melakukan emisi di bursa saham.
- Lembaga penunjang, yang terdiri atas kustodian, biro administrasi efek, dan wali amanat.
- Lembaga kliring dan penjaminan, yaitu KPEI atau Kliring Penjaminan Efek Indonesia.
- Lembaga penyimpanan dan penyelesaian, yaitu KSEI atau Kustodian Sentral Efek Indonesia.
- Perusahaan efek, yang terdiri atas penjamin (underwriter), broker, dan para manajer investasi.
- Profesi lain, seperti akuntan, pengacara, notaris, dan sebagainya.
Wah, banyak ya? Iya, karena pasar modal sendiri mewadahi aktivitas yang sangat besar dan penting artinya bagi negara.
3. Instrumen investasi apa saja yang bisa kita beli di pasar modal?
Setidaknya ada 4 instrumen investasi yang umum diperjualbelikan di bursa efek, yaitu:
- Saham. Nah, instrumen yang satu ini pasti enggak asing ya? Di web QM Financial ini juga sudah beberapa kali dibahas beberapa hal mendasar mengenai saham. Bisa dilihat lagi: 13 Istilah Investasi Saham Paling Dasar yang Harus Dipahami Lebih Dahulu dan 5 Hal Tentang Investasi Saham yang Harus Diketahui oleh Pemula. Lanjutkan dengan artikel-artikel lain yang setopik, agar kenal lebih jauh tentang saham.
- Obligasi, boleh baca lagi juga: 4 Hal Tentang Investasi Obligasi yang Harus Investor Pemula Ketahui.
- Reksa dana, yang ada 4 jenis yaitu Reksa Dana Pasar Uang, Reksa Dana Pendapatan Tetap, Reksa Dana Saham, dan Reksa Dana Campuran.
- Derivatif, yaitu surat berharga turunan dari saham dan obligasi.
Nah, mana nih yang kamu sudah punya? Saham, obligasi, reksa dana, atau keempatnya sudah punya semua?
4. Apa saja risiko berinvestasi di pasar modal?
Nah, ini yang harus dipahami betul sebelum kamu benar-benar berpartisipasi di perdagangan efek. Kamu pasti sudah tahu kan, bahwa setiap bentuk investasi selalu memiliki risiko, baik tinggi maupun rendah. Untuk berinvestasi di pasar modal, risikonya cukup besar apalagi jika kamu langsung terjun di dalamnya, tanpa melalui manajer investasi yang biasanya sudah sarat dengan pengalaman.
Apa saja risikonya?
- Risiko capital loss, yaitu kerugian yang harus kita tanggung akibat adanya selisih harga jual saham yang lebih rendah daripada harga belinya.
- Risiko likuidasi, yaitu risiko yang terjadi jika emiten yang sahamnya kita miliki dinyatakan pailit dan dilikuidasi. Investor akan menjadi prioritas terakhir untuk dikembalikan dananya.
Sekali lagi, risiko ini harus benar-benar dipahami sebelum mulai berinvestasi, agar kita kemudian bisa mengelolanya dengan baik juga ya. Rata-rata investor yang gagal disebabkan oleh kurang baiknya mengelola emosi ketika terjadi fluktuasi pasar. Padahal pergerakan harga yang sangat cepat adalah hal yang wajar terhadi di pasar modal.
5. Bagaimana cara investasi di pasar modal?
Mudah kok. Kamu hanya tinggal menemukan perusahaan sekuritas yang menurutmu paling cocok. Bagaimana cara menemukannya? Pastinya kamu harus melakukan riset dan bisa melihat dari track record-nya. Apakah pernah terlibat masalah yang cukup serius?
Zaman sekarang, banyak perusahaan sekuritas yang memiliki aplikasi yang dengan mudah diunduh di smartphone. Selanjutnya, kamu tinggal daftar, ikuti prosedurnya, dan enggak lama kemudian kamu pun bisa mulai bertransaksi langsung untuk membeli ataupun menjual saham.
Mau belajar lebih jauh soal investasi saham?
Yuk, cek jadwal kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu. Kamu juga bisa stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.
Nah, itulah beberapa hal seputar pasar modal yang harus kamu pahami sebelum mulai berinvestasi di dalamnya. Enggak terlalu rumit kan?
7 Tip Aman Transaksi Online demi Mencegah Kebocoran Data dan Kejahatan Lain
Sudah baca berita kan, bahwa terjadi kebocoran data pribadi pengguna yang melakukan transaksi online di beberapa situs ecommerce? Padahal belum lama juga ada masalah Cambridge Analytica yang melibatkan jaringan pertemanan terbesar, Facebook.
Mungkin kamu ada yang masih cukup awam akan keamanan berinternet ini, sehingga bingung, apa pentingnya hal ini hingga semua orang meributkannya? Well, kalau dijelaskan sih bakalan panjang artikelnya. Tapi pada intinya, data pribadimu sebagai pengguna internet memang merupakan komoditi yang tak murah dan paling dicari oleh mereka-mereka–terutama yang memiliki kepentingan bisnis–di internet.
Dengan data pribadimu yang tersedia itu, orang akan dapat menjual barang-barang padamu, memengaruhi pendapatmu hingga membuatmu melakukan sesuatu, bahkan membuatmu berubah pandangan ideologi.
Karena itu kebocoran data pribadi selalu menjadi isu yang panas. Dan, biasanya, hal ini paling banyak terjadi di situs jejaring ataupun ecommerce, karena di situs-situs tersebutlah kamu harus “menyerahkan” data–meliputi nama, email, alamat, sampai nomor handphone–untuk keperluan personalisasi akun. Di ecommerce, bahkan kamu harus memasukkan nomor kartu kredit untuk keperluan pembayaran transaksi online.
Tak semata-mata menjadi kesalahan pemilik situs, hal ini juga menjadi tanggung jawab kita sendiri sebagai pribadi yang “menyerahkan” data tersebut pada mereka. So, kitalah yang harus cerdas dan bijak jika dimintai data pribadi. Kita harus tahu, kapan kita bisa memberikan data dan kapankah kita harus menolaknya.
Berikut ini ada beberapa hal yang bisa kamu lakukan, terutama untuk mengamankan dirimu saat melakukan transaksi online, demi mencegah (atau setidaknya meminimalkan) terjadinya kebocoran data pribadi dan juga kejahatan siber lainnya.
7 Hal Waspada Saat Melakukan Transaksi Online demi Meminimalkan Peluang Terjadinya Kebocoran Data Pribadi dan Kejahatan Siber Lainnya
1. Pastikan situs online shop aman dan asli
Salah satu trik yang biasa dipakai oleh penjahat siber adalah membuat situs palsu. Karena itu, kamu sebagai pembeli harus mewaspadai hal ini. Biasanya situsnya akan memiliki alamat yang ganjil. Misalnya, taruhlah QM Financial adalah situs belanja online, maka alih-alih beralamat qmfinancial.com–yang merupakan alamat situs aslinya–situs palsu akan beralamat di qm-financial.com.
So, kamu memang harus jeli. Pastikan kamu hanya melakukan transaksi online di situs asli ecommerce, online shop, atau situs jejaringnya ya. Ini adalah langkah pertama yang paling penting untuk mencegah kebocoran data.
Di samping itu, kamu perlu pula memperhatikan, apakah alamat situs tersebut berawalan “https” alih-alih hanya “http” saja. Huruf “s” pada https berarti “security”, yang berarti situs tersebut lolos sertifikasi keamanan. Hal ini sangat penting, terutama jika kamu nantinya dituntut untuk menyerahkan berbagai data diri untuk keperluan transaksi online.
Jika kamu tidak harus melakukan transaksi online, maka membuka situs beralamat http pun tidak masalah. Hanya saja, kamu harus tetap waspada, terutama jika browser kamu memberikan sinyal tanda bahaya.
2. Pastikan koneksi aman
Biasanya kita memang akan girang banget kalau bisa mendapatkan koneksi wifi gratisan di tempat publik, ya kan? Namun, hal ini justru harus membuatmu lebih waspada.
Para penjahat siber biasanya membobol akun pengguna internet dari wifi publik, sehingga di sinilah paling rentan terjadi kebocoran data pribadi.
Jadi gimana dong? Yah, boleh saja kamu menggunakan wifi gratisan ini, tapi pastikan, ketika kamu melakukan login ke mana pun–baik itu ke email, ke akun ecommerce, ke jejaring pertemanan–kamu memakai kuota internetmu pribadi.
Kalau hanya untuk scrolling, window shopping, atau baca-baca saja–setelah kamu login–enggak masalah pakai wifi gratisan.
3. Update browser, antivirus, aplikasi, dan operating system
Browser, antivirus, aplikasi, dan OS yang ketinggalan versi bisa menjadi celah bagi para penjahat siber untuk membobol dinding keamanan dan memperbesar peluang terjadinya kebocoran data.
Jadi, jangan abaikan permintaan update di smartphone kamu ya. Segera update jika ada request untuk memperbarui versinya.
4. Amankan nomor kartu
Mau pamer apa pun di media sosial, jangan sampai kamu mengambil foto kartu kredit, kartu debit, buku tabungan, atau sejenisnya, dan mengunggahnya ke platform yang bisa diakses oleh orang banyak untuk mencegah terjadi kebocoran data ini.
Jika memang harus mengirimkan foto kartu kredit dan semacamnya, untuk keperluan pribadi, lebih baik kamu kirimkan via email atau WhatsApp yang memiliki fitur encrypting, sehingga pesanmu akan lebih aman.
5. Pastikan password aman
Jangan gunakan password yang sama untuk semua akun yang kamu miliki, baik itu untuk keperluan transaksi online. Karena begitu satu akunmu dibobol, maka selanjutnya gampang saja buat si penjahat siber untuk membobol akunmu yang lain.
Jadi, pastikan password yang berbeda untuk setiap akun. Gantilah password setiap 6 bulan sekali demi mencegah kebocoran data.
6. Awas phising!
Kadang kita mendapatkan email yang berisi semacam penawaran atau bahkan peringatan, bahwa terjadi sesuatu di salah satu akun pribadi kita, dan kita diminta untuk klik satu tautan.
Di sini, kita harus meningkatkan kewaspadaan. Pastikan email benar-benar datang dari akun resminya. Jika si pengirim menggunakan alamat yang “aneh”–biasanya sih pakai akun gratisan di Gmail atau Yahoo–maka kamu patut untuk waspada.
Jangan langsung klik pada tautannya ya. Selidiki dulu, apakah semuanya memang asli.
7. Simpan bukti transaksi online
Setiap kali kita melakukan transaksi online, maka saat itu pula kita akan mendapatkan bukti transaksi, baik yang bisa dilihat di akun pribadi kita di ecommerce, aplikasinya, maupun yang dikirim melalui email. Simpanlah bukti transaksi online ini sampai transaksi benar-benar selesai; barang sudah sampai dengan aman, tak ada komplain, dan kita juga sudah membayar kewajiban.
Setelah itu, langsung hapus.
Masalah kebocoran data dan keamanan transaksi online ke depannya masih akan terjadi, apalagi dengan kondisi kita sekarang yang akan lebih banyak berbelanja secara daring. Karena itu, kitalah yang harus waspada dan cerdas saat hendak beraktivitas di dunia maya, apa pun aktivitas itu.
Tetap waspada ya!
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.
5 Pelajaran Keuangan yang Kita Dapatkan Selama Pandemi
Pandemi COVID-19 yang sedang berlangsung tidak hanya membahayakan jutaan nyawa manusia di seluruh dunia, tetapi juga telah memberikan pukulan hebat bagi ekonomi global hingga resesi ekonomi pun diramalkan akan tiba. Krisis ini menjadi pelajaran keuangan yang tak akan terlupakan, sepertinya.
Well yeah, kadang, untuk menjadi paham dan mengerti akan sesuatu, kita memang harus lebih dulu terpukul oleh musibah, bencana, kecelakaan, kesalahan, dan sejenisnya sih. Begitu pula dengan masa pandemi sekarang ini.
Salah satu pelajaran keuangan terpenting yang bisa kita dapatkan selama pandemi adalah kesiapan finansial itu sangat penting, sehingga kita bisa menghadapi berbagai kondisi buruk secara efektif.
Nah, kali ini, mari kita bahas beberapa pelajaran keuangan yang diajarkan oleh krisis virus corona ini kepada kita.
5 Pelajaran Keuangan yang Kita Dapatkan Selama Pandemi Virus Corona
1. Jangan ambil utang yang tidak mampu kamu bayar
Pinjaman, bila dapat dikelola dengan baik, bisa menjadi salah satu “sarana” untuk memenuhi tujuan keuangan kita, misalnya seperti KPR atau kredit kendaraan. Utang kadang-kadang juga dapat membantu kita keluar dari keadaan darurat keuangan.
Namun, sangat penting bagi kamu untuk mengevaluasi kapasitasmu soal pembayaran cicilan. Adalah penting untuk melihat kemampuanmu sendiri dalam hal ini, karena utang yang tidak terjangkau tidak hanya dapat menghancurkan keuanganmu, tetapi juga dapat menyebabkan hilangnya aset berharga.
Belum lagi, utang juga dapat menyebabkan tekanan psikologis yang sangat besar di sepanjang jalan. Dan terutama selama masa-masa sulit seperti saat ini ketika kehilangan pendapatan bisa terjadi, membayar cicilan utang yang tidak terjangkau bisa menjadi lebih sulit meskipun ada stimulus relaksasi pinjaman dari pemerintah.
Pelajaran keuangan yang bisa didapatkan dari hal ini adalah jangan pernah berutang berlebihan, dan milikilah rencana darurat agar tetap dapat membayar kembali pinjamanmu tepat waktu.
Ingat, berani utang berarti berani bayar, apa pun kondisinya.
2. Selalu memiliki dana darurat yang memadai
Rencana darurat nggak akan lengkap tanpa dukungan dana darurat yang memadai.
Seharusnya sekarang kamu semakin paham akan pelajaran keuangan yang kedua ini: Betapa penting arti dana darurat ini ketika banyak di antara kita yang harus kehilangan penghasilan.
Dana darurat adalah jaring pengaman biaya hidup sehari-hari, ketika harus tetap hidup tanpa adanya pendapatan. So, mulai sekarang, pastikan dana darurat kamu setidaknya sebesar 6 – 12 bulan dari pengeluaran rutin. Taruh dana darurat di rekening tabungan, deposito, atau bisa juga di reksa dana pasar uang.
Mulailah membangun atau mengisi kembali dana daruratmu sekarang juga. Enggak ada kata terlambat kok.
3. Jangan hanya mengandalkan asuransi kesehatan yang disediakan kantor
Krisis akibat pandemi ini memaksa beberapa bisnis mengurangi karyawan, dan hal ini akan dapat memburuk jika ekonomi tidak bangkit kembali dengan cepat.
Jika hal ini terjadi, asuransi kesehatan menjadi salah satu hal yang mesti dipikirkan. Mungkin kamu selama bekerja mendapatkan benefit berupa tunjangan kesehatan dan diikutkan menjadi peserta BPJS Kesehatan. Namun, ketika dengan sangat terpaksa kamu harus berhenti dari pekerjaanmu, tunjangan kesehatan ini bisa saja terhenti.
Ingat, sakit–terutama jika kamu harus menjalani rawat inap–bisa menjadi beban keuangan yang bisa menguras tabungan, bahkan bisa berujung utang.
Jadi, pelajaran keuangan yang bisa diambil dari krisis ini adalah pastikan kamu mengurus BPJS Kesehatanmu agar bisa tetap digunakan meski sudah bukan berstatus karyawan lagi.
4. Pentingnya asuransi jiwa
Jangan lagi menunda untuk memiliki asuransi jiwa.
Virus corona telah memakan banyak korban jiwa. Enggak bisa terbayangkan, jika mereka yang menjadi korban adalah tulang punggung keluarga. Bagaimana nasib keluarganya ketika sudah ditinggalkan? Pasti akan sulit; belum lagi sembuh masa berkabungnya, sudah harus stres memikirkan besok harus makan apa karena kehilangan penopang hidup.
So, ini juga menjadi pelajaran keuangan yang sangat penting bagi kita.
Yuk, mulai cari-cari info asuransi jiwa murni, yang bisa melindungi risiko keuangan yang harus ditanggung ketika kita mengalami musibah. Beri perlindungan pada orang-orang yang kita cintai.
5. Diversifikasikan portofolio investasi
Krisis akibat COVID-19 telah sangat memengaruhi sebagian besar instrumen investasi. Volatilitas pasar yang terjadi telah menghapus begitu saja imbal hasil yang sudha didapatkan selama bertahun-tahun. Suku bunga deposito merosot, bunga tabungan juga semakin rendah.
Namun, investasi emas secara nyata justru memberikan imbal yang menggembirakan. Selamat, untuk kamu yang sudah berinvestasi emas sekian lama, dan di krisis kali ini memetik hasilnya.
Pelajaran keuangan yang kita dapatkan kali ini adalah selalu diversifikasikan investasimu ke berbagai kelas aset dengan berbagai tingkat risiko dan imbal untuk meminimalkan risiko investasi secara keseluruhan.
Yang sama pentingnya adalah menyelaraskan investasimu dengan profil risiko, tujuan keuangan, dan rasio likuiditas keuanganmu yang paling ideal. Jangan hanya mengejar target pengembalian yang tidak realistis dari investasimu.
Terakhir, jangan dulu hentikan investasi sekarang, apalagi tanpa pertimbangan yang matang, karena semakin lama kamu berinvestasi, semakin besar peluangmu untuk mendapatkan pengembalian yang diinginkan.
Yuk, belajar lebih banyak agar bisa menyusun strategi rencana investasi yang sesuai dengan tujuan keuanganmu, terutama ketika nanti pandemi ini berakhir. Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.
Oreo Supreme: Simbol Gaya Hidup Baru 2020?
Gimana rasanya makan biskuit seharga Rp500.000 at least? Itulah yang lagi nge-hype saat ini. Kalau kamu berkunjung ke martketplace terkenal Indonesia, kamu akan bisa menjumpai Oreo Supreme ini dibanderol dengan harga Rp500.000 – Rp600.000.
Di Ebay, di mana semua produk dijual secara lelang, Oreo Supreme bisa laku seharga USD18,000, atau setara Rp269 juta per bungkus. Bahkan, update terbaru dari Forbes, masih di Ebay saat artikel ini ditulis, Oreo Supreme ditawar tertinggi di harga USD96.100, alias setara dengan Rp1,4 M!
Mahal banget ya? Tapi, teteup banyak yang beli tuh. Bahkan harganya semakin meningkat, sebagai bukti bahwa demand semakin banyak sedangkan stok hanya terbatas.
Mengapa Oreo Supreme Bisa Semahal itu?
Oreo Supreme merupakan produk kolaborasi antara biskuit Oreo–yang memang jadi favorit banyak orang–dengan brand streetwear yang sangat populer di kalangan anak muda, terutama para hypebeast, Supreme.
Supreme, yang berawal sebagai underground brand di Amerika Serikat ini, kini memang sudah menjadi pop culture urban kekinian dengan valuasi perusahaan senilai jutaan dolar.
Konon, Oreo Supreme ini merupakan salah satu produk yang dikeluarkan khusus untuk menyambut musim panas 2020, diproduksi secara eksklusif dan terbatas. Dengan kombinasi ini–Supreme dan para pembeli loyalnya, dan biskuit Oreo yang juga memiliki penggemar tersendiri–rupanya melahirkan hype baru yang luar biasa, dan menular begitu cepat ke seluruh dunia bak virus corona.
Simbol Gaya Hidup
It’s not just about Oreo–biskuit yang enak dimakan dengan dicelup-celup ke dalam segelas susu–dan Supreme–merek fashion dengan gaya skater dan hiphop. Ini adalah soal apa yang diwakili oleh produk tersebut; eksklusif, terbatas, dan status sosial.
Begitulah kita sekarang. Apa yang bisa kita tampilkan di media sosial, menjadi “presentasi” karakter dan citra kita. Adalah penting untuk memberikan impresi istimewa bagi orang lain, demi “menanamkan” siapa diri kita di benak mereka.
Apalagi beberapa influencer juga sudah mereview biskuit Oreo merah menyala ini di akun media sosial mereka, seperti Rachel Goddard, Rachel Vennya, Nabila Zirus, hingga Kekeyi. Rasanya, sudah sahih banget jadi anak muda kekinian kalau sudah memiliki juga apa yang influencer punya. Kalau di feed kita juga ada barang yang sama dengan para selebgram ini rasanya kekerenan meningkat 7 kali lipat deh.
Tetapi, ini juga berarti, ketika ada tren lain yang datang, maka bisa saja Oreo Supreme tinggal sejarah. Secepat itu diperbincangkan, secepat itu pula dilupakan. Sama seperti tren gelang karet rainbow loom, fidget spinner, Pokemon Go, sampai mannequin challenge. Ada yang masih ingat, pasti, tapi sudah tak seistimewa itu lagi.
Bukti Ekonomi Masih Bergerak
Lalu, apa yang bisa kita pelajari dari viralnya Oreo Supreme–yang sering disebut dengan oreo sultan karena harganya yang di luar nalar manusia biasa ini?
Bahwa ekonomi kita masih bergerak. Bahwa, masih ada orang yang mampu memenuhi kebutuhan eksistensinya dengan membeli produk ini, dan memamerkannya di media sosial.
Tentunya dengan asumsi, bahwa mereka yang mampu membeli Oreo Supreme (semoga) sudah memiliki jaring penyelamat keuangan pribadi dengan sangat baik, mengingat pandemi virus corona ini telah membolak-balikkan ekonomi dunia sebegitu rupa. Dari sini, bisa pula disimpulkan, sudah cukup banyak orang memiliki literasi keuangan yang baik juga.
Hmmm, cukup melegakan, bukan?
Yes, dengan begini, kita jadi punya harapan besar, ekonomi dunia bisa restarting lagi anytime soon!
Tetap Peduli pada Sekitar
Dan, kamu, yang tak mau ketinggalan update tren terbaru dan sekarang juga pengin (atau malah sudah) coba icip-icip Oreo Supreme, jangan lantas melupakan lingkungan sekitarmu.
Masih mau jadi hypebeast dalam kondisi sulit seperti ini? Fine! Namun, coba tengok juga situasi di sekitarmu ya. Berbagilah dengan mereka yang membutuhkan, dan bantulah mereka yang mengalami kesulitan. Karena yang kita perlukan sekarang adalah rasa empati dan solidaritas di antara kita, agar bisa segera keluar dari krisis ini. Krisis ini tidak akan segera selesai jika tanpa campur tangan orang-orang seperti kamu; yang mampu dan masih memiliki daya untuk survive.
So, enggak cuma berburu barang-barang hype, tapi ulurkan juga tanganmu untuk mereka yang membutuhkan.
Jangan Lupa untuk Selalu Punya Dana Darurat!
Karena QM Financial peduli, maka kamu akan diingatkan kembali untuk selalu memiliki dana darurat; dana yang bisa kamu pergunakan di saat-saat darurat atau krisis. Karena hidup kita tidak akan selalu baik-baik saja ke depannya.
Bagus jika dalam krisis keuangan kali ini, penghasilanmu tidak terpengaruh. Bagus, jika sekarang kamu masih mampu membeli sebungkus Oreo Supreme seharga Rp500.000. Anggaplah ini sebagai berkah, dan sudah menjadi rezekimu. Tetapi, ada baiknya enggak lupa menyiapkan diri untuk berbagai situasi buruk. Toh, hidup manusia katanya kan bagai roda; berputar, kadang di atas, kadang pula berada di bawah.
So, sebagus apa pun kondisimu sekarang, tetaplah siap suatu waktu harus menghadapi kondisi sulit juga. Salah satunya dengan menyiapkan dana darurat.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.
Itaewon Class: Belajar Keuangan untuk Menjamin Masa Depan Sendiri
Sudah nonton drama Korea, Itaewon Class? Saya sendiri sebenarnya bukan penggemar drama Korea garis keras, meski sudah menonton beberapa film Korea dan jadi favorit juga. Tetapi, ada yang istimewa dari drama Korea satu ini, yang membuat saya akhirnya meluangkan waktu untuk menontonnya, di sela-sela agenda nonton ulang serial Friends sejak season 1 episode 01.
Ya, ini adalah sebuah kisah perjuangan seseorang setelah keluar dari penjara, membangun bisnis selangkah demi selangkah, demi sebuah tujuan “mulia”.
Mengikuti perjalanan Park Saeroyi dalam Itaewon Class, ternyata ada banyak sekali pelajaran keuangan yang bisa kita ambil. Apa saja?
Belajar Keuangan dari Drama Korea Itaewon Class
1. Menabung!
Kita sudah sering mendapatkan nasihat, bahwa menabung itu penting. Sedikit-sedikit menjadi bukit.
Kalau masih perlu contoh, kita bisa melihat dari Park Saeroyi, yang alih-alih menghabiskan uang setelah ayahnya meninggal, dia justru menabung uang tersebut hingga mampu membeli sebuah gedung dan membangun DanBam, sebuah pub di kota Itaewon, demi bisa “mengalahkan” Jangga Co.
Ya, memang selalu ada motivasi di balik setiap hal baik sih. Saeroyi mungkin punya misi balas dendam, tetapi kita juga punya pandemi yang bisa jadi motivasi untuk mulai menabung hari ini lo. Nggak mau kan, jika terjadi hal seperti ini lagi ke depannya, dan kamu masih saja berkutat dengan kesalahan yang sama: Nggak punya dana darurat?
2. Hargai pekerjaanmu
Nggak masalah untuk bekerja di kapal penangkap ikan laut dalam, atau jadi waiter di restoran, kerjaan adalah kerjaan. Dan, dari drama Itaewon Class ini, kita bisa belajar menghargai setiap pekerjaan yang kita punya.
Ingat adegan ketika Saeroyi memberi Hyun-yi gajinya dua kali dan mendorong Hyun-yi untuk mau bekerja lebih keras? Atau mengapa Oh Soo-ah tidak meninggalkan Jangga Co.?
Ternyata, tidak ada pekerjaan untuk kecil atau terlalu besar kalau kamu tahu prioritas hidupmu.
Saat ini, mungkin kita enggak terlalu enjoy dengan pekerjaan yang kita miliki. Tapi, hey, at least kita punya pekerjaan kan? Banyak dari mereka yang kurang beruntung di luar sana; harus kehilangan pekerjaan akibat pandemi.
Seenggaknya, meski dipotong, bulan ini kita bisa membayar tagihan dan membeli barang yang kita butuhkan, bukan?
3. Miliki asuransi
Mr. Park, bapaknya Saeroyi, mendapat kecelakaan dan meninggal mendadak ketika Saeroyi masih terbilang remaja. Ternyata, beliau sudah menyiapkan asuransi yang kemudian bisa dipakai oleh Saeroyi untuk membangun masa depannya.
Hmmm, sudah mengikuti Itaewon Class sampai selesai, masa masih belum sadar juga akan arti pentingnya asuransi jiwa, kalau sudah begini?
Yuk, buat kamu yang sekarang menjadi tulang punggung keluarga, coba deh, pikirkan orang-orang yang kamu cintai, yang hari ini menggantungkan hidupnya padamu. Masa sih, mau membiarkan mereka sedih berkepanjangan, susah sepanjang hidup? Contohlah Mr. Park.
4. Miliki tujuan keuangan jangka panjang
Park Saeroyi punya plan untuk 15 tahun ke depan lo!
Drama Itaewon Class mengajari kita untuk berpikir dan membuat rencana keuangan jangka panjang. Seperti Park Saeroyi yang tahu betul apa yang diinginkannya, dan kemudian menyusun rencana matang untuk mencapainya.
Nggak harus langsung rencana untuk 15 tahun ke depan juga kok. Kita bisa mulai dari bulan depan sebisa mungkin sudah enggak pakai dana darurat buat hidup lagi. Tahun depan, sudah bisa mengganti dana darurat yang sudah kepakai. Lima tahun lagi, sudah bisa membayar DP rumah, dan mulai membayar cicilan KPR, dan seterusnya.
Yang penting, tentukan judulnya, nominalnya, dan tentukan pula jangka waktunya. Dari situ, kita bisa merencanakan step by step untuk mewujudkannya. Just like Park Saeroyi.
5. Belajar investasi
Park Saeroyi memang punya mimpi besar. Tetapi mengingat latar belakangnya, dia tahu dia tidak akan bisa mendapatkan uang yang cukup untuk merealisasikan rencana 15 tahunnya itu.
So, Saeroyi pun belajar investasi. Ia berusaha mendiversifikasi asetnya dengan berinvestasi di saham.
Nggak pernah terlambat untuk belajar investasi. Lihat saja bagaimana Saeroyi mampu (secara realistis) menumbuhkan uangnya di Itaewon Class, dia mampu menyehatkan keuangannya dengan passive income.
Tapi, saham memang memiliki risiko yang cukup tinggi. Apalagi di masa-masa pandemi seperti ini. Karena itu, belajar, belajar, dan belajar. Pahami risikonya, berinvestasilah secara bijak.
Itu dia, beberapa pelajaran keuangan yang bisa kita dapatkan dari Itaewon Class. Kamu masih bisa menemukan pelajaran lain dari serial drama Korea ini? Yuk, share di kolom komen ya!
Buat yang belum nonton, boleh coba nonton deh. Seneng banget bisa menonton film atau serial yang bisa memberi insight soal hidup seperti Itaewon Class ini.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.