Punya Penghasilan Sampingan Selain Pekerjaan Utama, Mengapa Penting?
Banyak dari kita yang sudah merasa puas dengan memiliki satu pintu penghasilan, apalagi jika ternyata gaji yang kita terima sudah sangat cukup untuk membiayai kebutuhan hidup sehari-hari. Bahkan sampai “tumpah-tumpah”. Di sini kita lantas lupa, bahwa penting juga bagi kita untuk punya penghasilan kedua, alias penghasilan sampingan.
Tapi mengapa ini penting?
Mengapa Kita Harus Punya Penghasilan Kedua atau Penghasilan Sampingan?
1. Tidak ada yang 100% dijamin aman
Dalam hidup, kita harus menghadapi banyak kemungkinan. Ada kemungkinan yang baik, tapi kemungkinan yang buruk juga kadang lebih banyak. Begitu juga ketika kita sedang membicarakan mengenai penghasilan.
Mari belajar dari pandemi yang menyerang kita di sepanjang tahun 2020 ini. Tidak ada yang pernah menduga kan, kalau dunia bakalan sempat lumpuh selama beberapa waktu akibat COVID-19?
Hal ini tak pelak memengaruhi perekonomian global, hingga akhirnya banyak negara terjerumus ke jurang resesi. Tak ketinggalan pula Indonesia.
Bisnis gulung tikar, perusahaan ditutup. Karyawan dirumahkan, sampai sudah diputus PHK. Ini adalah bukti bahwa sestabil apa pun penghasilan kita saat normal tetap tak akan bisa lepas dari risiko jika kondisinya seperti ini.
2. Lebih cepat mencapai tujuan keuangan
Pernahkah kamu menghitung, dengan satu penghasilan sekarang dan sudah dibantu dengan investasi, masih berapa lama lagi kamu bisa mencapai tujuan keuanganmu?
Mungkin kamu memang sudah menentukan horizon waktunya ya? Ya, itu sudah bener sih. Tapi, kalau bisa lebih cepat mencapai tujuan dengan bantuan penghasilan sampingan atau tambahan, pastinya akan lebih baik kan?
Misalnya, tujuan keuanganmu setahun ke depan adalah bebas semua utang konsumtif. Nah, akan ada baiknya, tujuan keuangan seperti ini dipercepat, supaya kamu bisa segera merasakan bebas dari beban utang. Hal ini bisa kamu capai dengan menambah penghasilan.
3. Memperluas networking
Dengan memiliki penghasilan sampingan–baik itu berupa bisnis ataupun pekerjaan lain–yang berbeda dengan pekerjaan utama akan membuka peluang networking yang lebih luas untukmu.
Berinteraksi dengan orang baru itu semacam suntikan semangat baru juga loh. Kamu pun bisa mencoba untuk keluar dari zona nyaman, dan upgrade diri sendiri agar lebih baik.
Nantinya, hal ini juga akan menjadi keuntungan tersendiri untuk karier–dan pasti akan berpengaruh juga pada penghasilanmu secara keseluruhan.
4. Menambah semangat kerja
Konon katanya, punya penghasilan sampingan di luar pekerjaan utama itu melelahkan. Bahkan bisa menambah stres.
Nah, kalau begini, ya kembali ke pertanyaan: penghasilan sampingannya berupa apa?
Untuk menghindari stres tambahan, carilah penghasilan sampingan dari sesuatu yang kamu sukai, what you’re passionate about. Mengerjakan hal yang kita sukai di sela-sela rutinitas pekerjaan utama pastinya akan menyenangkan kan ya? Bahkan bisa jadi, capek pun hilang.
Pada akhirnya, hal ini akan memengaruhi tingkat kebahagiaan kita, dan akhirnya berpengaruh juga pada semangat kerja di pekerjaan utama. Kalau semangatnya bagus, produktivitas akan mengikuti. Betul?
5. Mengembangkan minat
Kadang kita bekerja di sektor yang memang kurang kita minati. Tetapi, karena sudah jadi rezeki, ya harus ditekuni.
Tetapi bukan berarti lantas kita harus melupakan minat kita loh. Sebisa mungkin harus tetap diasah. Sayang banget kan, sudah dikasih bakat, talenta, atau minat, tapi disia-siakan.
Dengan mempunyai pekerjaan sampingan di luar pekerjaan utama yang sesuai dengan minat, bakat, dan talenta, maka kita pun bisa mengembangkan keahlian, wawasan, dan pengetahuan kita di sektor tersebut dengan lebih baik.
Banyak sekali memang alasan mengapa penting buat kita untuk punya penghasilan tambahan di luar pekerjaan utama. Kamu barangkali punya opini lain selain yang sudah disebutkan di atas? Yuk, share di kolom komen!
Secure your income dengan memiliki penghasilan tambahan yuk! Dengan demikian, kamu sudah mengamankan kondisi keuangan pribadi dengan lebih baik lagi.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.
Ini Dia Perbedaan Program Pensiun Pensiun Manfaat Pasti dan Iuran Pasti
Kalau mau ngobrol soal program pensiun, maka biasanya juga tak lepas dari ngobrolin manfaatnya. Namanya juga bakalan menyongsong saat-saat ketika kita nggak lagi bisa produktif, ya kan? Jadinya pengin semuanya aman terjamin.
Jadi gimana? Apakah kamu sudah jadi peserta program pensiun? Kalau iya, pasti enggak asing dengan dana pensiun manfaat pasti dan iuran pasti. Sudah pernah mendengar istilahnya, tapi belum tentu paham.
Seperti yang kamu tahu, program dana pensiun bisa diselenggarakan oleh perorangan ataupun institusi pemberi kerja, yang disebut dengan Dana Pensiun Pemberi Kerja atau DPPK. Selain itu, juga ada Dana Pensiun Lembaga Keuangan, atau DPLK, yaitu program pensiun yang diselenggarakan oleh lembaga keuangan, seperti bank atau perusahaan asuransi.
Untuk DPLK, kamu bisa membaca seluk-beluknya di artikel yang pernah ditayangkan beberapa waktu yang lalu. Sedangkan, DPPK kita akan bahas dalam artikel selanjutnya ya. Tetapi, kalau penasaran, kamu bisa membaca artikel penjelasan mengenai dana pensiun ini.
DPPK dan DPLK, keduanya sama-sama memberikan jaminan manfaat pensiun pada karyawan kelak ketika mereka sudah tidak produktif lagi bekerja.
So, mari kita bahas dalam artikel kali ini. Tapi, sebelumnya, simak dulu video tentang mengapa seharusnya kita memikirkan dana pensiun sejak sekarang. Biar sama dulu nih, mindsetnya, ok?
Sudah nonton, yuk, lanjut!
Program Pensiun Manfaat Pasti
Program Pensiun Manfaat Pasti (PPMP) menetapkan rumus manfaat tertentu yang akan kita terima saat sudah mencapai usia pensiun kelak. Biasanya, akan mempertimbangkan besaran gaji atau penghasilan serta masa kerja.
Program ini hanya dimiliki oleh DPPK, atau Dana Pensiun Pemberi Kerja, dan bisa jadi setiap penyelenggara memiliki rumus yang berbeda untuk menetapkan manfaatnya. Pada umumnya, memakai rumus:
2,5% x masa kerja x gaji pokok
Nah, yang biasanya berbeda adalah nilai persentasenya, yang kemudian tentu saja akan memengaruhi besar iuran.
Lagi-lagi pada umumnya, iuran PPMP ini sangat terjangkau bagi karyawan, karena sebagian juga ditanggung oleh pemberi kerja alias perusahaan. Namun, besaran iuran pemberi kerja ini sifatnya fluktuatif, artinya tergantung pada ketersediaan dana untuk membayar manfaat pensiun yang besarnya sudah ditentukan.
Dengan demikian, nantinya, manfaat yang diterima oleh karyawan pensiun akan bersifat pasti, sesuai rumus dan kesepakatan, sehingga tidak memunculkan risiko dari pihak peserta.
Namun, ketika tiba masanya pensiun dan masih ada kekurangan dana, maka risiko untuk menutup kekurangan ini ada pada pemberi kerja. Karenanya, bagi perusahaan pemberi kerja yang juga merupakan pendiri program dana pensiun ini, risiko yang harus dihadapi cukup besar, karena rentan akan munculnya masalah arus kas dan defisit ketika iuran tak sebanding dengan manfaat yang diberikan pada karyawan yang sudah pensiun setiap bulannya kelak.
Program Pensiun Iuran Pasti
Program Pensiun Iuran Pasti (PPIP) menentukan iurannya sesuai Peraturan Dana Pensiun, dan manfaat yang akan diterima kelak merupakan keseluruhan iuran plus hasil pengembangan dananya.
Jenis program pensiun ini bisa dijalankan baik oleh DPPK maupun DPLK. Artinya buat DPPK, pihak penyelenggaran boleh memilih, hendak membuat program dana pensiun dengan manfaat pasti atau iuran pasti. Sedangkan, DPLK hanya bisa menyelenggarakan program dana pensiun iuran pasti saja.
Berbeda dengan PPMP, PPIP tidak membebani pemberi kerja dengan membayar manfaat jika terjadi risiko kekurangan dana, karena risiko investasi yang terjadi bisa ditanggung oleh peserta. Artinya, pihak pemberi kerja tidak harus menutup kekurangan dana, jika semisal hasil pengembangannya tidak sesuai dengan harapan. Jadi, tak ada risiko pendanaan bagi pemberi kerja ke depannya
Namun, ini berarti akan menaikkan risiko dari pihak peserta. Jika hasil pengembangan dana tidak sesuai harapan, maka besar kemungkinan manfaat yang akan diterima juga tidak sebagus perkiraan semula.
Untuk iuran, besarannya sudah ditentukan dengan pasti. Iuran PPIP bisa dibayar oleh peserta sendiri jika ikut program dana pensiun ini secara mandiri, ataupun dibagi antara peserta dan pemberi kerja sesuai persentase yang disepakati.
Gimana? Pengin belajar lebih jauh lagi? Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.
3 Metode Training Karyawan yang Bisa Diterapkan untuk Memberikan Pelatihan Pengelolaan Keuangan Pribadi
Adalah menjadi kewajiban perusahaan untuk dapat mengelola aset terbaiknya dengan sebaik mungkin. Iya, aset terbaik berupa sumber daya manusia, alias karyawan, dengan memberikan berbagai training karyawan yang sesuai.
Salah satu jenis training karyawan yang disarankan untuk diberikan adalah training finansial atau pelatihan pengelolaan keuangan pribadi.
Mengapa Training Karyawan Ini Penting?
Virginia Tech Study pernah melakukan penelitian, dan hasilnya menunjukkan bahwa salah satu yang menjadi sebab menurunnya produktivitas karyawan adalah adanya masalah keuangan pribadi yang menjadi beban pikiran sehari-hari. Bahkan tak tanggung-tanggung, data menyebutkan bahwa satu dari 4 karyawan mengalami stres karenanya. Akibatnya, 80% karyawan–di Amerika Serikat ya terutama, karena penelitian ini diadakan di AS–bekerja tanpa fokus. Lebih parahnya, hal ini lantas meningkatkan persentase ketidakhadiran karyawan, bahkan hingga meningkatkan peluang fraud.
Penelitian lain yang diadakan oleh International Foundation of Employee Benefit Plans (IFEBP) di Brookfield Wisconsin juga memberikan hasil yang kurang lebih sama, bahwa karyawan kebanyakan memiliki masalah keuangan, dengan komposisi sebagai berikut:
- Utang: 66%
- Dana pensiun: 60%
- Dana pendidikan anak: 51%
- Untuk menutup kebutuhan sehari-hari: 48%
- Dana kesehatan: 36%
Hasilnya tentu saja merugikan perusahan.
Apalagi di saat-saat yang cukup sulit seperti sepanjang tahun 2020 ini. Banyak perusahaan yang struggling untuk bisa survive bisnisnya, sekaligus harus bisa menyiapkan karyawan untuk menghadapi hal yang sama dari sisi keuangan pribadi. Tentu bukan hal yang mudah. Bisa dibilang, PR-nya jadi berlipat ganda.
Solusi paling tepat untuk berbagai masalah keuangan karyawan ini salah satunya adalah dengan memberikan training karyawan terkait pengelolaan keuangan pribadi.
Tak hanya bisa mengatasi masalah produktivitas yang menurun, training karyawan pengelolaan keuangan pribadi juga akan dapat mengatasi masalah timbulnya peluang fraud hingga utang berlebihan pada karyawan, meningkatkan komitmen bisnis karyawan sehingga mereka siap untuk bekerja sama melalui krisis dengan baik, sampai dengan meningkatkan loyalitas.
Berikut beberapa metode training karyawan yang bisa diadopsi jika hendak memberikan pelatihan pengelolaan keuangan pribadi yang cukup efektif.
1. Kelas
Metode training karyawan jenis ini merupakan metode yang paling banyak diadopsi untuk memberikan pelatihan pengelolaan keuangan pribadi. Metode yang old school, tapi cukup efektif terutama jika ada banyak peserta. Modelnya bisa macam-macam, mulai dari model kuliah, konferensi, belajar dari studi kasus, hingga bermain peran atau role play.
Sejak masa pandemi dimulai, kelas training karyawan juga perlu disesuaikan dengan kondisi, dari offline menjadi online. Tetapi hal ini justru lebih menguntungkan. Dari sisi biaya, kelas online jadi lebih terjangkau, sehingga tak perlu bujet yang terlalu besar untuk bisa menyelenggarakannya.
Selain itu, dari segi efektivitas juga lebih baik, karena training karyawan dengan peserta yang besar hingga ratusan orang pun tetap bisa dilaksanakan, dan tetap bisa fun dan efektif.
2. Demonstrasi
Metode ini dilakukan dengan cara menunjukkan sesuatu secara langsung, lebih banyak menguraikan apa yang harus dilakukan, dan kemudian memperagakannya dengan contoh-contoh.
Untuk training keuangan, misalnya cara membuat catatan pengeluaran harian. Dengan membuat contoh dan memperagakannya langsung, biasanya akan memudahkan para peserta training untuk memahami secara praktis, sehingga lebih efektif penyampaian materinya. Apalagi jika dikombinasikan dengan berbagai alat bantu belajar, mulai dari diagram-diagram, infografis, worksheet, hingga video.
Untuk penyelenggaraan training secara online, metode ini juga bisa dengan mudah dilakukan, karena aplikasi meeting online seperti Zoom, Google Meet, dan sebagainya itu juga menyediakan fitur sharing screen yang sangat useful untuk memungkinkan pemakaian metode ini.
3. Simulasi
Metode training karyawan dengan simulasi biasanya merupakan kelanjutan dari metode demonstrasi di atas.
Setelah diberikan contoh-contoh dan diperlihatkan cara melakukan sesuatu, maka peserta training akan diminta langsung mencoba melakukan apa yang sudah dicontohkan. Simulasi ini menjadi pelengkap satu rangkaian training karyawan, yang diharapkan setelah praktik, peserta akan langsung bisa menerapkannya setelah training berakhir.
Dalam training keuangan online, hal ini juga tak sulit untuk dilakukan. Hanya butuh fasilitator untuk menyediakan media untuk simulasi, misalnya berupa worksheet yang bisa diisi oleh peserta, dan mengirimkannya pada peserta. Bisa melalui email, Google Drive, ataupun langsung disebar di WhatsApp group.
Bagaimana? Tertarik?
Kesemua hal tersebut bisa didapatkan dalam pelatihan pengelolaan keuangan pribadi bersama QM Financial dalam sebuah training karyawan yang dikemas interaktif dengan silabus yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan.
Hubungi kami melalui WhatsApp ke 0811 1500 688. Jangan lupa follow juga Instagram QM Financial untuk info-info kelas finansial online terbaru.
Review Rencana Keuangan secara Berkala: Apa Pentingnya?
Kenapa sih perlu melakukan review rencana keuangan? Manusia memang boleh saja memiliki rencana, tetapi rencana tersebut bisa saja berubah sewaktu-waktu. Begitu juga dengan rencana keuangan.
Kita boleh saja sudah membuat rencana keuangan sedetail mungkin, sekomprehensif mungkin. Tetapi, pada praktiknya, kadang ada saja hal-hal yang membuatnya harus berubah atau disesuaikan dengan kondisi. Masalah dan perubahan pun bisa datang sewaktu-waktu.
Yah, enggak ada yang salah dengan perubahan rencana. Namanya juga hidup kan? Tetapi perlu diadakan review secara berkala, agar meski berubah, tujuan tetap harus bisa dicapai.
Yes, inilah pentingnya kita melakukan review terhadap rencana keuangan yang sudah kita buat. Well, mari kita ngobrolin tentang pentingnya review ini pada artikel kali ini.
Alasan Mengapa Harus Review Rencana Keuangan secara Berkala
1. Mengetahui adanya masalah lebih cepat
Rencana dibuat sebagai alat untuk memandu kita agar sampai di tujuan dengan selamat. Rencana perjalanan, atau itinerary, misalnya dibuat agar saat traveling kita bisa tahu harus menempuh jalan yang mana dan sukses sampai di tujuan tanpa nyasar. Demikian juga dengan rencana keuangan.
Review rencana keuangan secara berkala perlu dilakukan agar ketika ada masalah terjadi, maka kita bisa mengetahuinya dengan lebih cepat, sehingga kita bisa mencari cara terbaik untuk mengatasi masalah itu dengan lebih baik sebelum terlambat.
2. Antisipasi kesalahan
Review rencana keuangan perlu dilakukan agar kita bisa mengantisipasi kesalahan yang bisa terjadi.
Kadang memang kita sudah berusaha membuat rencana yang baik, tetapi namanya juga manusia, ya kan? Kesalahan itu menjadi hal yang biasa kita lakukan. Misalnya, kesalahan perhitungan, kesalahan menentukan instrumen, dan lain sebagainya. Kesalahan ini kalau terlambat diketahui, bisa membuat tujuan keuangan kita jadi tidak tercapai.
Dengan melakukan review terhadap rencana keuangan secara berkala, kita pun jadi bisa lebih aware kalau ternyata ada kesalahan dalam penyusunannya. Dengan demikian, kita pun bisa segera mengambil langkah solutifnya.
3. Untuk menyusun rencana selanjutnya
Review rencana keuangan perlu dilakukan agar kita dapat menyusun rencana selanjutnya. Apa yang kemarin belum bisa terealisasi dapat diketahui dengan cepat, sehingga bisa dimasukkan ke dalam rencana tahap berikutnya.
Memang paling minim, review rencana keuangan ini dilakukan satu tahun sekali. Banyak orang yang melakukan review rencana keuangan di akhir tahun, agar kemudian dapat menyusun rencana keuangan lagi untuk satu tahun mendatang.
4. Adaptif terhadap perubahan
Yes, idealnya–paling minim–review rencana keuangan harus dilakukan satu tahun sekali. Namun, jika dilakukan lebih sering pastinya akan lebih baik, karena dengan demikian kita bisa lebih adaptif terhadap perubahan yang bisa terjadi di tengah-tengah tahun.
Seperti tahun 2020 ini kan, siapa yang akan mengira kalau kita harus melewati masa pandemi dan akhirnya harus berjuang di tengah krisis serta resesi? Untuk bisa beradaptasi dengan perubahan seperti ini, kita harus lebih sering melakukan review, untuk memastikan bahwa keuangan kita masih aman, tujuan keuangan juga masih bisa dicapai.
5. Kembali ke tujuan
Godaan juga menjadi salah satu hal terbesar yang bisa menyebabkan rencana keuangan kita bergeser dari tujuannya. Yah, lagi-lagi deh, namanya juga manusia.
Seharusnya dana yang dikumpulkan mau dipakai untuk DP rumah, eh … kok PS5 juga rilis di tahun ini. Jadi tergoda buat pakai dana DP rumah dulu buat beli PS5 juga deh.
Salah? Ya, gimana ya? Kan tujuannya buat DP rumah, kalau nyatanya “menjelma” menjadi PS5 ya pastinya ini melenceng dari tujuan, kan?
Karena itu, untuk bisa kembali ke tujuan, kita perlu melakukan review dan kemudian menyusun ulang rencana keuangan lagi. This time, pastikan jangan terlalu banyak tergoda lagi ya. Ingat akan tujuan keuangan terbesarmu.
Nah, jadi setuju dong, bahwa review terhadap rencana keuangan ini sangat penting untuk dilakukan secara berkala? Tapi, bagaimana ya cara mereview rencana keuangan yang bener?
Yuk, belajar langsung di kelas-kelas finansial online QM Financial! Cek jadwalnya, dan pilih sesuai kebutuhanmu.
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.
5 Cara Menumbuhkan Aset Aktif untuk Mencapai Kebebasan Finansial Lebih Cepat
Menumbuhkan aset aktif bisa jadi merupakan satu cara untuk kita bisa meraih kebebasan finansial lebih cepat. Ada beberapa jenis aset aktif yang bisa kita manfaatkan untuk tujuan ini, mulai dari surat berharga, properti, hingga bisnis.
Pastinya hal ini juga menjadi salah satu cita-cita terbesar kamu kan, untuk bisa menumbuhkan aset aktif? Ya, siapa sih yang enggak pengin punya penghasilan pasif dari aset aktif, bisa mencapai kebebasan finansial–hidup yang bisa kita jalani tanpa mengkhawatirkan kondisi keuangan? Kan, capek ya, qerja bagai quda terus?
Tapi, bagaimana cara menumbuhkan aset secara efektif, sedangkan sumber daya terbatas pun punya horizon waktu yang juga tak terlalu luas?
Ada kok strateginya. Yuk, ikuti artikel ini sampai selesai ya.
Cara Efektif Menumbuhkan Aset Aktif
1. Punyai tujuan
Yes, selalu ya, kembali ke #TujuanLoApa. Ini sudah menjadi salah satu “dalil” yang tak akan pernah bisa diabaikan ataupun dilupakan ketika kita hendak membuat rencana keuangan.
Karena, setiap rencana seharusnya memang punya tujuan. Nggak mungkin kan, kita punya rencana untuk traveling keluar negeri, tapi nggak punya tujuan mau ke mana? Ya, gimana atur tiket pesawatnya dong? Pada akhirnya, enggak akan ke mana-mana kan?
Demikian juga ketika kita hendak menumbuhkan aset aktif kita. Tentukanlah tujuan di awal, agar kita kemudian bisa membuat rencana yang doable dan komprehensif.
2. Bijak berutang
Utang tidak dilarang, bahkan di satu sisi, utang bisa membantu kita untuk mempunyai ataupun menumbuhkan aset. Misalnya, untuk membeli rumah.
Namun, utang memang harus dikelola dengan bijak. Karena kesalahan pengelolaan utang membuat keuangan jadi kritis, boro-boro dapat membantu menumbuhkan aset aktif. Jaga supaya rasio cicilan utang tidak lebih dari 30% dari penghasilan rutin bulanan, dan hanya berutang produktif.
Utang produktif adalah utang yang justru dapat menumbuhkan aset, karena barang yang dibeli dengan utang ini nantinya punya nilai atau value yang bisa berkembang seiring waktu. Iya, seperti rumah itu.
Kurangi utang konsumtif, terutama untuk barang-barang yang bahkan begitu kita beli, nilainya sudah langsung turun alias mengalami depresiasi.
Bukan enggak boleh, tetapi harus dipertimbangkan dengan lebih bijak.
3. Hidup sesuai kemampuan
Beberapa kesalahan pengelolaan keuangan yang terjadi, terkadang disebabkan oleh gaya hidup yang sebenarnya kurang sesuai dengan kemampuan, entah dengan tujuan apa pun.
Apalagi di zaman kebebasan berekspresi seperti sekarang. Terlalu banyak scrolling media sosial kadang membuat orang jadi lupa, bahwa kemampuan finansial ada batasannya. Peer pressure itu memang nyata.
Padahal hal ini sebenarnya simpel saja: hindari membeli barang atau hal-hal yang melebihi kemampuan. Apalagi kemudian diputuskan untuk berutang.
Ketidakmampuan kita untuk hidup sesuai kemampuan bisa membuat kita sulit untuk menumbuhkan aset aktif, lantaran akan terlalu sibuk memaksakan diri untuk mampu membiayai gaya hidup (padahal sebetulnya enggak mampu). Uang yang dikeluarkan jadi enggak tepat sasaran kan? Seharusnya bisa dipakai untuk menambah saham demi dana pensiun yang lebih baik, misalnya.
4. Pilih instrumen yang sesuai
Sesuai dengan apa?
Yang pertama, dengan tujuan, seperti yang sudah dijelaskan pada poin pertama di atas. Kesesuaian instrumen dengan tujuan ini penting. Ada banyak instrumen yang bisa dipilih, tetapi masing-masing punya karakteristik dan risikonya sendiri, sehingga kita memang mesti tahu instrumen mana yang cocok dan bisa melayani tujuan keuangan kita.
Misal, tidak semua instrumen investasi bisa melayani kebutuhan kita akan aset aktif dengan tujuan jangka panjang. Karena itu, kita perlu banget belajar mengenai berbagai instrumen aset aktif ini sebelum memutuskan hendak memilih yang mana untuk dimiliki.
Yang kedua, ya harus sesuai dengan karakter serta kondisi kita sendiri. Ingat, personal finance is very personal, sehingga aset aktif untuk satu orang belum tentu akan memberikan hasil yang sama ketika dimiliki oleh orang lain.
5. Konsisten
Menumbuhkan aset aktif bukan perkara sehari semalam, tetapi berkelanjutan dan membutuhkan konsistensi dalam waktu yang cukup lama.
Katakanlah, kamu pengin punya aset aktif dengan nilai total Rp1 miliar. Bagi sebagian orang, nilai ini mungkin mudah, tetapi buat kamu–yang termasuk dalam working class–ini termasuk angka yang wow. Tapi, bukan hal yang mustahil juga untuk diraih kok, asalkan kamu sudah punya rencana dan kemudian konsisten terhadap rencana yang sudah kamu buat sendiri.
Percaya deh, usaha tak akan mengkhianati hasil.
Nah, gimana? Mau belajar lebih lanjut untuk menumbuhkan aset aktif?
Yuk, belajar mengelola keuangan dan aset aktif! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.
Pentingnya Laporan Keuangan Bisnis untuk Pengembangan Usaha
Laporan keuangan bisnis adalah hal yang sangat penting, terutama jika kamu hendak naik kelas dari berdagang menjadi berbisnis. Laporan keuangan ini juga yang menjadi perbedaan mendasar antara berdagang dan berbisnis.
Apa Itu Laporan Keuangan Bisnis?
Laporan keuangan bisnis adalah catatan transaksi-transaksi keuangan yang terjadi dalam periode tertentu untuk keperluan bisnis.
Untuk perusahaan yang besar, pembuatan laporan keuangan bisa jadi proses yang cukup panjang, melalui proses audit dan diuji liabilitasnya. Tetapi untuk bisnis kecil enggak harus serumit itu juga. Yang penting, arus kas keluar dan masuk, begitu juga dengan stok, aset, serta kewajiban tercatat semua dengan detail dan jelas, sehingga terlihat neraca secara keseluruhan. Dengan demikian, jika ada ketidakseimbangan, bisa langsung diketahui dengan cepat.
Pentingnya Laporan Keuangan Bisnis
Tolok Ukur Kinerja
Laporan keuangan bisnis bisa menjadi alat untuk mengukur kinerja bisnis yang sudah kamu jalankan, karena dalam laporan bisnis akan ada catatan kas keluar dan masuk, juga ada catatan aset serta kewajiban yang harus dilakukan.
Dari sini kemudian terlihat berapa laba yang didapatkan oleh bisnis dalam jangka waktu tertentu. Dengan diketahuinya laba, kamu bisa mengukur seberapa berhasilnya kamu dalam berusaha. Dari catatan itu pula, kamu bisa tahu, bagian mana yang perlu diperbaiki.
Untuk Menghitung Laba
Dalam laporan keuangan, tercatat dengan jelas semua aktivitas transaksi yang terjadi selama periode tertentu, sehingga akan lebih mudah juga bagi kita untuk menghitung laba bisnis yang kita dapatkan.
Pastinya, kamu berharap bisnismu mendatangkan laba dong ya? Kalau enggak, ya, namanya bukan bisnis dong. Nah, laba ini tidak hanya serta merta didapat dari hasil jualan dikurangi hasil kulakan saja dalam bisnis, tetapi ada perhitungan yang komprehensif meliputi semua proses bisnis yang terjadi.
Tanpa laporan keuangan, rasanya cukup sulit lho bisa menentukan laba dengan akurat.
Untuk Menentukan Gaji/Komisi Pemilik Bisnis
Sebagai pemilik bisnis, kamu punya hak atas gaji atau komisi dari jerih payahmu mengelola bisnismu itu. Iya dong, boleh saja kalau mau diambil. Kan kamu sudah bekerja keras. Nah, meskipun nanti gaji atau komisi kamu itu dikembalikan lagi ke modal, itu tentunya adalah keputusanmu sendiri.
Untuk menentukan gaji atau komisi si pemilik bisnis, laporan keuangan bisnislah yang menjadi acuan. Nggak boleh dong sembarang jumput. Jumput sikit jumput sikit, lama-lama habis deh modal.
Untuk Menambah Modal
Laporan keuangan bisnis merupakan salah satu “senjata” bagi pemilik bisnis untuk menambah modal, sekiranya ia mempertimbangkan untuk mencari investor lagi.
Misalnya, pengin mengajukan pinjaman modal ke bank, maka apa yang ada dalam laporan keuangan bisnislah yang akan menjadi bahan pertimbangan pertama bagi pihak bank untuk meloloskan pengajuan pinjaman tersebut.
Jika laporan keuangannya ternyata kurang menjanjikan, apalagi prospek bisnis ke depan juga kurang meyakinkan, bisa jadi pengajuan pinjaman modal akan ditolak.
Untuk Ekspansi
Dari mencermati laporan keuangan bisnis, kamu sebagai pemilik bisnis bisa merencanakan ekspansi ke arah yang lebih baik. Dari kondisi keuangan bisnis, kamu bisa menentukan strategi bisnis seperti apa yang kamu butuhkan untuk mengembangkan bisnis.
Tentunya, kamu mau dong, bisnis berkembang, ya kan?
Nah itu dia beberapa pentingnya laporan keuangan bisnis untuk dibuat. Apakah kamu sekarang sudah memiliki laporan keuangan bisnis? Ataukah, kamu masih berdagang, karena kamu belum punya laporan keuangan bisnis yang komprehensif?
Sebenarnya juga tak ada salahnya dengan berdagang. Yang penting kan, kamu sudah mulai usaha. Sedikit demi sedikit, tingkatkan saja manajemen dan juga keterampilanmu untuk mengelola bisnis dan mengembangkannya supaya lebih baik lagi.
Ikutan Financial Dialogue Vol. 05 yuk! Temanya cocok banget buat kamu, para pemilik bisnis, yang pengin naik kelas, yaitu Life & Money: Dari Dagang Menjadi Bisnis.
Menghadirkan berbagai pakar multidisiplin, mulai dari Ligwina Hananto – Lead Financial Trainer QM Financial dari perspektif finansial, Mo Sidik – Standup Comedian, Founder Ketawa Comedy Club, Online Seller, serta Kania A. Anggiani — Entrepreneur & Mom of 2 dari perspertif bisnis, dan William Budiman – Founder Aethra Learning Center, Positive Psycology Practitioner dari perspektif psikologis. Event ini akan diadakan di hari Sabtu, 28 November 2020, pukul 13.00 – 15.00 WIB via Webinar Zoom. Segera ini ya, supaya enggak kehabisan tempat! ya!
Jangan lewatkan diskusi seru ini!
5 Langkah Cerdas Membeli Mobil Bekas
Transportasi memang merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia modern. Namun di zaman pandemi dan new normal ini, naik transportasi umum sudah bukan opsi yang bijak lagi, dengan alasan keamanan kesehatan. Akhirnya, mengendarai mobil pribadi pun kembali menjadi pilihan yang lebih aman.
Akan tetapi, ada yang perlu diperhatikan jika kamu ingin membeli mobil untuk beraktivitas sebagai alat transportasi di masa new normal ini. Ada fakta yang menyebutkan, bahwa nilai sebuah kendaraan akan terus mengalami penurunan setiap tahunnya. Umumnya, penurunan harga terbesar adalah 2 tahun pertama yang nilainya bisa mencapai 30% dari harga beli.
Oleh karena itu, membeli mobil bekas bisa menjadi pilihan. Karena harga dari mobil bekas sudah di bawah harga mobil baru, kita bisa menikmati manfaat yang sama, dengan mengeluarkan biaya yang lebih sedikit.
Hal ini sejalan dengan kondisi saat ini, ketika banyak masyarakat yang terpaksa menjual mobil mereka karena alasan ekonomi demi memastikan cash flow tetap berjalan.
Hukum penawaran-permintaan pun berlaku di sini. Saat stok meningkat, harga bergerak turun. Bisa jadi, ini adalah saat yang tepat untuk membeli mobil bekas. Kalau sudah menyiapkan dananya, kenapa enggak kan?
Jadi, mau beli mobil bekas sekarang ? Eits. Tunggu dulu. Jangan buru-buru. Simak dulu 5 langkah cerdas membeli mobil bekas berikut ini.
Langkah Cerdas Membeli Mobil Bekas
1.Cek kebutuhan
Cek kembali kebutuhan. Mobil seperti apa yang kamu butuhkan saat ini? Butuh mobil untuk digunakan pribadi atau untuk seluruh keluarga? Butuh mobil yang bisa diandalkan untuk aktivitas harian atau untuk meningkatkan kenyamanan?
Periksa biaya servis rutin. Semakin tinggi KM, bisa jadi dibutuhkan biaya servis yang lebih besar. Periksa biaya pajak yang perlu dikeluarkan setiap tahun untuk mobil tersebut. Bisa jadi tidak sebanding dengan harga mobil itu sendiri.
Mobil dengan kapasitas lebih besar, tahun perakitan lebih baru, dan jumlah KM lebih kecil biasanya akan lebih mahal. Selalu sesuaikan kembali dengan kebutuhan agar kamu tidak perlu membayar lebih untuk sesuatu yang tidak diperlukan ya.
2. Cek bujet dan dan kemampuan bayar
Ingin membeli mobil bekas secara tunai? Kamu perlu kamu memeriksa jumlah aset lancar yang kamu miliki saat ini, seperti tabungan, deposito, reksa dana, saham, dan emas logam mulia. Berapa jumlah aset lancar yang bisa kamu alokasikan untuk membeli mobil secara tunai?
Kalau ternyata jumlah aset lancar yang bisa dialokasikan belum mencukupi untuk membeli mobil bekas secara tunai, kamu bisa mempertimbangkan opsi kredit. Rata-rata down payment (DP) ditentukan sekitar 40-50% dari harga mobil. Dengan membayar DP yang cukup besar, cicilan bulanannya tidak akan terlalu membebani cash flow. Usahakan membayar jumlah DP terbesar yang bisa kamu alokasikan dan durasi kredit paling singkat yang masih bisa kamu biayai, total bunga kredit yang kamu bayarkan jadi tidak terlalu besar.
Cek kemampuan membayar down payment dengan menghitung aset lancar yang bisa kamu alokasikan. Cek kemampuan mencicil dengan memeriksa ulang arus kas bulananmu. Usahakan porsi cicilan utang total (pokok dan bunga) tidak lebih dari 30% penghasilanmu.
Jumlah ini termasuk cicilan utang lain jika ada ya. Dengan begitu, kamu masih bisa mengalokasikan dana untuk keperluan penting lainnya.
Kamu pun bisa memanfaatkan fitur kalkulator kredit yang disediakan oleh platform untuk menghitung simulasi DP dan cicilan yang perlu kamu bayarkan.
3. Perhatikan biaya-biaya lain yang perlu dikeluarkan
Selain menyiapkan biaya pembelian, ada biaya lain yang perlu kamu siapkan, baik secara bulanan maupun tahunan.
Biaya bulanan yang perlu kamu siapkan antara lain biaya bahan bakar, parkir, dan servis rutin. Kamu bisa memasukan biaya ini ke dalam bujet bulananmu.
Sedangkan biaya tahunan terdiri dari premi asuransi dan pajak kendaraan. Siapkan bujetnya dari penghasilan tahunan, seperti bonus dan THR ya.
4. Estimasi lama pemakaian dan harga jual kembali
Sudah tahu kan, bahwa nilai kendaraan akan menurun seiring waktu pemakaian dan usia kendaraan itu sendiri?
Maka ketika baru membeli mobil, kita sebaiknya juga sudah memiliki rencana sampai kapan mobil tersebut akan kita pakai. Ini terkait dengan usia spare part mobil itu sendiri yang pada batas tertentu memang harus diganti. Pada saatnya, kita mungkin akan sampai pada titik, bahwa mobil–secara utuh–harus diganti, dengan cara dijual kembali, dan kemudian membeli mobil lagi atau trade in dengan mobil bekas lain yang usianya lebih muda.
Apalagi untuk mobil bekas, yang notabene pasti sudah dipakai sekian tahun oleh pemilik aslinya. Ada baiknya, kita sudah memperkirakan sampai usia berapa maksimal mobil itu bisa kita pakai operasional, agar saat dijual kembali, harganya pun tidak terlalu menurun.
5. Pilih penjual yang terpercaya
Saat membeli mobil bekas, faktor penjual menjadi sangat penting. Pastikan kamu membeli mobil bekas dari penjual yang terpercaya. Mending membayar sedikit lebih mahal daripada kena tipu penjual abal-abal kan?
Beberapa hal yang perlu kamu pertimbangkan saat memilih penjual mobil bekas antara lain, adanya garansi mesin dan garansi bebas kecelakaan, bebas banjir, menyediakan opsi pembiayaan yang fleksibel, dan yang terpenting jaminan surat-surat asli dan bebas sengketa.
Kamu bisa memilih platform jual beli mobil bekas yang menyediakan berbagai mobil bekas bersertifikasi terbaik dari berbagai merek mobil.
Bagaimana, sudah siap membeli mobil impianmu berbekal 5 langkah di atas?
Artikel ini merupakan hasil kerja sama dengan CARRO.
CARRO adalah platform jual beli mobil bekas terbaik di Asia Tenggara. CARRO menyediakan berbagai mobil bekas bersertifikasi terbaik dari berbagai merek mobil.
Untuk informasi lebih lanjut, silakan kunjungi
3 Alasan Pentingnya Berinvestasi bagi ASN yang Paling Utama
Sebagai PNS, pastinya sudah ada benefit jaminan pensiun yang dimiliki, pun berbagai tunjangan lain yang diberikan bersama gaji pokok. Namun, masalahnya, apakah yakin jumlah jaminan pensiun yang diberikan benar-benar bisa memungkinkan kita untuk menjalani masa pensiun sejahtera? Di sinilah muncul alasan pentingnya berinvestasi bagi PNS khususnya, dan ASN pada umumnya.
Yah, kalau untuk ASN PPPK, alias Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja, sih sudah pasti besar alasan pentingnya berinvestasi ini, karena sebagai PPPK, kita tidak menerima fasilitas jaminan pensiun seperti halnya PNS yang sudah pegawai tetap.
Namun, yang kadang terjadi adalah karena sudah merasa memiliki jaminan dana pensiun, seorang PNS jadi merasa tak perlu lagi memikirkannya. Nah, inilah mindset yang kurang tepat.
Dana pensiun memang bisa jadi alasan utama pentingnya berinvestasi bagi ASN, tetapi lebih daripada itu ada banyak alasan lain yang menjadikan investasi ini penting untuk dilakukan.
Pentingnya Berinvestasi bagi ASN
Inflasi
Yes, inflasi adalah hal yang sangat nyata. Dan, ini terjadi di mana pun, di setiap negara, termasuk Indonesia yang merupakan negara berkembang. ASN pun tidak akan kebal terhadap efek inflasi.
Inflasi adalah kemerosotan nilai uang (kertas) karena banyaknya dan cepatnya uang (kertas) beredar sehingga menyebabkan naiknya harga barang-barang, demikian menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia. Pada umumnya, hal ini bisa terjadi ketika terjadi pertumbuhan ekonomi yang kemudian memengaruhi daya beli masyarakat, maka di situlah terjadi inflasi.
Inflasi akan membuat nilai uang kita naik dari tahun ke tahun. Sayangnya kalau uang kita hanya disimpan di tabungan saja, maka lama kelamaan akan habis tergerus oleh inflasi ini. Di sinilah pentingnya berinvestasi bagi kita, termasuk ASN.
Cita-cita, mimpi, dan tujuan hidup
Setiap dari kita pasti punya cita-cita, keinginan, harapan yang ingin diwujudkan jauh ke depan, juga tujuan hidup. Hidup sebagai pensiunan ASN yang sejahtera, hanyalah salah satunya.
Punya banyak keinginan dan cita-cita itu bagus, dan jangan hanya berhenti dengan punya keinginan saja, tetapi mesti berusaha untuk mewujudkannya.
Untuk membiayai semua keinginan itu, tentu akan dibutuhkan dana yang tidak sedikit. Kita akan butuh suatu instrumen yang bisa membuat uang kita bertumbuh lebih cepat. Ingat loh, kita semua kan enggak punya banyak waktu untuk bisa produktif terus. Kita punya keterbatasan energi, pikiran, dan waktu di sini.
Nah, salah satu cara untuk mengatasi keterbatasan ini adalah dengan berinvestasi.
Jadi warisan
Pastinya, sebagai ASN, kita menginginkan yang terbaik untuk keluarga kita. Memilih jalan untuk menjadi seorang ASN pun sudah menjadi bentuk tanggung jawab kita untuk dapat membiayai kebutuhan keluarga, bukan?
Adanya jaminan pensiun biasanya juga menjadi alasan terbesar mengapa seseorang bergabung untuk menjadi pegawai pemerintah. Kita ingin ada sesuatu yang bisa diwariskan dan diberikan pada keluarga, meski nantinya kita sudah tak bisa bekerja lagi.
Tahukah kamu, bahwa investasi juga bisa diwariskan pada anak cucu hingga turun temurun? Sering banget melihat share teman-teman, ada yang menemukan surat pernyataan kepemilikan investasi saham milik orang tuanya yang sudah berusia beberapa puluh tahun, dan belum pernah diklaimkan. Iya, zaman dulu kan investasi belum seperti sekarang, yang dengan mudah kita lakukan secara online. Seorang investor yang ikut menanam modal melalui saham saat itu harus datang ke perusahaan sekuritas, dan kemudian diberikan surat pernyataan kepemilikan saham yang harus disimpan dan dibawa ketika hendak mengklaim keuntungannya.
Kalau dikonversikan dengan nilai nominal uang sekarang, ada loh yang bernilai sekian miliar rupiah. Sungguh warisan yang luar biasa, bukan?
Di samping 3 alasan terbesar pentingnya berinvestasi bagi ASN di atas, ada pula alasan pengendalian diri sendiri yang harus kita lakukan. Tantangan zaman sekarang itu ya salah satunya adalah pola hidup konsumtif. Ini juga bisa muncul ketika kita merasa aman secara finansial secara terlalu berlebihan, sehingga lupa bahwa masa depan kita masih panjang dan perlu untuk dipikirkan.
Dengan berinvestasi, kita bisa berlatih mengendalikan diri dan bisa memanfaatkan uang untuk hal yang lebih berfaedah, yang nantinya kita juga yang diuntungkan.
Nah, sudah yakin tentang pentingnya berinvestasi kan?
Kesemua hal tersebut bisa dipelajari bersama QM Financial dalam sebuah training karyawan yang dikemas interaktif dengan silabus yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan. Hubungi kami melalui WhatsApp ke 0811 1500 688. Jangan lupa follow juga Instagram QM Financial untuk info-info kelas finansial online terbaru.
Rencana Keuangan, Mengapa Kita Perlu Memilikinya? Ini 5 Alasannya!
Mengapa kita perlu membuat dan mempunya rencana keuangan? Iya, apa pentingnya rencana keuangan?
Sebagian dari orang yang tak punya rencana keuangan berdalih, bahwa rencana hanya akan membatasi ruang gerak kita. Yang lain lagi berpendapat, ah, rencana itu selalu berubah. So, why should we make a plan in the first place?
Mungkin bener sih, rencana akan selalu berubah, tapi tidak untuk keuangan. Justru rencana ada agar tidak terlalu banyak perubahan, dan kita bisa fokus pada tujuan, if it comes to financial. Coba simak yang berikut ini yuk.
Alasan Mengapa Kita Perlu Memiliki Rencana Keuangan
1. Banyak kebutuhan
Kebutuhan kita itu banyak. Setuju kan? Dan selalu, kebutuhan itu selalu lebih besar ketimbang sumber daya yang ada. Sudah dari sononya diatur seperti itu, kayaknya sih.
So, apa yang bisa kita lakukan? Ya mengatur sumber daya yang ada agar bisa mencukupi semua kebutuhan yang ada. Maunya kan, semua terpenuhi, ya kan? Dengan rencanalah kita bisa melakukannya.
Dengan rencana keuangan yang komprehensif, penghasilan berapa pun jadi bisa-bisa aja tuh dipakai untuk memenuhi semua kebutuhan. Bahkan sampai jauh ke depan.
2. Jalan untuk mencapai tujuan
Ibaratnya, kita membuat itinerary sebelum traveling. Kita jadi membuat alur perjalanan, mau lewat mana saja, atau lebih baik lewat mana yang paling mudah dan cepat. Kita juga bisa memprediksi, sekiranya ada halangan atau masalah di tengah jalan. Mau ke Bandung, kita tahu kalau rute A bakalan banyak ketemu macet, maka kita mencari alternatif jalur yang lain yang lebih lancar.
Demikian pula fungsi rencana keuangan. Selain bisa menentukan arah untuk mencapai tujuan, kita juga bisa memproyeksikan masalah yang mungkin terjadi dan bersiap dengan solusi yang paling pas.
3. Memberi rasa aman
Adanya rencana keuangan yang komprehensif akan memberikan kita rasa aman, terutama jika kita terpaksa harus menghadapi kondisi yang tak pasti.
Seperti sekarang ini, misalnya, ketika pandemi terjadi. Semua orang perlu beradaptasi agar bisa survive. Tetapi, mereka yang sudah memiliki rencana keuangan yang komprehensif pasti akan lebih tenang menghadapi krisis. Kenapa lebih tenang? Ya, karena dana darurat pasti aman, budgeting juga sudah biasa, pun sudah punya beberapa aset aktif, yang bisa jadi jaring pengaman sampai krisis berlalu. Harus hidup lebih hemat dan bijak lagi? Nggak masalah, karena sudah terbiasa mengelola keuangannya dengan baik.
Rencana berubah? Ya, enggak masalah. Memang harus disesuaikan dengan kondisi kan? Kondisi berubah, kebiasaan berubah, rutinitas berubah, kan hal yang biasa. Rencana juga disesuaikan, supaya survive bersama.
4. Salah satu jurus mengelola utang
Kadang kita memang perlu meminjam dana, terutama untuk tujuan-tujuan besar. Nggak ada yang salah dengan hal tersebut.
Namun, utang akan dapat jadi bumerang kalau kita mengambilnya tanpa membuat rencana keuangan yang matang terlebih dahulu, terutama terkait pembayarannya kembali. Yah, namanya utang, ya harus dibayar. Pinjam, ya harus dikembalikan. Tapi tanpa punya rencana, rasanya bakalan sulit banget untuk bisa mengelola utang dengan baik.
5. Tentu saja, untuk masa depan!
Of course ini alasan yang paling besar. Kita harus punya rencana untuk masa depan!
Pastinya, kamu punya mimpi-mimpi, cita-cita, harapan untuk hidup lebih baik di masa depan; menikah, berkeluarga, punya rumah sendiri, keliling dunia, menjalani masa pensiun sejahtera, bisa jadi beberapa mimpi dan cita-citamu.
Kamu boleh saja bermimpi apa pun, menargetkan apa pun untuk hidupmu di masa depan. Tapi, tanpa di-backup dengan rencana keuangan yang komprehensif, rasanya kok ya agak mustahil untuk diwujudkan semua. Mengapa? Balik lagi ke poin pertama di atas: karena kita akan selalu punya banyak kebutuhan. Tanpa rencana, boro-boro bisa meraih mimpi di masa depan, buat jalani hari ke hari saja mungkin akan kesulitan.
Nah, masih ragu untuk membuat rencana keuangan kamu sendiri? Enggak sulit kok, malahan sederhana dan pasti bisa kamu lakukan, karena yang tahu apa yang kamu inginkan adalah dirimu sendiri. Sehingga membuat rencana keuangan untuk diri sendiri itu seharusnya akan lebih mudah.
Yuk, belajar membuat rencana keuangan kamu sendiri! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.
The 4% Rule untuk Dana Pensiun? Cocokkah Diterapkan di Indonesia?
Seberapa banyakkah kebutuhan kita untuk hidup sejahtera di masa pensiun nanti? Seberapa banyakkah kita harus memiliki dana agar masa pensiun terjamin? Pernahkah kalian menghitungnya?
Kalau kamu secara khusus pernah mempelajari bagaimana membangun dana pensiun, kamu pasti pernah juga mendengar mengenai the 4% rule.
Apa Itu The 4% Rule?
Rule 4% merupakan aturan praktis yang banyak dipergunakan untuk menghitung seberapa banyak kita–sebagai pensiunan nanti–harus menarik uang secara rutin dari rekening pensiun setiap tahun.
Tujuan aturan ini adalah supaya kita dapat menjaga aliran pemasukan yang stabil, sekaligus menjaga saldo rekening dana pensiun kita tetap aman. Pemasukan yang akan kita dapatkan dari dana pensiun ini berupa penarikan dari bunga dan dividen dari investasi yang kita miliki.
4% Rule ini sejarahnya dibuat dengan menggunakan data historis pengembalian saham dan obligasi selama periode 50 tahun, dari 1926 hingga 1976 di Amerika Serikat. Sebelum diubah menjadi 4% Rule, para ahli keuangan memberikan standar sebesar 5% sebagai jumlah yang aman bagi pensiunan untuk menarik dana pensiunnya untuk memenuhi kebutuhan hidup setiap tahunnya.
Sebentar, jadi ini aturan asalnya dari Amerika Serikat?
Betul, dari Amerika Serikat. Tiga orang profesor di bidang keuangan dari Universitas Trinity membuat penelitian tentang dana pensiun, yang menganggap bahwa selama kurun waktu 15 – 30 tahun, tingkat pengembalian investasi rerata akan sangat kecil kemungkinannya kurang dari 4% setahun. Angka ini didapatkan dari asumsi imbal investasi rata-rata biasanya berkisar pada angka 7% per tahun. Dengan asumsi inflasi 3% per tahun, maka ketemulah selisih di antaranya yaitu 4%.
Karena itu aturan ini disebut juga dengan The Trinity Study.
Cara Menghitung Dana Pensiun dengan 4% Rule
Rumusnya adalah:
Dana pensiun = Pengeluaran tahunan x 25
Pengeluaran tahunan didapat dari pengeluaran rutin bulanan dikalikan 12. Angka 25 diperoleh dari 100% dibagi 4%.
Begini contohnya.
Asumsi pengeluaran rutin kamu setiap bulan Rp5 juta (kita pakai angka yang bulat dan bersih ya, supaya gampang), sehingga dengan demikian pengeluaran tahunan menjadi Rp60 juta.
Maka, dana pensiun yang harus kamu siapkan adalah:
Rp60 juta x 25 = Rp1.500.000.000
Nah, dari sini artinya, dengan imbal hasil minimal 4% per tahun, kamu bisa mengambil dana sebagai “gaji” untuk memenuhi kebutuhan hidup di masa pensiun tanpa harus menggerus pokok pensiunanmu.
Angka ini adalah angka minimum aman. Artinya, kalau kamu mau lebih aman lagi, kamu bisa saja menentukan angka rate yang lebih kecil, sehingga nominal dana pensiunmu akan lebih besar.
Apakah Bisa Diterapkan di Indonesia?
Seperti yang kamu tahu, aturan ini “lahir” di Amerika Serikat. Tentunya, standar yang dipakai adalah standar taraf hidup orang Amerika. Apakah cocok juga untuk diterapkan di Indonesia?
Indonesia adalah negara yang masih berkembang–meski oleh Donald Trump sempat disebut sebagai negara maju. Pertumbuhan ekonominya berlari lebih kencang, dengan tingkat inflasi yang bisa saja lebih tinggi dari 4%. Masalah ekonomi di Indonesia belum terlalu stabil, sestabil negara adidaya seperti AS.
Jadi, balik lagi, apakah 4% rule cocok diterapkan di Indonesia?
Hmmm, kenapa enggak cari tahu saja di kelas Dana Pensiun QM Financial?
Masih Diperdebatkan
Yes, angka 4% rule ini masih diperdebatkan, tak hanya di Indonesia tetapi secara global. Angka-angka di atas muncul ketika kondisi ekonomi stabil, baik-baik saja, tanpa fluktuasi yang berarti. Tapi, siapa yang bisa menjamin?
Masalah akan muncul ketika terjadi hal-hal yang bisa memengaruhi kondisi ekonomi dunia. Seperti perang, pandemi, dan sebagainya.
Faktanya, aturan 4% rule muncul saat bahan bakar fosil masih sangat murah. Ini tentu tidak relevan dengan kondisi sekarang, yang stoknya di bumi tinggal setengah. Belum lagi jika ada krisis bahkan resesi ekonomi yang terjadi akibat COVID-19. Tentulah akan memengaruhi nilai investasi kita.
But, the bottom line is, menyiapkan dana pensiun itu penting, dan lebih baik lagi kamu siapkan sejak sekarang. Mengapa?
Simak video berikut ini yuk!
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi, terutama menyiapkan dana pensiunmu sejak dini! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.