Investasi di Reksa Dana Pasar Uang: 5 Hal untuk Diketahui
Dengan semakin meleknya masyarakat akan pentingnya investasi, maka beberapa instrumen investasi pun mulai dikenal dan populer di tengah kita. Salah satunya adalah Reksa Dana Pasar Uang.
Kalau sudah membaca artikel yang lalu, yang mengulas tentang 4 jenis reksa dana, pasti sudah tahu secara sekilas, apa itu Reksa Dana Pasar Uang. Atau mungkin malah sudah punya portofolionya?
Bagus! Tinggal sesuaikan saja dengan tujuan finansial kita, ya kan?
Well, artikel ini ditujukan untuk kamu yang masih galau memilih investasi. Atau, kamu yang punya profil risiko yang sangat konvensional, yang selama ini hanya nyaman nabung emas atau deposito.
Karena, kabar baik! Reksa Dana Pasar Uang bisa menjadi instrumen investasi yang sangat aman, sama dengan deposito, tapi kamu bisa mengharapkan untuk mendapatkan imbal yang lebih besar.
Tertarik?
Yuk, simak artikel ini sampai selesai, untuk berkenalan lebih jauh dengan Reksa Dana Pasar Uang ya.
Apa Itu Reksa Dana Pasar Uang?
Dari namanya sendiri sebenarnya sih sudah jelas, apa itu Reksa Dana Pasar Uang.
Reksa dana sendiri adalah sebuah usaha untuk mengumpulkan modal dari para investor untuk kemudian dana yang terkumpul tersebut diinvestasikan ke berbagai instrumen oleh manajer investasi. Nah, alokasi instrumennya sih tergantung permintaan, makanya ada 4 jenis reksa dana yang masing-masing berdasarkan porsi alokasi instrumen investasinya.
Karena dikelola oleh seorang manajer investasi–dan kita enggak perlu mikirin terlalu ribet dan pusing–makanya reksa dana ini merupakan salah satu instrumen investasi yang cocok untuk pemula.
Ibaratnya, kalau manajer investasi dirasa kurang maksimal kinerjanya, ya kita bisa dengan mudah memecatnya dan kemudian meng-hire manajer investasi lain yang baru.
Iya, semudah itu.
Nah, Reksa Dana Pasar Uang ini memungkinkan kita untuk berinvestasi secara 100% ke instrumen-instrumen pasar uang. Mulai dari sertifikat deposito, surat utang yang punya jatuh tempo kurang dari 1 tahun, hingga instrumen-instrumen lain yang kurang populer juga.
Karena manajer investasi punya modal besar–hasil pengumpulan dari investor–maka ia pun mendapat imbal yang juga lebih besar. Imbal inilah yang kemudian dibagikan lagi pada investor.
Keuntungan Reksa Dana Pasar Uang
Bisa Mulai dari Nominal Kecil
Untuk berinvestasi di Reksa Dana Pasar Uang, kamu bisa mulai dengan Rp100.000 saja. Ini pastinya lebih ringan, ketimbang saham bluechip misalnya ya–yang kadang perlu modal sekitar Rp500.000 di awal untuk beli 1 lot saham doang.
Bahkan ini juga lebih ringan ketimbang nominal setoran tabungan deposito kan?
Jadi pasti cocok deh untuk kamu sebagai permulaan.
Imbal Lebih Besar
Suku bunga tabungan biasa, kalau kita cuma punya dana tersimpan kurang dari Rp1 juta, itu adalah 0%. Alias enggak dapat bunga. Yang ada, tabungan berkurang karena biaya administrasi.
Kalau di deposito, suku bunganya juga baru saja diturunkan lagi oleh Bank Indonesia, ke 5% per tahun.
Reksa Dana Pasar Uang memberikan imbal bisa sampai 7% setahunnya sekarang, bahkan lebih.
Semakin Mudah
Mau investasi apa saja sekarang semakin mudah, akibat dari perkembangan financial technology atau fintech yang luar biasa. Mau investasi, sekarang enggak harus ke bank atau datang ke kantor manajer investasi. Cukup pakai smartphone saja. Registrasi, enggak sampai sehari selesai dan kita bisa langsung mulai investasi.
Jika kita hendak menjual reksa dana dan mencairkan uang, prosesnya juga mudah. Paling butuh 1 hari saja, dana sudah akan ditransfer ke rekening tabungan kita. Bisa dilakukan kapan pun, tanpa tambahan biaya. Berbeda dengan deposito yang ada penalti jika mau dicairkan sebelum jatuh tempo.
Nah, ya segampang itulah investasi di Reksa Dana Pasar Uang.
Risiko Reksa Dana Pasar Uang
Ada imbal, ada risiko. Hukum ini berlaku di setiap investasi. Jadi, meski dibilang paling aman, tetap ada risiko yang menyertai investasi di Reksa Dana Pasar Uang. Apa saja?
Bisa terjadi wanprestasi
Enggak hanya ditempatkan di deposito, dana investasi Reksa Dana Pasar Uang juga bisa dialokasikan ke obligasi atau surat utang, yang notabene punya risiko gagal bayar.
Karena itu risiko Reksa Dana Pasar Uang tetap ada, namun tetap yang paling ringan di antara reksa dana lainnya.
Imbal berfluktuasi
Fluktuasi imbal yang kita dapatkan tergantung pada kondisi pasar. Berbeda dengan deposito yang punya bunga tetap, jika tak diturunkan oleh Bank Indonesia.
Tidak dijamin LPS
Reksa dana bukanlah produk perbankan, sehingga ia tidak akan dijamin oleh Lembaga Penjamin Simpanan, atau LPS. Namun, pada umumnya manajer investasi diawasi dengan ketat oleh OJK.
Tujuan Finansial
Karena dananya dialokasikan pada instrumen pasar uang yang rata-rata berjangka pendek, atau punya jatuh tempo kurang dari 1 tahun, maka Reksa Dana Pasar Uang cocok dipakai sebagai instrumen untuk investasi jangka pendek juga. Yaitu, berbagai tujuan finansial kurang dari 1 tahun.
Di Mana Bisa Investasi Reksa Dana Pasar Uang
Zaman sekarang investasi semakin mudah, kita enggak perlu datang ke bank atau ke kantor manajemen investasi, seperti yang sudah disebutkan di atas.
Mau investasi di Reksa Dana Pasar Uang? Tinggal registrasi saja melalui aplikasi fintech di smartphone, setelah kamu download dan instal aplikasinya.
Kamu akan hanya dimintai data diri, foto terkait identitas, dan buku tabungan (jika diperlukan). Beberapa fintech ada juga yang meminta kamu untuk ikutan kuis dan menjawab pertanyaan agar profil risikomu bisa diketahui.
Sudah itu saja. Mudah kan?
Kamu bisa belajar lebih banyak mengenai reksa dana–terutama Reksa Dana Pasar Uang–di kelas finansial online QM Financial. Mulai dari mengenali berbagai produknya, menghitung kebutuhannya, hingga bagaimana cara melakukan review atas investasi yang sudah kamu lakukan.
Mau? Cek jadwalnya, dan segera daftarkan dirimu ya!
Ketahui 4 Jenis Reksa Dana Sebelum Mulai Berinvestasi
Semakin banyak orang melek akan arti pentingnya berinvestasi. Hal ini seiring dengan semakin banyak orang yang concern atas masa depan masing-masing. Salah satu instrumen investasi yang belakangan ini semakin populer adalah reksa dana. Apakah kamu sudah tahu apa saja jenis reksa dana yang ada, yang bisa kamu manfaatkan untuk membantumu mencapai tujuan finansialmu?
Kalau belum, ayo, kita cari tahu lebih banyak mengenai beberapa jenis reksa dana yang banyak ditemui, agar kemudian kamu bisa memutuskan reksa dana mana yang cocok untuk tujuan finansialmu. Kesalahan dalam memilih reksa dana yang pas dengan kebutuhanmu bisa berakibat gagalnya pencapaian tujuan finansialmu lo. Gigit jari deh.
Simak artikel ini sampai selesai ya!
4 Jenis Reksa Dana yang Harus Kamu Kenali Lebih Dulu Sebelum Mulai Berinvestasi
1. Reksa Dana Pasar Uang
Reksa Dana Pasar Uang merupakan instrumen investasi yang paling cocok dicoba oleh kamu yang baru mulai berinvestasi, lantaran risikonya yang paling rendah di antara instrumen investasi yang lain.Reksa dana ini cocok buat kamu yang punya tujuan finansial jangka pendek, kurang lebih 1 tahun saja.
Mengapa dianggap paling rendah risikonya? Ya, karena sejauh ini terbukti, jenis reksa dana ini paling stabil meski kondisi ekonomi sedang goyah. Kemarin-kemarin nih, saat terjadi perang dagang antara Amerika dan Tiongkok yang menyebabkan bursa saham memerah, Reksa Dana Pasar Uang tetap stabil memberikan imbal sebesar 5 – 6% setahun.
Jika kamu berinvestasi di Reksa Dana Pasar Uang, maka 100% danamu akan diinvestasikan pada produk-produk pasar uang, seperti deposito, surat utang jangka pendek atau yang jatuh temponya kurang dari 1tahun, dan lain-lain. Makanya disebut sebagai Reksa Dana Pasar Uang.
2. Reksa Dana Pendapatan Tetap
Jangan tertipu oleh namanya. Reksa Dana Pendapatan Tetap bukan lantas berarti jenis reksa dana ini akan memberi kita pendapatan tetap setiap bulan layaknya gaji ya.
Disebut “pendapatan tetap” lantaran sebagian besar (80% lebih) dana yang kita investasikan akan di-“belanja”-kan pada obligasi atau surat utang. Obligasi–seperti yang bisa kamu baca pada artikel sebelumnya–akan memberimu kupon atau bunga yang besarnya sesuai ketentuan atau kesepakatan secara berkala dan teratur.
Makanya disebut sebagai “pendapatan tetap”.
Dari segi faktor risiko, Reksa Dana Pendapatan Tetap memang lebih berisiko ketimbang Reksa Dana Pasar Uang, namun tetap saja termasuk kecil–apalagi jika dibandingkan dengan Reksa Dana Saham yang akan kita bahas berikutnya. Jenis reksa dana ini cocok jika kamu manfaatkan untuk membantumu mencapai tujuan finansial jangka menengah hingga panjang, lantaran biasanya surat utang juga punya jatuh tempo antara 5 hingga 10 tahun.
3. Reksa Dana Saham
Reksa Dana Saham adalah jenis reksa dana yang akan menginvestasikan sebagian besar dana investor (80%-nya) ke instrumen saham, baru sisanya akan dialokasikan untuk instrumen pasar uang maupun obligasi.
Reksa Dana Saham merupakan jenis reksa dana yang mempunyai tingkat risiko paling tinggi di antara jenis reksa dana yang lain, karena sangat tergantung pada fluktuasi harga saham yang kadang sangat tajam. Namun juga reksa dana ini memiliki potensi memperoleh imbal yang paling tinggi. Ingat kan, dalil “high risk, high return”? Ini berlaku juga di Reksa Dana Saham ini.
Karena itu, Reksa Dana Saham jelas bukan instrumen yang aman untuk investasi jangka pendek, misalnya di bawah 5 tahun. Ya karena instrumen saham yang sangat fluktuatif tadi.
4. Reksa Dana Campuran
Reksa Dana Campuran memungkinkan manajer investasi untuk mengalokasikan dana investor ke berbagai instrumen pasar uang, obligasi, dan saham sesuai porsi masing-masing. Karena manajer investasi memiliki kebebasan untuk menentukan instrumen investasinya, maka porsi investasi dalam jenis reksa dana ini bisa sangat fleksibel dan beragam. Tujuannya untuk memperoleh imbal semaksimal mungkin dalam jangka menengah, antara 3 – 5 tahun.
Karena instrumennya bermacam-macam, maka tingkat risikonya juga menjadi lebih rendah jika dibandingkan dengan Reksa Dana Saham, namun lebih tinggi dibandingkan Reksa Dana Pasar Uang dan Reksa Dana Pendapatan Tetap. Sedangkan imbalnya, bisa jadi lebih tinggi ketimbang Reksa Dana Pasar Uang dan Reksa Dana Pendapatan Tetap namun lebih rendah dibandingkan Reksa Dana Saham. Diversifikasi alokasi dana membuatnya jadi lebih terlindung terhadap fluktuasi pasar. Ya berpengaruh sih, tapi masih kecil.
Lalu, jenis reksa dana mana yang paling cocok untuk kebutuhan finansialmu?
Nah, hal ini bisa kamu ketahui dengan ikutan kelas finansial online QM Financial. Enggak hanya memilih jenis reksa dana yang pas, tapi kamu juga akan tahu bagaimana caranya menghitung kebutuhan investasi dan juga bagaimana caranya mereview investasi reksa dana yang sudah kamu lakukan.
Mau? Cek jadwalnya, dan segera daftarkan dirimu ya!
5 Hal untuk Memastikan Seluruh Anggota Keluarga Tercover Asuransi Kesehatan
Selamat Hari Kesehatan Nasional! Yes, tanggal 12 November ditetapkan menjadi Hari Kesehatan Nasional, seiring keberhasilan Indonesia memberantas malaria di tahun 1964. Of course, setiap Hari Kesehatan Nasional tiba, pemerintah akan kembali mengingatkan kita untuk selalu hidup sehat. Untuk mendukung upaya pemerintah ini, QM Financial juga mengingatkanmu–dan siapa saja–supaya jangan lupa untuk punyai asuransi kesehatan.
Masih rendah betul kesadaran masyarakat kita akan arti pentingnya asuransi kesehatan. Apa buktinya? Buktinya, banyak yang menunggak iuran BPJS Kesehatan. Banyak orang mendaftar ketika mereka sakit. Setelah sembuh, lupa bayar iuran. Baru nanti saat kembali sakit, diurus lagi. Duh.
BPJS Kesehatan sebenarnya sudah cukup bagus untuk kita semua. Memang ada beberapa prosedur panjang yang harus dilalui. Namun, banyak pula keuntungannya. Misalnya, dari premi saja, BPJS Kesehatan ini terhitung murah. Apalah daya, sekarang harus dinaikkan.
However, sebagian dari kita memang menerima ‘privilege’ otomatis menjadi peserta BPJS Kesehatan lantaran bekerja di suatu perusahaan. Selain BPJS Kesehatan, kita juga mungkin menerima tunjangan kesehatan lainnya juga, berupa penggantian biaya pengobatan dan sebagainya.
Tapi enggak semua perusahaan mau mengcover kita, sekaligus keluarga kita kan? Hingga akhirnya, kita pun jadi menanggung uang kesehatan yang terlalu besar untuk keluarga, meski kesehatan kita sendiri ditanggung kantor. Kalau sudah begini, mau enggak mau, ya kita harus punyai asuransi kesehatan sendiri. Seenggaknya ya yang bisa menolong jika anggota keluarga yang sakit.
Beberapa hal untuk memastikan seluruh anggota keluarga kita juga tercover oleh asuransi kesehatan
1. Lakukan financial checkup
Dengan semua kebutuhan hidup yang harus dipenuhi, plus masa depan yang harus terjamin, kita punya modal apa saja nih untuk bisa membeli asuransi kesehatan untuk seluruh anggota keluarga?
Hal ini bisa diketahui jika kita melakukan financial checkup. Ketahui penghasilan dan pengeluaranmu secara pasti setiap bulannya. Apakah masih ada ruang untuk membeli premi tambahan asuransi?
2. Ketahui kebutuhan
Dari financial checkup, kita kemudian bisa melakukan analisis kebutuhan anggota keluarga.
Ada beberapa kondisi yang mengharuskan kita untuk punyai asuransi kesehatan, yaitu sakit (apalagi jika harus rawat inap atau menjalani operasi), kecelakaan, atau mengalami sakit kronis dan kritis. Nah, siapa sajakah di antara keluargamu yang mempunyai faktor risiko kesehatan seperti ini?
Untuk kondisi sakit dan kecelakaan, setiap orang bisa saja berisiko–dari mulai bayi hingga dewasa, perempuan ataupun laki-laki. Namun, jika di dalam keluarga kita ada yang memiliki riwayat penyakit kritis, seperti kanker misalnya, maka akan perlu perhatian secara khusus.
3. Kenali produk asuransi
Ada beberapa jenis produk asuransi kesehatan yang biasanya ditawarkan oleh marketing asuransi. Salah satunya, mau asuransi kesehatan cashless atau reimbursement? Ini adalah jenis asuransi kesehatan berdasarkan cara klaimnya.
Asuransi kesehatan cashless memungkinkan kita untuk dirawat tanpa harus membayar fasilitas kesehatannya lebih dulu. Pembayaran akan langsung diurus oleh pihak asuransi.
Asuransi kesehatan dengan sistem reimbursement mengharuskan kita untuk menalangi dulu biaya perawatan dan pengobatan yang ada. Baru kemudian pihak asuransi akan menggantinya. Ini berarti kita harus punya dana darurat dulu dalam jumlah yang cukup besar.
Selain dari cara klaim, kita juga perlu menentukan kelas rawat inap di rumah sakit. Mau VIP, kelas 1, 2, atau 3? Pastinya harga premi akan berbeda untuk masing-masing kelas, karena tindakannya juga berbeda.
Masih banyak hal yang harus digali lebih lanjut, sebelum memutuskan hendak memakai asuransi kesehatan seperti apa untuk seluruh anggota keluarga. Kamu akan terbantu jika bergabung dengan kelas finansial online QM Financial. Follow akun Instagram QM Financial untuk tahu kapan kelas asuransi kesehatan diadakan, supaya enggak ketinggalan info.
4. Beli sesuai kemampuan
Setelah financial checkup dan kemudian mengenali produk-produk asuransi kesehatan, maka selanjutnya belilah premi yang sesuai dengan kemampuan.
Perlu untuk diketahui, bahwa premi asuransi kesehatan umumnya merupakan tagihan tahunan, sehingga kita seharusnya bisa mengalokasikan pemasukan tahunan–misalnya seperti THR atau bonus–untuk membayar preminya.
Bagaimana caranya menghitung kemampuan kita membayar premi? Nah, ini ada di kelas finansial online-nya QM Financial. Makanya, jangan sampai ketinggalan kelas asuransi berikutnya ya!
5. Jangan lupa bayar iuran
Yang terakhir, ya jangan lupa bayar iuran. Jangan sampai, pas sakit ternyata malah zonk! Sakitnya tuh jadi berlipat-lipat lo, kalau ditambah sama kenyataan tagihan rumah sakit yang sampai dua digit.
Apalagi kalau sumber pemasukan satu-satunya dari kita. Bakalan kerasa banget ketika ada yang sakit–entah itu pasangan atau anak-anak. Well, memang sih fasilitas asuransi kesehatan kantor kadang juga termasuk untuk pasangan dan anak (sampai anak kedua, biasanya). Lalu, kalau ada anak ketiga, gimana dong? Masa enggak punya asuransi kesehatan sendiri?
Ditambah lagi, kalau orang tua sudah sepuh? Masa iya, kalau sakit harus berobat sendiri? Kalau kita bisa membantu, pahalanya tentu akan lebih besar sebagai anak, bukan?
Nah, sudah semakin yakin kan, bahwa asuransi itu penting? Enggak cuma untuk diri kita sendiri, tapi juga seluruh anggota keluarga. Pastikan semuanya punya asuransi kesehatan.
Investasi P2P Lending: Beberapa Hal yang Perlu Diketahui Sebelum Memulainya
Semakin maju teknologi, semakin berkembang pula berbagai aspek hidup. Termasuk juga dalam hal keuangan. Kalau dulu, kita hanya bisa mengelola keuangan melalui bank, sekarang enggak lagi. Dulu hanya orang yang punya duit banyak saja yang bisa berinvestasi, sekarang enggak lagi. Apalagi sekarang juga investasi P2P Lending, investasi berbasis teknologi terkini yang memungkinkan siapa pun untuk ikut berpartisipasi asalkan memenuhi syarat.
Apa itu investasi P2P Lending?
Investasi P2P Lending–atau peer to peer lending–adalah investasi peminjaman dana/modal antar pihak melalui platform digital atau online. Jadi seperti halnya marketplace sebagai tempat jual beli barang secara online yang mempertemukan penjual dan pembeli tanpa harus bertatap muka, platform P2P Lending mempertemukan calon peminjam dana dengan investor secara online.
Ini adalah model bisnis keuangan terbaru, yang berkembang sesuai perkembangan industri 4.0 berbasis digital.
Berbeda dengan pinjaman online–yang kemarin sempat diulas sedikit juga di web QM Financial ini–yang biasanya menawarkan pinjaman berlimit sedikit, berjangka waktu pendek, untuk keperluan pribadi yang bersifat mendesak, investasi P2P Lending biasanya menawarkan pinjaman dana untuk keperluan modal usaha. Karenanya, limitnya lebih besar ketimbang pinjaman online dengan jangka waktu lebih panjang.
Suku bunga pinjaman yang ditawarkan pada investasi P2P Lending juga lebih rendah, antara 16 – 30% per tahun. Enggak per hari seperti halnya pinjaman online.
Nah, sudah tahu ya, apa itu investasi P2P Lending dan apa bedanya dengan pinjaman online? Untuk tahu lebih banyak mengenai perbedaan investasi P2P Lending dan pinjaman online, kamu bisa saja baca artikel yang sudah tayang di QM Financial.
Lalu, apakah kamu tertarik juga untuk mencoba investasi P2P Lending? Coba simak dulu artikel ini sampai selesai ya.
5 Hal yang perlu diketahui mengenai investasi P2P Lending
1. Alur dan mekanisme P2P Lending
Dalam sistem yang sudah dipersiapkan di dalam platform, nantinya akan ada berbagai data terkait profil para calon peminjam dana. Kita sebagai investor bisa mengakses data melalui dasbor yang disediakan.
Sebelum memulai berinvestasi, hendaknya kita benar-benar cermat menelusuri data calon peminjam. Jika kita sudah menemukan profil peminjam yang sesuai, maka kita kemudian bisa langsung memberikan pinjaman setelah melakukan deposit.
Setiap bulan, peminjam akan mencicil pokok pinjaman berikut bunganya pada kita selaku investor.
Sederhana kan?
Para peminjam sendiri juga enggak serta merta disetujui pengajuan pinjamannya. Harus melengkapi banyak syarat dan ketentuan yang ketat, akan ada juga peluang pengajuan pinjamannya ditolak.
2. Ketahui platform investasi P2P Lending yang mempunyai izin dan diawasi OJK
Tidak semua platform fintech resmi dan terdaftar di OJK. Jangan ambil risiko dengan bekerja sama dengan fintech ilegal.
Sampai dengan September 2019, ada 127 fintech lending yang terdaftar di OJK, dan 13 di antaranya mengantongi izin. Cek terus di website OJK langsung mengenai perkembangan fintech ini, agar tak ketinggalan info.
3. Telusuri rekam jejak platform di internet dan media sosial
Yah, namanya juga teknologi baru, jadi semuanya masih berkembang. Demikian juga investasi P2P Lending ini. Salah satu indikasi apakah platform investasi P2P Lending ini profesional menjalankan bisnisnya adalah dengan melihat rekam jejak digitalnya di media sosial dan internet.
Coba follow akun-akun media sosialnya. Jika ia aktif mengedukasi, sharing, dan responsif terhadap follower, maka ini adalah pertanda baik. Namun, jika ada rekam jejak yang menunjukkan banyaknya keluhan atau kritik dari netizen pada platformnya, wah, sepertinya kita perlu mempertimbangkan ulang apakah kita harus tetap melakukan investasi di platform tersebut.
4. Ketahui risikonya
Setiap investasi selalu disertai risiko. Begitu juga dengan investasi P2P Lending.
Risiko terbesar yang bisa terjadi di investasi P2P Lending adalah risiko gagal bayar atau wanprestasi. Hal ini terjadi ketika peminjam dana tidak dapat mengembalikan pinjamannya. Penyebabnya bisa bermacam-macam, mulai dari penyalahgunaan dana, peminjam mengalami kebangkrutan, hingga mungkin terjadi bencana alam.
Karena itu, riset mengenai latar belakang dan profil platform fintech sangat penting. Begitu juga dengan profil peminjam, demi meminimalkan risiko gagal bayar yang mungkin terjadi ini.
5. Pengelolaan yang tepat
Setelah menginvestasikan dana, akan baik tentunya jika kita juga mengelola investasi yang sudah kita lakukan tersebut. Caranya?
- Diversifikasi
- Hasil imbal diinvestasikan lagi, sehingga mendapatkan compound interest
Nah, memang kalau dilihat, proses investasi P2P Lending ini cukup sederhana ya? Tapi, ada baiknya kita belajar dan mencari informasi sebanyak-banyaknya dulu sebelum memutuskan untuk berinvestasi.
Gabung di kelas finansial online QM Financial yuk, untuk belajar serba-serbi investasi. Enggak hanya investasi P2P Lending saja, tetapi juga berkenalan dengan berbagai instrumen investasi lain. Cek jadwalnya ya, dan segera daftar di kelas yang kamu butuhkan.
4 Hal Tentang Investasi Obligasi yang Harus Investor Pemula Ketahui
Investasi obligasi barangkali tidak sepopuler emas, properti, ataupun saham. Namun, semakin ke sini, tampaknya juga semakin cerah saja harapannya, lantaran pemerintah sendiri juga cukup gencar memperkenalkan jenis investasi ini pada masyarakat.
Bagaimana denganmu? Sudah kenal dengan produk investasi satu ini belum? Kalau belum, coba baca artikel ini sampai selesai, siapa tahu bisa membuatmu semakin yakin untuk mencoba berinvestasi di instrumen satu ini.
Apa Itu Investasi Obligasi?
Obligasi merupakan salah satu produk pasar modal yang berupa surat pernyataan utang, yang diterbitkan oleh pihak tertentu dengan janji akan dikembalikan sejumlah utang pokok plus bunga dalam jangka waktu tertentu.
Penerbit obligasi bisa perseorangan, korporasi atau perusahaan, bisa juga pemerintah.
Khusus obligasi pemerintah, bulan lalu baru saja pemerintah meluncurkan ORI 016. Mungkin kamu sempat juga membaca beritanya, atau malah sudah ikut berpartisipasi memberikan pinjaman untuk negara.
Investasi obligasi ini cocok jika dimanfaatkan untuk tujuan finansial jangka menengah hingga panjang, lantaran jatuh temponya biasanya antara 1 hingga 10 tahun.
Biasanya obligasi diterbitkan dengan tujuan untuk mendapatkan dana segar tambahan modal bagi perusahaan. Bagi pemerintah, obligasi menjadi salah satu cara untuk mendapatkan pinjaman demi mengatasi defisit APBN, dan untuk mengajak kita agar lebih berperan aktif mendukung program-program pembangunan negara. Ketimbang utang pada asing kan, mending utang pada warga negara sendiri?
Nah, lalu apa kelebihan dan kekurangan investasi obligasi? Karena setiap produk investasi itu selalu ada plus minusnya, imbal dan risikonya. Begitu juga dengan obligasi.
Lanjut baca ya.
Kelebihan Investasi Obligasi
Di antara produk investasi, obligasi mempunyai beberapa kelebihan atau keunggulan, yaitu:
- Dengan berinvestasi di obligasi, kita sebagai investor berhak untuk mendapatkan bunga atau kupon. Kalau obligasi pemerintah, kupon ini akan diberikan secara berkala. Jadi, kita seperti dapat pendapatan tetap gitu deh. Nah, makanya ada reksa dana pendapatan tetap–yang nanti akan kita bahas secara khusus juga.
- Ada 2 jenis kupon atau bunga yang biasanya menyertai penawaran obligasi, yaitu bunga tetap (flat)–yaitu bunga yang besarannya tetap dan diberikan secara berkala–dan bunga mengambang (floating)–yaitu bunga yang besarannya berubah-ubah, mengikuti kebijakan dan pasar. Masing-masing jenis bunga juga ada plus minusnya–yang kapan-kapan akan kita bahas juga lebih lanjut untuk mengenal perbedaan di antara keduanya. Adanya pilihan ini, kita bisa menimbang sesuai kebutuhan, obligasi mana yang lebih cocok untuk kita berinvestasi.
- Besaran kupon atau bunga ini akan lebih besar daripada bunga deposito rata-rata yang ditawarkan oleh bank
- Investasi obligasi relatif aman, terutama jika kita memberikan pinjaman dana kepada negara karena ada undang-undang yang melindungi.
- Bagi investor yang sudah berpengalaman, obligasi ini bisa dijual kembali di pasar sekunder sehingga bisa mendapatkan keuntungan berupa capital gain dari selisih harga beli dan harga jual.
- Obligasi negara juga bisa diajukan sebagai agunan demi mendapatkan dana lainnya lagi.
Kekurangan Investasi Obligasi
Meski relatif aman, tetap ada risiko yang menyertai investasi obligasi. Apa saja?
- Risiko gagal bayar, yaitu ketika pihak peminjam dana tidak bisa membayar bunga, bahkan kadang juga kejadian, pokok utang juga enggak kembali
- Obligasi sangat tergantung pada perubahan-perubahan yang terjadi di luar, misalnya seperti kondisi ekonomi atau politik suatu negara, sehingga memengaruhi kondisi pasar modal.
Beberapa Jenis Investasi Obligasi yang Harus Dikenali oleh Investor Pemula
Sebenarnya ada banyak sekali jenis investasi obligasi yang bisa ditemui, masing-masing berdasarkan penerbitnya, besaran bunganya, jangka waktu jatuh temponya, dan seterusnya. Kalau mau dijelaskan semua sepertinya kurang memungkinkan, lagi pula malah membingungkan. Bener nggak? :)
So, sebagai investor pemula, kamu hanya perlu mengenali 3 jenis investasi obligasi ini dulu.
1. Obligasi perusahaan
Obligasi ini adalah surat utang yang diterbitkan oleh sebuah perusahaan yang ingin meminjam dana dari pihak lain. Perusahaan di sini bisa saja BUMN (perusahaan milih pemerintah) ataupun swasta.
Term and condition biasanya enggak jauh berbeda sih dengan obligasi pemerintah. Namun, lebih personal karena bisa besaran bunga dan jatuh tempo bisa disepakati bersama antara pihak peminjam dan investor.
2. Obligasi pemerintah
Yaitu surat utang yang diterbitkan oleh pemerintah suatu negara, sebagai bukti peminjaman dana kepada warga negaranya.
Indonesia mulai mengeluarkan obligasi pada masyarakat tahun 2006, dan sejak itu secara rutin selalu ada obligasi yang diterbitkan setiap tahun. Bahkan pernah sampai dua kali setahun. Kalau kamu ingin ikut berpartisipasi dalam program peminjaman dana oleh negara ini, update saja terus di akun media sosial atau website Kementrian Keuangan. Supaya enggak ketinggalan berita.
3. Obligasi municipal
Surat utang ini juga sama-sama dikeluarkan oleh pemerintah sih, tetapi bukan oleh pemerintah pusat seperti halnya ORI atau SUKUK, melainkan oleh pemerintah daerah.
Biasanya obligasi ini diterbitkan oleh pemerintah daerah demi bisa mengurangi beban APBD dan mengurangi ketergantungan dana pada pemerintah pusat.
Nah, gimana? Sampai di sini, semoga sudah sedikit tercerahkan mengenai investasi obligasi ini ya. Sebenarnya masih banyak yang bisa digali lagi dari surat utang ini, dan semakin menarik lo! Tapi kamu bisa mulai dari beberapa pengetahuan dasar seperti di atas.
Yuk, gabung di kelas finansial online QM Financial, agar kamu tahu lebih banyak mengenai produk investasi dan juga bisa lebih banyak mengulik tujuan finansialmu. Cek jadwalnya, dan segera daftar ya!
Investasi Deposito Aman dan Cocok untuk Pemula – Pahami 5 Faktanya Dulu
Salah satu elemen dalam Blueprint of Your Money, konsep orisinal pengelolaan keuangan pribadi oleh lead trainer QM Financial Ligwina Hananto, adalah investasi. Namun, tak sembarang investasi ya. Apalagi cuma ikut-ikutan. Untuk mulai investasi, seseorang hendaknya mengenali dulu profil risiko diri sendiri dan juga memahami berbagai instrumen investasi yang ada. Nah, salah satu instrumen favorit dan cocok bagi pemula adalah investasi deposito.
Yes, deposito biasanya memang diperkenalkan pada mereka yang baru pertama kalinya mencoba berinvestasi, karena beberapa keuntungannya.
Kamu juga pengin belajar berinvestasi, dan sedang menimbang untuk mencoba investasi deposito? Well, kalau begitu, simak dulu beberapa fakta seputar investasi deposito berikut ini, supaya kamu punya bekal lebih banyak.
5 Hal yang harus diketahui mengenai investasi deposito
1.Suku bunga
Dibandingkan dengan tabungan biasa, suku bunga yang ditawarkan oleh deposito lebih tinggi. Ya, karena itulah deposito dimasukkan ke dalam produk investasi.
Meskipun baru-baru ini, pemerintah menurunkan suku bunga Bank Indonesia menjadi 5%, tetapi suku bunga deposito ini tetaplah lebih tinggi ketimbang tabungan biasa, yang biasanya hanya 2 – 3 % saja.
Karena itu, kalau memang uangnya memang ingin disimpan saja, akan lebih baik alihkan saja ke investasi deposito ketimbang hanya nganggur di rekening tabungan, yang lama-lama bisa habis tergerogoti inflasi.
Namun ingat ya, ada pajak juga yang menyertai bunga deposito sebesar 20%.
2. Jangka waktu (jatuh tempo)
Deposito pada dasarnya adalah tabungan berjangka; artinya, dalam jangka waktu tertentu dana yang disimpan tidak boleh dicairkan. Sebagai imbalnya, ada bunga yang akan diberikan pada pemilik dana.
Nah, jangka waktunya ini mulai dari sebulan, 3 bulan, 6 bulan, hingga 2 tahun. Setoran awalnya, biasanya, sebesar Rp1 juta. Besaran bunganya tergantung kebijakan masing-masing bank. Dalam jangka waktu yang sudah disepakati, dana tidak boleh diambil. Sedangkan bunga, bisa dibayarkan per bulan.
Ada beberapa sistem investasi deposito, yaitu:
- ARO: Automatic Rollover. Artinya pokok investasi deposito akan didepositokan lagi jika jatuh tempo sudah tiba, sedangkan bunganya akan disetorkan ke rekening bank kita.
- Non ARO: Non Automatic Rollover. Ya, sudah bisa ditebak, sistem ini adalah kebalikan dari sistem ARO. Pokok investasi deposito akan dikembalikan ke rekening asal jika jatuh tempo sudah tiba.
- ARO+, yang memungkinkan kita meminta pihak bank untuk mendepositokan kembali bunga deposito yang kita terima, pada periode berikutnya.
Mana yang paling baik? Ya, kembali ke pemilik dana masing-masing. Ada yang mendepositokan “uang nganggur” dan dirinya sendiri terlalu sibuk untuk mengurus ini itu. Kalau begini kondisinya, maka paling cocok ya investasi deposito ARO atau ARO+.
Tapi, kalau kita berencana untuk menggunakan dana begitu jatuh tempo selesai berikut bunganya, ya berarti investasi deposito Non ARO akan lebih cocok.
3. Risiko
Investasi deposito termasuk dalam kelompok produk investasi dengan risiko yang sangat minim. Hampir tidak ada risiko yang bisa terjadi.
Berbeda dengan saham ataupun reksa dana, deposito enggak terpengaruh kondisi pasar yang fluktuatif sama sekali. Berbeda juga dengan obligasi yang punya risiko gagal bayar, deposito tidak ada risiko seperti ini.
So, investasi deposito memang sangat stabil. Tapi seperti “hukum” yang berlaku, high risk high return. Karena risikonya rendah, imbalnya juga paling kecil.
4. Jaminan keamanan
Sampai dengan nominal Rp2 miliar, dana kita di deposito dijamin oleh LPS, atau Lembaga Penjamin Simpanan. Dengan demikian, misalnya nih–tapi semoga tak pernah perlu terjadi–jika bank tempat kita menaruh investasi deposito gulung tikar–atau bangkrut, atau dibekukan–dana deposito kita akan kembali dalam kondisi utuh.
Karena jaminan keamanan inilah, maka investasi deposito merupakan salah satu produk investasi yang cocok untuk para investor pemula, yang belum siap untuk berinvestasi di produk berisiko tinggi sepertisaham.
5. Penalti
Salah satu kelemahan investasi deposito adalah adanya denda atau penalti yang harus dibayar oleh investor ketika harus mencairkan dana lebih cepat dari jatuh temponya.
Besarnya berapa? Tergantung kebijakan masing-masing bank. Tapi ada lo, yang besarnya penalti kalau dihitung-hitung jatuhnya lebih besar ketimbang bunganya.
Ada juga bank yang menawarkan zero penalti jika kita hendak mencairkan deposito lebih awal, namun kita tidak akan menerima bunga yang menjadi hak kita. Ya, kalau begitu, anggap saja bunga itu menjadi penaltinya. Iya kan?
Nah, demikian sekilas mengenai investasi deposito. Bagaimana? Tertarik untuk mencoba?
Atau, barangkali kamu ingin tahu lebih banyak mengenai instrumen investasi, termasuk deposito ini? Yuk, gabung di kelas finansial online QM Financial. Jadwalnya bisa berbeda setiap bulan karena mengikuti kebutuhanmu lo. Kelasnya online melalui aplikasi Zoom, sehingga siapa pun dapat bergabung dari mana saja.
Cek jadwalnya, dan segera pilih kelas yang sesuai kebutuhanmu ya.
Jadi, belajar finansial apa hari ini?
6 Instrumen Investasi yang Harus Diketahui oleh Investor Pemula Sebelum Mulai Menanam Dana
Tanggal 23 Oktober 2019 yang lalu, KSEI–atau Kustodian Sentral Efek Indonesia–merilis data, bahwa saat ini total ada 2,8 juta investor di Indonesia, dan 43%-nya adalah generasi milenial dengan instrumen investasi yang beragam. BEI juga memberikan catatan, bahwa pertumbuhan jumlah investor sampai dengan Agustus 2019 tercatat sebesar 36% setiap bulannya.
Luar biasa ya? Tentunya ini adalah hal menggembirakan untuk kita semua. Semakin banyak orang yang sadar pentingnya berinvestasi dalam salah satu usaha mengelola keuangannya demi tercapai tujuan finansial masing-masing.
However, buat kamu yang baru mulai investasi, masih ada banyak waktu untukmu mulai. Dan, ada baiknya juga untuk kenalan dulu dengan masing-masing instrumen investasi sebelum akhirnya kamu memilih hendak berinvestasi di mana dan seberapa.
Berikut adalah beberapa instrumen investasi yang cocok dilakukan oleh pemula, yang harus kamu kenali lebih dekat sebelum mulai menanam dana.
6 Instrumen Investasi untuk Pemula
1.Logam mulia
Logam mulia–atau emas–merupakan salah satu instrumen investasi yang paling konvensional, kalau boleh dibilang. Coba tengok orang tua kita, biasanya sih rata-rata kalau mau investasi ya enggak jauh-jauh amat dari emas. Bentuknya pun perhiasan, bukan emas utuh.
Sebagai investor pemula, kamu juga bisa memilih logam mulia untuk mulai berinvestasi. Namun, ingat. Harga emas juga fluktuatif lo. Jadi, bisa saja pas butuh dana segar dan kamu menjualnya, harganya pas juga lagi turun. Jadi, risiko rugi tetap ada.
Selain itu, juga ada risiko dari segi keamanan, apalagi jika hanya disimpan di rumah. Kamu juga harus memperhitungkan hal ini jika ingin mengandalkan emas sebagai instrumen investasi untuk mencapai tujuan finansialmu.
2. Deposito
Deposito lebih kurang bisa dikatakan sebagai tabungan berjangka. Dalam jangka waktu tertentu, kita menyimpan uang yang enggak boleh diambil atau diutak-atik. Sebagai imbal, kita akan mendapatkan bunga yang besarannya sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia, dan dipotong pajak.
Deposito juga merupakan instrumen investasi yang paling aman. Karena merupakan produk bank, jadi dijamin oleh LPS hingga batas jumlah tertentu.
3. Reksa Dana
Reksa dana bisa dibilang instrumen investasi kolektif yang dilakukan oleh pihak tertentu–yang disebut dengan Manajer Investasi–dari banyak investor, yang kemudian “dibelanjakan” pada produk-produk investasi sesuai permintaan.
Karena kolektif, maka risiko dan imbal juga dibagi antara investor yang ikut mempercayakan dananya untuk dikelola oleh si Manajer Investasi ini.
Reksa dana ini juga cocok jika mau dicoba oleh investor pemula, karena enggak perlu pusing-pusing mempelajari pasar, memilih produk, hingga memutuskan kapan beli dan kapan jual. Semua diurusin sama Manajer Investasi. Yang perlu kita lakukan adalah memantau kinerja si Manajer Investasi saja.
4. Obligasi
Obligasi adalah surat utang, yang dibuat sebagai tanda peminjaman dana dari satu pihak (perseorangan, perusahaan/instansi, ataupun pemerintah) kepada pihak lain, dalam jangka waktu tertentu. Biasanya sih antara 3 – 10 tahun.
Obligasi juga merupakan salah satu instrumen investasi yang terhitung rendah risikonya, apalagi jika surat utang ini dikeluarkan oleh pemerintah. Meski demikian, risiko tetap ada ya. Salah satunya jika pihak peminjam gagal bayar.
5. Saham
Saham bisa dikatakan sebagai bukti hak kepemilikan seseorang atas suatu perusahaan. Saat kita membeli saham, maka saat itulah kita sedang membeli hak atas kepemilikan terhadap perusahaan.
Investasi saham termasuk investasi yang berisiko cukup tinggi. Karena itu, kalau kamu mau langsung mulai dengan investasi saham, kamu harus belajar banyak hal terlebih dahulu. Ada kelas-kelas online saham dari QM Financial yang bisa kamu ikuti, hasil kerja sama dengan TICMI–The Indonesian Capital Market Institute. Di kelas tersebut, kamu akan belajar A – Z tentang saham, mulai dari kenalan dulu, belajar analisis, hingga ada simulasi juga. Coba cek jadwalnya ya!
6. Properti
Instrumen investasi keenam yang bisa dicoba juga oleh investor pemula adalah investasi properti. Di antara semua produk investasi, sepertinya properti inilah yang butuh modal paling tinggi. Ya iyalah, kamu kan butuh modal kalau mau beli rumah atau apartemen atau ruko, atau bentuk properti yang lain kan?
Meski demikian, properti juga merupakan salah satu instrumen investasi favorit banyak orang sih, karena kenaikan harga properti setiap tahunnya sangat menjanjikan keuntungan yang lumayan banget.
Untuk risiko, selain butuh biaya perawatan yang enggak sedikit juga, investasi properti terhitung kurang likuid. Ya kan, kita butuh waktu beberapa lama untuk menjualnya. Kalau butuh dana cepat, ya agak susah deh jadinya.
Nah, gimana? Setelah membahas mengenai beberapa instrumen investasi untuk pemula di atas secara sekilas, apakah kamu sekarang sudah mulai bisa memutuskan hendak berinvestasi di mana??
Dalam beberapa artikel ke depan, kita akan membahas masing-masing instrumen investasi ini secara lebih mendalam. Stay tuned ya!
Sebelum Bikin Kartu Kredit, Pertimbangkan Dulu 5 Hal Berikut!
Kartu kredit. Sebuah barang kecil simbol gengsi dan kemevvahan. Betul enggak? Makanya, makin banyak orang pengin banget bikin kartu kredit.
Kartu kredit juga memudahkan hidup. Apalagi buat kamu yang sering bepergian keluar negeri, atau sering belanja online, dan seterusnya. In fact, memang banyak kok manfaat si duit plastik ini. Coba cek di artikel Jurus Tepat Kartu Kredit Bermanfaat ini.
However, kalau kamu sekarang sedang berpikiran untuk bikin kartu kredit baru, maka hold it right there. Sudah dipikirkan masak-masak belum? Memang orang yang punya kartu kredit itu kelihatan mentereng dan gaya beuds.
Tapi ada banyak hal di balik kartu serbaguna ini yang harus kamu pahami dan sadari betul konsekuensinya, sebelum akhirnya kamu benar-benar bikin kartu kredit. Apa saja?
5 Hal tentang yang harus dipahami sebelum bikin kartu kredit
1. Kartu kredit bukan kartu ATM tanpa menabung dulu
Ada lo yang seneng banget bisa bikin kartu kredit, lantaran menganggap kartu kredit layaknya kartu ATM tapi tanpa harus nabung lebih dulu.
Padahal …
Limit kartu kredit sendiri kadang bisa menjebak. Misalnya saja, kita bergaji Rp5 juta. Limit kartu kredit bisa saja lebih dari gaji, bahkan bisa 2 kali lipat. Lalu, pasti sudah bisa menduga ya. Dengan memegang kartu dengan limit 2 kali lipat, kita jadi berasa kaya banget! Belanja bisa banyak, leluasa gesek sana gesek sini.
2. Bunga 20 – 30% setiap tahun
Sebenarnya, sesuai aturan BI, bunga kartu kredit itu besarnya adalah 27% per tahun. Tapi sadar enggak sih, bahwa imbal hasil reksa dana saham saja paling tinggi “hanya berani” kasih 20% saja lo.
Ini kalau dibiarkan, bisa jadi aset kita tergerus sampai habis. Apalagi kalau karena enggak bisa bayar langsung lunas, kita hanya bisa minimum payment saja per bulan. Bunga yang berbunga lagi, akhirnya ada tuh cerita utang kartu kredit Rp4 juta, dan kemudian membengkak sampai Rp170 juta.
Hiy!
3. Berani bertanggung jawab enggak?
Pada dasarnya, kartu kredit sebenarnya juga bermanfaat untuk kita. Seperti yang sudah sempat disebutkan di atas tadi.
Kartu kredit akan sangat berguna bagi kita yang suka traveling keluar negeri, atau suka belanja dari olshop luar. Untuk transaksi internasional, pokoknya kartu kredit ini penting.
Nah, kan? Jadi memang bermanfaat, hanya saja, kita siap enggak sih bertanggung jawab terhadap pinjaman uang melalui kartu kredit yang kita lakukan sendiri ini?
Harusnya kan, berani gesek, berani bayar!
Jadi, mau bikin kartu kredit? Limit berapa, gaji berapa? Utang kan harus sehat? Rasio utang tidak boleh lebih dari 30% penghasilan. Jadi, kalau sekarang masih mencicil KPR sekian juta, motor sekian juta, lalu masih mau gesek kartu kredit juga ya buatlah limit belanja sendiri–yang kalau ditotal semuanya tidak lebih dari 30% utang itu tadi.
Kan, limit kartu kredit bisa saja 2 kali lipat gaji, tapi kita selalu bisa kok bikin limit sendiri demi pertanggungjawaban terhadap diri sendiri juga.
4. Waspadai kemudahannya
Tinggal gesek sana gesek sini, memang indah banget dibayangkan. Untuk bikin kartu kredit, sekarang juga makin mudah. Sepanjang punya penghasilan minimal Rp3 juta, punya NPWP, berusia minimal 21 tahun, pengajuan kartu kredit kemungkinan besar sudah pasti lolos.
Tapi, seperti yang disebutkan di artikel tentang pinjaman online kemarin, kemudahan, kepraktisan, dan kecepatan itu selalu ada “harganya”.
Jadi, waspada. Keasyikan gesek sana-sini, tahu-tahu terkemplang oleh utang.
5. Perhatikan keamanannya
Kartu kredit juga rawan dibobol. Meski tingkat keamanan sudah semakin dimaksimalkan, tapi teteup ya. Apalagi kalau dipakai untuk transaksi online. Kalau enggak hati-hati, wah, tahu-tahu aja ada tagihan siluman datang ke kita yang jumlahnya enggak kira-kira.
Karena itu, penting untuk diingat. Begitu bikin kartu kredit, tanggung jawab kita sudah langsung penuh padanya. Baik bertanggung jawab mengendalikan keuangan, pun bertanggung jawab atas keamanannya.
Nah, sudah? Sudah bisa bikin kartu kredit nih? Sudah bisa apply?
Tapi, boleh juga baca lagi dulu beberapa artikel yang membahas tentang kartu kredit (terutama sih cara mengelola utang dan juga cara cepat melunasi kartu kredit) di web ini. Ini dia:
- Terjebak Utang Kartu Kredit
- Kartu Kredit, Siapa Takut?
- Akibat Menjadikan Kartu Kredit Sebagai Sandaran Hidup
- Kartu Kredit = Tanggung Jawab!
Atau, ikutan saja kelas finansial online QM Financial, supaya kamu enggak perlu berutang! Udah paling bener tuh :) Cek jadwalnya ya! Dan, pastikan kamu download aplikasi Zoom di smartphone ataupun laptop, sehingga kamu bisa mengikutinya di mana saja!
5 Hal yang Perlu Diketahui tentang Pinjaman Online – Jangan Sampai Terjebak
Sepertinya semakin banyak saja orang yang terjerat pinjaman online. Sungguh berita buruk, di tengah mulai nge-hype-nya literasi keuangan dewasa ini.
Bahkan sampai ada yang bunuh diri lantaran tercekik sampai belasan aplikasi pinjaman online ini. Coba baca artikel yang dilansir oleh Kompas.com, di sini ada berbagai cerita dari para peminjam uang online. Sedih banget bacanya :(
Utang, barangkali adalah budaya. Kita cenderung untuk selalu merasa kekurangan uang. Padahal pemasukan (baca: gaji) ada rutin setiap bulan. Kadang juga ada yang masih bisa memperoleh penghasilan sampingan. Tapi, banyak yang sudah bergaji besar, utang juga banyak. Mending ini utang produktif. Tapi, enggak. Utangnya buat beli barang-barang konsumtif.
Atau malah lebih miris lagi. Utang pinjaman online buat berobat, karena enggak punya asuransi kesehatan.
*mengheningkan cipta*
Well, mari kita lihat beberapa hal tentang pinjaman online, agar bisa berpikir ulang kali kalau mau utang di sana.
5 Hal tentang pinjaman online yang harus banget diketahui dan disadari sebelum mulai berutang
1. Tidak semua terdaftar dan diawasi oleh OJK
Pemerintah sendiri–melalui Otoritas Jasa Keuangan (OJK)–sebenarnya juga sudah enggak kurang-kurang usahanya dalam melindungi kita. Ada ribuan perusahaan pinjaman online yang ilegal sudah dibekukan tahun ini.
Tapi, kasus tetap saja ada.
Sebelum mulai melakukan pinjaman online, coba cek apakah perusahaannya terdaftar dan berizin resmi di OJK. Di bulan Agustus 2019 kemarin, OJK telah mengeluarkan daftar berisi 127 fintech terdaftar di seluruh Indonesia, dan 7 di antaranya sudah mengantongi izin permanen.
Jadi, selain mengecek kondisi diri sendiri untuk memastikan bahwa kita benar-benar butuh meminjam uang, kita juga harus mengecek perusahaan tempat kita akan meminjam uang.
2. Selalu ada harga untuk kemudahan dan kepraktisan
Kalau dari cerita dalam berita yang dilansir oleh Kompas.com yang sudah ditautkan di atas, rata-rata para peminjam pinjol yang akhirnya terjebak ini tertarik berutang karena proses yang cepat, mudah, dan praktis. Seakan-akan, enggak perlu apa-apa deh, tinggal daftar terus ajukan pinjaman. Dalam hitungan jam, bahkan menit, uang pun cair.
Tapi coba ditelusuri. Sejak pertama pinjaman cair saja, ada potongan 30% dari uang pinjamannya. Katanya sih untuk biaya administrasi. Banyak yang mengajukan pinjaman Rp1.000.000, tapi ternyata uang yang diterima hanya Rp600.000 – Rp650.000. Tapi kemudian harus mengembalikan utang pokoknya Rp1.054.000, plus bunga Rp75.000 per hari, dengan tenor 7 hari.
My oh my!
Jangan terjebak oleh iming-iming “mudah dan praktis”. Selalu ingat, bahwa tak pernah ada makan siang gratis, kawan. Apalagi ini soal duit. “Mudah dan praktis” pasti berharga mahal.
3. Awas, tenor!
Selanjutnya, soal tenor (yang pastinya berhubungan dengan bunga). Tenor rata-rata pinjaman online ilegal adalah dalam hitungan hari. Ada jebakan tersendiri juga dari tenor yang sangat singkat ini.
Bunga hariannya saja sudah mencekik. Saat peminjam tidak bisa melunasi tepat waktu, maka si peminjam akan meminta agar waktu pelunasan mundur. Waktu pelunasan mundur bukan berarti tanpa perhitungan. Kadang justru bunga dari tenor yang mundur ini jadi berkali lipat lagi.
Akhirnya si peminjam semakin terlilit dan tak mungkin bisa lepas. Ada yang berusaha lepas, tetapi dari meminjam aplikasi pinjaman online lain untuk menutup utang pinjaman online yang satu.
Oh dear. Sungguh siklus yang sepertinya tak akan pernah terputus.
4. Eksploitasi data pribadi
Saat kita mengunduh suatu aplikasi–aplikasi mobile apa pun di PlayStore maupun App Store–saat itu pula biasanya akan muncul pertanyaan, apakah kita mengizinkan aplikasinya mengakses data personal kita, seperti foto dan kontak?
Biasanya sih, tanpa banyak baca ya kita akan langsung setuju saja.
Tapi sadar enggak sih, bahwa dengan kita setuju (kalau enggak setuju, aplikasi batal didownload dan diinstall), kita juga sudah memberikan akses secara free pada aplikasi-aplikasi mobile tersebut? Termasuk aplikasi pinjaman online.
Dari berbagai kasus jeratan pinjaman online yang bisa dibaca di artikel Kompas.com itu, banyak yang mengaku bahwa tak cuma si peminjam saja yang diteror oleh penagih pinjaman online. Tapi juga termasuk orang-orang yang nomornya ada di daftar kontak kita. Bahkan bos di kantor pun bisa juga ikut diteror. Akibatnya, ada tuh cerita; sudahlah harus melunasi pinjaman online, malah dipecat juga dari kantor lantaran dituduh menjaminkan nama atasan.
Waduh! Runyam banget.
So, coba deh dipikirkan baik-baik setiap kali hendak mengunduh dan menginstal aplikasi mobile. Kira-kira membahayakan kontak kita enggak ya? Apalagi untuk pinjaman online.
5. Ketahui cara melaporkan fintech yang melanggar aturan
Sebenarnya ada cara untuk melaporkan fintech yang melanggar aturan. OJK secara khusus menyediakan line untuk pengaduan. Bisa langsung klik tautannya saja.
Namun, yang bisa ditindak oleh OJK hanyalah jika pelanggaran tersebut dilakukan oleh fintech legal, yang masuk dalam daftar pengawasan mereka ya. Jadi, kalau kita berutang ke fintech ilegal, maka OJK tidak bisa membantu. Untuk fintech ilegal yang meneror kita, kita bisa melaporkannya ke kepolisian.
Selain itu, kalau baca ceritanya sih, ada kejadian di mana fintech-nya menyebarkan data pribadi kita di media sosial bahkan ditambah dengan fitnah. Untuk hal ini, berarti ada indikasi penyebaran konten negatif. Nah, ini bisa dilaporkan melalui situs aduankonten.id milik Kemenkominfo.
Fyuh, memang sudah semakin memprihatinkan saja nih kondisinya ya. Tapi, mau bagaimanapun, hal yang terbaik adalah jangan sembarangan berutang. Apalagi utang untuk kebutuhan yang sebenarnya bisa kita penuhi dengan menabung dan berinvestasi.
Ada lo kelas-kelas finansial online QM Financial yang bisa bantu kamu untuk segera lepas dari jeratan utang ini. Ada kelas Blueprint of Your Money yang merupakan foundation dari semua tip keuangan, hingga cara mengatur cash flow sehingga dengan pemasukan yang minim pun seharusnya kita tetap bisa menabung dan punya tujuan finansial yang jelas.
Yuk, segera cek jadwalnya, dan pilih kelas yang kamu butuhkan.
Mau belajar finansial apa hari ini?
5 Jenis Utang yang Paling Sering Menjebak dan Bikin Masalah
Utang is lyfe. Rasanya, kurang afdal kalau nggak punya utang. Utang jadi motivasi untuk kerja. Karena punya utang, makanya harus kerja. Sampai-sampai, saking lyfe-nya nih, semua jenis utang pernah dipunya.
Yes, jangan salah, masih banyak orang yang menganut faham ini.
Jadi, apakah berutang itu salah? Enggak sama sekali. Apalagi kalau memang kita tak punya uang, sedangkan kita ada kebutuhan yang sangat penting. Namun, tentu saja enggak sembarang utang. Ada beberapa syarat yang harus dipenuhi, agar utang kita sehat. Nah, ini sih bisa kamu cek di artikel yang lalu ya.
Utang memang boleh-boleh saja. Yang harus diwaspadai adalah jebakannya, yang justru muncul karena kesalahan kita sendiri.
Ini dia beberapa jenis utang yang paling sering menjebak dan bikin masalah, terutama belakangan ini
1. Kredit tanpa jaminan
Jenis utang kredit ini memang sangat menggiurkan, pada awalnya. Sudahlah tanpa butuh jaminan atau agunan, prosesnya cepat, plafonnya juga lumayan. Cocok banget deh, untuk kebutuhan mendesak jangka pendek.
Banyak orang memanfaatkan kredit tanpa jaminan ini untuk berbagai keperluan, dari mulai tambahan modal usaha hingga keperluan pribadi–misalnya untuk biaya menikah, membeli barang, renovasi rumah, sampai liburan.
Tapi, awas jebakannya!
Kredit tanpa jaminan punya bunga yang tinggi banget, rata-rata antara 10% – 23% per tahun, dengan bunga tetap. Bunga yang tinggi ini sebagai “harga” dari risiko pemberian pinjaman yang tanpa jaminan atau agunan.
Dan, jangan salah. Jika kita mau melunasinya lebih cepat, ada biaya penalti yang harus kita bayar juga lo!
Pantas saja kan, kalau jadi menjebak?
2. Utang kartu kredit
Jenis utang yang kedua ini biasanya akan menjebak mereka yang punya mindset, “Punya kartu kredit berasa kayak punya kartu ATM tanpa harus menabung dulu.” Jadi, kebutuhan apa pun, tinggal gesek saja. Praktis dan mudah.
Ya, dan “praktis dan mudah” itu biasanya ada harganya, tentu saja. Bunga utang kartu kredit juga cukup tinggi, apalagi jika kita hanya mampu membayar minimum payment setiap bulannya.
Lalu, ada juga lo jebakan utang kartu kredit ini selain bunga. Apa hayo? Limit.
Sebelum diapprove, pihak bank biasanya akan melakukan survei terhadap calon pemegang kartu kredit. Biasanya sih syaratnya punya gaji minimal Rp3 juta. Saat akhirnya diapprove permohonan kartu kreditnya, limit utang kartu kredit bisa 2 kali lipat–bahkan mungkin lebih–dari gaji kita.
Wah, bisa belanja sampai 2 kali lipat dari gaji lo! Misal gaji Rp10 juta. Limitnya bisa sampai Rp20 juta. Betapa menggiurkan!
3. Utang atas nama arisan
Biasanya sih yang suka ikut arisan itu ibu-ibu (saya enggak suka ikut arisan, tapi ibu-ibu juga sih). Dan biasanya ibu-ibu paling hobi sama sesuatu yang bisa dibayar secara kredit.
Nah, ini nih biasanya juga menjadi hal menarik. Syahdan, ada penjual panci. Pancinya kalau di toko dibanderol dengan harga Rp500.000. Karena si penjual tahu banget kalau ibu-ibu suka arisan dan suka panci, maka dibikinlah “arisan”. Arisannya Rp50.000 per bulan selama setahun. Nanti yang dapat arisan, hadiahnya panci.
Sounds great, huh?
Tapi tunggu. Rp50.000 per bulan selama setahun? Berarti, jadi berapa itu harga pancinya?
Jeng jeng! Yep, ini adalah salah satu jenis utang yang biasanya nasabahnya adalah ibu-ibu memang.
4. Pinjaman online
Pernah baca seorang PNS yang gantung diri lantaran tercekik pinjaman online? Ngeri banget kan ya? Di kasus lain lagi, ada yang mengaku, terjerat utang di–nggak tanggung-tanggung nih–15 aplikasi pinjaman online.
Pinjaman online ini sebenarnya sih si kredit tanpa jaminan yang sudah disebutkan di poin pertama di atas itu juga sih. Hanya saja, kredit ini dilakukan secara online melalui aplikasi mobile.
Masih soal kepraktisan, kepastian untuk disetujui, prosesnya yang cepat dan mudah juga yang bikin orang jadi terjebak.
Tapi, “efek” dari pinjaman online ini enggak berhenti di diri yang meminjam uang aja lo, tetapi bisa berefek sampai ke orang-orang terdekatnya, kenalannya juga. Karena ketika kita instal aplikasi online ini, kita akan menyetujui syarat yang menyebutkan, bahwa si pemilik aplikasi online akan dapat mengakses semua data diri kita. Termasuk kontak!
Nah, makanya, kalau si peminjam enggak bisa bayar, yang ditagih adalah semua orang yang ada di daftar kontaknya. Waduh!
5. Pay Later
Jenis utang yang terakhir ini adalah utangnya para milenial dan gen Z nih. Kok gitu? Iya, soalnya jenis utang ini ada bareng aplikasi-aplikasi favorit para milenial; mulai dari aplikasi ojek online, marketplace, sampai aplikasi liburan.
Bunga Pay Later bervariasi, tergantung platform mana yang dipakai. Yang terbesar adalah yang dipakai di platform aplikasi liburan. Limit utangnya bisa sampai Rp50 juta, dengan bunga sekitar 4%. Maksimal banget deh.
Jadi, jenis utang mana yang sekarang masih jadi mimpi burukmu? Semoga sih sudah enggak ada lagi.
Kalau masih ada, ayo, segera cari jalan keluar untuk segera bebas dari utang. Benahi keuanganmu segera, mulai dari mengatur cash flow hingga nantinya juga berinvestasi. Pilih kelas finansial online QM Financial yang sesuai dengan kebutuhanmu ya.
Kalau kita bisa bebas utang itu rasanya … hidup jadi ringan banget lo! Kamu nggak pengin?