#FinClicSeries Juni: Keuangan Bisnis vs Keuangan Pribadi
Bulan Juni lalu, QM Financial kedatangan para wanita pengusaha muda, cantik dan seru dari salah satu komunitas fashion di Indonesia. Mereka hadir meramaikan #FinClic Series ‘Keuangan Bisnis vs Keuangan Pribadi’, bertempat di kantor QM Financial, Grand Wijaya Center.
Mudik Aman dan Nyaman dengan Motor? Bisa!
Menjelang Idul Fitri, tradisi mudik tentunya menjadi kelaziman. Maklum, kesempatan setahun sekali. Moda transportasi yang bisa dipilih pun beragam, mulai dari pesawat, kereta api, bus, kapal laut, hingga kendaraan pribadi, baik mobil maupun motor.
Nah, pada kesempatan ini, saya akan membahas moda transportasi yang semakin meningkat penggunaannya, yaitu motor!
Kamu Terima THR Lebaran? Jangan Lupa Berbagi, Ya!
Bulan Ramadhan dikenal sebagai bulan di mana umat Islam berlomba–lomba untuk melakukan kebaikan. Salah satunya adalah menunaikan kewajiban sosial, baik dalam bentuk zakat, infaq maupun sedekah.
Sebagian besar dari kamu menerima THR Lebaran, kan? Jangan lupa berbagi, ya!
Kelola Keuangan di bulan Ramadhan
Bulan Ramadhan adalah bulan yang ditunggu oleh seluruh umat Islam. Selain identik dengan ibadah, dalam kehidupan sehari-hari, di bulan puasa ini biasanya kita menghadapi.. INFLASI!
Selamat Hari Raya Idul Fitri 1437 H
Dalam rangka menyambut Hari Raya Idul Fitri 1437 H, kantor QM Financial TUTUP sementara mulai tanggal 30 Juni s/d 13 Juli 2016.
#FinClic Mei 2016: Menuju Bangku Kuliah
Setiap orang tua pasti menginginkan pendidikan yang terbaik buat anaknya. Pendidikan memang merupakan salah satu tanggung jawab orang tua yang utama. Di bulan Mei, bersamaan dengan peringatan Hari Pendidikan Nasional, QM Financial menyelenggarakan #FinClic Series, dengan tema “Menuju Bangku Kuliah”.
Dilema Fresh Graduate: Lulus S-1, Lanjut Kuliah atau Langsung Kerja?
Hai, QM Readers!
Apakah kamu baru saja lulus kuliah dan jadi sarjana? Yay, selamat ya!
Lalu, sekarang… apa rencanamu setelah lulus? Cari kerja atau langsung kuliah lagi? Mana sih yang lebih baik, yuk kita bahas beberapa pro-kontra berikut.
QMPCXpress Level 1 Batch 35: Yuk, Belajar Bikin Plan-mu Sendiri!
Sudah pernah dengar tentang QMPCXpress? Ini adalah program unggulan QM Financial, yaitu pelatihan mengenai cara membuat Plan (Rencana Keuangan). Nah, di bulan Mei ini 2016, QMPCXpress hadir di tanggal 28 Mei 2016, bertempat di kantor QM Financial di bilangan Jakarta Selatan.
Liputan Media: Manfaat Mengajarkan Bisnis Sejak Dini Kepada Anak
Hai QM readers! 13 Mei lalu, Ligwina Hananto, founder sekaligus CEO QM Financial diwawancarai oleh stasiun Net TV mengenai manfaat mengajarkankan bisnis sejak dini kepada anak.
Guest Post: 5 Pertanda Anda Membutuhkan Perencana Keuangan!
Dunia modern sudah berubah begitu cepat, segala sesuatu yang dahulu dianggap tabu sekarang menjadi lebih buka-bukaan. Bukan hanya gaya berpakaian yang terbuka, bahkan isi dompet pun dibuka habis ketika Anda bertemu perencana keuangan atau financial planner. Profesi ini bisa dianggap imut bagi kalangan warga Indonesia, selain jumlahnya yang masih terbatas, usianya pun masih bayi.
Nyatanya banyak orang yang membutuhkan bantuan para financial planner. Coba simak statement dari Mark Zuckerberg, si pendiri Facebook:
“In a world that’s changing really quickly, the only strategy that is guaranteed to fail is not taking risks.”
Pernyataan Mark Zuckerberg mengindikasikan untuk tidak mengambil risiko, padahal jelas tidak mungkin apabila Anda ingin berkembang. Yang paling mungkin dilakukan adalah dengan meminimalisir risiko yang dihadapi, termasuk risiko keuangan pribadi. Di sinilah peranan profesi financial planner, melakukan mitigasi risiko yang mengancam keuangan Anda. Apabila ada di antara Anda memiliki sifat-sifat berikut ini, itu merupakan suatu pertanda untuk segera menghubungi perencana keuangan yang terpercaya.
1. Terburu-buru dalam berinvestasi
Biasanya sifat terburu-buru ini dimiliki pemula yang belum pernah berinvestasi. Pada dasarnya bagus, menunjukkan semangat si pemilik modal. Namun terburu-buru membuat Anda ceroboh dalam menghitung untung rugi suatu produk investasi. Oleh karena itu, layaknya Anda meminta rekomendasi dari seorang perencana keuangan sebelum memutuskan berinvestasi.
2. Besar Pasak daripada Tiang
Bayangkan gaji per bulan 20 juta rupiah tetapi belanjanya 25 juta rupiah, dan kekurangannya ditutup menggunakan kartu kredit. Wow, jelas Anda membutuhkan bantuan seorang perencana keuangan. Dengan demikian Anda bisa menganalisa dan mengetahui, pos belanja mana saja yang bisa ditutup, untuk kemudian dialokasikan dalam bentuk investasi yang memberi hasil lebih baik.
3. Gagap Investasi
Masih banyak warga Indonesia yang memiliki uang lebih, tapi tidak paham investasi. Akhirnya mereka hanya menaruh uangnya di Bank atau dalam bentuk emas, yang tumbuhnya tidak optimal karena tidak sebanding dengan laju inflasi. Apabila Anda mendatangi perencana keuangan, maka setelah melakukan financial check up, berbagai opsi investasi akan dikaji sesuai kebutuhan. Bisa saja Anda akan mulai belajar mengenai reksadana (http://diskartes.com/2016/04/enam-cara-investasi-reksadana-untuk-profit-maksimal/), saham, atau bahkan investasi derivatif lainnya. Dengan demikian, diharapkan tingkat imbal hasilnya mampu melebihi nilai inflasi.
4. Suka berhutang untuk berinvestasi
Ada beberapa orang yang hobi meminjam uang baik dari rekan atau Bank dan menggunakannya untuk investasi saham atau lainnya. Perilaku ini sudah menjauhi prinsip dasar investasi, yaitu untuk menjaga kekayaan bahkan jika perlu meningkatkannya. Sedangkan, hutang bukanlah bagian dari kekayaan, sehingga tidak wajar jika Anda menggunakan hutang untuk berinvestasi. Namun demikian, Anda bisa saja meminjam sejumlah uang untuk memulai atau memperluas bisnis Anda. Ingat kawan, bisnis itu berbeda dengan investasi.
5. Belum memiliki dana cadangan atau dana pensiun
Tidak ada yang mengetahui nasib seseorang, seberapa lama bakal hidup di dunia ini, kelangsungan karirnya, dan lain sebagainya. Oleh karena itu, sejumlah dana memang harus disiapkan untuk bekal pensiun, terutama apabila tidak disiapkan oleh perusahaan tempat bekerja. Sedangkan untuk dana cadangan, idealnya Anda menyimpan 6 kali gaji per bulan di rekening khusus. Dana ini bisa digunakan ketika terjadi hal darurat, atau apabila Anda sedang dalam kondisi mencari pekerjaan baru. Butuh perencanaan yang matang untuk mengalokasikan pos-pos ini, sehingga tidak ada salahnya jika berkonsultasi ke perencana keuangan.