Jagoan Finansial Lampung: Menabung itu Memberikan Harapan Hidup
Hai! Setelah Bali, bulan Maret lalu Jagoan Finansial kembali beraksi. Kali ini kota yang kami kunjungi adalah Lampung Utara. Ada apa dengan Lampung Utara? Di kota inilah Jagoan Finansial kami yang pertama – Bapak Muhammad Rif’an – tinggal dan berkarya.
baca juga: Berbagi Tak Pernah Rugi
Pak Rif’an, begitu dia biasa disapa, adalah seorang guru kimia dari sekolah Madrasah Aliyah yang juga pemilik Pesantren Miftahul Ulum di Lampung Utara. Perjumpaan kami dimulai tahun 2016 saat Quamma Project mengikuti kegiatan pendidikan yang bernama TPN (Temu Pendidik Nusantara). Dalam kegiatan ini kami membuka kelas literasi keuangan yang diikuti oleh 5 peserta, salah satunya Pak Rif’an ternyata ‘nyasar’ masuk ke kelas kami.
baca juga: Semua Murid Semua Guru
Tiga bulan kemudian, melalui pesan singkat Pak Rif’an mengirimkan foto dan cerita kegiatan yang dilakukan oleh santrinya. Tema yang diambil adalah menabung. Para siswa diminta menabung untuk bisa mengikuti study tour ke pesantren Darul Quran dan mengunjungi Monumen Nasional. Dalam pesan singkat itu Pak Rif’an bercerita bahwa menabung itu menimbulkan harapan hidup. Selama ini, Pak Rif’an merasa mengajar kepada murid yang tidak memiliki cita-cita. Ternyata mereka bisa kok menabung untuk mewujudkan suatu cita-cita: mengunjungi Jakarta. Dari sini Pak Rif’an semakin bersemangat dan bekomitmen untuk bisa mengajarkan dan berbagi ilmu finansial kepada lebih banyak orang dan lapisan masyarakat.
Akhir tahun 2017 Program Jagoan Finansial mendapatkan dana hibah dari Australia Global Alumni (AGA) dan MRA Group untuk bisa menjalankan program di Kota Ambon dan Lampung. Kami pun mengajak Pa Rif’an untuk mengajar Jagoan Finansial di Ambon. Nah kini saatnya Jagoan Finansial hadir di Lampung Utara, tepatnya di Bukit Kemuning yang berjarak 5 jam perjalanan darat dari Bandara Raden Intan II.
Elemen utama yang menjadikan program Jagoan Finansial dapat berkelanjutan adalah ketersediaan pihak lokal yang siap menjadi penyelenggara di area-area kerja. Termasuk dalam tim kami adalah para pegiat pendidikan asli area lokal yang mengerti kondisi lapangan di area masing-masing. Lebih dari itu setiap tim lokal kami ini memiliki pengalaman edukasi yang cukup luas sehingga program dapat terus termonitor perkembangannya. Salah satunya adalah Pesantren Miftahul Ulum di Lampung Utara yang dikelola oleh Pak Rif’an.
Untuk program Jagoan Finansial Lampung ini, survei dibantu oleh tim Pak Rif’an. Selain tim dari Quamma Project, kami juga mengajak Kak Stanley Ferdinandus dari Komunitas Heka Leka Ambon untuk ikut serta.
Selama 2 hari dilakukan Training of Trainer kepada 30 guru, workshop untuk santri, dan juga workshop di 3 sekolah, yaitu SD Islam Miftahul Ulum, SMA Islam Miftahul Ulum, dan SD Islam Darul Hasanah dengan 50 guru.
Bahagia sekali bisa hadir di kegiatan Jagoan Finansial Lampung Utara. Salah satu cita-cita saya adalah sekolah di pesantren dengan harapan bisa jadi Ustazah. Rasanya seperti mimpi bisa tinggal di lingkungan santri meskipun hanya 3 hari 2 malam.
Terima kasih untuk Pak Rif’an dan Bapak Ibu Guru di Lampung Utara yang sudah mengikuti program Jagoan Finansial. Semoga ilmu yang sudah diajarkan bisa bermanfaat, baik bagi diri sendiri maupun diajarkan kembali kepada lebih banyak orang.
Tertarik untuk mendukung Jagoan Finansial? Kamu bisa berdonasi via board game Labirin Jagoan Finansial. Board game ini adalah metode untuk mengenalkan edukasi keuangan kepada para murid dengan cara yang menyenangkan. Labirin Jagoan Finansial adalah wujud pengenalan konsep finansial dasar MBBM: Menghasilkan uang, Belanja, Berbagi, dan Menabung.
Untuk setiap paket donasi, kamu akan mendapatkan satu (1) board game dan mendonasikan satu (1) board game untuk dikirimkan ke sekolah mitra. Harga 1 paket donasi Rp200.000. Kami masih dalam proses fundraising untuk produksi. Maka saat ini proses pendaftaran donasi dulu – kami melakukan pengkoleksian dana donasi jika produksi sudah berjalan. Sila klik link ini untuk berdonasi:
Yuk! Bantu kami mendukung lebih banyak Jagoan Finansial ke seluruh penjuru negeri.
Marhaini/ Financial Trainer
Belajar Menjadi Pemimpin Yang Mendengar Dari Reza Aryabima
Bagi seorang perempuan, tak lengkap rasanya mengenakan make up tanpa menggunakan bulu mata palsu. Siapa sangka produk yang akrab dengan keseharian perempuan ini justru menjadi ladang usaha bagi Reza Aryabima, CEO dan Co-Founder Artisan Professionnel. Artisan Professionnel adalah salah satu merek bulu mata yang menjadi favorit make up artist (MUA) dan selebriti. Reza, begitu ia biasa disapa adalah salah seorang alumni Financial Clinic Bisnis Workshop yang diselenggarakan oleh QM Financial April lalu di Jakarta. Bagi Reza, tantangan terbesar dalam bisnis ini adalah menjadi pemimpin yang mendengar. Ikuti cerita lengkapnya ya!
baca juga: Financial Clinic Workshop Bisnis
Hai Reza, cerita dong bagaimana awal kisah Artisan Professionnel?
Artisan Professionnel berangkat dari partner saya, seorang fotografer yang banyak bekerja sama dengan Make-Up Artist (MUA) dalam karya-karyanya. Ia banyak mendengar keluhan mengenai sulitnya mendapatkan bulu mata palsu yang konsisten baik secara kualitas maupun ketersediaan barang. Padahal Indonesia adalah salah satu negara penghasil bulu mata dengan kualitas terbaik dengan tujuan ekspor ke negara-negara maju. Berangkat dari fakta ini, Artisan Professionnel lahir dengan semangat untuk menghasilkan produk berkualitas, yang bisa membawa hasil karya anak bangsa ke level yang lebih tinggi. Visi kami adalah Bringing Beauty to The Next Level.
Ada berapa orang partner dalam membangun bisnis ini? Bagaimana pembagian tugas & tanggung jawabnya?
Saat ini kami berempat, dengan saya sebagai CEO yang membawahi seluruh tim, memastikan perusahaan bergerak ke arah yang benar. Redavell Tjen sebagai Chief Creative Officer, membawahi Product Development dan Marketing Communication, dengan tugas memastikan visi kami terkomunikasikan dengan baik melalui produk yang kami hasilkan dan kegiatan marcomm. Gregorius Gerry sebagai Chief Operating Officer bertanggung jawab terhadap kegiatan operasional perusahaan seperti HRD, Legal, dan Business Development. Serta satu orang Komisaris yang juga adalah investor utama kami.
Bagaimana perkembangan Artisan Professionnel hingga kini?
Artisan Professionnel saat ini dalam fase growth & establishment stage dan bergerak sangat cepat. Fokus kami saat ini ada pada customer acquisition, melalui promosi yang intensif dan perluasan channel penjualan.
Strategi marketing apa yang digunakan untuk mengembangkan Artisan Professionnel hingga menjadi produk favorit selebriti dan make up artist?
Kami banyak berkolaborasi dengan para pengguna dan Key Opinion Leader (KOL) serta influencer untuk mendapatkan honest review, yang kemudian di-post di Instagram @artisanpro sebagai platform utama kami dalam kegiatan marketing communication kami.
Ke depan, apa rencana Reza untuk Artisan Professionnel?
Kami fokus pada research and development (R&D) untuk menghasilkan produk yang betul-betul berkualitas untuk menjawab kebutuhan pasar. Selain itu dalam satu hingga dua tahun ke depan kami akan melakukan ekspansi distribusi ke pasar luar negeri.
Kisah suka dan duka apa yang Reza alami selama membangun bisnis?
Di awal membangun bisnis, salah satu pernyataan yang saya dengar dalam sebuah seminar, 80% keberhasilan bisnis ditentukan oleh people management. Dalam perjalanan kami, suka dan duka lebih banyak dialami dalam proses penyatuan visi, pemahaman, ritme kerja, dan budaya kerja. Buat saya ini hal yang paling challenging. Terutama saat belajar mengatasi perbedaan cara kerja, perbedaan pendapat, dan perbedaan karakter antar anggota. Saat menghadapi jalan buntu rasanya sangat melelahkan. Tapi di sisi lain saat kami berhasil mencapai suatu achievement, semua kelelahan itu hilang.
Adakah tantangan issue gender di bisnis ini: seorang laki-laki jadi CEO perusahaan produsen bulu mata?
Memang banyak yang bertanya soal ini. Saya sendiri pada awalnya merasa cukup sulit untuk masuk ke dalam industri yang didominasi oleh wanita, khususnya karena wanita adalah pengguna produk ini. Tapi bagi saya bukan itu tantangan utamanya. Tantangan utamanya adalah bagaimana menjadi pemimpin perusahaan yang lebih banyak mendengar dan menerima masukan, baik dari anggota tim, KOL, partner bisnis, sehingga produk dan strategi kami betul-betul menjawab kebutuhan pasar.
Apa saran bagi QM Readers yang ingin membangun bisnis?
Dalam membangun bisnis, ada tiga hal utama yang harus diperhatikan
- Failed to plan, failed to launch. Perencanaan yang matang dibutuhkan sebelum memulai bisnis.
- Go big, or go home. Kalau mau sungguh jadi besar, kita tidak punya pilihan lain selain turun sendiri dan mendedikasikan semua yang kita punya untuk membesarkan bisnis kita.
- Beginner’s mind. Banyak belajar dan berguru dari mereka yang sudah berhasil dan dari mereka yang masih muda. Di era sekarang ini, perubahan bisa terjadi sangat cepat. Pastikan kita sudah mendeteksi perubahan sebelum perubahan itu datang. Salah satu caranya, dengan terus menerus belajar.
Bagi Reza, apa yang dirasakan saat mengikuti Financial Clinic Workshop Bisnis?
Seru, practical, dan entertaining karena ada cuplikan bit standup comedy dari Ligwina Hananto. Saya sangat merekomendasikan mereka yang baru memulai usaha untuk mengikuti workshop ini terutama untuk belajar mengenai laporan keuangan bisnis.
Terakhir nih, apakah Reza sudah merencanakan pensiun? Seperti apakah masa pensiun dalam bayangan Reza?
Saya membayangkan di suatu titik saya akan menjadi investor dari banyak perusahaan kecil dan berkembang. Saya juga berencana menjadi mentor dan pengajar bagi mereka-mereka yang baru akan atau sedang memulai bisnisnya. Masa pensiun saya harus diisi dengan kegiatan yang memberikan arahan dan panduan bagi mereka yang sedang ada di posisi saya waktu memulai bisnis.
Untuk mewujudkannya, saya sudah mempersiapkan aset aktif dari unit bisnis yang saya sedang dan akan investasikan. Aset aktif inilah yang akan memberikan passive income sehingga saya bisa menjalani masa pensiun impian.
Inpiratif sekali cerita dari Reza! Ternyata kalau mau jadi pemimpin itu harus banyak mendengar dari berbagai sisi ya. Dan jadi pemilik bisnis juga harus pensiun loh. Itulah pentingnya menyiapkan aset aktif yang bisa memberikan penghasilan pasif.
Semoga bisnisnya makin maju Reza!
Fransisca Emi
Lanjut Studi Ke Luar Negeri, Kenapa Nggak?
Hai hai! Adakah diantara kamu yang punya keinginan untuk melanjutkan studi ke luar negeri? Ada berbagai manfaat yang bisa didapatkan saat studi ke luar negeri, diantaranya belajar untuk hdup lebih mandiri, belajar memasak untuk menghemat biaya hidup, belajar bahasa asing langsung dari penutur aslinya, dan belajar tolerasi dengan semua perbedaan yang ada. Selain itu, studi ke luar negeri juag bisa memberi kita wawasan dan koneksi global. Ini tentu akan sangat berpengaruh bagi pengembangan karir kita ke depan.
Meskipun banyak manfaatnya, ternyata ada saja halangan untuk bisa menempuh studi lanjut ke luar negeri. Apa saja sih halangannya? Dalam #FinClic Senin lalu, dari hasil survey Ligwina Hananto di akun Twitter dan Instagram @mrshananto, 89% menyatakan biaya, sedangkan 11% menyatakan restu dari keluarga yang susah didapat. Kalau kamu sendiri, apa yang menahanmu untuk studi lanjut ke luar negeri?
Restu keluarga
Restu dari keluarga, terutama dari orang tua untuk mereka yang masih single dan restu dari suami untuk mereka yang sudah berkeluarga sangatlah penting. Sayangnya banyak perempuan yang tak mendapatkan restu dari keluarga untuk melanjutkan studi. Banyak perempuan Indonesia melepas kesempatan beasiswa dengan alasan bahwa posisinya dalam keluarga dan masyarakat menjadikannya sulit untuk meneruskan kuliah. Masih ada pemikiran lama bahwa perempuan itu kodratnya nggak akan jauh-jauh dari dapur, sumur, kasur. Mereka pun dianggap susah mendapat jodoh kalau gelar pendidikannya makin tinggi.
Di sisi lain banyak perempuan Indonesia yang mampu membagi waktu antara studi dan keluarganya, tanpa harus mengorbankan mimpinya sekolah tinggi di luar negeri. Hal inilah yang membuat Melati menginisiasi “Neng Koala”. Awalnya Neng Koala adalah sebuah blog yang berisi kisah perjuangan mahasiswi Indonesia yang tengah kuliah di Australia. Berawal dari sebuah blog, kisah-kisah ini kemudian mendapat dukungan dari Pemerintah Australia melalui skema Alumni Grant Scheme serta Causindy Alumni Grants untuk diterbitkan menjadi buku “Neng Koala: Kisah-kisah Mahasiswi Indonesia di Australia”.
Biaya
Tak bisa dipungkiri, biaya studi di luar negeri pasti tinggi. Sebenarnya besarnya biasa ini bisa diakali dengan beasiswa loh. Ada banyak beasiswa yang tersedia baik dari pemerintah maupun dari universitasnya langsung. Tapi memang seleksinya cukup ketat. Melati sendiri baru berhasil di pengajuan beasiswanya yang kedua.
Nah kalau tidak ingin mengandalkan beasiswa, kamu juga bisa menyiapkan Dana Pendidikanmu sendiri atau siapkan Dana Pendidikan untuk anakmu nanti. Ada dua macam komponen biaya utama yang harus diperhitungkan, yaitu biaya studi dan biaya hidup. Biaya ini sangat bervariasi tergantung program studi yang diambil dan universitas yang dipilih. Untuk mengetahui besaran biaya studi di masing-masing jenjang pendidikan kamu bisa cek di http://cricos.education.gov.au.
Kita ambil salah satu contoh untuk perhitungan ya. Untuk program Bachelor of Commerce di Curtin University (setara S1) biayanya AUD 83.700 untuk 3 tahun studi. Sementara biaya hidup di Australia pun berbeda-beda, tergantung kita tinggal di kota apa. Namun ada persyaratan minimal living cost yang harus disiapkan sebesar AUD 20.290 per tahun, cukup untuk akomodasi, makan, dan transportasi. Ini untuk yang single ya.
Coba kita hitung bagaimana cara mengumpulkan dananya. Total biaya yang harus disiapkan AUD 83.700 + AUD 60.870 = 144.570, kita bulatkan menjadi AUD 145.000. Ini baru biaya tahun ini ya. Tujuan finansial itu terdiri dari judul, nilai rupiah, dan jangka waktu. Tentukan dulu nih kuliahnya mau kapan. Misal 10 tahun lagi. Dengan asumsi inflasi Australia 2%, 10 tahun lagi biaya kuliah tsb akan menjadi AUD 177.000. Dengan nilai tukar 1 AUD = Rp10.500, biaya ini setara dengan Rp1.86M. Untuk mencapai target Dana Pendidikan Rp1.86M 10 tahun mendatang, kamu perlu berinvestasi Rp6.4jt per bulan di produk yang memberikan imbal hasil 16% per tahun. Perlu diingat ini adalah simulasi ya. Hasilnya gak dijamin karena kita menggunakan asumsi.
Setelah tahu angkanya, mau tetap menggunakan dana sendiri, atau berjuang untuk beasiswa? Mau ambil jalur beasiswa atau jalur mandiri, jangan biarkan pemikiran lama menghambatmu untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.
Kamu bisa ikuti cerita finansial seru lainnya di #FinClic, setiap Senin jam 07.00 pagi di Twitter & Instagram @mrshananto dan siaran PowerTalk PowerYourMoney di 89.2 PowerFM Jakarta.
Fransisca Emi/ Financial Trainer
Jagoan Finansial Bali: Berbagi Tak Pernah Rugi
Hai hai! Masih tentang Jagoan Finansial. Nah awal tahun ini Jagoan Finansial ada di Kota Denpasar, Bali. Kegiatan ini bisa terselenggara atas dukungan dari Australia Global Alumni (AGA), BPR Lestari dan Akubank.
baca juga: Tanggung Jawab Pendidikan Melalui Jagoan Finansial
Sebelum melakukan program Training of Trainers (ToT) dan workshop untuk para guru, kami melakukan survei awal dengan pihak Akubank, salah satunya dengan menjadi narasumber dalam acara CEO Talk “Financial Markets Outlook 2018” di kampus Akubank. Di acara ini kami memperkenalkan program Jagoan Finansial kepada dosen dan mahasiswa. Tujuannya untuk mencari relawan yang bersedia mengikuti acara ToT.
Saat survei lokasi sekolah, dari 4 sekolah yang kami kunjungi hanya satu sekolah yang bersedia untuk mengikuti program Jagoan Finansial. Alhamdulillah dalam perjalanan pulang ke Jakarta, kami bertemu dengan seorang teman. Setelah kami bercerita tentang kedatangan kami ke Bali dia langsung merespon dan memberikan kontak kakaknya, Ibu Gegtu Utami Dewi, yang berprofesi sebagai guru Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). Ternyata Ibu Gegtu adalah salah satu pengurus untuk PAUD Kecamatan Badung. Beliau tertarik untuk mengikuti program Jagoan Finansial. Akhirnya kegiatan workshop bisa terselenggara di 2 lokasi di Bali.
Kami percaya perjumpaan ini bukan kebetulan. Niat baik akan selalu mendapatkan jalan terbaik. Di bulan Februari, kegiatan Jagoan Finansial pun dilaksanakan di Bali. Kegiatan pertama adalah peserta yang mengikuti ToT mulai dari Guru TK/PAUD , SD, SMP, SMK, Dosen dan relawan. Enggak harus jadi expert kok untuk berbagi tentang finansial. Yang penting kamu punya niat belajar dan bersedia untuk mengajarkan kembali bekal ilmu finansial yang sudah didapat kepada orang lain. Jadi makin banyak orang yang melek finansial deh.
Dalam materi ini semua peserta diberikan pembekalan mengenai ilmu dasar financial planning. Mereka juga dikenalkan pada konsep MBBM, yaitu Menghasilkan Uang – Belanja – Berbagi – Menabung). Materi dibuat sederhana dan mudah untuk diaplikasikan. Setelah mendapatkan pembekalan, para peserta diminta membuat satu program yang bisa diaplikasikan ke peserta didik, disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan masing-masing.
Selain ToT, Jagoan Finansial juga mengadakan kegiatan workshop, di dua lokasi, Warung Mina ➔ untuk guru-guru PAUD sekecamatan Badung dan juga SMK PGRI 2 Badung. Total guru yang telah kami berikan workshop adalah sebanyak 73 orang. Senang sekali bisa mengadakan kegiatan Jagoan Finansial di Denpasar Bali kecamatan Badung.
Yang paling membahagiakan bagi kami adalah ketika ilmu itu tidak selesai atau berhenti di hari itu saja, tapi diteruskan dan diajarkan kembali kepada orang lain. Beberapa alumni bahkan sudah merelalisikan programnya. Ada Nadiyah yang membuat kelas untuk mengajarkan ilmu Jagoan Finansial kepada komunitas ibu-ibu muda
dan Dhias yang berbagi tips menabung via youtube.
Ahh, bahagianya! Saya pribadi meyakini, salah satu amalan yang tidak terputus setelah kematian adalah ilmu yang bermanfaat, maka gunakanlah ilmumu untuk bisa berbagi dengan orang lain. Semoga lebih banyak lagi orang yang bisa mengikuti Jagoan Finansial dan berbagi ilmu kepada orang lain. Karena berbagi tak pernah rugi ☺
Tertarik untuk mendukung Jagoan Finansial? Kamu bisa berdonasi via board game Labirin Jagoan Finansial. Board game ini adalah metode untuk mengenalkan edukasi keuangan kepada para murid dengan cara yang menyenangkan. Labirin Jagoan Finansial adalah wujud pengenalan konsep finansial dasar MBBM: Menghasilkan uang, Belanja, Berbagi, dan Menabung.
Untuk setiap paket donasi, kamu akan mendapatkan satu (1) board game dan mendonasikan satu (1) board game untuk dikirimkan ke sekolah mitra. Harga 1 paket donasi Rp200.000. Kami masih dalam proses fundraising untuk produksi. Maka saat ini proses pendaftaran donasi dulu – kami melakukan pengkoleksian dana donasi jika produksi sudah berjalan. Sila klik link ini untuk berdonasi: LABIRIN JAGOAN FINANSIAL
Yuk! Bantu kami mendukung lebih banyak Jagoan Finansial ke seluruh penjuru negeri.
Marhaini | Financial Trainer
Financial Clinic Workshop Bisnis
Punya bisnis itu gak gampang loh. Selain operasional, ada sisi strategis dan manajerial yang juga harus diurus. Dalam menjalankan sebuah bisnis, hal yang perlu dilakukan sejak awal oleh pemilik bisnis adalah menyusun strategi bisnis. Strategi bisnis dirancang sebagai pedoman oleh perusahaan dalam mengambil kebijakan dan sebagai salah satu upaya untuk mencapai tujuan bisnisnya.
Dalam pelatihan-pelatihan bisnis yang dilakukan oleh QM Financial, seringkali kami menjumpai pemilik bisnis yang tidak mengerti arah tujuan bisnisnya sendiri. Padahal, pemilik bisnis adalah orang yang paling bertanggungjawab atas kesuksesan bisnis tersebut. Jadi pemilik bisnis perlu menentukan tujuan bisnis agar seluruh tim mengerti arah perjalanan bisnis itu sendiri.
Bulan April lalu QM Financial mengadakan Financial Clinic Workshop for Business. Workshop ini terbuka untuk siapa saja yang baru ingin membuka bisnis atau yang sudah mempunyai bisnis. Workshop diadakan selama dua hari, pada tanggal 19-20 April 2018 di Swiss Belinn Hotel TB Simatupang Jakarta. Workshop dihadiri oleh 26 orang peserta dari berbagai latar belakang bisnis, mulai dari bisnis bulu mata palsu, cheese cake, sampai baja! Gak hanya pemilik bisnis, workshop juga dihadiri oleh staff keuangan dan mereka yang baru ingin membangun bisnisnya.
Mereka ini tak hanya datang dari Jakarta loh, ada juga peserta dari luar kota seperti Malang, Pekanbaru, bahkan Makassar!
Selama dua hari workshop, peserta belajar membuat rencana bisnis dan menyusun strategi mulai dari keuangan.
Modul A = Rencana Bisnis
Objektif hari pertama adalah peserta MENGERTI dan MAMPU membaca laporan keuangan bisnis. Ligwina Hananto, lead trainer dan Founder QM Financial mengajak peserta menata diri dulu dan mengenalkan konsep BE + DO = HAVE
baca juga: Tujuan Bisnis BE + DO = Have
Bagian penting dari workshop hari pertama adalah mengenali pertanyaan “APA, SIAPA dan BAGAIMANA? Masalah bisnis APA yang sedang kamu coba pecahkan, SIAPA pembeli dari bisnismu,? dan BAGAIMANA cara kamu memasarkan atau memperkenalkan barang/jasa kepada pembeli?” Jawaban dari ketiga pertanyaan ini akan menjadi fondasi dari Rencana Bisnis.
Selain itu, peserta juga dibekali dengan materi cara membuat pembukuan. Pemilik bisnis tidak harus tahu secara detil bagaimana cara membuat pembukuannya. Namun pemilik bisnis harus mengerti runutan dan penggunaan dari laporan keuangan agar bisa menyusun strategi bisnis. Workshop hari pertama diakhiri dengan studi kasus laporan keuangan sebuah usaha agar pengetahuan yang didapat bisa langsung dipraktekkan.
Modul B = Strategi Bisnis Mulai dari Finansial
Obyektif workshop hari kedua adalah peserta punya proyeksi. Pemilik bisnis membuat proyeksi laba-rugi, supaya tahu target apa yang harus dicapai dalam bisnis.
Proyeksi laba rugi terdiri dari breakdown sales revenue bersama dengan variable cost dan fixed cost. Kalau sudah punya target, pemilik bisnis bisa cepat melakukan evaluasi jika target bisnis tidak tercapai. Semua indikator tersebut bisa terlihat dalam laporan keuangan.
Sesi ini juga dilengkapi dengan board games yang seru. Peserta dibagi beberapa kelompok dan diberi waktu untuk diskusi serta menempelkan kartu-kartu pengeluaran apa saja yang termasuk ke dalam variable cost dan fixed cost.
Seru, pratical, dan entertaining. Ini adalah tiga kata yang menurut Reza – salah satu peserta – menggambarkan Financial Clinic Workshop for Business. Seru karena banyak ilmu dan ‘AHA moment’ yang didapat. Pratical karena ilmu yang diajarkan sangat praktis sehingga bisa langsung diterapkan di bisnis yang sudah berjalan. Dan entertaining karena dilengkapi dengan games dan sisipan bit stand up comedy dari Ligwina Hananto ☺
Dengan Financial Clinic Workshop for Business ini, kami berharap para peserta menjadi lebih mengerti akan pentingnya menyusun rencana bisnis, mampu menentukan arah dan menyusun strategi finansial.
Tertarik untuk mengikuti kelas publik selanjutnya dari QM Financial? Ikuti terus update-nya di Twitter dan Instagram @QM_Financial.
Because finance should be practical!
Nita Kurniawati / Financial Trainer
Strategi Online L’Cheese Factory Mencuri Hati Pelanggan
Siapa yang tak suka kue? Apalagi cake dengan cream cheese yang melimpah. Hmmm pasti lezat! Berawal dari keinginan untuk mencarikan kegiatan bagi mama mertua yang sudah pensiun, Fitria Hasanah – atau yang akrab disapa Ica – merintis bisnis cake dengan merek L’Cheese Factory di garasi rumahnya. Kini L’Cheese Factory telah berkembang menjadi toko cake populer di Pekanbaru dan juga tempat berkumpulnya komunitas muda. Kita simak cerita lengkapnya yuk!
Hai Ica, gimana sih awal mula cerita L’Cheese Factory?
Setelah mama mertua pensiun, anak-anaknya ingin mama tetap punya kegiatan. Karena mama hobi membuat cake dan saat itu rainbow cake sedang menjadi tren, muncullah ide untuk membuat toko kue. Awalnya toko hanya memanfaatkan garasi rumah. Toko buka mulai jam 2 siang karena paginya kita masih persiapan. Kami dibantu oleh satu pegawai part time. Strategi marketing difokuskan di online, menggunakan media sosial Facebook dan Twitter. Strategi ini dilanjutkan sampai sekarang sehingga L’Cheese dikenal karena kemudahan pemesanan online-nya.
Apa kekhasan cake yang diproduksi L’Cheese?
L’Cheese fokus di dessert. Saat ini kami menyediakan cheese cake, macaron, dan pie. Varian best seller-nya adalah Red Velvet, Oreo Cheesecake, dan Nutella Hokkaido Mille Crepes. Hampir semua hasil produksi L’Cheese menggunakan cream cheese sebagai bahan baku utama.
Bagaimana perkembangan outlet L’Cheese hingga kini?
Outlet L’Cheese sudah jauh berkembang dibandingkan waktu pertama kali buka. Dulu hanya satu ruangan garasi untuk display, tanpa ada ruangan untuk makan di tempat. Dapur produksi juga masih gabung dengan dapur rumah. Saat ini toko sudah diperluas dan terpisah dengan rumah. Sekarang juga sudah tersedia ruangan khusus untuk kegiatan-kegiatan L’Cheese bersama komunitas. Kegiatan L’Cheese lebih banyak ditujukan untuk anak muda dan komunitas untuk celebrate moment mereka.
Strategi marketing apa yang digunakan untuk mengembangkan L’Cheese?
Marketing saat ini dikelola oleh suami saya, Barumun Nanda Aditia. Untuk kemudahan pengguna, kami fokus di online. Pemesanan kue bisa dilakukan via Whatspp, Facebook, dan Instagram. Media sosial juga dijadikan sarana utama mengkomunikasikan nilai-nilai yang mau disampaikan oleh L’Cheese.
Ke depan, apa rencana Ica untuk L’Cheese?
Harapan saya L’Cheese terus berkembang dan bisa didapat di banyak kota. Sekarang kita sedang mulai menuju ke sana dengan membuka cabang tanpa cabang fisik.
Selain L’Cheese, Ica juga punya unit usaha Desanasi, boleh diceritakan kisahnya?
Ide membangun Desanasi berawal dari kebutuhan masyarakat Pekanbaru yang lapar malam-malam tapi tidak mau makan makanan terlalu berbumbu. Desanassi jadi unik karena kita hanya menjual olahan nasi dan buka sore hingga malam di saat orang pulang kerja atau lapar nanggung.
Kisah suka dan duka apa yang Ica alami selama membangun bisnis?
Untuk L’Cheese – karena bisnisnya sudah lebih stabil – masalah terbesarnya ada di operasional, staf yang kurang bisa bekerja sama, dan sistem kerja yang belum terstruktur. Itu yang bikin pusing sih. Sukanya saat pelanggan happy dengan kue yang sesuai dengan ekspektasi mereka terus posting keseruannya di sosial media. Rasanya bangga sekali.
Untuk Desanasi – karena bisnisnya masih baru – masih banyak masalahnya, antara lain karyawan yang sering berganti. Sukanya di Desanasi hubungan dengan pelanggan lebih akrab karena memang didesain sebagai warung tempat kumpul-kumpul bersama.
Dengan kesibukan mengurus bisnis, bagaimana Ica membagi waktu dengan keluarga?
Alhamdulillah, untuk urusan keluarga, saya didukung penuh oleh suami. Suami selalu siap bekerja sama mengasuh kedua anak kami. Sebisa mungkin kami melibatkan anak-anak, misalnya setelah menjemput anak di sekolah, mereka dibawa ke Desanasi untuk belajar sekaligus ngobrol dengan pelanggan. Keluarga besar juga mengerti kesibukan yang kami jalani.
Apa pesan Ica untuk QM Readers yang mau membangun bisnis?
Saran saya fokus di pelanggan dan jadi solusi bagi masalah mereka. Tambahkan juga nilai lebih ke produk kita. Ini akan membuat pesaing sulit menyamakan dirinya dengan kita.
Inti dari bisnis adalah memberikan solusi untuk masalah pelanggan. Dengan kemudahan pemesanan cake secara online dan kualitas cake yang terjamin, L’Cheese dengan cepat mencuri hati pelanggan.
Ah! Saya jadi makin penasaran nih sama kelezatan L’Cheese Factory. Semoga bisa segera tersedia di banyak kota ya.
Sukses terus Ica dengan L’Cheese Factory!
Fransisca Emi/ Financial Trainer
Mewujudkan Tanggung Jawab Pendidikan Melalui Jagoan Finansial
Pendidikan adalah tanggung jawab kita bersama. Sebagai perusahaan financial literacy spesialist, wujud peran serta QM Finansial dalam bidang pendidikan tidak bisa jauh-jauh dari edukasi keuangan.
Banyak orang sejak kecil sudah diajarkan tentang menabung, namun saat dewasa tetap saja boros dan gagal menabung. Ini terjadi karena edukasi finansial terbatas pada menabung saja, padahal perlu lengkap dengan keterampilan menghasilkan uang, berbelanja, beramal dan berbagi.
baca juga: Konsep Awal BBM dan Konsep MBBM
Pondasi pendidikan finansial perlu terjadi sejak usia dini. Orang-orang terdekat dengan anak-anak adalah para guru dan orang tua. Untuk itu guru, murid dan orang tua perlu bersama-sama mendapatkan pendidikan dasar finansial.
Menyadari pentingnya pendidikan finansial untuk semua lapisan masyarakat, PT. Quantum Magna membuat satu divisi sosial tersendiri yang bernama Quamma Project. Inisiatif edukasi ini bertujuan meningkatkan wawasan finansial bagi mereka yang memiliki keterbatasan akses pendidikan finansial seperti: buruh migran, asisten rumah tangga, guru, anak muda dan perempuan.
Quamma Project punya program yang khusus memberikan pendidikan finansial untuk guru, murid dan orang tua yang diberi nama Jagoan Finansial. Program Jagoan Finansial saat ini sudah berlangsung dan mendapat dukungan dari Australia Awards Grant Scheme dan pihak ketiga (BPR Lestari, MRA Group, serta PWC). Jumlah total guru alumni Jagoan Finansial pada 2017 adalah 162 orang. Program masih berlanjut dan menargetkan 170 orang guru di 2018.
baca juga: Menjadi Jagoan Finansial di Ambon
Kami percaya bahwa dengan memberikan edukasi pada pendidikan finansial akan banyak anak anak yang memiliki cita-cita, dan menjadi generasi yang berdaya dalam mengatur keuangannya. Selain itu, para guru pun dapat terinspirasi dengan berkenalan dengan program-program sejalan di propinsi lain.
Edukasi keuangan dilakukan dengan 3 cara:
- Training for Trainer
Merupakan kegiatan pengajaran yang menggunakan experiential learning yang diajarkan kepada guru/relawan untuk bisa mengajar atau berbagi ilmu dengan guru-guru yang ada disekolahnya dalam membuat program keuangan untuk murid.
- Workshop
Merupakan training untuk guru dengan tujuan agar guru dapat membuat program finansial di kelas masing-masing. Materi pelatihan yang diberikan meliputi dasar perencanaan keuangan, kerangka program untuk dipraktekkan di kelas, dan presentasi tentang program finansial untuk anak didik.
baca juga: Guru juga bisa!
- Festival Jagoan Finansial
Guru alumni Jagoan Finansial terpilih, diundang untuk hadir ke Jakarta dalam rangkaian program festival, antara lain seminar, presentasi program-program yang sudah dikerjakan oleh para guru, dan study tour.
Elemen utama yang menjadikan program ini dapat berkelanjutan adalah ketersediaan pihak lokal yang siap menjadi penyelenggara di area-area kerja. Termasuk dalam tim kami adalah para pegiat pendidikan asli area lokal yang mengerti kondisi lapangan di area masing-masing. Lebih dari itu setiap tim lokal kami ini memiliki pengalaman edukasi yang cukup luas sehingga perkembangan program dapat terus dimonitor.
Bulan lalu Jagoan Finansial baru saja meluncurkan board game prototype yang diberi nama Labirin Jagoan Finansial. Kami mau mengenalkan edukasi keuangan kepada para murid dengan cara bermain. Labirin Jagoan Finansial adalah wujud pengenalan konsep finansial dasar MBBM: Menghasilkan uang, Belanja, Berbagi, dan Menabung. Prototype ini akan kami kirim ke sekolah-sekolah mitra kami di Ambon dan Lampung.
Apabila QM readers tertarik berpartisipasi dalam program Jagoan Finansial, donasi board game dapat dilakukan dengan registrasi di LABIRIN JAGOAN FINANSIAL. Untuk setiap paket donasi, kamu akan mendapatkan satu (1) board game dan mendonasikan satu (1) board game untuk dikirimkan ke sekolah mitra. Harga 1 paket donasi Rp200.000. Kami masih dalam proses fundraising untuk produksi. Maka saat ini proses pendaftaran donasi dulu – kami melakukan pengumpulan dana donasi jika produksi sudah berjalan.
Ayo bersama wujudkan tanggung jawab pendidikan dengan meningkatkan literasi finansial bagi mereka yang terbatas aksesnya bersama program Jagoan Finansial!
QM Admin
Banyak Kesempatan Liburan, Apa Kabar Anggaran?
Sudah lihat kalender bulan Mei 2018? Setidaknya ada 3 potensi long weekend dan 1 libur Lebaran yang cukup panjang. Buat yang karyawan pasti bersorak gembira. Yeay! Banyak kesempatan liburan. Eits tunggu dulu, apakah anggaran liburannya sudah disiapkan?
Kalau Dana Liburan sudah siap sih gak masalah ya. Nah, klo ternyata belum ada dananya, gimana? Punya ide gak biar bisa tetap liburan tanpa mengganggu anggaran bulanan? Jangan buru-buru mengandalkan THR loh. THR sudah punya alokasinya tersendiri. Kita akan bahas di artikel terpisah ya.
Anggaran untuk lifestyle yang disarankan adalah maksimal 20% penghasilan bulanan. Kalau gaji bulananmu Rp5.000.000 maka dana yang tersedia untuk kamu liburan dan shopping adalah 20% dari gaji, yaitu Rp1.000.000.
Mari kita lihat apa yang bisa kamu lakukan dengan dana ini.
Movie Marathon/Shopping/Treatment
Kalau sebelumnya kamu kesulitan mencari jadwal kosong buat nonton, sekaranglah saatnya. Konsekuensinya, tiket nonton saat weekend biasanya lebih mahal ya. Berapa film yang sanggup kamu tonton dalam sehari? Dua? Tiga? Pastinya butuh makan juga kan ya. Kita susun anggarannya ya. Tiket 3 film Rp300.000, makan & minum Rp200.000, total Rp500.000. Kalau kamu gak hobi nonton, anggarannya bisa kamu manfaatkan untuk memanjakan diri di salon langganan. Sisa Rp500.000 bisa untuk shopping deh ☺
Upgrade Skill
Long weekend juga menjadi kesempatanmu mengikuti seminar/workshop untuk meng-upgrade skill. Skill apa yang ingin kamu kembangkan? Belajar menulis novel dalam 30 hari, merangkai bunga, atau membuat video ala vlogger? Coba cek workshop apa saja yang tersedia dan menarik untukmu. Biaya seminar/workshop ini bervariasi bisa dari Rp250.000, Rp500.000 hingga jutaan Rupiah. Pilih yang sesuai dengan minat dan kemampuanmu ya.
Short getaway ke luar kota
Tetap mau keluar kota? Oke kalau gitu bisanya cuma kota terdekat ya. Bagi yang di Jakarta bisa ke Bandung, yang di Surabaya bisa ke Malang misalnya. Perhitungannya tiket kereta PP Jakarta-Bandung Rp200.000, hotel Rp400.000, makan & transportasi dalam kota Rp300.000, total Rp1.000.000. Cukup kan? Biayanya akan bisa ditekan kalau kamu liburan bersama teman-teman. Lumayan kan budget hotelnya bisa patungan.
Mau liburan yang lebih jauh? Bisa kok! Tapi nabung dulu ya. Dengan menabung setengah dari anggaran lifestyle saja, kamu sudah bisa punya Dana Liburan Rp6.000.000 dalam 1 tahun loh. Ini sudah cukup untuk liburan ala backpacker ke negara tetangga. Berangkat liburan kalau anggarannya sudah siap ya!
Apapun pilihan aktivitas long weekend-mu, pastikan kamu menjalani lifestyle yang sesuai dengan kemampuan ya. Jangan demi postingan keren di Instagram kamu mengorbankan dana untuk masa depan.
Happy long weekend!
Fransisca Emi/ Financial Trainer
Atur Uang Sejak Muda, Sejahtera Di Masa Tua
Buat yang berumur 30 tahun, saya mau tanya dong? Kalian punya kebiasaan baik apa dalam mengatur keuangan?
Kebiasaan baik mengatur keuangan ini harus dimulai sejak muda loh. Human is creature of habit. Siapa kita akan terbentuk dari cara kita hidup yang tentu saja terdiri dari berbagai kebiasaan baik, termasuk kebiasaan mengatur uang. Kebiasaan keuangan ini saat dilakukan selagi muda, akan terus terbawa hingga tua nanti. Kalau sejak muda sudah punya kebiasaan atur uang dengan baik, masa tua pun akan lebih sejahtera.
Kalau tadi saya tanya kalian punya kebiasaan baik apa dalam mengatur uang sejak muda, mungkin sekarang kalian ganti nanya: harusnya punya kebiasaan baik apa? Untuk yang berumur kurang dari 30 tahun, kita mulai dari yang basic dulu ya.
- Menghasilkan uang. Yang pertama adalah tentang pilihan hidup. Pilihan karir mana yang mau kamu jalani? Mau membangun karir di perusahaan top, kuliah lagi, atau mulai membangun bisnis sendiri? Pilihannya terserah kamu kok. Tapi ingat, setiap pilihan disertai konsekuensi loh, termasuk konsekuensi keuangan. Apapun pilihan karirmu, kamu tetap harus punya kemampuan menghasilkan uang ya
- Mengatur cash flow. Kalau sudah bisa menghasilkan uang, saatnya mengatur cash flow. Mulai dari yang sederhana dulu, biasakan menabung minimal 10% dari penghasilan. Menabung minimal 10% dari penghasilan ini kelihatannya sepele, padahal kenyataannya enggak. Mestinya gak berat kan nabung 10% dari penghasilan? Kalau gajinya Rp5.000.000, nabungnya Rp500.000. Kalau gajinya Rp10.000.0000, nabungnya Rp1.000.000. Kalau gajinya Rp30.000.000, nabungnya Rp3.000.000 dong. Matematikanya gampang, ternyata actionnya nggak loh. Ada saja yang merasa kesulitan menyisihkan 10% penghasilan untuk masa depan. Kalau kamu merasa masih susah menabung, mungkin karena kamu belum punya Tujuan Finansial. Tetapkan dulu #tujuanloapa? Mau liburan kah? Mau beli gadget baru kah? Atau mau nonton konser artis idola? Silakan hitung kebutuhan dananya berapa & berapa yang harus kamu sisihkan per bulan. Tiap bulan autodebet deh 10% dari penghasilan kamu ke rekening Tujuan Finansial.
- Punya rumah. Yang ketiga, mulai kumpulin DP untuk rumah. Tak perlu terburu-buru, yang penting mulai saja dulu. Millennials sekarang banyak yang belum pengen punya rumah loh, sukanya travelling. Gak papa kok kalau mau travelling, yang penting mulai dengan nabung dulu. Siapa tahu di tengah jalan kamu berubah pikiran. Dana Liburannya bisa dipake buat DP rumah.
- Siapkan pensiun. Keempat, mulai investasi senilai setengah pasang sepatu untuk Dana Pensiun. Kebutuhan dana pensiun kita itu besar loh. Kalau sekarang kamu berumur 30 tahun dengan pengeluaran Rp5juta per bulan, saat kamu pensiun nanti angka ini akan membengkak jadi Rp25juta per bulan. Kamu pun akan butuh Dana Pensiun sebesar Rp5M. Gede yah? Gak perlu khawatir, dengan berinvestasi sejak muda, dana yang kamu sisihkan bisa lebih kecil kok.
- Jaga lifestyle. Terakhir, liburan dan shopping-nya tolong dijaga! Ini masuknya kategori lifestyle ya. Kamu boleh alokasikan maksimal 20% dari penghasilan bulanan. Buat saja rekening khusus buat belanja. Isi dananya rutin tiap bulan. Kamu bebas belanja selama ada saldo di rekening ini. Asyik kan! Kalau mau liburan yang jauh, nabung dulu ya. Bikin rekening khusus Dana Liburan. Kamu boleh berangkat setelah dana di rekening mencukupi. Jangan sampai utang untuk Dana Liburan ya. Prinsip utang itu periode penggunaan asetnya harus lebih lama dari periode cicilan. Gak oke banget ke Raja Ampat seminggu tapi nyicil tiketnya 12 bulan. Keren di medsos, gak keren di dompet. Hihihi.
Itu tadi 5 kebiasaan baik keuangan sejak masih muda. Kebiasaan baik mana saja yang sudah kamu lakukan?
Kamu bisa ikuti cerita-cerita finansial seru lainnya bersama Ligwina Hananto di PowerTalk, PowerYourMoney. Setiap Senin jam 20.00-21.00 WIB di 89.2 FM radio PowerFM Jakarta. Buat yang di luar kota, kamu juga bisa mendengarkan siaran yang sama di 13 kota besar di Indonesia. Follow instagram dan twitter @QM_Finansial untuk info detailnya ya!
QM Admin
Seperti Rumah Yang Butuh Atap, PLAN Juga Butuh Proteksi
“Health is the real wealth” – begitu kata Mahatma Gandhi. Memang benar bahwa kesehatan adalah aset kita yang utama. Tanpa tubuh yang sehat kita gak bisa melaksanakan aktivitas harian kan? Penting sekali bagi kita untuk menjaga kesehatan dengan konsumsi makan yang bergizi seimbang, olahraga teratur, tidur cukup, dan menghindari stres.
Dari sisi financial planning, menjaga kesehatan saja tidak cukup loh. Kita harus punya proteksi berupa asuransi kesehatan. Bayangkan kalau kita punya rumah, asuransi ini atapnya. Kalau kita berhadapan dengan musim hujan, asuransi itu payungnya. Kita harus sedia payung sebelum hujan kan?
Setiap orang, tanpa terkecuali, wajib punya asuransi kesehatan. Beruntung sekarang kita sudah punya program perlindungan kesehatan yang disediakan pemerintah yaitu BPJS Kesehatan. Dengan premi bulanan yang terjangkau atau bahkan gratis untuk mereka yang disubsidi, seluruh masyarakat Indonesia bisa punya proteksi untuk kesehatannya.
Hidup memang selalu penuh ketidakpastian dan risiko. Meskipun sudah menjaga kesehatan, kita tetap bisa jatuh sakit. Makanya kita perlu siapkan juga perlindungan asuransi kesehatan. Kebutuhan asuransi kesehatan orang itu beda-beda. Ada yang cukup dengan BPJS kesehatan. Ada yang ditambah asuransi kesehatan dari kantor. Ada juga yang masih menambah lagi proteksinya dengan asuransi kesehatan swasta.
Ada beberapa hal yang jadi pertimbangan untuk menghitung kebutuhan asuransi kesehatan diantaranya faktor risiko, kenyamanan, dan kemampuan bayar. Untuk pekerjaan atau profesi dengan risiko sakit/kecelakaan tinggi (misalnya, pilot atau pekerja off shore), tentu butuh proteksi lebih dibanding mereka yang kerjanya di kantor. Demikian juga yang untuk penyakit yang dipengaruhi oleh faktor keturunan, diabetes misalnya. Kalau dalam keluarganya ada riwayat diabetes, risikonya akan lebih tinggi. Ini perlu dicek dengan health check-up.
Sisi kenyamanan lebih dipengaruhi oleh preferensi pribadi. Misal, ada orang risiko pekerjaan dan kesehatannya kecil dan dia merasa cukup dengan dengan pelayanan BPJS Kesehatan. Namun, ada juga yang risiko kesehatannya lebih tinggi dan butuh kenyamananan lebih. Misalnya, ada kasus pasien dengan kebutuhan cuci darah karena fungsi ginjalnya menurun. Ada part tertentu yang kalau dengan BPJS digantinya setiap 3 bulan. Padahal baru sebulan, dia sudah merasa kurang nyaman sehingga butuh ganti part. Akhirnya si pasien membayar sendiri. Konsekuensinya, ada biaya lebih. Kalau kita punya kemampuan bayar lebih, memang disarankan untuk tetap punya asuransi kesehatan sendiri. Karena BPJS Kesehatan menggunakan prinsip subsidi silang, yang lebih mampu membantu yang kurang mampu.
Kamu pilih yang mana? Apapun pilihanmu, selalu lengkapi PLAN dengan proteksi. Dalam perjalanan dan perjuangan mencapai Tujuan Finansial, pastikan kita selalu punya proteksi ya.
Kamu bisa ikuti cerita-cerita finansial seru lainnya bersama Ligwina Hananto di PowerTalk, PowerYourMoney. Setiap Senin jam 20.00-21.00 WIB di 89.2 FM radio PowerFM Jakarta. Buat yang di luar kota, kamu juga bisa mendengarkan siaran yang sama di 13 kota besar di Indonesia. Follow instagram dan twitter @QM_Finansial untuk info detailnya ya!
– Fransisca Emi / Financial Trainer –