Kembalikan Keseimbangan Keuangan Setelah Lebaran
Apa kabar kondisi keuangan setelah Lebaran? Coba cek saldo rekening, itu merefleksikan cara kita mengatur keuangan lho! Semoga kantong yang kempes sehabis Lebaran sedikit tertolong karena sebentar lagi gajian ya. Atau ada yang gajinya sudah aman masuk ke rekening? Nah mumpung gajian sudah di depan mata, yuk kita atur agar bulan-bulan selanjutnya keuangan kita kembali ke kondisi seimbang.
Dahulukan yang utama
Pengeluaran bulanan terbagi dalam 5 pos utama: cicilan utang, pengeluaran rutin, sosial, menabung/investasi, gaya hidup/lifestyle. Cukupkan penghasilan untuk keperluan primer terlebih dahulu, yaitu cicilan dan pengeluaran rutin.
baca juga: 5 Pengeluaran Bulanan
Rem pengeluaran gaya hidup
Supaya bisa bertahan sampai gajian berikutnya, mau enggak mau kita harus berhemat! Jangan alergi dulu dong sama kata HEMAT. Kalau di bulan Ramadan kemarin kita menahan haus dan lapar, sehabis Lebaran saatnya puasa pengeluaran gaya hidup. Misalnya, pengeluaran makan di restoran padahal bisa makan di warung atau masak di rumah. Masak makanan sendiri jauh lebih hemat dibandingkan membeli loh. Coba deh, kita hitung berapa Rupiah yang dihabiskan untuk sekali makan sebuah keluarga di sebuah restoran? Satu kali makan di restoran bisa setara dengan menu makan sekeluarga untuk 5 hari!
Cara lain adalah dengan substitusi barang yang selama ini kita pakai. Kalau biasanya pakai merek premium, sekarang kita bisa coba menggunakan merek lokal. Toh fungsinya tetap sama kan? Kita bisa sekaligus mendukung merek-merek lokal untuk bisa bertumbuh di negeri sendiri.
Jangan bawa kartu kredit.
Kenapa? Karena kalau pakai kartu kredit kita seringkali tidak sadar kalau kita sebenarnya hanya menunda pembayaran saja. Saat tagihan jatuh tempo, dana untuk melunasinya sudah harus siap. Kartu kredit itu banyak fungsinya asalkan dibayar lunas. Bukan mencicil dengan bunga yang mencekik. Enggak ada ceritanya ya belanja bulanan dicicil. Masa iya kita masih mencicil beras yang udah kita makan 3 bulan lalu?
Agar pengeluaran lebih bisa kita kendalikan, pakai uang cash saja!
Cari penghasilan tambahan
Jika beban cash flow masih terasa berat, mungkin kita perlu mencari penghasilan tambahan. Salah satu caranya adalah dengan mengadakan garage sale barang-barang yang sudah tidak terpakai di rumah. Coba cek di sudut-sudut rumah, pasti ada banyak barang yang sudah tidak terpakai namun masih dalam kondisi bagus dan layak jual. Selain bikin rumah dan dada lebih lapang, kita juga dapat uang!
Jadi gimana, siap bertahan hingga gajian berikutnya ya!
Ingin mendapatkan informasi seputar pengelolaan keuangan lebih lanjut? Kamu bisa dengerin Financial Talk bersama QM Trainer Titis Syahluddin di Move On Pagi Radio DFM Jakarta 103.4 FM setiap Kamis jam 8 pagi ☺
Honey JT / financial trainer
Pasang Surut Bisnis Di Masa Lebaran
Momen Lebaran yang baru saja berlalu bisa jadi merupakan momen yang paling ditunggu oleh beberapa pemilik bisnis yang omzetnya biasanya meningkat di masa ini. Misal bisnis kue kering, hantaran lebaran, baju-baju muslim dan perlengkapan ibadah. Namun di sisi lain, ada juga bisnis yang justru sepi di masa Ramadan dan Lebaran. Misalnya bisnis pusat kebugaran. Saat puasa orang cenderung mengurangi frekuensi olahraga. Apalagi saat ditinggal mudik Lebaran ke kampung halaman. Otomatis jumlah pengunjung juga menurun. Kamu pemilik bisnis? Bagaimana nasib bisnismu saat masa Ramadan dan Lebaran kemarin? Ikut pasang atau malah surut?
Dua orang pemilik bisnis akan berbagi strategi menghadapi pasang surut omzet di masa Ramadan dan Lebaran. Ada Roro Widi Astuti, pemilik bisnis The Good Prana Studio di Bekasi dan Fitria Hasanah (Ica), pemilik bisnis LCheese Factory Pekanbaru. Mereka adalah alumni kelas Financial Clinic Bisnis yang diadakan QM Financial bulan April yang lalu.
baca juga: Strategi Online L Cheese Cake
Strategi The Good Prana Studio
Ada semacam sugesti bahwa olahraga saat puasa akan membuat haus dan menjadikan kita enggak kuat puasa. Untuk mengatasinya, sebelum bulan puasa setiap instruktur memberikan sosialisasi tips berolahraga yang tidak mengganggu ibadah puasa. Jadwal kelas pun disesuaikan. Kelas-kelas yang agak hardcore ditaruh di sore hari dan setelah jam buka puasa. Pagi hari diisi dengan kelas yang gentle saja.
Agar cash flow tetap bagus ketika puasa, The Good Prana memberikan harga spesial untuk member yang sign up dua bulan langsung pada Mei dan Juni. Selain itu setelah puasa sudah disiapkan kelas-kelas spesial dan juga event yang diproyeksikan bisa menutupi penurunan omzet saat puasa dan lebaran kemarin.
Strategi LCheese Factory
Beda halnya dengan bisnis studio yoga milik Roro, LCheese Factory justru panen order di momen Ramadan & Lebaran. Meski sempat sepi di sepuluh hari awal Ramadan, namun mulai pertengahan hingga akhir Ramadan, LCheese kebanjiran order hampers kue kering dan cake Lebaran. Tokonya bahkan baru tutup jam 10 malam di hari terakhir Ramadan!
Meski omzet melejit, LCheese factory menghadapi tantangan kenaikan harga. Setiap tahun, harga bahan pokok biasanya naik saat Lebaran, termasuk bahan-bahan kue. Ica punya strategi agar harga jual ke pelanggan di masa Lebaran tidak ikut naik. Ia sudah menyetok bahan baku utama cakenya, yaitu cream cheese dari distributor untuk memastikan stoknya mencukupi dan harga tetap terkendali.
Pentingnya proyeksi
Sebagai pemilik bisnis seharusnya kita sudah tahu loh kapan omzet bakal ramai, kapan sepi. Jadi strateginya sudah harus disusun rapi di depan. Itulah pentingnya proyeksi.
Saat menyusun business plan artinya kita membuat proyeksi sales dan biaya per bulan selama setahun penuh. Jadi kita sudah tahu setiap bulan harus omzet harus masuk berapa dan berapa maksimal biaya yang bisa dialokasikan. Kalau targetnya meleset, konsekuensinya apa?
Kalau permintaan terhadap bisnis kita cenderung meningkat di momen tertentu, misal saat Ramadan dan Lebaran, maka ini saat yang tepat untuk menggenjot omzet. Sebaliknya, kalau di momen tersebut bisnis kita sepi, kita harus menutup kekurangan omzetnya di bulan yang lain.
Omzet naik atau turun gak masalah kok. Karena kita sudah memperhitungkannya di awal. Seperti Roro yang membuat program special class setelah Lebaran untuk The Good Prana Studio dan Ica yang menyediakan berbagai kue kering dan hampers LCheese Factory untuk mengoptimalkan omzet di masa Lebaran.
Ingin belajar membuat proyeksi bisnis seperti Roro dan Ica? Ayo gabung di kelas Financial Clinic Bisnis! Ikuti updatenya di twitter & instagram @QM_Financial ya.
QM Admin
Ingin Berbisnis Setelah Pensiun? Siapkan Dengan Lima Hal Ini
Berbisnis menjadi pilihan bagi banyak orang untuk mengisi dan menambah penghasilan di masa pensiun. Sayangnya, banyak orang memulai bisnisnya mendekati atau bahkan setelah memasuki usia pensiun. Padahal bisnis kan tidak selalu sukses, banyak juga gagalnya.
Berdasarkan pengalaman Ibu Lestie, pemilik bisnis Kopi Kioen, mereka yang baru memulai bisnis menjelang atau saat pensiun, usahanya gulung tikar di bulan ke-6! Penyebabnya antara lain tenaga yang tak lagi kuat dan pikiran yang tidak secermerlang sewaktu masih muda.
Ingin berbisnis setelah pensiun nanti? Siapkan dengan lima hal ini.
Mulai dengan apa yang disuka. Membangun usaha sendiri membutuhkan banyak waktu dan energi. Tidak semuan proses bisa berjalan dengan mulus. Ada saja hambatan dan rintangan yang menghadang. Namun, kalau kita mengerjakan apa yang disuka, tentu langkah kita akan lebih ringan.
Ibu Lestie memulai bisnisnya dari hobi memasak. Ibu kelahiran Palembang ini suka sekali memasak pempek. Dia memulai bisnisnya dari berjualan pempek online dengan sistem PO, membuka warung tenda di tepi jalan protokol, menyewa ruko, hingga akhirnya mampu membuka warung sendiri.
baca juga: Manisnya Bisnis Kuliner saat Ramadan dan Idul Fitri
Kalau kamu, hobi apa yang menurutmu bisa dijadikan bisnis?
Mulai sejak dini. Jika ingin menjadikan bisnis sebagai penghasilan di masa pensiun, Ibu Lestie menyarankan untuk mulai membangun bisnis jauh-jauh hari. Idealnya 10 tahun atau minimal 5 tahun sebelum pensiun. Panjang ya persiapannya. Waktu persiapan panjang ini untuk membantu kita beradaptasi dalam bisnis agar saat pensiun nanti bisnis sudah dalam kondisi stabil dan bisa memberikan penghasilan rutin.
Gunakan modal sendiri. Tidak semua bisnis langsung berhasil di awal. Oleh karena itu, gunakan modal sendiri saat membangun bisnis. Hindari utang agar tidak semakin dipusingkan dengan pembayaran cicilan.
Saat memulai bisnisnya, Ibu Lestie menyisihkan dana darurat untuk gaji karyawan selama 6 bulan. Jika omzet tidak sesuai target, ia akan tetap mampu membayar gaji karyawan. Dana ini dipisahkan dari dana operasional bisnis. Tidak boleh diutak-atik dan hanya digunakan saat keadaan darurat kesulitan cash flow.
Jangan tanggung. Walaupun menggunakan modal sendiri, Ibu Lestie menyarankan agar tidak tanggung saat memulai bisnis. Berdasarkan pengalamannya, kalau skalanya tangung, hasilnya pun akan tanggung. Kalau skalanya besar, hasilnya pun akan besar. Bisnis perlu totalitas. Modal usahanya sudah dikumpulkan lama semenjak masih menerima pesanan via online.
Berdayakan masyarakat sekitar. Sebaik-baik manusia adalah yang mereka yang bisa bermanfaat untuk sesamanya. Saat membangun bisnis, kita akan membutuhkan pekerja. Artinya kita sedang membuka lapangan pekerjaan untuk orang lain. Kalau kita bisa memberdayakan masyarakat di sekitar lokasi usaha kita, tentu dampak sosialnya akan baik. Itu pula yang dilakukan Ibu Lestie dengan bisnisnya. Mulai dari koki hingga pramusaji, semuanya adalah penduduk sekitar. Ah, indahnya berbagi kesempatan menjemput rezeki.
Ternyata banyak yang harus dipersiapkan untuk membangun bisnis sebagai sumber penghasilan di masa pensiun.
Ayo mulai dari sekarang!
Fransisca Emi / financial trainer
Berdebar Menanti ART Kembali
Libur Lebaran hampir usai. Apakah Asisten Rumah Tangga (ART) sudah kembali? Saat ini pasti banyak ibu yang sedang berdebar menanti ARTnya kembali setelah mudik Lebaran. Daripada berkutat dengan rasa khawatir lebih baik kita mencari cara agar mereka betah bekerja di rumah, jadi ART akan selalu kembali ke rumah setelah mudik. Selain memperlakukan mereka dengan baik dan kekeluargaan, ada beberapa tips yang bisa diterapkan.
Berikan penghasilan yang layak
Besaran penghasilan untuk ART sila disesuaikan dengan kemampuan masing-masing. Paling gampang adalah survei di sekitaran kompleks tempat tinggal, berapa sih kisaran gaji untuk para ART. Biar enggak saling iri. Berikan gaji tepat waktu dan kenaikan gaji tiap tahun untuk menyesuaikan dengan inflasi.
Sediakan tempat tinggal, makanan dan toiletries yang cukup
Untuk ART yang menginap biasanya makan dan toiletries menjadi tanggungan pemilik rumah. Jadi gaji si ART adalah gaji bersih. Siapkan tempat tinggal yang pantas, makanan dan persediaan toiletries yang cukup agar mereka merasa nyaman.
Berikan hak cuti dan rekreasi
Seperti layaknya karyawan, ART juga berhak atas cuti dan juga kesempatan untuk berekreasi. Kamu bisa memberikan mereka cuti standar 12 hari kerja, atau sesuai kesepakatan saja. Misal, ART boleh mengajukan ijin libur saat mereka ada kepentingan pribadi atau keluarga. Pilih mana yang paling nyaman untuk kedua belah pihak.
Ajari mereka menabung
Banyak sekali ART yang hidupnya dari Lebaran ke Lebaran. Dari mudik ke mudik. Pastikan ART kita enggak begini ya. Ajari mereka menabung yuk!
Tahun 2009 Pemerintah Indonesia mencanangkan Gerakan Indonesia Menabung. Bank-bank di Indonesia bersama-sama meneribitan produk generik Tabunganku. TabunganKu merupakan tabungan yang dikhususkan untuk perorangan dengan persyaratan mudah dan ringan. Setoran awal Rp20.000 dan tidak dikenakan biaya administrasi bulanan. Jadi sekecil apapun kemampuan ART kita menabung, mereka bisa memanfaatkan program ini.
baca juga: Apakah ART Anda hidup dari mudik ke mudik?
Tawarkan pinjaman lunak
Seperti kita, ART juga pasti punya mimpi. Entah membangun rumah di kampung halaman, membeli sawah atau menyekolahkan anak. Untuk kebutuhan tujuan keuangan yang cukup besar, kita bisa menawarkan pinjaman lunak.
Perlakukan seperti saat kita mengambil program pinjaman di kantor: ada perjanjian sederhana, DP yang harus disetor dan kesepakatan cicilan per bulan. Dengan begitu, mereka tak perlu terjebak pinjaman berbiaya mahal dari lintah darat.
Dengan 5 tips, tadi semoga ARTmu betah dan kamu enggak berdebar menanti mereka kembali setiap habis libur Lebaran.
Fransisca Emi / financial trainer
Ini Caranya Kelola Angpao Anak
Kalau sebelumnya kita membahas salam tempel sebagai salah satu pengeluaran saat Hari Raya, sekarang saatnya kita bahas gimana caranya mengelola angpao yang diterima anak-anak. Momen anak menerima angpao adalah momen yang tepat untuk mengajarkan mereka tentang konsep uang.
Banyak orang sejak kecil sudah diajarkan tentang menabung, namun saat dewasa tetap saja boros dan gagal menabung. Ini terjadi karena edukasi finansial terbatas pada menabung saja, padahal perlu lengkap dengan keterampilan menghasilkan uang, berbelanja, beramal dan berbagi.
Di QM Financial, kami menggunakan konsep MBMM – Menghasilkan Uang, Berbelanja, Beramal dan Menabung untuk mengenalkan konsep uang pada anak.
baca juga: Labirin Jagoan Finansial
Menghasilkan Uang
Kenalkan kepada anak bahwa uang itu diperoleh karena usaha. Orang tua mereka harus bekerja untuk bisa menghasilkan uang. Untuk uang angpao, orang tua harus pintar-pintar menjelaskan kenapa anak bisa “mendapat hadiah uang”. Misal karena selalu semangat puasa. Semangatnya yang di-highlight, karena puasa adalah sesuatu yang wajib dilakukan. Atau ada tradisi di mana anak-anak kecil harus perform di depan kakek nenek, dengan bernyanyi atau menari untuk mendapatkan angpao.
Dengan berusaha terlebih dahulu sebelum mendapatkan uang, anak akan belajar menghargai uang. Mereka pun belajar mensyukuri dan menghargai apa pun yang dimilikinya.
Berbelanja
Konsep uang yang kedua adalah berbelanja. Ya. Belanja pun perlu belajar loh. Ajarkan anak membuat daftar belanja yang berisi barang-barang yang mereka butuhkan untuk dibeli. Ajak mereka ke toko untuk membeli barang yang ada dalam daftar. Lalu ajarkan cara memilih barang, mengecek harga dan membuat perbandingan dengan alternatif merek atau barang lain sebelum memutuskan membeli.
Beramal
Dalam setiap rezeki yang kita terima, ada bagian untuk sesama. Ajarkan anak berbagi dengan memberikan sebagian dari uang yang dia peroleh untuk disumbangkan, misal melalui kotak donasi di tempat ibadah.
Menabung
Anak perlu belajar untuk membedakan keinginan dan kebutuhan. Minta anak untuk membuat daftar keinginan, barang apa yang ingin mereka miliki atau pengalaman seperti apa yang ingin mereka alami. Lalu cek apakah uang yang mereka memiliki cukup. Kalau cukup mereka boleh berbelanja. Namun, jika belum cukup mereka perlu menabung terlebih dahulu untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan. Di sini anak akan belajar untuk menunda keinginan. Bahwa tidak semua keinginan harus dipenuhi saat itu juga.
Dengan uang angpao yang mereka miliki, anak bisa mengenal konsep uang dengan mengalami MBBM. Semakin dini dibiasakan dan dicontohkan oleh orang tua, niscaya hal ini akan menjadi bekal pengelolaan keuangan yang baik dan bijak bagi generasi berikutnya.
QM Admin
Manisnya Bisnis Kuliner di Masa Ramadan & Lebaran
Di bulan Ramadan, warung-warung makan biasanya akan ramai menjelang waktu berbuka puasa. Fenomena buka bersama inipun dimanfaatkan dengan baik oleh warung Kopi Kioen yang berlokasi di Jalan Godean, Yogyakarta. Warung yang baru buka dua minggu sebelum bulan puasa ini sengaja menggunakan momen Ramadan dan Lebaran untuk menarik pengunjung. Bulan Ramadan yang lalu, setiap harinya minimal ada 6 rombongan rata-rata 10-20 orang yang memesan tempat untuk berbuka. Demikian juga saat Lebaran, sudah banyak pelanggan yang booking untuk Halal Bihalal.
Apa saja strategi yang dijalankan oleh bisnis kuliner ini?
Manfaatkan momen
Kopi Kioen ditargetkan buka sebelum Lebaran. Pemiliknya, pasangan suami istri Pak Tri dan Ibu Lestie ingin memanfaatkan momen Ramadan dan Lebaran untuk mengenalkan warung mereka. Dengan buka sebelum bulan puasa tiba, masyarakat akan punya kesempatan untuk mencoba tempat dan menu terlebih dahulu. Setelah puas akan lokasi dan rasa masakan, mereka tidak akan segan memesan untuk berbuka puasa bersama dan Halal Bihalal bersama keluarga. Target ini ini tidak meleset. Kopi Kioen segera ramai oleh pengunjung.
Lokasi strategis & tempat nyaman
Dengan konsep warung ndeso, Kopi Kioen memanfaatkan tanah kas desa yang tidak terpakai. Ibu Lestie menghindari menyewa lokasi dari perorangan. Berdasarkan pengalaman usaha sebelumnya, harga sewa biasanya naik signifikan setelah usaha berjalan baik.
Berlokasi di dekat kelurahan Sidokarto, Godean, lokasi Kopi Kioen cukup mudah ditemukan. Desainnya dibuat open space dengan joglo sebagai pusatnya dan hamparan sawah sebagai pemandangannya. Sungguh nyaman sebagai tempat berkumpul bersama teman dan kerabat.
Menu bervariasi
Daerah Godean dikenal sebagai sentra belut dan kuliner ‘sate kere’ – sate dari daging dan tetelan/gajih sapi. Oleh karena itu, Kopi Kioen menyediakan kedua menu ini sebagai menu unggulan. Di samping itu, pempek, soto, camilan, dan berbagai sayur ndeso dengan menu yang diganti setiap hari siap dinikmati.
Karena namanya Kopi Kioen, tentu saja warung ini juga menyediakan menu kopi. Berbagai varian kopi didatangkan dari Temanggung dan Lampung.
Harga terjangkau
Ingin menjangkau semua kalangan, Kopi Kioen menetapkan harga yang terjangkau untuk menu-menunya. Harga makanan mulai dari Rp4.000-Rp25.000, sedangkan minuman mulai dari Rp3.000.
Doa & restu orangtua
Last but not least, doa dan restu dari orang tua menjadi dasar Pak Tri dan Ibu Lestie untuk memulai usaha. Nama ‘Kioen’ diambil dari nama Papa Ibu Lestie. Ibu Lestie belajar berwirausaha dari sang Papa. Papanya mempunyai kemampuan untuk menebak tren dan membidik pasar dengan tepat. Dengan menggunakan nama sang Papa di warungnya, ia berharap doa, restu dan kemampuan membidik pasar dengan tepat juga ada pada Kopi Kioen.
Ingin mengikuti jejak sukses Ibu Lestie? Ayo persiapkan bisnis kulinermu untuk memanfaatkan momen Ramadan dan Lebaran tahun depan!
Fransisca Emi / financial trainer
Anti Panik Saat Ditinggal ART Mudik
Siapa di sini yang enggak mudik saat Lebaran dan jadi tim jaga kandang? Masa-masa libur Lebaran adalah saat untuk berleha-leha di rumah. Eh, tunggu dulu! Asisten Rumah Tangga (ART) kan mudik ya. Gawat! Kita harus bisa survive liburan dua minggu tanpa ART di rumah. Jangan panik dulu. Ditinggal ART mudik justru bisa jadi momen quality time bersama keluarga dan juga momen diskusi atur pengeluaran saat liburan di rumah.
Biaya tinggi saat ART mudik
Gak mungkin kan dua minggu bertahan di rumah melulu? Pasti adalah makan di luar, jalan-jalan ke mal mumpung sepi atau sekalian menginap di hotel karena malas masak dan cuci piring? Bisa gawat loh ini pengeluarannya.
Libur panjang itu ongkosnya memang tinggi. Kalau libur, anak enggak sekolah, AC akan nyala lebih lama, paket data dipakai lebih banyak, otomatis tagihan listrik lebih tinggi. Jadi gimana biar liburan panjangnya enggak bokek?
Harus sepakat dulu di keluarga ya. Diskusi bersama tentang cara kita hidup. Ini bisa jadi momen belajar cara memperkenalkan uang pada anak loh. Anggap saja seperti sedang liburan di luar kota. Kalau kita mau liburan, semuanya kan dihitung. Mulai dari kebutuhan transportasi, makan sampai jalan-jalan. Nah pas liburan di rumah juga gitu.
Jadi selama liburan itu disepakati kapan jalan-jalan, kapan di rumah aja. Bikin penghematan misalnya dengan makan di rumah dulu sebelum jalan-jalan ke mal biar irit biaya makan. Jangan salah, enggak mudik bukan berarti pengeluarannya gak besar. Kalau tiap hari makan di luar atau jalan-jalan di mal, ya tekor juga.
Seharusnya gajian tanggal 25 Mei kemarin bisa dipakai untuk biaya hidup bulanan sampai 24 Juni. Bikin perkiraan anggaran setiap minggu. Ambil ATMnya seminggu sekali aja ya. Jangan kayak minum obat, 3 x sehari ke ATM. Hihihi.
Buat keperluan hari raya, pakai THR deh. Buat yang enggak mudik, porsi dananya bisa dialihkan untuk liburan yang dekat atau menginap di hotel. Kalau mau menginap di hotel pun sudah diperhitungkan juga mau berapa lama. Atau mungkin mau ganti menginap di rumah orang tua atau mertua aja, buat ngirit gitu? Kalau sudah diatur begini, kemungkinan keplesetnya sih masih ada tapi lebih minim. Enggak akan ganggu anggaran terlalu banyak.
Saatnya quality time
Dibalik semua keribetan yang ditimbulkan, ditinggal ART mudik sebenarnya menjadi momen yang berharga untuk keluarga. Setelah sebelumnya orang tua sibuk bekerja, anak sibuk dengan urusan sekolah, sekarang saatnya quality time bersama keluarga inti. Dengan suami istri yang sama-sama bekerja bisa berada di rumah dan meluangkan waktu dengan keluarga adalah sebuah kenikmatan tersendiri.
Liburan di rumah juga jadi kesempatan untuk mengerjakan hal-hal kreatif bersama. Misal membuat DIY project kolase foto-foto lama, menata ulang ruangan atau beberes rumah ala Marie Kondo. Biar urusan pekerjaan rumah tangga tidak terlalu berat, bagi-bagi tugas aja. Misal Ibu masak, Adik cuci piring, Kakak cuci baju, Bapak menyapu dan mengepel. Sekalian mengajari anak bertanggung jawab kan? Dengan merasakan beratnya pekerjaan rumah tangga, anak-anak bisa belajar berempati. Kalau malas beberes pun sekarang sudah ada jasa bersih-bersih online yang bisa dipanggil ke rumah dengan bayaran per jam. Praktis ya.
Sebenarnya ada satu opsi lagi sih kalau ditinggal ART mudik: cari ART infal. Kelebihannya kita tak perlu ribet masak dan beberes rumah. Semuanya sudah siap sedia. Kekurangannya, tentu saja ada tambahan biaya. Belum tentu juga orangnya langsung cocok. Kalau ternyata masakannya enggak cocok di lidah dan keluarga memilih makan di luar, bisa jadi berlipat ongkosnya.
Kamu pilih yang mana? Silakan ambil pilihan yang sesuai untukmu. Kamu bebas menentukan pilihan tapi gak bebas memilih konsekuensi.
Jadi, gak perlu panik ditinggal ART mudik ya!
QM Admin
Lebaran Tiba, Ayo Cek Semua Persiapannya!
H-1 menjelang lebaran! Apakah kamu sudah siap menyambut lebaran? Mulai dari cashflow, tagihan-tagihan, semuanya harus dibereskan. Yuk kita cek persiapan lebaran agar bisa liburan dengan tenang.
Amankan cashflow
Keperluan lebaran sudah dicover dari THR. Untuk kebutuhan harian pun seharusnya bisa dicukupi dari gaji bulanan. Beruntung, saat masuk sesudah libur bekerja kita akan kembali menerima gaji. Jadi mestinya cashflow aman ya.
Lunasi tagihan bulan Juni
Saat liburan, kita akan hanyut dalam suasana santai saat menghabiskan waktu berkualitas bersama keluarga. Sebelum terlena, cek pengeluaran rutin bulan Juni. Mulai dari tagihan kartu kredit, KPR, kredit kendaraan, utilitas rumah (listrik, air, TV berlangganan), hingga kewajiban lain yang jatuh tempo terkait anak seperti uang daftar ulang sekolah, uang seragam, buku dll. Apakah semua sudah dibayarkan?
Cek keperluan lebaran
Cek kembali kebutuhan lebaran seperti zakat, THR pekerja di rumah, tukar uang untuk salam tempel, keperluan mudik dan keperluan lebaran lainnya seperti kue dan baju lebaran.
Baca juga: THR Tiba, Saatnya Kelola untuk Hari Raya
Semoga semua sudah sesuai dengan yang direncanakan dan dianggarkan. Jika masih ada sisa dana, manfaatkan untuk dana darurat. Kalau ternyata kurang, lihat lagi daftar pengeluaran. Mana saja pos yang bisa dikurangi. Selalu sesuaikan dengan kemampuan keuangan kita ya. Jangan sampai besar pasak daripada tiang! Sebuah nasehat sederhana yang ternyata bagi sebagian orang sulit untuk diterapkan. ☺
Saat Hari Raya, ada satu fenomena yang membuat prihatin. Momen Lebaran di kampung halaman kadang disalahgunakan untuk menunjukkan bahwa ‘saya sukses’. Semacam pamer bungkusan kosong yang rutin dilakukan setahun sekali. Ini adalah bom waktu yang siap meledak. Mereka tidak sadar sedang menggali masalah keuangan yang lebih berat. Kerja keras demi lebaran kelihatan hebat. Habis lebaran, kembali lagi ke nol. Artinya, mereka enggak jujur sama diri sendiri.
Solusinya gak bisa instan, perlu proses yang panjang. Yang penting sadar diri dulu. Kalau memang belum mampu, batasin dulu mudik, bingkisan lebaran dan shoppingnya. Yuk belajar untuk hidup sesuai dengan kemampuan.
Selamat Lebaran!
QM Admin
Mendulang Laba Dari Bisnis Importir
Beberapa waktu yang lalu seorang teman saya, Hani, menawarkan produk perlengkapan rumah tangga melalui whatsapp. Ternyata suaminya adalah seorang importir produk-produk perlengkapan rumah tangga seperti lemari, rak dan karpet. Karena sudah lama tak berjumpa, kami pun membuat janji untuk bertemu. Dalam perjumpaan itu, Thomas – suaminya, membagikan cerita seputar caranya mendulang laba bisnis importir.
- Koneksi ke supplier berkualitas. Untuk mendapatkan produk-produk yang berkualitas, Thomas sudah mempunyai koneksi yang bisa dipercaya. Koneksi ini didapatkannya saat bekerja di bagian penjualan sebuah perusahaan telekomunikasi.
- Jaringan penjualan yang kuat. Saat ini Thomas memasarkan produknya di marketplace yang diberi nama Stephani090316. Selain itu, ia juga sedang membangun jaringan penjualan yang akan membuatnya semakin cepat melayani kebutuhan pasar.
- Memutar modal dengan cepat. Bisnis importir ini membutuhkan modal yang cukup besar. Untuk memudahkan pembentukan jaringan, Thomas tidak mensyaratkan resellernya memiliki stok. Konsekuensinya, ia harus menyediakan gudang yang cukup untuk menyimpan semua barang dagangan. Beruntung koneksinya memberikan keringanan pembayaran. Kunci dari semua bisnis adalah cashflow. Untuk memastikan modalnya diputar dengan cepat, Thomas membuat list produk fast moving dan slow moving. Produk yang masuk kategori slow moving akan dibuatkan promo untuk mendapatkan dana segar yang bisa segera diputar kembali.
- Membaca kebutuhan pasar. Saat ini bisnis usaha Thomas fokus di area Yogya dan Jawa Tengah. Dengan banyaknya kampus di area ini, kebutuhan akan perlengkapan rumah tangga dan indekos cukup tinggi. Oleh karena itu, Thomas menyediakan berbagi produk perlengkapan rumah tangga dan indekos dengan harga terjangkau.
- Memanfaatkan momentum. Momen menjelang Lebaran ini menjadi kesempatan bagi usahanya untuk mendulang omzet. Saat lebaran, biasanya orang akan menata rumah dan mengupdate furniture serta berbagai perlengkapan rumah tangga lainnya.
Selain produk perlengkapan rumah tangga yang kebutuhannya rutin, Thomas juga memanfaatkan momentum pasar untuk menggenjot omzet. Ia tengah menyiapkan perlengkapan untuk mendulang laba dari bisnis kuliner es kepal yang saat ini viral.
Bisnis importir ini bukanlah bisnis pertamanya. Sebelumnya, Thomas pernah membuka warung bakso di sebuah jalan protokol di Jogja. Meskipun tergolong laris, bisnis ini tak bisa dilanjutkan karena pemilik lahan menaikkan harga sewa tempat. Thomas pun segera mengganti rencana. Rupanya, ia berjodoh dengan bisnis importir barang-barang perlengkapan rumah tangga.
Jadi pemilik bisnis memang harus adaptif ya. Apakah kamu tertarik membangun bisnis importir seperti Thomas?
Fransisca Emi
Mudik Aman Ke Kampung Halaman
Udah enggak sabar banget menyambut Lebaran yang tinggal menghitung hari nih! Menjelang Lebaran pasti banyak yang mudik. Apakah kamu juga mudik ke kampung halaman? Mudiknya ke mana aja dan pakaia transportasi apa nih?
Biasanya rencana mudik itu disiapkan jauh-jauh hari. Tiket kereta misalnya, sudah bisa dipesan H-90 sebelum keberangkatan. Jadi kalau mudiknya minggu ini sudah bisa pesan sejak 3 bulan yang lalu. Kalau pesennya mendadak udah pasti gak kebagian tiket. Tiket pesawat juga harus dipesan jauh-jauh hari biar masih kebagian tiket dengan harga yang wajar. Bisa sih pesan mendadak. Tapi harganya udah selangit. Bisa-bisa THR habis untuk beli tiket.
Selain pilihan transportasi publik seperti kereta, pesawat, dan bus. kamu juga bisa mudik dengan kendaraan pribadi. Data dari Kementerian Perhubungan menyatakan volume kendaraan pribadi selama mudik Lebaran 2017 mengalami kenaikan sebesar 19,5 persen dibandingkan 2016. Dari total 4.9 juta kendaraan, sebanyak 2.9 juta didominasi oleh kendaraan roda dua, sedangkan sisanya merupakan kendaraan roda empat. Kalau udah kayak gini, keselamatan berkendara jadi hal yang utama nih.
Sebelum mudik sebaiknya periksa beberapa hal sbb:
- Cek kesiapan kendaraan. Kendaraan sebaiknya diservis dulu sebelum dibawa pulang ke kampung halaman. Periksa semua kelengkapan dan status seperti ban, kampas rem, dll. Pastikan bahan bahar full tank sebelum berangkat ya. Kalau perlu bawa cadangan bahan bakar untuk berjaga kalau-kalau macet di tol. Barang bawaan secukupnya saja agar tidak membebani kendaraan. Muatan berlebih pada mobil akan mempengaruhi stabilitas kendaraan, kemampuan manuver mobil serta mengurangi efisiensi BBM. Respon mobil juga jadi berkurang saat menghadapi situasi yang mendadak. Bahaya banget loh.
- Cek kesiapan diri. Selain kendaraan, pengemudi juga harus dalam keadaan sehat dan fit. Pastikan pengemudi cukup tidur agar tidak mengantuk di jalan. Bawa bekal makan dan minum secukupnya. Siapkan juga obat-obatan standar di kendaraan. Kalau merasa lelah, manfaatkan rest area untuk beristirahat. Pengemudi disarankan beristirahat sejenak setiap 2 jam sekali.
- Cek jadwal & rute. Sebisa mungkin hindari mudik saat puncak arus mudik. Kalau bisa gunakan jalur-jalur alternatif untuk memecah kemacetan. Untuk mudik ke area Jawa Tengah, saat ini selain jalur pantai utara, jalur alternatif selatan pun sudah siap dilalui pemudik. Pelajari dulu rutenya sebelum berangkat ya. Dari data mudik Lebaran tahun lalu, jumlah pemudik motor cukup banyak. Sebisa mungkin hindari mudik dengan kendaraan roda dua. Lebih baik gunakan transportasi publik agar lebih aman di jalan. Sepeda motor bisa dikirimkan ke kampung halaman dengan memanfaatkan jasa kirim, via kereta api misalnya. Tapi kalau terpaksa harus mudik dengan sepeda motor, disarankan untuk tidak membawa anak. Perjalanan dnegan sepeda motor, apalagi dengan jarak yang jauh akan sangat melelahkan dan kurang aman untuk anak. Barang bawaan pun sebaiknya dipaketkan karena motor tidak didesain untuk membawa banyak barang.
Nah, selain memastikan kondisi kendaraan dan diri aman untuk mudik, kantongnya juga harus dipastikan aman ya. Hihihi. Tenang kan udah dapat THR yang bisa dimanfaatkan untuk mudik.
artikel terkait: Mudik Sambil Liburan
Selamat mudik! Jaga diri dan kantong tetap aman ya. ☺
Fransisca Emi