Bagaimana sosok ibu di matamu?
Dengan profesi saya saat ini, mau gak mau peran Mamah saya besar sekali lho. Mamah ini wonder woman yang mengatur keuangan keluarganya waktu kakek saya meninggal dunia.
Mamah waktu itu masih SMP. Bersama 6 saudaranya ia mencari uang dari bermusik. Semua penghasilan grup Bimbo dan Yanti Bersaudara, Mamahku yang mengurusi. Jadi waktu saya mendirikan perusahaan yang bergerak di bidang keuangan, Uwa dan Bibi semua menanggapi dengan tertawa. “Persis Mamah kamu!”
Peran Mamah sebagai si pengatur keuangan dibawa terus setelah menikah dengan Papah. Papah tipe suami yang gak mau pusing. Semua penghasilan diserahkan ke Mamah. Cashflow keluarga Mamah yang pegang kendali. Tanpa latar belakang keuangan, Mamah punya segudang pengalaman investasi yang gak main-main.
Beberapa nasihat keuangan Mamah selalu saya ingat. Di antaranya:
“Jadi perempuan itu harus punya uang sendiri!”
“Jangan mau jadi istri yang hanya terima uang belanja di atas TV!”
“Jangan pernah menggadaikan rumah tempat kamu berlindung untuk usaha!”
Peran kita sebagai ibu, ternyata sangat mempengaruhi cara anak “bergaul” dengan uang lho! Bisa jadi positif, bisa juga negatif. Coba perhatikan kebiasaan keuanganmu sebagai seorang ibu. Apakah ini juga terlihat pada anakmu?
Saya paling banyak melihat pengaruh soal perduitan ini pada si sulung Mas Azra. Mas Azra sekarang berusia 13 tahun. Artikel keuangan pertama bertema #KidsNMoney yang melibatkan Azra pernah saya tuliskan di sini. Ini 8 tahun yang lalu lho! Ya ampun waktu itu Azra masih TK dan saya ajak memilih beli donat.
Dari planning beli donat lebih murah sehingga bisa beli buku juga, Azra sekarang sudah jadi anak remaja dengan uang saku mingguan. Ia terkenal di sekolah sebagai ‘pengamat harga makanan kantin’. Azra lah yang pertama ribut saat ayam goreng favorit teman-temannya naik harga. Hahahaha inflasi ya nak? Azra juga yang punya ide bawa nasi saja dari rumah supaya lebih hemat. Perjalanan 8 tahun belajar mengatur uang serba bertahap dengan proses hidup sehari-hari.
Saya percaya, pengetahuan dan ketrampilan mengatur keuangan itu tidak datang tiba-tiba. Perlu latihan sepanjang usia sekolah untuk seorang remaja mengerti cara beli pulsa. Perlu latihan selama remaja untuk seorang anak muda berhenti memperlakukan orang tuanya sebagai mesin ATM.
Jadi kita perlu jadi ibu yang bagaimana?
Kita perlu juga jadi ibu yang mengerti cara mengatur uang, punya financial literacy yang baik, serta turut terlibat dalam keputusan keuangan keluarga. Ini penting karena anak-anak kita sedang ‘menonton’. Tontonan seperti apa yang sedang kita suguhkan kalau kita gak ngerti banyak tentang mengatur uang?
Mobil yang mengantar saya dan anak-anak memasuki gerbang sekolah. Azra bersiap turun dari mobil. Adik-adiknya masih sibuk membereskan tas masing-masing.
“Mas! Cium Mamah dulu dong!”
Dengan wajah menahan geli saya menyodorkan pipi. Mas Azra tetap berusaha sok cool tapi tidak mengurungkan niatnya untuk mencium pipi saya, di depan teman-temannya! Mungkin Azra suatu hari akan ingat nasihat keuangan apa yang sudah saya berikan. Dia sementara ini hanya akan mengingat saya sebagai ibu yang cari perhatian banget di depan teman-temannya! Hehehehe… :)
Selamat Hari Ibu 2015!
Ligwina Hananto / @mrshananto / Founder / CEO/ QM Planner
Hubungi QM Financial untuk mewujudkan workshop keuangan #KidsNMoney di sekolah dan komunitas Anda.