Di negara mayoritas muslim seperti Indonesia, khitan sangatlah familiar di telinga. Dalam Islam, hukum mengkhitankan anak adalah wajib dan merupakan tanggung jawab orangtua untuk menjaga kesucian anaknya.
Dalam hadits Nabi Saw. sebagai berikut:
“Fitrah itu ada lima perkara, yaitu berkhitan, mencukur bulu kemaluan, mencukur kumis, memotong kuku, dan mencabut bulu ketiak.” (HR. Bukhari, Muslim, Ibnu Majah, dan Baihaqi).
Tak terkecuali bagi saya. Putra pertama saya, Irshad Ramdhani Wahyudi yang berusia 8 tahun, menyatakan keinginannya untuk dikhitan pada saat naik kelas 3 SD, sejak setahun lalu. Agar bisa menjadi imam sholat berjamaah, tuturnya.
Nah, saya ingin berbagi beberapa tips yang berkaitan dengan pengalaman mengkhitankan Irshad beberapa minggu yang lalu.
1. Cari tahu tentang proses khitan, di mana dan metode apa yang digunakan
Untunglah sekarang ini sudah era digital. Kita dengan mudah dapat meng-googling informasi yang diperlukan. Ini salah satu referensi yang dapat dibaca http://www.alodokter.com/metode-dan-manfaat-sunat
Atau bisa juga, cari tahu ke teman atau kerabat yang sudah memiliki pengalaman. Tentunya, dengan mengetahui informasinya, akan membuat kita lebih tenang dan tidak khawatir, hehe..
2. Anggarkan Dana Khitanan
Yes! Ini juga termasuk tujuan keuangan, lho! Untuk kamu yang memiliki anak laki-laki, dan khususnya beragama Islam, karena ini adalah suatu kewajiban, tentunya dananya pun perlu disiapkan. Komponen Dana Khitanan ini adalah biaya khitan dan biaya penyelenggaraan acara syukuran. Satu lagi yang mungkin diperlukan, biaya yang perlu dikeluarkan untuk anak sebagai hadiah. Seperti biasa, sesuaikan dengan kemampuan, ya!
3. Ajari anak untuk mengatur keuangannya
Lazimnya, pada acara syukuran khitanan, anak akan menerima sejumlah uang dari keluarga atau kerabat yang hadir di acara tersebut, yang dikenal juga sebagai uang angpao. Ini adalah momen yang baik untuk mengenalkan anak mengenai perencanaan keuangan sederhana, lho!
Ajari anak untuk membagi uang yang diterimanya menjadi 2. Sebagian untuk keinginan (tujuan) saat ini, dan sebagian lagi untuk tujuan lainnya di waktu yang akan datang.
Nah, pengalaman saya sewaktu khitanan Irshad, jujur saya sedikit takut dan khawatir, bahkan saya sampai susah tidur semalam sebelumnya. Setelah mencari berbagai informasi, akhirnya kami memutuskan untuk melakukan khitan di rumah sakit yang tidak terlalu jauh dari rumah, dengan metode laser. Kekhawatiran saya bahwa Irshad akan rewel atau menangis, ternyata tidak menjadi kenyataan. Alhamdulillah, proses khitan berjalan lancar. Demikian pula dengan acara syukuran sederhana yang mengundang saudara dekat dan teman-teman.
Irshad juga senang sekali karena mendapatkan sejumlah uang angpao, yang kemudian sebagian dibelikan tenda untuk berkemah, serta sebagian lagi ditabung untuk pergi umrah.
Demikianlah sedikit tips dan sharing dari saya, semoga bermanfaat!
Marhaini / Finance
Related Posts
1 Comment
Leave a Reply Cancel reply
This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.
Kebetulan ada keponakan saya yang belum dikhitan, mkasih ya tipsnya hehe