Time flies when you’re enjoying life…
Begitu barangkali kalimat yang tepat untuk menceritakan betapa saya menikmati ngobrol-ngobrol di Financial Clinic – 87.6 Hard Rock FM yang sudah berjalan hampir 3 tahun.
Karena seringnya siaran, kadang-kadang saya lupa kalau gak semua orang mendengarkan HRFM. Gak semua orang mau mengerti atau mau menerima
konsep perencanaan keuangan.
Jadi… Penting buat saya untuk lebih banyak lagi bertemu orang di luar lingkaran HRFM. Karena ternyata saya perlu belajar menjelaskan konsep pada orang yang tidak bergaya seperti hardrockers. Virus ini perlu disebarkan lebih jauh lagi.
Pada suatu hari, saya berkenalan dengan seorang teman baru. Dalam obrolan, saya menjelaskan kalau semua orang tanpa kecuali harus bisa menyisihkan 10% dari penghasilannya. Setelah itu kami pun saling bertukar pikiran.
Si Teman : Gue gak suka konsep lo. Itu menghambat kebebasan gue berkreasi. Orang kreatif seperti gue gak bisa dibatasi begitu.
Wina : Klien gue ada 200 lebih, yang orang kreatif juga banyak kok. It works for them. Malah lebih enak, tinggal nge-gas, kejar job lebih banyak supaya lebih besar jumlah yang diinvestasikan, sementara prosentase ya tetap minimum 10%
Si Teman : Penghasilan gue kan gak tetap. Gue kalo invest itu beli barang. Jadi bisa menghasilkan.
Wina : Tapi gara-gara itu, faktanya sekarang lo gak punya duit kan?
Si Teman : O iya. Gue gak punya duit. Tapi gue happy.
Wina : Lo kan punya anak istri. Ntar anak lo sekolahnya gimana? Inflasinya 20% lho. Ntar kalo gak bisa sekolah gimana?
Si Teman : Home schooling aja.
Wina : Home schooling kan gak murah jg. Tetap ada biayanya.
Si Teman : Ah ntar juga ada uangnya. Rejeki kan ada yang ngatur.
Wina : You’re in denial!
Si Teman : No I’m not.
Teman baru ini menutup percakapan kami dengan kalimat seperti ini, “Terima kasih ya Win. Debatnya seru. Tapi saya tidak cocok dengan konsep perencanaan keuangan. I believe in miracles.”
Saya pun pulang dengan hati pilu. Cemas memikirkan uang sekolah anak teman baru itu… Kalau pun ada uang untuk sekolah, jangan-jangan teman baru saya ini gak akan bisa pensiun 20tahun lagi.
Saya gak akan pernah lupa tahun 2001, waktu penghasilan meningkat terus tapi tetap saldo rekening kami hanya Rp 119.200. Semua karena kebodohan sendiri yang tidak menyisihkan untuk masa depan.
Rejeki itu benar ada yang ngatur, tapi kalau sudah sampai di tangan kita, ya harus kita urus. Upaya duniawi itu harus ada – termasuk upaya mengatur uang yang sudah datang di hadapan kita.
Finance Should be Practical!
Ligwina Hananto