Bagi yang baru mulai untuk membeli reksadana, menjatuhkan pilihan terkadang bukanlah hal yang mudah. Berdasarkan data OJK per Agustus 2015 saja ada 1,087 reksadana dengan beragam jenisnya. ‘Harga suatu reksadana’ biasa kita sebut sebagai Nilai Aktiva Bersih/Unit Penyertaan atau biasa disingkat menjadi NAB/UP.
Kalau dilihat lebih detail, ada reksadana yang memiliki NAB/UP kecil (ribuan rupiah) dan ada pula reksadana yang memiliki NAB/UP besar (puluhan ribu rupiah). Mungkin ada beberapa di antara kita yang bertanya-tanya, apakah NAB/UP yang bernilai kecil berarti reksadana tersebut masih murah? Sehingga berpotensi memberikan return yang lebih tinggi dibanding reksadana yang memiliki NAB/unit yang lebih besar ?
Sebelum menjawab pertanyaan itu, ada baiknya kita memahami apa itu NAB/UP. NAB/UP dirumuskan sebagai berikut :
Unit Penyertaan adalah satuan yang digunakan dalam investasi reksadana. Jika misalkan kita membeli reksadana A dengan dana sejumlah Rp1.000.000 dan diketahui NAB/UP-nya adalah Rp1.000 maka kita akan mendapatkan 1.000 unit penyertaan reksadana A.
Imbal hasil dari reksadana adalah dari selisih harga (NAB/UP) antara jual dan beli.
Untuk menjawab pertanyaan di awal tadi, mari kita buat perbandingan :
Pada gambar pertama, kita bisa lihat RD saham A memiliki imbal hasil lebih besar (minus lebih kecil) walaupun NAB/UP nya lebih besar.
Pada gambar kedua, kita bisa lihat RD saham D memiliki imbal hasil lebih besar (minus lebih kecil) walaupun NAB/UP nya lebih kecil.
Kedua perbandingan tersebut menunjukkan bahwa tidak ada kepastian apakah reksadana yang memiliki NAB/UP kecil pasti memberikan imbal hasil yang lebih besar, begitupun sebaliknya. NAB/UP yang semakin besar menunjukkan bahwa reksadana tersebut sudah mengalami akumulasi nilai asset dan keuntungan yang besar dalam jangka waktu yang lama – sejak pertama kali diterbitkan.
Jika kembali kita pahami bahwa imbal hasil dari reksadana adalah selisih antara NAB/UP saat jual dan beli, maka berapa pun NAB/UP reksadana yang kita pilih tidak masalah. Yang perlu kita pantau adalah imbal hasil dari reksadana yang kita pilih dan kestabilan reksadana tersebut dalam memberikan imbal hasil.
Apa pun pilihan reksadana Anda, pastikan Anda mengerti:
- Cara kerja reksadana
- Risiko dan imbal hasil yang dapat terjadi
- Jangka waktu dan tujuan finansial Anda
- Profil risiko Anda sendiri
- Dan terakhir memahami betul skenario terburuk yang dapat terjadi atas pilihan investasi Anda.
Semoga bermanfaat.
Jerry Pessiwarisa / QMPlanner
AskQMPlanner. Segmen ini adalah segmen khusus di mana QMPlanner akan menjelaskan sebuah topik yang biasa dihadapi saat berdiskusi dengan klien di QM Financial. Anda juga bisa berpartisipasi dengan mengajukan pertanyaan melalui
[email protected], subject: AskQMPlanner
QMPlanner akan memilih 2 pertanyaan setiap bulan untuk dijawab dalam segmen ini. Mohon maaf jika tidak semua pertanyaan dapat kami jawab.