Utang is lyfe. Rasanya, kurang afdal kalau nggak punya utang. Utang jadi motivasi untuk kerja. Karena punya utang, makanya harus kerja. Sampai-sampai, saking lyfe-nya nih, semua jenis utang pernah dipunya.
Yes, jangan salah, masih banyak orang yang menganut faham ini.
Jadi, apakah berutang itu salah? Enggak sama sekali. Apalagi kalau memang kita tak punya uang, sedangkan kita ada kebutuhan yang sangat penting. Namun, tentu saja enggak sembarang utang. Ada beberapa syarat yang harus dipenuhi, agar utang kita sehat. Nah, ini sih bisa kamu cek di artikel yang lalu ya.
Utang memang boleh-boleh saja. Yang harus diwaspadai adalah jebakannya, yang justru muncul karena kesalahan kita sendiri.
Ini dia beberapa jenis utang yang paling sering menjebak dan bikin masalah, terutama belakangan ini
1. Kredit tanpa jaminan
Jenis utang kredit ini memang sangat menggiurkan, pada awalnya. Sudahlah tanpa butuh jaminan atau agunan, prosesnya cepat, plafonnya juga lumayan. Cocok banget deh, untuk kebutuhan mendesak jangka pendek.
Banyak orang memanfaatkan kredit tanpa jaminan ini untuk berbagai keperluan, dari mulai tambahan modal usaha hingga keperluan pribadi–misalnya untuk biaya menikah, membeli barang, renovasi rumah, sampai liburan.
Tapi, awas jebakannya!
Kredit tanpa jaminan punya bunga yang tinggi banget, rata-rata antara 10% – 23% per tahun, dengan bunga tetap. Bunga yang tinggi ini sebagai “harga” dari risiko pemberian pinjaman yang tanpa jaminan atau agunan.
Dan, jangan salah. Jika kita mau melunasinya lebih cepat, ada biaya penalti yang harus kita bayar juga lo!
Pantas saja kan, kalau jadi menjebak?
2. Utang kartu kredit
Jenis utang yang kedua ini biasanya akan menjebak mereka yang punya mindset, “Punya kartu kredit berasa kayak punya kartu ATM tanpa harus menabung dulu.” Jadi, kebutuhan apa pun, tinggal gesek saja. Praktis dan mudah.
Ya, dan “praktis dan mudah” itu biasanya ada harganya, tentu saja. Bunga utang kartu kredit juga cukup tinggi, apalagi jika kita hanya mampu membayar minimum payment setiap bulannya.
Lalu, ada juga lo jebakan utang kartu kredit ini selain bunga. Apa hayo? Limit.
Sebelum diapprove, pihak bank biasanya akan melakukan survei terhadap calon pemegang kartu kredit. Biasanya sih syaratnya punya gaji minimal Rp3 juta. Saat akhirnya diapprove permohonan kartu kreditnya, limit utang kartu kredit bisa 2 kali lipat–bahkan mungkin lebih–dari gaji kita.
Wah, bisa belanja sampai 2 kali lipat dari gaji lo! Misal gaji Rp10 juta. Limitnya bisa sampai Rp20 juta. Betapa menggiurkan!
3. Utang atas nama arisan
Biasanya sih yang suka ikut arisan itu ibu-ibu (saya enggak suka ikut arisan, tapi ibu-ibu juga sih). Dan biasanya ibu-ibu paling hobi sama sesuatu yang bisa dibayar secara kredit.
Nah, ini nih biasanya juga menjadi hal menarik. Syahdan, ada penjual panci. Pancinya kalau di toko dibanderol dengan harga Rp500.000. Karena si penjual tahu banget kalau ibu-ibu suka arisan dan suka panci, maka dibikinlah “arisan”. Arisannya Rp50.000 per bulan selama setahun. Nanti yang dapat arisan, hadiahnya panci.
Sounds great, huh?
Tapi tunggu. Rp50.000 per bulan selama setahun? Berarti, jadi berapa itu harga pancinya?
Jeng jeng! Yep, ini adalah salah satu jenis utang yang biasanya nasabahnya adalah ibu-ibu memang.
4. Pinjaman online
Pernah baca seorang PNS yang gantung diri lantaran tercekik pinjaman online? Ngeri banget kan ya? Di kasus lain lagi, ada yang mengaku, terjerat utang di–nggak tanggung-tanggung nih–15 aplikasi pinjaman online.
Pinjaman online ini sebenarnya sih si kredit tanpa jaminan yang sudah disebutkan di poin pertama di atas itu juga sih. Hanya saja, kredit ini dilakukan secara online melalui aplikasi mobile.
Masih soal kepraktisan, kepastian untuk disetujui, prosesnya yang cepat dan mudah juga yang bikin orang jadi terjebak.
Tapi, “efek” dari pinjaman online ini enggak berhenti di diri yang meminjam uang aja lo, tetapi bisa berefek sampai ke orang-orang terdekatnya, kenalannya juga. Karena ketika kita instal aplikasi online ini, kita akan menyetujui syarat yang menyebutkan, bahwa si pemilik aplikasi online akan dapat mengakses semua data diri kita. Termasuk kontak!
Nah, makanya, kalau si peminjam enggak bisa bayar, yang ditagih adalah semua orang yang ada di daftar kontaknya. Waduh!
5. Pay Later
Jenis utang yang terakhir ini adalah utangnya para milenial dan gen Z nih. Kok gitu? Iya, soalnya jenis utang ini ada bareng aplikasi-aplikasi favorit para milenial; mulai dari aplikasi ojek online, marketplace, sampai aplikasi liburan.
Bunga Pay Later bervariasi, tergantung platform mana yang dipakai. Yang terbesar adalah yang dipakai di platform aplikasi liburan. Limit utangnya bisa sampai Rp50 juta, dengan bunga sekitar 4%. Maksimal banget deh.
Jadi, jenis utang mana yang sekarang masih jadi mimpi burukmu? Semoga sih sudah enggak ada lagi.
Kalau masih ada, ayo, segera cari jalan keluar untuk segera bebas dari utang. Benahi keuanganmu segera, mulai dari mengatur cash flow hingga nantinya juga berinvestasi. Pilih kelas finansial online QM Financial yang sesuai dengan kebutuhanmu ya.
Kalau kita bisa bebas utang itu rasanya … hidup jadi ringan banget lo! Kamu nggak pengin?
QM Financial
Related Posts
2 Comments
Leave a Reply Cancel reply
This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.
[…] Punya investasi properti juga bisa dimanfaatkan sebagai agunan, jika seumpama kita hendak mengambil kredit. […]
[…] Dari sini, lalu muncul serentetan masalah lainnya secara domino, dan kalau dibiarkan saja, bakalan semakin besar menggulungmu tanpa ampun. Salah satunya adalah terjerat utang yang tak ada habisnya. […]