Berawal dari hobi yoga, Roro Widi Astuti memberanikan diri membuka The Good Prana Studio – sebuah studio yoga di Bekasi. Tak pernah terbayangkan bagi Roro, begitu dia biasa disapa, untuk beralih profesi dari lawyer menjadi seorang pemilik bisnis.
Yuk simak cerita alumni kelas Financial Clinic Bisnis ini membangun bisnis dari hati.
Bagaimana kisah awal mula The Good Prana Studio?
Sejak masih kuliah, saya suka yoga. Hobi ini berlanjut setelah saya bekerja di daerah SCBD Jakarta. Setiap weekend atau libur saya berkunjung ke rumah orang tua di Bekasi. Waktu itu belum ada studio yoga yang cocok jadi ujung-ujungnya selalu kembali ke Jakarta untuk yoga.
Akhir tahun 2017, saya mengikuti Teacher Training Course di Yoga Leaf Bandung di bawah asuhan Teteho (Pujiastuti Sindhu). Awalnya belum ada keinginan untuk membuat studio lho. Bayangan saya, ilmu yang saya dapat bisa digunakan untuk berlatih yoga di rumah tanpa perlu ke studio.
Di training ini, saya bertemu dengan senior waktu SMA, yang sama-sama tinggal di Bekasi. Kami merasakan satu masalah yang sama: sulit mencari studio yoga yang cocok di Bekasi. Singkat cerita, sepertinya memang semesta mendukung, akhirnya kami merencanakan untuk bikin studio yoga di Bekasi.
Siapakah target market utama The Good Prana Studio?
Pasar untuk yoga di Bekasi sebenarnya besar. Namun olahraga dan gaya hidup sehat belum menjadi prioritas rata-rata penduduk Bekasi. Jadi kami mengedukasi setiap peserta untuk menerapkan gaya hidup sehat berkesadaran, sesuai dengan tagline studio kami: Home for Mindful Beings – rumah untuk diri yang hidup berkesadaran. Target utama kami adalah pekerja, baik yang kerjanya di daerah Bekasi ataupun kerja di Jakarta tapi tinggal di Bekasi. Kami juga menyasar ibu rumah tangga dan ibu hamil.
Dengan banyaknya studio yoga yang ada, bagaimana strategi yang digunakan oleh The Good Prana Studio agar menjadi pilihan konsumen?
Saya pernah baca buku Simon Sinek yang berjudul Start With Why. Menurut saya itu buku yang bagus untuk dibaca oleh semua orang, baik yang terjun ke dunia bisnis maupun tidak.
Awalnya kami menentukan kenapa kita membuat studio dengan konsep prinsip hidup berkesadaran. Konsep inilah yang menentukan setiap strategi bisnis studio. Kami mengenalkan diri tidak semata-mata sebagai studio yoga, tapi lebih kepada menyediakan ruang untuk setiap diri dalam memulai langkahnya untuk hidup sehat dan berkesadaran, salah satunya dimulai dengan latihan yoga. Selain yoga, kami juga mengadakan kegiatan-kegiatan yang mendukung perilaku hidup sehat sadar seperti misalnya kegiatan meditasi, sesi relaksasi, sesi hening dan reflektif.
Kami percaya bahwa setiap orang punya rezekinya masing-masing, begitu juga dengan studio kami. Awalnya memang kebanyakan orang yang datang ke studio lebih ke arah ingin memperbaiki bentuk dan postur tubuh. Namun seiring berjalannya waktu, tren peserta yoga berubah dari yang motivasinya hanya ingin kurus dan tidak bungkuk, perlahan-lahan bergeser fokusnya berlatih yoga untuk kesehatan.
Setiap peserta yoga di studio kami selalu kami berikan pemahaman dan edukasi soal yoga dan gaya hidup sehat. Karena kan walaupun dia yoga setiap hari, bahkan dua kali sehari tapi kalau gaya hidupnya berantakan (misalnya sering begadang, makan junk food, dan lainnya) nggak akan ada hasilnya untuk kesehatan. Jadi yang kami tawarkan di studio bukan hanya sekedar jasa untuk berlatih yoga atau berolahraga, tapi juga lingkar dukungan bagi tiap individu untuk memulai perjalanan hidup sehat berkesadaran.
Ke depan, apa rencana Mba Roro untuk The Good Prana Studio?
Target kami mengenalkan The Good Prana Studio kepada masyarakat. Kami punya banyak program kelas dan edukasi yang tujuannya juga untuk mengenalkan prinsip hidup sehat berkesadaran kepada masyarakat luas. Studio kami memberikan tempat buat orang-orang untuk menjaga kesehatannya, tidak semata-mata kesehatan fisik tapi juga kesehatan pikiran dan batinnya.
Mimpi besarnya The Good Prana Studio berkembang jadi semacam pusat edukasi masyarakat (community support center) yang memberikan dukungan (empowerment) dan layanan bagi individu, dan terutama perempuan di setiap siklus hidupnya untuk hidup sehat berkesadaran.
Kisah suka dan duka apa yang Mba Roro alami selama membangun bisnis?
Dibilang “gila!” sama banyak orang. Hahaha. Itu termasuk suka apa duka ya? ☺
Profesi utama saya adalah konsultan hukum (infrastructure/transaction lawyer). Jadi saat saya bilang punya rencana untuk membuat bisnis studio yoga dan mau istirahat dulu jadi full time lawyer, rata-rata orang ekspresinya ya gitu “Gila lo ya!”
Namun alhamdulillah keluarga mendukung. Ibu saya selalu bilang yang penting semua usaha niatnya dulu harus betul, insyaAllah pasti dikasih jalan yang baik. Jadi saya memulai bisnis ini dengan percaya diri. Yang tidak kalah penting, ketemu dengan rekan bisnis yang sama passionate-nya. Jadi klop lah!
Sejujurnya, menjalankan sesuatu dari hati, seperti usaha studio ini, hampir enggak ada dukanya! Saya selalu ingat pesan Ligwina Hananto: “Kalau bisnis itu jangan baper!” Saat ada hambatan atau kendala, sebisa mungkin kami diskusi dan konsultasi untuk mencari solusi yang terbaik. Jadi saling mendukung untuk terus jalan dan maju. Dukanya cuma mampir selewat aja gitu. ☺
Roro adalah alumni FinClicBisnis April 2018 lalu di Jakarta. Manfaat apa saja yang dirasakan setelah mengikuti training?
Manfaat paling dasar adalah menyadari: kalau cuma iseng dan enggak mau ribet, enggak usah bisnis! Pemilik bisnis harus selalu siap mencurahkan pikiran serta tenaga untuk membangun bisnis. Penting untuk belajar mengatur bisnis dan menjaga energi agar tidak draining menjalankan bisnis.
Di #FinClicBisnis semua materi yang diajarkan simpel dan mudah diterima, tapi penting banget untuk diketahui sama setiap orang yang berencana memulai bisnis, atau bahkan yang udah mulai bisnis. Saya belajar bagaimana cara menentukan rencana bisnis, mengukur market share dan menyusun strategi mulai dari keuangan. Pusing lihat angka sama pembukuan. Hahaha.
Semua materi disampaikan dengan cara yang fun. Setelah workshop pun kita masih punya akses kalau mau tanya-tanya atau konsultasi ke QM soal aplikasi materi ke bisnis yang kita jalani. #FinClicBisnis benar-benar menyadarkan saya untuk take the business seriously and ride on it.
Apa saran bagi pembaca QM yang ingin membangun bisnis?
Jika ingin berbisnis pastikan dulu niatnya. Pastikan masalah hidup apa yang mau dipecahkan dengan bisnisnya! Intinya jauhkan angan-angan bikin bisnis biar bisa santai. Karena pada kenyatannya jadi pemilik bisnis itu lebih banyak kerjaannya dibanding jadi karyawan. Tapi tentunya kalau kita suka akan sesuatu dan punya niatan yang baik untuk membantu menyelesaikan masalah hidup orang lain dengan bisnis, insyaAllah bisnisnya bisa berkembang dengan baik.
Seru sekali pengalaman Roro, meninggalkan profesi lawyer demi menjalankan bisnis dari hati. Semoga The Good Prana Studio sukses menularkan gaya hidup sehat untuk diri yang hidup berkesadaran!
Ingin belajar mengelola bisnis seperti Roro? Jangan lewatkan kelas Financial Clinic Bisnis. Ikuti terus updatenya di twitter dan instagram @QM_Financial.
QM Admin