Melangsungkan pesta pernikahan mewah, tapi dengan dana hasil berutang. Yay or nay? Ada ya yang gitu? Faktanya, ada tuh. Bahkan baru-baru ini viral di salah satu platform media sosial.
Alkisah, ada sepasang pengantin baru yang baru menikah selama 6 bulan ngespill bahwa hidup mereka sejauh ini menyedihkan karena harus melakukan banyak pekerjaan demi melunasi utang yang mereka ambil untuk melangsungkan pesta pernikahan mewah. Konon, dana yang dihabiskan kurang lebih adalah Rp134 juta.
Semua ini berawal ketika kedua orang tua pengantin memaksa untuk mengambil pinjaman demi bisa mengadakan pesta pernikahan yang mewah. Padahal pengantin laki-laki “hanya” pegawai biasa, sementara si calon istri adalah pegawai kontrak pemerintahan. Mungkin, kalau di Indonesia pegawai honorer, gitu kali ya?
Alhasil, setelah pernikahan, bukan kebahagiaan karena bisa hidup bareng yang dirasakan, tetapi justru harus terlilit utang.
Pesta Pernikahan Mewah: Memangnya Harus?
Entah apa yang mendasari orang tua pengantin memaksakan anaknya untuk meminjam sejumlah dana untuk bisa menyelenggarakan pesta pernikahan mewah. Rasanya, pasti ada alasan tertentu, yang mungkin enggak di-spill oleh pengantin, selain bahwa kenyataan mereka dipaksa meminjam. Ada banyak hal yang bisa jadi penyebabnya.
Rasanya berutang untuk pesta pernikahan ini cukup banyak dilakukan sih. Rata-rata memang karena pesta yang diinginkann adalah pesta yang wah, karena merasa ini adalah momen seumur hidup yang harus memorable.
Sementara, proses peminjaman dana sekarang juga sudah begitu mudah. Ada banyak jalan untuk mendapatkan pinjaman, dengan syarat yang ringan. Sebenarnya, tidak pernah ada larangan untuk berutang. Hanya saja, seperti yang selalu QM Financial ingatkan, bahwa ada 3 syarat utang sehat yang harus dipenuhi jika kamu ingin melakukan pinjaman untuk keperluan apa pun.
Apa saja syarat utang sehat? Yaitu:
- Jelas kebutuhannya, mau dipakai untuk apa.
- Jelas periodenya, jangka waktu peminjaman harus lebih pendek dari usia barang atau hal yang akan dibeli
- Mampu bayarnya
So, untuk pesta pernikahan mewah, kira-kira memenuhi 3 syarat utang sehat di atas enggak? Mungkin kurang memenuhi di syarat kedua, karena ketika pestanya sudah selesai, justru baru muncul tagihannya. Juga tak memenuhi syarat ketiga, kalau berutang tapi cicilannya lebih besar daripada penghasilan.
Bahkan, dari pengalaman pernah ada yang cerita, pinjaman untuk pesta pernikahan nantinya akan bisa ditutup dengan uang sumbangan. Wah, lebih hardcore lagi nih. Kalau misalnya uang sumbangan ternyata enggak banyak, gimana dong ya?
Rencanakan Pesta Pernikahan yang Sesuai Kemampuan
Dalam pernikahan, sebenarnya kita hanya perlu untuk sah secara hukum negara dan agama. Artinya, pernikahan tersebut dicatatkan di catatan sipil dan lembaga keagamaan masing-masing. Kalau muslim ada KUA, di nasrani ada lembaga gereja, agama lain juga ada lembaganya sendiri. Upacaranya juga biasanya mengikuti agama pengantin.
Pernikahan yang sah tidak harus merupakan pesta penikahan mewah. Jadi pesta pernikahan mewah itu kebutuhan atau keinginan? Menikah adalah kebutuhan. Pernikahan mewah adalah keinginan. So, kalau memang tak mampu, tak perlu memaksakan diri menikah dalam pesta yang mewah. Asal sah seperti yang dijelaskan pada paragraf sebelumnya, sudah cukup.
So, apa yang perlu disiapkan untuk pernikahan? Jangan sampai esensi pernikahan justru bias karena harus menghelat pesta mewah, tapi malah tak pernah memikirkan masa depan saat sudah hidup bersama.
1. Cek kemampuan
Kalau diri sendiri “hanya” pegawai biasa, yang kemampuannya bisa diukur dengan besaran gaji, alangkah baiknya tak perlu halu, pura-pura mampu menghelat pesta pernikahan yang mewah. Jadi, mari kita cek kemampuan.
Dana menikah sebenarnya bisa disiapkan sejak jauh-jauh hari, jika kondisinya normal. Misalnya setahun dua tahun sebelumnya. Dari jangka waktunya kamu bisa menentukan seberapa besar kamu bisa menyisihkan uang untuk menabung, bisa juga dibantu dengan berinvestasi di instrumen rendah risiko seperti reksa dana pasar uang agar ada pertumbuhannya juga. Dari jangka waktu dan kemampuan untuk menyisihkan dana dari penghasilan tersebut, nantinya akan ketemu proyeksi pengembangan dana setelah disimpan di RDPU, misalnya. Berapa? Seratus juta? Lima puluh juta? Artinya itulah anggaran yang bisa kamu gunakan untuk mengadakan pesta pernikahan.
Kamu bisa mengajak calon pasanganmu untuk menabung bareng, supaya hasilnya bisa lebih besar. Tapi nominal menabungnya ya tetap kembali ke kemampuan masing-masing.
2. Buat rencana dan anggaran
Dari hasil proyeksi, kamu bisa mulai membuat anggaran dan rencana pesta pernikahanmu dengan lebih detail.
Biasanya yang menyedot dana cukup banyak adalah:
- Konsumsi
- Tempat pernikahan, apalagi jika memilih gedung
- Suvenir dan undangan
- Panitia atau Wedding Organizer
- Dan keperluan lainnya
Buat simulasi seriil mungkin untuk masing-masing keperluan. Lakukan riset, misalnya bandingkan harga-harga menu katering, atau lokasi-lokasi venue. Pertimbangkan juga jika bertempat di rumah saja, dan berbagai kemungkinan lainnya.
Ajak pasanganmu untuk mendiskusikan hal ini berdua ya.
3. Mulailah memikirkan hidup ke depan
Pesta pernikahan hanya berlangsung satu hari saja. Sementara, kamu dan pasanganmu akan memulai kehidupan yang sebenarnya hingga jauh ke depan. Akan lebih baik jika kamu enggak salah fokus sehingga malah lebih memikirkan hal-hal yang tidak esensial seperti mengadakan pesta yang terlalu mewah sampai tak sesuai kemampuan.
Akan lebih baik, kalau kamu fokus untuk memikirkan masa depan, membuat rencana-rencana untuk mewujudkan tujuan keuangan keluarga.
So, jadi gimana? Apakah sampai di sini kamu masih pengin melangsungkan pernikahan dalam pesta mewah? Jika iya, ya enggak masalah, asalkan sesuai dengan kemampuan.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!