Data OECD mengungkapkan, bahwa penetrasi asuransi di Indonesia di tahun 2019 hanyalah 1.7%. Penetrasi asuransi adalah rasio premi asuransi dibandingkan PDB. Sementara, Singapura bisa sampai 9%, dan Malaysia pun 4.5%.
Apa sih ini artinya?
Well, kalau diterjemahkan secara bebas, orang Indonesia males banget untuk beli dan punya asuransi.
Coba yuk, kita ikuti dulu video berikut ini.
Lalu, apa ya sebabnya orang Indonesia pada belum punya asuransi? Menelusur dari berbagai berita, dan setelah menelaahnya, bisa jadi dikarenakan sebab-sebab berikut ini.
Alasan Orang Indonesia Masih Belum Punya Asuransi
1. Dianggap bukan kebutuhan utama
Kita di Indonesia mengenal kebutuhan pokok hidup itu meliputi pangan, sandang, dan papan. Asuransi tidak termasuk di dalamnya, sehingga banyak orang yang belum memandangnya sebagai barang penting yang wajib diusahakan dan dimiliki.
Padahal, soal kesehatan itu bisa jadi sangat penting. Bayangkan, kalau kita tidak sehat, lalu bagaimana kita bisa bekerja untuk mencari penghasilan demi memenuhi ketiga kebutuhan pokok tersebut?
Begitu juga dengan asuransi jiwa, yang dapat memberikan santunan saat kita tak bisa lagi mencari penghasilan.
Sayangnya, hal ini masih banyak yang belum menyadari.
2. Asuransi memiliki citra negatif
Citra negatif yang menempel pada produk asuransi sedikit banyak karena pemberitaan kasus-kasus yang melibatkan beberapa perusahaan asuransi. Kasus-kasus seperti ini sudah cukup lama terjadi, nggak hanya baru-baru ini saja.
Hal ini tak pelak membuat kepercayaan masyarakat terhadap produk asuransi menjadi menurun. Hasilnya, semakin banyak yang anti dan enggak mau punya asuransi.
3. Kurang paham cara kerja asuransi
Citra negatif asuransi, selain berhubungan dengan kasus-kasus yang terjadi, juga terbentuk oleh masih belum pahamnya masyarakat umum di Indonesia mengenai cara kerja asuransi.
Misalnya saja, kenapa uang asuransi hangus dan tidak bisa dikembalikan jika tidak ada klaim? Karena itu, asuransi sering dianggap menipu.
Padahal dengan telah membeli asuransi, itu artinya kita telah membeli perlindungan. Kalau membeli barang—apa pun itu, sudah pasti uang tak akan kembali kan, mau barangnya dipakai atau tidak. Prinsip yang sama juga berlaku dalam asuransi.
Lalu, kapan “barang”-nya kita pakai? Tentu saja kalau kita mengalami sesuatu yang kemudian menimbulkan risiko keuangan terhadap hidup kita. Nah, saat itulah, kita bisa merasakan manfaat besarnya.
4. Prosedur sulit
Padahal ya enggak juga. Bahkan sekarang sudah ada asuransi yang bisa kamu beli polisnya secara online. Sebelumnya, kamu juga bisa membandingkan berbagai produk asuransi secara online dalam platform market aggregator, untuk bisa memastikan produk asuransi yang sesuai kebutuhan.
Untuk masalah klaim, jika semua sudah sesuai prosedur dan kesepakatan, juga tidak akan sulit. Apa saja yang bisa membuat klaim ditolak?
- Asuransi sudah tidak aktif, premi tidak dibayar
- Klaim tidak tercakup dalam klausul. Misalnya kita hanya memiliki asuransi kesehatan biasa, tetapi kita mengklaim yang termasuk penyakit kritis
- Pengajuannya melebihi waktu yang sudah ditentukan
- Dokumen pendukung tidak lengkap
- Masih dalam masa tunggu, atau waiting period
- Pemegang polis melanggar hukum
- Di luar daftar rekanan
Nah, sebagai pemegang polis asuransi, kamu memang harus tahu, kondisi-kondisi seperti apa yang bisa membuat klaim asuransi ditolak, juga apa saja syarat yang harus dipenuhi untuk mengajukan klaim ini. Penuhi semuanya dengan baik, sesuai klausul dalam polis serta kesepakatan. Dengan demikian, klaim pun tidak akan ditolak.
5. Merasa masih sehat dan produktif
Sebagian besar orang merasa dirinya sangat sehat dan masih dalam usia produktif, sehingga prioritas punya asuransi adalah nomor sekian. Ya, ini kurang lebih sama saja sih dengan poin pertama di atas. Toh, kebutuhan lain masih banyak yang lebih penting untuk dipenuhi terlebih dahulu.
Namun, tahukah kamu, bahwa semakin banyak usia kita, maka harga premi pun akan semakin tinggi? Ini berlaku baik untuk asuransi jiwa maupun asuransi kesehatan. Karenanya, banyak orang belum punya asuransi karena saat muda merasa masih sehat dan dapat bekerja dengan baik. Baru kemudian ketika usia terus berjalan, kita sudah sering sakit, mengajukan asuransi.
Tentu saja, proses polis disetujui akan lebih rumit, dan harga premi pun melambung, karena perusahaan asuransi sudah melihat bahwa kita memiliki risiko hidup yang lebih tinggi.
Karena itu, justru di masa muda dan produktif inilah, seseorang harusnya sudah mulai punya asuransi. Mulailah dari asuransi yang paling penting, yaitu asuransi kesehatan. BPJS Kesehatan, misalnya. Cek lagi apakah masih perlu menambah dengan asuransi swasta. Kemudian, bisa dilanjutkan dengan punya asuransi jiwa, terutama jika kamu adalah tulang punggung keluarga.
Mau belajar seluk-beluk asuransi lebih banyak, sebelum benar-benar membeli polisnya?
Yuk, belajar dengan mengikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu. Ada kelas khusus yang membahas asuransi juga loh! Segera cek, and save your seat!
Jangan lupa juga follow Instagram QM Financial untuk berbagai update kelas finansial online dan tip praktis lainnya.