Kesadaran untuk berinvestasi memang sudah meningkat beberapa waktu terakhir. Terbukti dengan melonjaknya jumlah investor di pasar modal sebesar 56%, sesuai dengan data dari Bursa Efek Indonesia. Ini tentu berita baik. Namun, di samping berita baik ini, ada pula berita lain soal banyaknya investor pemula yang melakukan kesalahan investasi sehingga mengakibatkan kerugian.
Duh, mau seneng, jadi sedih deh.
Iming-iming keuntungan yang bisa diperoleh dari investasi—terutama investasi saham—memang bisa membuat orang silau. Hal ini juga semakin dipicu oleh cepat dan tanpa batasnya media sosial yang menyebarkan ‘virus’ investasi ini ke segala arah tanpa filter.
Tentu, di satu sisi, hal ini adalah hal baik. Tapi, di sisi lain, ada yang perlu kita pelajari, yaitu kelengkapan informasi dan terbatasnya pemahaman orang terhadap cara kerja investasi.
Nah, pastinya nggak ada yang mau melakukan kesalahan, tetapi nyatanya kita selalu bisa belajar dari kesalahan. Termasuk juga kesalahan investasi.
Ini Dia 5 Kesalahan Investasi yang Perlu untuk Diwaspadai dan Dihindari
1. FOMO
FOMO atau Fear of Missing Out, adalah fenomena sosial yang gejalanya adalah ketakutan ketinggalan tren. Tren apa? Apa saja, termasuk investasi.
Beberapa waktu yang lalu, ini sempat terjadi. Kehebohan netizen akibat beberapa rekomendasi investasi saham membuat orang jadi pengin ikut investasi. Ya, lagi-lagi, ini hal bagus. Sayangnya, karena cuma ikut-ikutan, akibatnya ya tidak dibarengi dengan pengetahuan yang cukup dan juga tujuan yang jelas.
Investasi harus dilakukan dengan cermat, karena di samping keuntungan yang dijanjikan, di situ ada pula risiko yang harus dikelola dengan baik. Investasi harus diawali dengan menentukan #TujuanLoApa. Tanpa tujuan yang jelas, investasi tidak akan banyak optimal; bisa salah menentukan instrumen, salah memperkirakan horizon waktu, dan hal-hal lain yang justru membuatmu merugi.
2. Pakai uang “panas”
Kesalahan investasi kedua ini bisa jadi juga merupakan “buah” dari FOMO. Karena melihat orang lain sukses dalam berinvestasi, jadi pengin ikut sukses, sayangnya “amunisi” sebenarnya tidak mencukupi. Akibatnya, memutuskan untuk memakai dana yang tidak dialokasikan untuk berinvestasi. Lebih parah lagi, dana yang dipakai adalah hasil berutang, atau malah bukan dana milik sendiri.
Ingat ya, investasi selalu datang bersama risikonya, dan risiko terbesar dalam investasi adalah ketika nilai investasi turun. Ini adalah hal yang harus dipahami betul-betul sejak awal memutuskan untuk berinvestasi.
So, sangat disarankan untuk mengatur cash flow lebih dulu sebelum mulai investasi. Dana yang digunakan untuk berinvestasi adalah dana yang memang dialokasikan untuk dikembangkan. Bukan dana yang seharusnya dipakai untuk membeli kebutuhan hidup, apalagi dari hasil berutang.
Dengan demikian, risiko akan terkelola dengan lebih baik.
3. Kurang paham produk
FOMO bisa jadi salah satu akibat dari kesalahan investasi tanpa memahami produknya lebih dulu. Ini tentunya sangat enggak disarankan ya.
Agar investasi optimal, seharusnya ada kesesuaian antara karakteristik produk dengan kebutuhan dan tujuan keuangan kita. Untuk itu, kita harus memahami produk investasi, untuk kemudian tahu, mana yang paling optimal manfaatnya.
Untuk menghindari kesalahan investasi yang kedua ini, yuk, belajar dulu dan kenali berbagai produk investasi yang bisa menjadi opsi. Belajar sekarang bisa dengan cara yang fun, kok! Nggak ngebosenin. Bisa ikut kelas yang interaktif, baca artikel, baca post di media sosial, nonton video, bahkan bisa belajar sambil main games juga. Tinggal pilih sesuai dengan gaya belajarmu.
4. Tidak mendiversifikasikan investasi
Don’t put your eggs in one basket.
Itu adalah pepatah “kuno” yang harus dipahami oleh setiap investor yang mau mulai berinvestasi. Menempatkan banyak telur dalam satu keranjang akan meningkatkan besarnya risiko kerugian jika terjadi hal-hal yang tak diinginkan. Jatuh, misalnya. Tetapi, jika telurnya diletakkan ke dalam beberapa keranjang yang berbeda, risiko kerugian bisa diminimalkan. Setidaknya, kalau satu keranjang jatuh, kita masih punya beberapa keranjang telur lain yang masih utuh.
Analogi yang sama juga berlaku dalam investasi. Pada dasarnya, kita memiliki beberapa tujuan keuangan yang dapat dibedakan menurut jangka waktunya, yaitu pendek, menengah, dan panjang. Masing-masing dapat dialokasikan pada produk investasi yang sesuai karakteristiknya.
Lalu, bagaimana caranya menyesuaikan antara jangka waktu tujuan keuangan dan karakteristik produk investasi? Ya, dengan belajar dan mengenali produk tersebut. Balik lagi ke poin kedua di atas.
5. Tidak melakukan review
Investasi tidak akan berkembang dengan optimal juga jika kita tidak memantaunya dan melakukan review secara berkala.
Bagaimana kita bisa memastikan bahwa investasi kita berkembang dengan baik sesuai harapan kalau enggak pernah dicek, ya kan?
So, kalau sudah diplanning, yuk, lakukan review berkala. Setelah melakukan review, kita akan tahu, apakah selanjutnya perlu rebalancing atau harus dilakukan sesuatu agar investasi lebih optimal lagi.
Demikianlah 5 kesalahan investasi yang perlu untuk diwaspadai, dan kemudian dihindari. Semoga kamu tidak termasuk dari mereka yang melakukan kesalahan investasi di atas ya.
Apakah kantor atau komunitasmu mengalami masalah keuangan yang sama? Ataukah, punya kebutuhan training finansial yang lain? Sila kontak WA 0811 1500 688 untuk mendiskusikan kebutuhan training finansialmu. Semua modul dibuat SIMPEL, PRAKTIS, dan tentu saja FUN!
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.