Event Alumni Club kembali hadir di hari Rabu 7 April 2021 kemarin lo! Dan, kali ini, secara khusus QM Financial mengundang para alumni kelas online FCOS ini untuk membahas soal investasi reksa dana vs saham.
QM Financial sendiri secara khusus membahas mengenai produk investasi dalam modul FCOS Get To Know Your Investment Products. Alumni sendiri ada yang sudah ikut kelas keempat dalam rangkaian modul Basic ini, tetapi ada juga yang belum.
Karenanya, sebagai pelengkap, dalam Alumni Club Sesi 2 ini, secara khusus pula, QM Financial mengundang M. Banyu Adiputra, K.U., Head of Market Development IPOT, bersama dengan Mba FDV Wulansari, salah satu trainer dari QM Financial, yang pasti sudah diakrabi oleh para alumni. Mereka berdua akan ngobrol soal reksa dana dan saham, dua jenis instrumen investasi yang—bisa dibilang—paling populer akhir-akhir ini.
QM Alumni Club: Investasi Reksa Dana vs Saham
Banyak orang yang bingung, mana instrumen investasi yang paling baik untuk dimanfaatkan bagi kebutuhan mereka. Padahal, memilih investasi ini bukan masalah instrumen yang paling baik atau bukan, tetapi mana yang cocok dengan tujuan keuangan kita.
Hal ini tak terkecuali juga dialami oleh para alumni. Meski mereka sudah berkenalan dan belajar karakteristik banyak produk investasi, tetapi tak jarang hal ini justru menambah kebingungan. Ya, wajar sih. Semakin banyak pilihan, memang akan memberi kita keleluasaan untuk memilih tetapi juga sekaligus bisa bikin bingung.
Begitu pula dengan reksa dana dan saham. Dua-duanya punya kelebihan dan risiko masing-masing. Terus, bagaimana cara menyesuaikan dengan kebutuhan kita?
Lead trainer QM Financial, Ligwina Hananto, membuka sesi kedua QM Alumni Club ini dengan penjelasan bahwa investasi reksa dana dan saham itu bisa dianalogikan dengan rujak. Wah, jadi pengin rujak.
Tapi, kok rujak ya? Nah, penjelasannya dijabarkan masing-masing oleh Mba Wulan dan Mas Banyu seperti berikut ini.
FDV Wulansari: Seperti Apa Investasi Reksa Dana Itu?
Investasi reksa dana ibaratnya kita beli rujak dari tukang rujak, yang sudah meracik dengan buah-buahan yang dibelinya di pasar induk. Komposisi buah-buahannya sudah ditentukan, kita tinggal memilih rujaknya pedes atau enggak, mau berapa porsi, dan seterusnya.
Dalam investasi reksa dana, ada manajer investasi yang berperan sebagai si tukang rujak. Kulakan buah-buahannya di pasar modal. Cara memilih buah-buahannya melalui berbagai analisis dan teknik khas para pelaku pasar modal. Sedangkan kita, sebagai pembeli rujak, tinggal memilih saja rujak seperti apa yang pengin kita beli dan nikmati.
However, sebagai pembeli rujak, kita juga enggak bisa tutup mata dan capcipcup saja. Betul? Dari berbagai komposisi resep rujak, ada yang pedes maksimal, ada yang pedesnya sedang, ada yang nggak pedes. Buat yang nggak tahan pedes, sudah pasti harus memilih rujak yang pedesnya pas.
Demikian juga dengan investasi reksa dana.
Dari 4 jenis reksa dana yang ada—yaitu reksa dana pasar uang, reksa dana pendapatan tetap, reksa dana campuran, dan reksa dana saham—masing-masing “menyimpan” karakter berupa potensi imbal dan risiko yang berbeda, yang perlu kita ketahui.
Jadi, peracikan rujak memang kita serahkan pada si tukang rujak. Tetapi, rujak mana yang seharusnya dipilih, tetap menjadi tanggung jawab kita pribadi.
Banyu Adiputra: Bikin Rujak Sendiri dengan Investasi Saham
Menyambung penjelasan dari Mba Wulan, Mas Banyu menjabarkan, berbeda dengan investasi reksa dana, menjadi investor saham ibaratnya kita menjadi si tukang rujak, dan meracik sendiri rujak seperti selera kita.
Karena harus memilih, menentukan, dan membeli buah sendiri, sudah pasti kita harus mengenali buah-buah seperti apa yang sesuai, dan rujak seperti apa yang pengin kita miliki.
Ada beberapa cara untuk mengenali produk saham yang hendak dibeli sebagai komposisi portfolio. Di pasar modal, ada beberapa kategori jenis saham yang diperdagangkan, yaitu saham yang dikenal (produknya kita pakai, atau kita bekerja di perusahaan pemegang sahamnya), saham yang terkenal (blue chip), saham yang murah tetapi tidak murahan (value stock), dan saham apa pun yang murah.
Mana yang harus dipilih? Pasti banyak faktor pertimbangannya, seperti tujuan dan horizon waktu yang kita miliki, kemampuan dan dana kita, bahkan kondisi ekonomi makro juga bisa menjadi pertimbangan. Selain faktor pertimbangan yang berasal dari internal maupun eksternal ini, juga ada risiko yang harus kita pahami dulu sebelum memilih saham. Ada risiko capital dan juga risiko pasar.
Nah, setelah penjelasan dari dua orang ahlinya, sekarang jadi jelas deh, apa bedanya investasi reksa dana vs saham, dan apa saja yang harus diperhatikan.
Memang ya, masing-masing produk telah kita pelajari dan kenali di kelas FCOS Get To Know Your Investment Products, tapi untuk benar-benar tahu “peta” kekuatan dan kelemahannya, maka harus dikomparasi sehingga kita tahu bagaimana memanfaatkannya dengan optimal.
QM Alumni Club: Upgrade Terus Pengetahuanmu!
Demikianlah, QM Alumni Club bisa menjadi wadah bagi siapa saja—khususnya alumni QM Financial—untuk meng-upgrade lagi pengetahuan keuangan yang sudah kita dapatkan. Pasalnya, belajar tak hanya butuh sekali saja, tetapi harus simultan dan terus menerus. Termasuk ketika kita belajar keuangan.
Teori pun harus diiringi juga dengan praktik, dan kemudian bisa langsung action, yang disesuaikan dengan kondisi masing-masing. Harapannya, dengan acara-acara seperti ini, kita semua bisa berdaya bersama-sama, membentuk masyakarat cerdas yang melek finansial.
Demikian sekilas catatan mengenai acara QM Alumni Club sesi kedua.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.