Menumbuhkan aset aktif bisa jadi merupakan satu cara untuk kita bisa meraih kebebasan finansial lebih cepat. Ada beberapa jenis aset aktif yang bisa kita manfaatkan untuk tujuan ini, mulai dari surat berharga, properti, hingga bisnis.
Pastinya hal ini juga menjadi salah satu cita-cita terbesar kamu kan, untuk bisa menumbuhkan aset aktif? Ya, siapa sih yang enggak pengin punya penghasilan pasif dari aset aktif, bisa mencapai kebebasan finansial–hidup yang bisa kita jalani tanpa mengkhawatirkan kondisi keuangan? Kan, capek ya, qerja bagai quda terus?
Tapi, bagaimana cara menumbuhkan aset secara efektif, sedangkan sumber daya terbatas pun punya horizon waktu yang juga tak terlalu luas?
Ada kok strateginya. Yuk, ikuti artikel ini sampai selesai ya.
Cara Efektif Menumbuhkan Aset Aktif
1. Punyai tujuan
Yes, selalu ya, kembali ke #TujuanLoApa. Ini sudah menjadi salah satu “dalil” yang tak akan pernah bisa diabaikan ataupun dilupakan ketika kita hendak membuat rencana keuangan.
Karena, setiap rencana seharusnya memang punya tujuan. Nggak mungkin kan, kita punya rencana untuk traveling keluar negeri, tapi nggak punya tujuan mau ke mana? Ya, gimana atur tiket pesawatnya dong? Pada akhirnya, enggak akan ke mana-mana kan?
Demikian juga ketika kita hendak menumbuhkan aset aktif kita. Tentukanlah tujuan di awal, agar kita kemudian bisa membuat rencana yang doable dan komprehensif.
2. Bijak berutang
Utang tidak dilarang, bahkan di satu sisi, utang bisa membantu kita untuk mempunyai ataupun menumbuhkan aset. Misalnya, untuk membeli rumah.
Namun, utang memang harus dikelola dengan bijak. Karena kesalahan pengelolaan utang membuat keuangan jadi kritis, boro-boro dapat membantu menumbuhkan aset aktif. Jaga supaya rasio cicilan utang tidak lebih dari 30% dari penghasilan rutin bulanan, dan hanya berutang produktif.
Utang produktif adalah utang yang justru dapat menumbuhkan aset, karena barang yang dibeli dengan utang ini nantinya punya nilai atau value yang bisa berkembang seiring waktu. Iya, seperti rumah itu.
Kurangi utang konsumtif, terutama untuk barang-barang yang bahkan begitu kita beli, nilainya sudah langsung turun alias mengalami depresiasi.
Bukan enggak boleh, tetapi harus dipertimbangkan dengan lebih bijak.
3. Hidup sesuai kemampuan
Beberapa kesalahan pengelolaan keuangan yang terjadi, terkadang disebabkan oleh gaya hidup yang sebenarnya kurang sesuai dengan kemampuan, entah dengan tujuan apa pun.
Apalagi di zaman kebebasan berekspresi seperti sekarang. Terlalu banyak scrolling media sosial kadang membuat orang jadi lupa, bahwa kemampuan finansial ada batasannya. Peer pressure itu memang nyata.
Padahal hal ini sebenarnya simpel saja: hindari membeli barang atau hal-hal yang melebihi kemampuan. Apalagi kemudian diputuskan untuk berutang.
Ketidakmampuan kita untuk hidup sesuai kemampuan bisa membuat kita sulit untuk menumbuhkan aset aktif, lantaran akan terlalu sibuk memaksakan diri untuk mampu membiayai gaya hidup (padahal sebetulnya enggak mampu). Uang yang dikeluarkan jadi enggak tepat sasaran kan? Seharusnya bisa dipakai untuk menambah saham demi dana pensiun yang lebih baik, misalnya.
4. Pilih instrumen yang sesuai
Sesuai dengan apa?
Yang pertama, dengan tujuan, seperti yang sudah dijelaskan pada poin pertama di atas. Kesesuaian instrumen dengan tujuan ini penting. Ada banyak instrumen yang bisa dipilih, tetapi masing-masing punya karakteristik dan risikonya sendiri, sehingga kita memang mesti tahu instrumen mana yang cocok dan bisa melayani tujuan keuangan kita.
Misal, tidak semua instrumen investasi bisa melayani kebutuhan kita akan aset aktif dengan tujuan jangka panjang. Karena itu, kita perlu banget belajar mengenai berbagai instrumen aset aktif ini sebelum memutuskan hendak memilih yang mana untuk dimiliki.
Yang kedua, ya harus sesuai dengan karakter serta kondisi kita sendiri. Ingat, personal finance is very personal, sehingga aset aktif untuk satu orang belum tentu akan memberikan hasil yang sama ketika dimiliki oleh orang lain.
5. Konsisten
Menumbuhkan aset aktif bukan perkara sehari semalam, tetapi berkelanjutan dan membutuhkan konsistensi dalam waktu yang cukup lama.
Katakanlah, kamu pengin punya aset aktif dengan nilai total Rp1 miliar. Bagi sebagian orang, nilai ini mungkin mudah, tetapi buat kamu–yang termasuk dalam working class–ini termasuk angka yang wow. Tapi, bukan hal yang mustahil juga untuk diraih kok, asalkan kamu sudah punya rencana dan kemudian konsisten terhadap rencana yang sudah kamu buat sendiri.
Percaya deh, usaha tak akan mengkhianati hasil.
Nah, gimana? Mau belajar lebih lanjut untuk menumbuhkan aset aktif?
Yuk, belajar mengelola keuangan dan aset aktif! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.
QM Financial
Related Posts
2 Comments
Leave a Reply Cancel reply
This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.
[…] ini adalah tahap kebebasan finansial yang sebenarnya. Sudah memiliki passive income dari aset aktif yang cukup, sehingga bisa banget untuk memenuhi kebutuhan dan gaya hidup. Bahkan passive income […]
[…] Baca juga: 5 Cara Menumbuhkan Aset Aktif untuk Mencapai Kebebasan Finansial Lebih Cepat […]