Utang bisa jadi satu masalah paling besar yang harus dihadapi oleh sebuah keluarga. Apalagi jika itu adalah utang keluarga warisan, dalam arti yang meminjam uang sudah tiada, atau cacat, sehingga tak ada lagi pemasukan yang bisa diandalkan untuk membayar utang.
Kejadian sebenarnya nih. Seorang istri bersuamikan seorang dokter yang spesialisasinya bedah luar biasa. Maksudnya, beliau menangani kasus-kasus luar biasa yang terjadi pada pasien; misalnya kondisi bayi lahir dengan perut di luar, dan semacamnya. Tarif sekali bedah juga luar biasa mahal. Karena itu, gaya hidup mereka pun “menyesuaikan” dengan pemasukan yang besar. Hingga suatu kali, sang suami–yang dokter bedah luar biasa ini–meninggal mendadak. Serangan jantung, katanya. Persis seperti peristiwa yang menimpa Ashraf Sinclair kemarin. Begitu cepat. Istri berduka. Bedanya, keluarga ini tidak dikaruniai anak, tetapi memiliki anak adopsi.
Ternyata, beberapa bulan kemudian, terungkap bahwa suami meninggalkan begitu banyak utang keluarga semasa hidup. Mulai dari rumah, kendaraan, bisnis yang gagal, entah apa lagi. Secara berturut-turut, perlahan tapi pasti, istri kehilangan semuanya lantaran semua aset disita karena tidak mampu membayar utang.
Sekarang si istri hidup menumpang di rumah teman-temannya secara bergiliran. Anak adopsinya? Yah, enggak usah dibahas deh. Bukan situs yang membahas soal kedurhakaan anak, soalnya.
Mari kita kembali ke topik. Ada dua hal yang harus disoroti: utang keluarga yang ditinggalkan, dan ketidaksiapan istri menghadapi hari-hari setelah ditinggal oleh suaminya.
Miris. Kasihan banget memang. Tapi, kita seakan tak bisa membantu apa pun. Karena, utang tetap utang, harus dibayar.
Jika kamu juga menghadapi situasi yang kurang lebih sama dengan cerita di atas sekarang, well … kami turut berduka. Tapi, utang harus dibayar, apa pun kondisinya. Memang akan sangat berat, dan kalau kamu sekarang sudah berkeluarga, utang keluarga yang diwariskan ini pun biasanya juga menjadi beban keluarga barumu.
So, coba lakukan beberapa langkah berikut agar bisa melunasi utang keluarga warisan ini, sebelum “membahayakan” hajat hidup orang banyak.
5 Langkah Membereskan Utang Keluarga Warisan
1. Buat daftar utang keluarga dan tentukan prioritas
Buat daftar utang keluarga yang ditinggal; utang untuk apa, pada siapa, berapa cicilannya, sekarang posisinya di mana, dan kapan jatuh temponya. Buat selengkap mungkin.
Baru, kemudian tentukan prioritas, mana yang hendak dibereskan terlebih dahulu. Mau melunasi dari utang dengan bunga terbesar, atau nominal terkecil? Atau mungkin, ada pertimbangan lain?
Coba cek artikel Cara Efektif Melunasi Utang ini untuk detailnya ya.
2. Diskusi dengan saudara, berbagi beban
Jangan terbebani sendirian. Jika kamu memiliki saudara-saudara, maka ajak mereka untuk duduk bersama membicarakan utang keluarga warisan ini. Berbagilah beban.
Bagaimanapun, ini kan urusan keluarga besar, jadi sebisa mungkin ditanggung bersama agar lebih ringan. Diskusikan apa yang bisa dilakukan dengan segera, agar utang keluarga warisan ini bisa segera dibereskan.
3. Buat daftar warisan
Jika memang ada, buatlah daftar aset maupun uang tunai yang mungkin ditinggalkan secara menyeluruh. Kalau sudah terkumpul, bandingkan dengan jumlah utang keluarga yang diwariskan.
Jika memang memungkinkan, gunakan harta waris ini untuk melunasi utang keluarga hingga semaksimal mungkin. Jangan lupa, diskusikan dulu dengan keluarga besar ya, karena mereka pun biasanya punya hak juga atas harta waris yang ditinggalkan ini.
4. Klaim asuransi jiwa
Jika pihak yang meminjam uang sempat memiliki asuransi jiwa, maka mungkin bisa diperhitungkan juga untuk melunasi utang keluarga.
Hubungi perusahaan asuransi tempat anggota keluarga tersebut membayar premi, dan klaim asuransinya.
Di sinilah memang pentingnya memiliki asuransi jiwa murni. Jika pencari nafkah tidak bisa meneruskan pekerjaan–karena sebab apa pun–keluarga bisa mendapatkan perlindungan dari kerugian materi yang lebih banyak lagi. Jadi, penting ya untuk diperhatikan, terutama buat kamu yang menjadi tulang punggung keluarga. Kalau ada kasus seperti di atas, uang pertanggungan asuransi ini bisa banget dipakai untuk membayar utang keluarga warisan seperti ini.
5. Negosiasi keringanan pelunasan
Hal terakhir yang bisa ditempuh agar bisa melunasi utang keluarga warisan adalah dengan negosiasi keringanan pembayaran utang pada pihak pemberi pinjaman.
Katakanlah, yang bersangkutan berutang pada bank, maka ada beberapa langkah yang bisa ditempuh:
- Potongan nominal dalam satu kali bayar. Di sini pihak peminjam memohon keringanan nominal utang, jika dapat membayar langsung lunas. Jadi, misalnya utang dengan bunga keseluruhan Rp100 juta, tapi karena dilunasi sekali bayar, maka jadi ada keringanan Rp20 juta, tinggal bayar Rp80 juta.
- Tenor diperpanjang, dengan besar bunga rendah.
Bisa juga gabungan antara keduanya, meminta potongan dan tenor diperpanjang dengan bunga rendah. Tentu saja, semuanya bergantung kebijakan si pemberi pinjaman.
Well, semoga bisa segera diselesaikan ya, utang keluarga warisannya. Harus sabar, dan rela bekerja keras demi lunasnya utang ini. Dukungan dari semua pihak akan banyak dibutuhkan.
Semangat!
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.