Menjadi pengantin baru, ternyata banyak hal yang baru juga. Termasuk kebiasaan keuangan. Misalnya, pasangan suka banget kulineran atau makan di luar hampir setiap hari. Sedangkan kita merasa, kebiasaan ini berpotensi bikin keuangan jadi kurang sehat.
Atau, kita terbiasa menghabiskan uang gajian langsung di depan, ke dalam pos-pos pengeluaran yang sudah terjatah dengan pasti, sedangkan pasangan lebih suka go with the flow.
Hvft! Memang sulit sih, karena namanya juga kebiasaan–hal yang secara otomatis saja kita lakukan. Bisa jadi kita merasa enggak masalah dengan kebiasaan keuangan ini, tapi pasangan tidak berpendapat yang sama.
Coba baca kisah Atas Nama Cinta ini, bisa jadi referensimu betapa kebiasaan keuangan yang berbeda akhirnya berujung menyakitkan.
Yah, namanya juga dua pribadi, masing-masing datang dari latar belakang yang berbeda. Pastilah membawa keunikan masing-masing. Lalu, bagaimana caranya berkompromi?
Yes, karena dua pribadi itu enggak mungkinlah disatukan. Yang bisa dilakukan memang hanya berkompromi. Semua demi kepentingan bersama. Yang pasti, jangan sampai terlambat untuk berkomunikasi. Jangan tar sok tar sok melulu–bentar besok bentar besok. Sekarang juga, ajak pasangan berkompromi.
Nah, jika kamu dan pasangan kamu–yang sekarang masih berstatus sebagai pengantin baru–masing-masing punya kebiasaan keuangan sendiri-sendiri yang berbeda, ini dia beberapa tip untuk bisa menyambungkan keinginan kalian dan akhirnya bisa berkompromi.
5 Tip untuk Menyesuaikan Kebiasaan Keuangan Pengantin Baru
1. Akui kondisi keuangan masing-masing, seburuk apa pun
Punya utang bawaan? Silakan untuk saling dibicarakan. Berapa utangnya, kepada siapa, kapan jatuh tempo, dan posisinya sekarang–jika utang tersebut dibayar kembali dengan cara mengangsur.
Jika kamu sempat membuat perjanjian pranikah, maka status utang ini bisa jadi sudah ternyatakan dalam surat perjanjian itu. Jika memang dirasa bakalan memberatkan di depan, jangan sungkan untuk ajak pasangan berdiskusi untuk meminta masukan.
Namun, jika tidak, berarti setelah menjadi pasangan suami istri, utang bawaan ini harus diselesaikan bersama.
Begitu juga kondisi lain selain utang. Misalnya seperti harta bawaan, waris, gaji, penghasilan selain gaji, dan lain sebagainya. Seburuk atau sebaik apa pun kondisi keuangan kita pribadi lebih baik bicarakan dengan pasangan.
2. Membagi peran
Selanjutnya, sesuai dengan kondisi keuangan masing-masing dan kesepakatan bersama, bagilah peran di antara kamu dan pasanganmu. Siapa yang jadi juru bayar? Dari mana harus membayar semua keperluan dan kebutuhan hidup? Termasuk, dari mana saja penghasilan didapatkan?
Bagilah peran dengan seimbang antara kamu dan pasangan, dan berkomitmenlah terhadap apa yang sudah disepakati.
3. Terus evaluasi diri
Jika memang ada hal-hal yang harus diperbaiki, maka bicarakanlah dengan pasangan. Sambil ngadem, ngemil-ngemil, makan enak, pasti bisa deh dicari solusinya.
Yang penting, jangan bicara dengan nada menuduh padanya, meskipun sebenarnya pasanganlah yang harus memperbaiki kebiasaan keuangan yang kurang cocok ini. Posisikan diri sendiri pada level yang “sama bersalah”-nya, dan tunjukkan kemauan kita untuk memperbaiki yang salah tersebut.
Yes, introspeksi diri dulu yang pertama, baru ajak pasangan untuk ngobrol.
4. Keep communicating
Topik keuangan ini memang bisa sangat sensitif, tapi bukan berarti tak bisa dibicarakan. Jadi, bukalah selalu kesempatan untuk ngobrol dan berkomunikasi setiap waktu.
Supaya lebih lancar komunikasinya, coba lakukan tip-tip ajak ngobrol pasangan soal kebiasaan keuangan ala Mbak Ligwina Hananto ini.
Dijamin deh, seru! Apalagi kalau lanjut. #eh
5. Rumuskan tujuan bersama
Biasanya, kalau dua orang atau beberapa orang punya mimpi, cita-cita, dan tujuan yang sama, maka mereka auto saling dukung. Maka, demikian pula dengan kamu dan pasangan kamu sebagai pengantin baru.
Kebiasaan keuangan bisa jadi berbeda, dan perlu kompromi untuk bisa jalan bareng. Tapi, kalau tujuannya sudah sama, maka itu berarti separuh persoalan sudah beres dengan sendirinya. Tinggal masing-masing saja memegang komitmen pada kesepakatan yang sudah dibuat sebelumnya.
Jadi, apa tujuan keuangan kalian sebagai keluarga baru? Kapan mau mulai mandiri dan penuhi kebutuhan sendiri, nggak melulu tergantung pada orang tua? Ingat, kalian sudah jadi keluarga baru lo! Lalu, kapan mau mulai siapkan dana buat bekal hari tua? Jangan salah, ini harus disiapkan sejak dini. Belum lagi rencana punya anak, punya bisnis, punya rumah kedua, dan seterusnya.
Nah, kan. Banyak! Jadi, yuk, selain buka-bukaan kondisi keuangan, coba kompromi juga masalah tujuan, target waktu, dan gimana cara mencapai tujuan itu bareng-bareng.
Nah, selamat berkomunikasi dengan pasangan demi menyamakan persepsi dan menyinkronkan kebiasaan keuangan kalian ya.
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.
QM Financial
Related Posts
1 Comment
Leave a Reply Cancel reply
This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.
[…] semakin baik lantaran sudah begitu lama berkeluarga. Iya kan? Yang dulu, saat masih menjadi pasangan pengantin baru masih tergagap-gagap, sekarang sudah […]