Sebagai first jobber, pastilah kamu merasa bahagia banget sekarang lantaran sudah bisa menghasilkan dari kerja kerasmu sendiri. Selamat ya!
Nah, sekarang, saatnya kamu juga merencanakan masa depanmu sendiri. Ingat, jalanmu masih bakalan panjang di depan sana. Jangan terjebak kenyamanan, karena kamu hanya mikirin hal-hal kurang penting yang bahkan enggak akan bisa menjamin masa depanmu.
So, mulailah dengan membuat tujuan keuanganmu sendiri, hari ini. Kamu pengin hidup seperti apa sih dalam 5, 10, 20, 25 tahun lagi? Pastinya kamu punya banyak keinginan dong ya? Enggak akan puas dengan kondisi yang sekarang, meski kamu tetap mensyukuri apa yang sudah kamu punya.
Karena pada dasarnya, setiap manusia itu selalu punya keinginan untuk bisa hidup lebih baik. Dan “hidup lebih baik” itu sekarang butuh uang. Uang memang bukan segalanya, tapi kita enggak bisa mungkir bahwa segalanya butuh uang.
Nah, untuk dapat mewujudkan tujuan keuanganmu itu, kamu bisa menabung. Tapi menabung saja enggak cukup, apalagi untuk tujuan keuangan yang membutuhkan biaya yang sangat besar, seperti dana pendidikan anak atau dana pensiun. Kamu harus membantu dirimu sendiri dengan mulai berinvestasi sekarang.
Kenapa perlu berinvestasi selagi muda?
Karena semakin panjang durasi kamu berinvestasi, maka akan lebih besar peluang imbal yang bisa kamu dapatkan. Semakin banyak waktu untuk belajar berinvestasi, kamu akan semakin paham apa yang kamu butuhkan untuk dapat mencapai tujuan keuanganmu.
So, para first jobber, ini dia investasi yang paling cocok buat kamu memulai.
1. Investasi Reksa Dana
Mungkin gajimu sekarang sebagai seorang first jobber belum Rp8 juta, karena kamu juga baru mulai kerja kan? Pengalaman masih dinilai minim, masih perlu banyak belajar dan menambah jam terbang.
Dengan gaji yang pas dengan UMR–misalnya–mungkin enggak ya bisa berinvestasi?
Bisa kok, bisa. Dengan investasi reksa dana, kamu bisa mulai menyisihkan dari Rp100.000 aja setiap bulan. Bahkan ada lo, perusahaan sekuritas yang menawarkan investasi reksa dana mulai dari Rp10.000, dan dibayar dengan GoPay!
Semoga kamu bisa ya, menyisihkan Rp100.000 saja. Beli kopi kekinian setiap hari aja mampu kok! #eh. Lakukanlah di awal bulan, supaya bisa lebih konsisten nabungnya.
Nah, reksa dana sendiri ada 4 macam; Reksa Dana Pasar Uang, Reksa Dana Pendapatan Tetap, Reksa Dana Campuran, dan Reksa Dana Saham. Mana yang harus dipilih? Well, kamu harus mempelajari satu per satu, sehingga kamu tahu mana yang cocok dengan profilmu sebagai (calon) investor.
2. P2P Lending
Teknologi semakin maju di semua aspek hidup. Termasuk dalam literasi keuangan. Perkembangan ini juga memicu munculnya banyak fintech yang menawarkan berbagai kemudahan dan kepraktisan dalam pemanfaatan jasa keuangan.
P2P Lending–atau Peer to Peer Lending–juga merupakan salah satu “hasil” dari perkembangan fintech ini. Sebagai first jobber, kamu juga bisa mulai berinvestasi dari sini. Enggak butuh modal banyak juga soalnya, cukup Rp100.000.
P2P Lending adalah investasi peminjaman dana/modal antar pihak melalui platform digital atau online. Jadi seperti halnya marketplace sebagai tempat jual beli barang secara online yang mempertemukan penjual dan pembeli tanpa harus bertatap muka, platform P2P Lending mempertemukan calon peminjam dana dengan investor secara online.
Kalau kamu tertarik untuk menjadi investor di P2P Lending ini, coba baca artikel yang sudah ditautkan di atas ya, untuk mempelajari lebih banyak. Juga carilah bacaan lain yang bisa jadi bahan belajar tambahan.
Yang perlu banget untuk kamu perhatikan jika kamu ingin mulai investasi sejak masih first jobber di P2P Lending ini adalah:
- Pahami risikonya
- Tahu bagaimana memilih fintech yang sudah berizin, terdaftar, dan diawasi oleh OJK
- Tahu bagaimana mengelolanya dengan baik
3. Saham
Saham juga bisa menjadi alternatif untuk para first jobber untuk mulai berinvestasi. Di antara ketiga investasi yang cocok untuk first jobber barangkali saham merupakan produk investasi yang butuh modal paling besar.
Kok gitu? Karena untuk bisa membeli saham, minimal kamu harus mengeluarkan uang yang senilai 1 lot (100 lembar) saham. Sedangkan satu lembar sahamnya memang kisarannya cukup luas. Ada yang lumayan mahal, sampai Rp50.000 per lembarnya, hingga ada yang seharga ratusan rupiah saja.
Kalau modalmu kecil, memang lantas kamu hanya bisa membeli saham-saham dengan batasan tertentu. Nah, di sinilah kejelianmu untuk memilih saham yang sesuai dengan karakter atau profil risikomu akan dibutuhkan. Umumnya saham perusahaan yang mapan memang berharga cukup tinggi, sedangkan saham perusahaan yang berkembang lebih terjangkau. Tapi saham perusahaan berkembang akan berisiko lebih tinggi.
Memang agak tricky sih, untuk berinvestasi saham. Apalagi jika kamu belum punya pengalaman. Tapi, bukan berarti enggak bisa dipelajari. Kalau kamu memang mau belajar, terutama jika ada kesempatan untuk belajar langsung dari ahlinya, pasti kamu akan terampil juga nantinya.
Jadi, gimana? Mau belajar berinvestasi sekarang, mumpung masih berstatus first jobber? Masih cukup panjang waktunya untuk belajar nih!
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.