Halo planners!
Saat kamu akan membeli sesuatu, kamu pasti akan diingatkan oleh peribahasa “ibarat membeli kucing di dalam karung”? Peribahasa ini memiliki arti bahwa seseorang membeli sesuatu tanpa mempelajarinya lebih dahulu. Nah, sebagai seorang planner yang sudah mulai melirik produk investasi seperti saham dan ingin menjadi investor, kamu perlu menerapkan peribahasa di atas. Artinya kamu harus mengetahui saham apa yang kamu beli. Sama halnya dengan prinsip dasar dalam berinvestasi khususnya saham yaitu buy what you know and know what you buy. Lalu, pertanyaan selanjutnya, bagaimana caranya memahami sebuah saham pantas dibeli atau tidak? Untuk bisa menentukan sebuah saham layak dibeli, kamu bisa menggunakan analisis fundamental.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), disebutkan bahwa fundamental adalah bersifat dasar (pokok) atau mendasar. Sehingga analisis fundamental adalah metode analisis yang mempelajari hal yang berkaitan dengan kondisi dasar (fundamental) sebuah perusahaan baik secara kuantitatif (keuangan) maunpun kualititatif (non keuangan).
Mari membuat analogi untuk analisis fundamental saham seperti membeli sebuah peternakan ayam. Kamu perlu mengamati bentuk badan, bulu, bobot sampai kondisi kandang dan kesehatan ayam-ayam sebelum memutuskan untuk membelinya. Nah, ayam merupakan analogi sebuah perusahaan yang sahamnya mau kamu beli sedangkan kandang merupakan kondisi pasar modal secara keseluruhan.
Cara pahami analisis fundamental sebelum memutuskan berinvestasi saham
Kondisi Makro
Dari kondisi makro kamu bisa mengetahui kondisi ekonomi sebuah negara secara keseluruhan. Kamu bisa melihat apakah ekonomi Indonesia masih bertumbuh atau tidak, inflasi mengancam pertumbuhan kah, dan sebagainya. Faktor ini sangat dipengaruhi oleh kebijakan ekonomi pemerintah seperti kebijakan suku bunga. Kalau suku bunga tinggi, biasanya investor lebih suka menyimpan uangnya di perbankan sehingga hal ini menghambat pertumbuhan bisnis perusahaan. Dan sebaliknya, kalau suku bunga rendah maka saham menjadi pilihan investor sehingga perusahaan pun bergerak.
Pertumbuhan ekonomi juga menjadi penentu harga saham yang terjadi di pasar saham. Jika ekonomi sedang lesu maka kinerja perusahaan juga ikut turun dan ini berdampak pada penurunan harga saham. Sebaliknya, jika perekonomian menguat sehingga perusahaan bertumbuh dan harga saham pun semakin tinggi.
Selain pertumbuhan ekonomi, faktor kestabilan politik juga ikut mempengaruhi kondisi dunia usaha dan harga saham. Investor akan banyak berinvestasi kalau kondisi negara aman.
Sektor Industri
Untuk bisa memahami analisis fundamental, kamu bisa melihat kondisi industri di mana suatu perusahaan berada. Sektor industri mempengaruhi naik turunnya harga saham sebuah perusahaan. Industri yang bertumbuh pesat akan melambungkan harga saham perusahaan tersebut.
Kita ambil contoh sektor industri pertambangan yang pada tahun 2007 naik tajam karena harga minyak dunia yang juga naik secara drastic. Harga saham tambang batubara dan minyak pun meroket karena pendapatan melambung dan laba yang dihasilkan semakin besar. Tetapi pada tahun 2015 ketika harga minyak dunia turun, sektor pertambangan pun mengalami kelesuan sehingga harga saham turun drastis.
Dari informasi mengenai sektor industri, kamu bisa mengetahui sektor industri mana saja yang paling memiliki peluang untuk bertumbuh.
Emiten
Berdasarkan KBBI, emiten berarti badan usaha yang mengeluarkan surat berharga untuk diperjualbelikan. Tapi tidak semua perusahaan bisa dikatakan emiten. Hanya perusahaan yang saham atau obligasinya diperdagangkan di bursa efek yang dapat dikatakan sebagai emiten. Maka, emiten adalah perusahaan baik swasta maupun BUMN yang mencari modal dari bursa efek dengan cara menerbitkan saham, obligasi, right issue, warrant, atau jenis efek lainnya.
Saat ini di Bursa Efek Indonesia (BEI) terdapat 547 emiten saham dan 82 emiten obligasi dan jumlah dapat berubah seiring berjalannya waktu. Dari banyaknya emiten, kamu juga punya banyak pilihan untuk membeli salah satu atau beberapa efek yang dijual tersebut.
Kondisi fundamental sebuah emiten mempengaruhi pergerakan harga sahamnya. Apakah eiten memiliki manajemen yang professional dan solid? Seperti apakah kondisi keuangannya? Apakah perusahaan dikelola oleh orang yang jujur dan beretika? Hal hal ini sangatlah vital untuk menentukan bagus tidaknya fundamental sebuah perusahaa. Emiten berfundamental kokoh biasanya memiliki harga saham yang bagus.
Ternyata untuk membeli sebuah saham ada banyak hal yang harus kamu perhatikan ya?! Seperti yang dikatakan Warren Buffet bahwa “membei saham adalah membeli sebuah bisnis, artinya kamu harus menganalisis bisnisnya, bukan sekadar pergerakan harga sahamnya.”
Kalau kamu merasa perlu mempelajari analisis fundamental secara mendalam, yuk ikutan kelas finansial online melalui aplikasi zoom spesial membahas Analisis Teknikal. Kamu akan belajar dengan pakar saham dari The Indonesia Capital Market Institute (TICMI). Jadwal dan pendaftaran kelas elective tentang saham melalui event.qmfinancial.com
-Honey Josep-
Artikel terkait:
3 Comments
Leave a Reply Cancel reply
This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.
[…] bisnis,” artinya kamu harus menganalisis bisnisnya dan bukan sekadar pergerakan sahamnya. Selain analisis fundamental, ada analisis lainnya yang tidak kalah penting yaitu analisis […]
[…] jika kamu memang berniat menambah portofolio, lakukan langkah analisis fundamental dan teknikal yang diperlukan, sebelum memutuskan mau investasi […]
[…] Prinsipnya, untuk belajar saham, kamu harus “kenalan” dulu dengan risiko yang paling minim. Dan ini bisa kamu dapatkan dari saham perusahaan yang memiliki fundamental baik, sudah terpercaya, banyak dikenal orang, memiliki produk yang baik, dan dari tahun ke tahun bertumbuh bisnisnya. Kamu bisa mulai dengan belajar teknik analisis fundamental. […]