Apakah kamu tahu apa yang dimaksud dengan modest fashion? Definisi modest fashion adalah cara berpakaian yang sopan dan tidak provokatif demi menghindari dijadikannya sang pemakai sebagai obyek perhatian. Modest fashion sedang menjadi tren fesyen beberapa tahun belakangan. Tumbuhnya minat dan permintaan pasar akan modest fashion mendorong munculnya desainer maupun sejumlah label yang membawa bendera modest wear.
13 Juli 2019, lead trainer QM Financial, Ligwina Hananto bergandengan dengan Badan Ekonomi Kreatif memberikan pelatihan kepada desainer atau label modest wear mengenai Perencanaan Bisnis. Sebuah bisnis dimulai dengan IDE. Bisnis bukan soal siapa pemiliknya. Bisnis adalah soal siapa pembeli produknya!
Setidaknya ada lima hal yang harus diperhatikan dalam perencanaan bisnis:
Problem
Ketika ingin membuat perencanaan bisnis, kamu perlu tahu problem atau masalah hidup apa yang sedang kamu coba pecahkan? Kalau melihat modest fashion, pastinya kamu akan menjawab, “saya ingin memecahkan masalah berpakaian santun.” Namun pakaian santun seperti apakah yang kamu bayangkan, apakah hijab syari, apakah pakaian santun yang nyaman bagi orang berkebutuhan khusus dan sebagainya.
Target
Kalau kamu sudah tahu masalah apa yang coba kamu atasi dari bisnis modest fashion yang kamu geluti, selanjutnya kamu bisa menentukan target pasar dari bisnismu. Target pasar adalah orang yang bersedia membayar atas barang atau jasa dari bisnismu. Misalnya, target pasar label fesyen kamu adalah ibu muda metropolitan, gadis remaja, pekerja kantoran dan sebagainya.
Solusi
Langkah selanjutnya adalah bagaimana caranya kamu menyelesaikan masalah target pasarmu dan bagaimana cara memperkenalkan barang atau jasa bisnis kamu kepada pembeli. Misalnya bahan pakaian yang kamu produksi perlu diganti dengan bahan yang lebih ramah lingkungan. Dan kamu menjualnya dengan memanfaatkan offline seperti toko atau online melalui e-commerce dan media sosial.
Kompetitor
Bisnis memang menjadi tempat persaingan dalam segala hal terutama persaingan produk dan pasar. Perjalanan bisnis memang tidak selalu mulus. Akan selalu ada kompetitor yang berusaha meniru bisnismu. Kalau kamu ingin mendirikan bisnis, pastinya kamu akan menghadapi satu, dua atau lebih pesaing. Kompetitor bisa didefinisikan sebagai pengusaha lain yang menawarkan produk berupa barang atau jasa yang sama dengan produk yang kamu tawarkan kepada target pasarmu. Jangan antipati dulu terhadap kompetitor karena kamu bisa memanfaatkan keberadaan pesaing untuk bisa berinovasi. Kamu bisa mencari tahu siapa mereka dan mempelajari keunggulan yang mereka miliki. Dari menganalisa pesaing, kamu bisa menentukan strategi terntentu untuk diterapkan pada bisnis kamu. Tapi jangan juga terlena untuk terlalu berkutat menganalisa kompetitor, kamu juga perlu tetap focus untuk berinovasi, memperbaiki kualitas barang atau jasa serta memperkuat brand dan menjadikan merek bisnis kamu semakin dikenal sehingga memperoleh kepercayaan dari konsumen.
Revenue Model
Apa sih tujuan kamu membuat sebuah bisnis? Tentunya ingin mendapatkan penghasilan yang nilainya besar bukan? Tapi apakah kamu sudah tahu berapa sebenarnya nilai dari bisnismu? Karena, tanpa laporan keuangan, kamu bukan sedang berbisnis melainkan kamu sedang berdagang.
Untuk bisa menentukan revenue model yang akan kamu terapkan di bisnismu, kamu perlu memisahkan keuangan pribadi dari keuangan bisnis. Seringkali banyak bisnis terpaksa gulung tikar karena mencampurkan keuangan pribadi dengan keuangan bisnisnya.
Di dalam bisnis, ada dua laporan penting yang mencerminkan kondisi bisnis yaitu Neraca dan Laba Rugi.
Neraca mencerminkan posisi keuangan dari sebuah bisnis yang merefleksikan harta, utang serta investasi yang dilakukan oleh yang memiliki bisnis. Fungsi dari laporan neraca adalah untuk mengetahui nilai bisnis kamu saat ini dan untuk mengetahui risiko perusahaan. Neraca harus selalu seimbang pada akhir periode antara sumber dana dengan penggunaan dana.
Sedangkan laporan laba rugi berfungsi untuk mengetahui berapa keuntungan yang dihasilkan oleh bisnismu, apa yang menjadi kontribusi dari penghasilan bisnismu serta mengetahui beban terbesar yang ditanggung oleh bisnismu.
Untuk menetukan revenue model sebuah bisnis, kamu perlu melihat persentase dari ongkos variable (variable cost), persentase margin (batas penghasilan yang diperoleh dari selisih ongkos produksi dengan revenue atau omset), persentase ongkos tetap (fixed cost) dan keuntungan bersih (net profit) terhadap omset (revenue).
Thanks for having us BEKRAF and Modest Fund!
Pelatihan finansial seperti ini sangat bisa disesuaikan dengan kebutuhan karyawan atau perusahaan. Bersama QM Financial, pelatihan finansial menjadi lebih menyenangkan, praktis dan bermanfaat. Sila hubungi 0811 1500 600 untuk ngobrol training seperti apa yang cocok untuk perusahaan Anda.
-Honey Josep-