Halo planners!
Apakah kamu sudah disibukkan dengan masa di mana anak-anak kembali bersekolah? Setelah liburan sekolah anak yang panjang, saatnya kembali beraktivitas belajar di sekolah selama lebih kurang satu tahun lamanya. Saat anak kembali bersekolah, ada satu pengeluaran yang harus dilakukan oleh orang tua dalam mengajarkan literasi finansial sejak dini kepada anak yaitu pemberian uang saku.
Pemberian uang saku akan menjadi pengalaman belajar anak dalam mengelola keuangan untuk memenuhi kebutuhan mereka. Menentukan besarnya jumlah uang saku untuk anak walau kelihatan sepele ternyata bukanlah perkara yang mudah. Banyak orang tua mengalami kesulitan untuk menentukan berapa besaran dan frekuensi pemberian uang saku untuk anak.
Berikut tips untuk menentukan pemberian uang saku kepada anak:
Usia
Terkadang orang tua kebingungan untuk menentukan kapan sebaiknya anak diberikan uang saku karena anak masih dibawakan bekal dan diantar jemput secara harian oleh orang tua. Kamu bisa mulai memberikan uang saku bila anak sudah mengenal cara berhitung dan konsep uang. Saya sendiri mulai memberikan uang saku kepada anak sulung saya sejak dia duduk di bangku sekolah dasar kelas 3. Karena pada jenjang ini anak belajar tentang satuan uang sehingga membuat mereka lebih mengerti tentang konsep uang.
Diskusi dengan anak
Kesalahan orang tua dalam memberikan uang saku kepada anak adalah tidak pernah mendiskusikan konsep uang dan bagaimana cara mengelolanya. Anak harus diberitahu bahwa uang adalah alat pembayaran yang sah sehingga anak bisa mendapatkan barang atau jasa yang dibutuhkannya. Uang didapatkan dari bekerja atau memiliki usaha. Hal ini penting dijelaskan agar anak mengerti bahwa untuk menghasilkan uang, dia harus berusaha. Ajak anak untuk menambah uang sakunya dengan melakukan pekerjaan orang dewasa di rumah seperti menyiram tanaman, mencuci mobil atau motor. Selain itu, ajar anak untuk membelanjakan uang dengan membaginya menjadi 5 pos besar yaitu,
- Makan di sekolah
- Transportasi
- Menabung/Investasi
- Sosial
- Pribadi/Lifestyle
Selain membelanjakan uang sakunya, ajar anak menabung dengan tujuan. Ajak anak menentukan tujuan tabungannya mau digunakan untuk apa, misalnya membeli komik kesukaannya, mainan atau video game video game yang sudah diincarnya sejak lama. Yang terakhir, ingat juga untuk mengajarkannya dengan berbagi. Ajarkan bahwa dengan berbagi, itu artinya anak mensyukuri segala berkah dan nikmat yang dimiliki.
Jumlah sesuai kebutuhan
Tidak ada patokan berapa nilai yang benar untuk memberikan uang saku kepada anak. Semuanya dikembalikan kepada kemampuan kamu sebagai orang tua dan kebutuhan anak. Contohnya, kalau masih SD, anak sulung saya membawa bekal dan diantar jemput sehingga saya hanya memberikan Rp5ribu per hari.
Sedangkan saat memasuki SMP, saya memberikan Rp50ribu per minggu karena dia juga masih membawa bekal dan diantar jemput. Setelah 1 minggu dicoba dengan nilai uang saku Rp50ribu, saya menanyakan berapa yang dia habiskan untuk jajan, dia menjawab minggu lalu jajan ayam seharga Rp11ribu dan harus membeli air mineral karena kehabisan. Ternyata di SMP, tidak disediakan air mineral isi ulang sehingga harus dibeli. Solusi dari si sulung, membawa botol air minum yang kapasitasnya lebih besar.
Lihat kan, ternyata pemberian uang saku untuk anak bisa mengajarkannya mencari solusi atas permasalahan yang dia hadapi. Selain itu, dia ditantang oleh kakeknya untuk menyisihkan 10% dari uang sakunya setiap minggu untuk membantu anak kurang mamu yang berprestasi, kebetulan kakeknya salah satu penyalur pendanaan untuk anak kurang mampu tersebut. Donasi itu akan diberikan setelah si sulung menyisihkan uang sakunya untuk berbagi selama satu tahun lamanya.
Untuk sementara, dia saya tugaskan untuk mencatat pengeluarannya dan dia merasa uang saku yang saya berikan masih cukup sehingga saya belum perlu menaikkan jumlahnya. Bila dia merasa uang sakunya kurang suatu saat nanti, maka kami akan kembali berdiskusi apakah perlu dinaikkan atau ternyata dia jajan terlalu banyak.
Frekuensi pemberian
Kamu dapat memilih memberikan uang saku untuk anak dengan frekuensi harian, mingguan dan bulanan. Biasanya untuk anak di bawah umur 10 tahu, uang saku diberikan dengan frekuensi harian. Pemberian uang saku dengan frekuensi mingguan bisa diberikan untuk anak umur 10 tahun hingga 15 tahun. Bagi anak yang berumur di atas 15 tahun bisa diberikan dengan frekuensi bulanan.
Semoga dengan tips di atas, kamu sudah tidak bingung lagi menentukan uang saku anak ya!
-Honey Josep-