Salah satu benefit penting yang diterima oleh para karyawan–khususnya para ibu bekerja–dari kantor adalah menerima tunjangan kesehatan, yang biasanya di dalamnya juga termasuk biaya pemeriksaan kesehatan selama masa hamil hingga dana melahirkan.
Ada yang sudah tercover dalam BPJS Kesehatan yang wajib diikuti, ada pula yang kemudian ditambah dengan asuransi dari kantor ataupun asuransi kesehatan dari swasta yang dibeli sendiri.
Pertanyaannya, apakah berarti dengan punya BPJS Kesehatan lalu ditambah dengan asuransi kesehatan lainnya itu, kita sudah bisa duduk nyaman dan aman sembari menunggu si kecil hadir? Ternyata enggak juga lo, karena biaya untuk menyambut si newborn baby nanti nggak hanya berhenti di biaya persalinan saja, yang kemudian bisa diklaimkan pada BPJS Kesehatan ataupun asuransi kesehatan.
Ada banyak biaya lain yang harus kita keluarkan juga, yang tak bisa dicover oleh asuransi kesehatan mana pun. Itulah yang menjadi salah satu alasan, mengapa kita tetap harus punya dana melahirkan dalam bentuk tabungan.
Coba yuk, kita lihat penjelasan serta alasan-alasan lainnya, mengapa kita butuh juga menyiapkan dana melahirkan, meski sudah punya asuransi kesehatan.
5 Alasan Mengapa Tetap Perlu Menyiapkan Dana Melahirkan Meski Sudah Ada Asuransi Kesehatan
1. Butuh persiapan perlengkapan yang tak sedikit
Yang pertama harus disiapkan menjelang persalinan–yang biasanya makan biaya–adalah perlengkapan bayi. Apalagi jika ini adalah kehamilan pertama, otomatis kebutuhan perlengkapan bayi akan lebih banyak. Mulai dari persiapan kamar bayi, sampai pakaian-pakaiannya, dan juga printilan-printilan produk perawatan yang tak sedikit.
Itu baru untuk si calon bayi. Untuk sang ibu, ada keperluan tersendiri juga. Mulai dari kebutuhan baju menyusui, sampai breast pump untuk memerah ASI. BPJS Kesehatan tentu tak akan mengcover segala keperluan ini, kalau kita tidak menyiapkan dana melahirkan sendiri.
2. Kita tidak pernah tahu risiko apa saja yang terjadi selama masa kehamilan dan persalinan
Selama masa kehamilan, ada 2 orang yang harus dijaga betul kesehatannya, yaitu ibu dan si calon bayi. Karena itu, kontrol kesehatan rutin itu sangat penting. Jika semuanya dalam kondisi normal, ya tentunya itulah yang kita harapkan.
Tapi, dalam perencanaan keuangan, kita mengenal bahwa selalu ada risiko dalam segala hal. Begitu juga dalam mempersiapkan dana melahirkan ini.
BPJS Kesehatan hanya menanggung biaya ANC–atau pemeriksaan kehamilan–dalam bentuk paket sedikitnya 4 kali pemeriksaan, sebesar Rp200.000. Kalau kehamilannya berisiko? Ibu hamil akan perlu untuk lebih sering memeriksakan diri dan bayinya. Biayanya juga bisa jadi lebih besar.
Saat kesehatan ibu dan bayi ada dalam risiko yang tinggi, maka bisa jadi harus menjalani persalinan melalui operasi caesar. BPJS Kesehatan juga mengcover biaya operasi caesar ini hingga Rp11 juta. Tapi jika ada risiko lain, tentu kita juga harus siap.
Begitu pun dengan PNC–atau kontrol kesehatan pasca persalinan–BPJS Kesehatan hanya menyediakan dana sebesar Rp25.000 saja. Padahal jika ibu sudah menjalani kehamilan dan persalinan berisiko tinggi, biasanya juga butuh pemeriksaan kesehatan intensif setelahnya.
Jadi, bisa dibayangkan, pembengkakan dana melahirkan yang mungkin akan terjadi bukan?
3. Biaya pemenuhan nutrisi selama masa kehamilan tidak murah
Selama masa kehamilan, ibu hamil memang harus menjaga kesehatannya terutama dengan menjaga asupan gizi agar cukup terpenuhi. Apalagi jika si ibu adalah ibu bekerja yang setiap hari harus ke kantor. Kegiatannya pasti lebih banyak kan ya?
Kondisinya bisa berbeda-beda sih antara ibu hamil yang satu dengan yang lainnya. Ada yang butuh tambahan susu hamil, ada yang butuh protein lebih banyak, dan lain sebagainya. Pastinya semua dilakukan dengan rekomendasi dari tenaga medis yang merawat si ibu, dengan menyesuaikan kondisi ibu dan calon bayi.
Tentunya, akan perlu tambahan biaya lagi di pos pengeluaran sehari-hari kan? Pasti berbeda dengan pos pengeluaran saat sebelum hamil.
Nah, pengeluaran-pengeluaran ini jelas tidak akan dicover oleh BPJS Kesehatan maupun asuransi kesehatan yang lain, kecuali jika kita menyiapkan dana melahirkan sendiri dalam bentuk tabungan.
4. Kemungkinan butuh jasa konselor laktasi
Bagi ibu yang baru pertama kali melahirkan, perjuangan untuk menyusui itu bisa sangat berat. Umumnya sih karena belum berpengalaman, sehingga belum tahu apa saja yang harus dilakukan dan disiapkan terkait pemenuhan ASI untuk bayinya.
Di sinilah kita akan membutuhkan jasa konselor laktasi. Biaya konsultasinya sih bervariasi, antara Rp50.000 sampai Rp500.000. Biaya ini juga tak tercover dalam BPJS Kesehatan, sehingga kita harus menyiapkannya sendiri dalam dana melahirkan.
5. Persiapkan juga biaya imunisasi bayi
Selain biaya kontrol pasca persalinan, seorang ibu bekerja juga harus mempersiapkan biaya untuk mendapatkan serangkaian imunisasi bayi. Untuk imunisasi wajib, memang bisa didapatkan secara murah di Faskes 1, bahkan gratis. Tapi ada beberapa imunisasi bayi lain yang tidak dicover oleh pemerintah, dan harus didapatkan sendiri, padahal penting.
Nah, di sinilah dana melahirkan yang sudah disiapkan jadi berguna.
Wah, banyak sekali ya keperluan untuk mempersiapkan kedatangan si buah hati ini? Iya memang, dan betul kan, kalau kita tidak bisa hanya mengandalkan BPJS Kesehatan ataupun asuransi kesehatan yang lain? Kita sendiri juga harus menyiapkan dana melahirkan sendiri dalam bentuk tabungan.
Tapi, bagaimana ya cara mengelola gaji supaya kita bisa mengumpulkan dana melahirkan hingga bisa mencapai jumlah yang cukup?
Pastinya hal ini akan terbantu jika pihak perusahaan ikut andil dengan memberikan training keuangan bagi para karyawan, terutama para karyawan wanita yang menjadi calon ibu.
Yuk, undang tim QM Financial untuk memberikan program edukasi keuangan dan HR di perusahaan Anda. Sila WA ke 0811 1500 688 (NITA/MIA). Jangan lupa follow juga Instagram QM Financial untuk info-info kelas finansial online terbaru yang sesuai kebutuhan.