Beberapa tahun lalu, saya membuka rekening pembelian saham saat pemerintah Indonesia mengubah peraturan menjadi lebih terjangkau. Saat itu, saya sudah berinvestasi rutin di reksa dana untuk tujuan keuangan yang sifatnya akumulatif. Tujuan saya mencoba berinvestasi langsung di saham semata-mata ingin tahu bagaimana cara saham bekerja dan sempat juga melakukan trading walau pada akhirnya ada perusahaan yang sahamnya saya miliki bangkrut.
Walau banyak perencana keuangan yang menyarankan masyarakat untuk berinvestasi saham secara langsung, saya bisa mengambil beberapa kesimpulan. Pertama, sebagai investor saham langsung, harus tahu dulu profil risiko seperti apa sehingga saat saham anjlok, kamu tidak kaget. Kedua, sebagai trader, kamu harus mengerti benar cara membaca analisa dan waktu yang tepat untuk mengeksekusinya.
Melihat risiko yang besar di investasi saham secara langsung maupun trading saham, ada beberapa hal yang harus kamu pahami tentang saham, seperti berikut:
Tujuan Lo Apa. Sebelum berinvestasi saham secara langsung, kamu perlu tahu #TujuanLoApa. Kalau kamu ingin berinvestasi yang sifatnya generatif, maka pilihlah saham. Walau risikonya tinggi, saham merupakan salah satu instrumen yang dapat melawan inflasi dengan imbal hasil yang tinggi pula.
Memilih dan Membeli. Untuk menentukan pilihan mana saham yang layak dibeli, kamu perlu tahu kenal dengan perusahaan yang sahamya kamu pilih. Bisa dimulai dengan memakai produk atau jasanya, membaca laporan keuangan dan melihat bagaimana perusahaan tersebut dari sisi manajemennya.
Sedangkan untuk membeli, kamu bisa membuka rekening saham di perusahaan sekuritas terdekat dengan modal terjangkau yaitu mulai Rp500.000 dan dapat membeli saham minimal 1 lot saham yang berisikan 100 lembar saham.
Return VS Risk. Pahami tentang imbal hasil dengan risiko yang ada pada investasi saham secara langsung. Bila kamu berinvestasi saham secara langsung, setidaknya ada 2 keuntungan berinvestasi yang akan kamu dapatkan yaitu capital gain dan dividend. Capital gain merupakan keuntungan dari saat pembelian awal dengan nilai saham sekarang. Sedangkan dividend merupakan bagi hasil dari keuntungan riil perusahaan yang sahamnya kamu miliki.
Waktu Terbaik. Familiar dengan Chinese Proverbs “The best time to plant a tree is 20 years ago. The second best time is now”? Artinya, waktu terbaik berinvestasi saham adalah 20 tahun yang lalu tapi jangan sedih, mulailah berinvestasi saham sekarang agar kamu dapat merasakan hasilnya 20 tahun yang akan datang. Namun, pastikan dulu sebelum kamu membeli saham, kamu sudah mengerti apa dan bagaimana saham itu. Sudah saatnya kamu di tahun #2019PunyaPortofolioSaham!
Segala sesuatu tentang saham lebih mendalam lagi dapat kamu pelajari bersama ahlinya dari The Indonesia Capital Market Institute (TICMI) secara online melalui Financial Clinic Online Series (FCOS) setiap Senin malam. Jadwal dan pendaftaran bisa dilihat di event.qmfinancial.com
-Honey Josep-