Di bulan Ramadan, warung-warung makan biasanya akan ramai menjelang waktu berbuka puasa. Fenomena buka bersama inipun dimanfaatkan dengan baik oleh warung Kopi Kioen yang berlokasi di Jalan Godean, Yogyakarta. Warung yang baru buka dua minggu sebelum bulan puasa ini sengaja menggunakan momen Ramadan dan Lebaran untuk menarik pengunjung. Bulan Ramadan yang lalu, setiap harinya minimal ada 6 rombongan rata-rata 10-20 orang yang memesan tempat untuk berbuka. Demikian juga saat Lebaran, sudah banyak pelanggan yang booking untuk Halal Bihalal.
Apa saja strategi yang dijalankan oleh bisnis kuliner ini?
Manfaatkan momen
Kopi Kioen ditargetkan buka sebelum Lebaran. Pemiliknya, pasangan suami istri Pak Tri dan Ibu Lestie ingin memanfaatkan momen Ramadan dan Lebaran untuk mengenalkan warung mereka. Dengan buka sebelum bulan puasa tiba, masyarakat akan punya kesempatan untuk mencoba tempat dan menu terlebih dahulu. Setelah puas akan lokasi dan rasa masakan, mereka tidak akan segan memesan untuk berbuka puasa bersama dan Halal Bihalal bersama keluarga. Target ini ini tidak meleset. Kopi Kioen segera ramai oleh pengunjung.
Lokasi strategis & tempat nyaman
Dengan konsep warung ndeso, Kopi Kioen memanfaatkan tanah kas desa yang tidak terpakai. Ibu Lestie menghindari menyewa lokasi dari perorangan. Berdasarkan pengalaman usaha sebelumnya, harga sewa biasanya naik signifikan setelah usaha berjalan baik.
Berlokasi di dekat kelurahan Sidokarto, Godean, lokasi Kopi Kioen cukup mudah ditemukan. Desainnya dibuat open space dengan joglo sebagai pusatnya dan hamparan sawah sebagai pemandangannya. Sungguh nyaman sebagai tempat berkumpul bersama teman dan kerabat.
Menu bervariasi
Daerah Godean dikenal sebagai sentra belut dan kuliner ‘sate kere’ – sate dari daging dan tetelan/gajih sapi. Oleh karena itu, Kopi Kioen menyediakan kedua menu ini sebagai menu unggulan. Di samping itu, pempek, soto, camilan, dan berbagai sayur ndeso dengan menu yang diganti setiap hari siap dinikmati.
Karena namanya Kopi Kioen, tentu saja warung ini juga menyediakan menu kopi. Berbagai varian kopi didatangkan dari Temanggung dan Lampung.
Harga terjangkau
Ingin menjangkau semua kalangan, Kopi Kioen menetapkan harga yang terjangkau untuk menu-menunya. Harga makanan mulai dari Rp4.000-Rp25.000, sedangkan minuman mulai dari Rp3.000.
Doa & restu orangtua
Last but not least, doa dan restu dari orang tua menjadi dasar Pak Tri dan Ibu Lestie untuk memulai usaha. Nama ‘Kioen’ diambil dari nama Papa Ibu Lestie. Ibu Lestie belajar berwirausaha dari sang Papa. Papanya mempunyai kemampuan untuk menebak tren dan membidik pasar dengan tepat. Dengan menggunakan nama sang Papa di warungnya, ia berharap doa, restu dan kemampuan membidik pasar dengan tepat juga ada pada Kopi Kioen.
Ingin mengikuti jejak sukses Ibu Lestie? Ayo persiapkan bisnis kulinermu untuk memanfaatkan momen Ramadan dan Lebaran tahun depan!
Fransisca Emi / financial trainer