Udah pada terima THR belum?
Buat kamu yang karyawan, THR ini Tunjangan Hari Raya.
Buat kamu yang pemilik bisnis, jangan-jangan THR ini Terror Hari Raya? Aduh jangan dong ya.
Hari Raya sudah dekat. Biasanya THR akan dibagikan kepada kamu yang karyawan sebuah usaha paling tidak satu minggu sebelum Hari Raya.
Untuk kamu yang tidak bekerja di sebuah perusahaan, tetap banyak pengeluaran kan? Yuk siapkan THR untuk dirimu sendiri. Caranya dengan menabung rutin setiap bulan agar kamu bisa memberikan THR pada dirimu sendiri. Trik ini bisa dilakukan untuk kamu yang freelance atau profesi khusus seperti dokter dan pengacara.
Sedangkan untuk kamu yang pemilik bisnis, pastikan perhitungan target omzet dan anggaran pengeluaran tetap juga menghitung besarnya ‘tabungan’ untuk kamu kumpulkan menjadi THR. Jadi setiap tahun sudah tenang gak kagetan lagi! Siap bayar THR untuk karyawanmu!
Apa aja sih kegunaan THR ini? Ada sekitar 5 pengeluaran besar menjelang Hari Raya.
- THR – alias Tunjangan Hari Raya untuk para pekerja. Ayo buat daftarnya. Ada para asisten rumah tangga seperti pembantu, supir, nanny, satpam hingga petugas kebersihan dan hansip dekat rumah yang perlu menerima THR dari kita.
- Mudik. Nah pengeluaran ini memang rada besar ya. Terutama karena high season, ongkos transportasi akan melunjak. Pesan tiket pun bisa jadi kamu lakukan jauh-jauh hari. Untuk kamu yang gak mudik, jangan salah sangka. Banyak sekali teman-teman yang gak mudik tetap punya pengeluaran mudik. Contohnya, saat para asisten rumah tangga mudik, terjadilah ongkos tambahan untuk cuci pakaian, beli makanan di luar hingga kabur menginap di hotel kan? Masukkan tambahan ongkos ini dalam pengeluaran mudikmu ya. Biasanya lagi nih. Mereka yang gak mudik, tetapi sibuk menyusun rencana liburan di periode Hari Raya lho. Jadi mirip lah sama ongkos Mudik.
- Pengeluaran Hari Raya. Biasanya ini berbentuk Open House atau bingkisan Hari Raya untuk sanak kerabat terdekat. Iya kan, masa untuk mertua aja gak ngirim sesuatu sih? Beberapa keluarga juga punya trik jitu menghadapi Open House. Saat perlu menjamu 200 orang keluarga dan sepupu jauh, ajak semua orang menyumbangkan makanan ala potluck arisan. Dengan begitu host sebagai pemilik rumah tidak perlu sendirian menanggung biaya Open House. Hari gini, jamuan besar itu mahal lho.
- Pengeluaran Sosial. Bentuknya tentu saja bisa berupa zakat fitrah, zakat maal, fidyah dan infaq sedekah. Zakat fitrah sifatnya wajib untuk semua orang dengan besaran setara harga beras lokal. Misalnya Rp30.000/orang. Cek ke masjidmu sendiri ya. Untuk kamu yang masih tinggal dengan orang tua tetapi sudah memiliki penghasilan sendiri, mungkin tahun ini jadi tahun pertama kamu mencatat sejarah dengan membayarkan zakat fitrahmu sendiri. Keren lho! Sementara zakat maal agak berbeda – senilai 2,5% dari harta yang kita miliki, dan sudah melewati nishab dan haulnya. Fidyah dikenal sebagai senilai uang pengganti hari puasa untuk yang tidak bisa berpuasa karena sakit, haid, hamil atau menyusui. Fidyah ini tidak menggugurkan kewajiban mengganti hari puasa bagi yang sehat. Untuk infaq sedekah besarannya tidak ada ketentuan. Mari manfaatkan moment Ramadhan sebagai periode kita turut berbagi sebanyak-banyaknya. Saya sedang bantu-bantu di Masjid Raya KH Hasyim As’yari Jl. Daan Mogot Jakarta. Kalau kamu ada yang mau ikutan, sila kontak ke Masjid Raya atau colek saya di media sosial ya. Jangan lupa cek kembali dengan ustadz-mu tentang ketentuan pengeluaran sosial ini. Oh ya ada satu lagi jangan sampai ketinggalan. Jangan lupa 2 bulan lagi ada Qurban lho!
- Belanja Belanji. Ok jadi mau beli baju baru dan sepatu baru untuk Lebaran itu boleh? Boleh aja kok. Tapi jangan sampai ini jadi prioritas lebih tinggi dibandingkan pengeluaran lain yang saya sebutkan tadi. Faktanya pembelian pakaian, barang elektronik hingga kendaraan bermotor justru meningkat menjelang Hari Raya. Artinya memang THR ini digunakan oleh masyarakat kita untuk belanja belanji kan? Yuk hitung saja banyak cara kok untuk memastikan kita bisa berbelanja tanpa lalai menggunakan THR untuk pengeluaran lain yang lebih tinggi prioritasnya.
Sudah puas menghitung-hitung pengeluaran THR?
Yakin nih boleh dihabiskan aja? Boleh kok. Tapi ini untuk kamu yang keuangannya sehat ya. Untuk kamu yang sedang ehem… ‘berobat jalan’, sebetulnya kamu punya banyak PR lho.
Misalnya. Kamu yang punya utang kartu kredit. Gimana kalau THR ini kamu pakai untuk melunasi utang kartu kreditmu dulu? Liburan dan belanja belanji bisa ditunda kan.
Atau untuk kamu yang belum memiliki rumah. Boleh gak tahun ini gak mudik, tapi bisa menabung untuk mulai punya DP rumah!
Keren banget lho kalau tahun ini menyambut Hari Raya Idul Fitri dengan bebas utang kartu kredit! Atau Lebaran tahun ini tercatat dalam sejarah sebagai Lebaran dengan DP rumah! Ciye gaya kan!
Terakhir, perhatikan konsep matching.
Penghasilan bulanan untuk pengeluaran bulanan.
Penghasilan tahunan untuk pengeluaran tahunan. THR ini masuk dalam pengeluaran tahunan. Saya cuma kuatir, kamu sebetulnya punya lho pengeluaran tahunan lain yang ternyata masih perlu kamu bayarkan menggunakan THR ini. Sehingga ternyata belanja belanjinya perlu direm dikiiiit aja.
So there you go.
TIPS ringkas padat serba praktis tentang Tunjangan Hari Rayamu.
Silakan habiskan THR itu dengan gembira, sesuai dengan rencanamu.
Selamat menyambut Hari Raya Idul Fitri 1438 Hijriyah.
Semoga menjadi hari penuh kebaikan untuk kita semua.
Finance Should be Practical!
Saya Ligwina Hananto untuk Financial Clinic PODCAST!
Dengarkan #FinClicPodcast yang membahas THR ini dengan klik di sini:
https://soundcloud.com/financialclinicpodcast/finclic-ramadhan-2-20170616
Ligwina Hananto/ @mrshananto/ Founder/ CEO / Trainer
***
Booking jadwal konsultasi dengan QMPlanner atau seminar dan training keuangan di kantor, WA : 08111500688.