“Dapat salam dari invoice!”
“Invoice kok bisa ulang bulan, kayak orang jadian aja.”
“Kerjaan banyak. Bayarnya mundur semua. Alhamdulillah!”
Begitu kira-kira curhatan para pemilik bisnis kecil. Apakah Anda merasakan hal yang sama?
Belakangan ini beberapa perusahaan besar memang mengubah sistem pembayaran invoice mereka. Misalnya dulu pembayaran dilakukan dalam waktu 2 minggu,sekarang berubah menjadi 1 bulan bahkan 3 bulan. Tiba-tiba saja semua vendor perusahaan tersebut harus ‘kehabisan napas’ karena termin pembayaran yang berubah.
Di satu sisi, dalam berbisnis – terutama untuk bisnis B2B – ini hal biasa lho! Tapi di sisi lain, memang ada masalah keuangan serius yang harus segera ditemukan solusinya! Ini darurat cashflow!
Dalam posisi seperti ini, ada beberapa hal yang dapat Anda lakukan bersama tim! Segera ya!
1. Potong pengeluaran!
Dalam kondisi darurat lebih mudah mengurangi pengeluaran daripada meningkatkan penghasilan. Jadi sebelum kita melakukan perubahan di sisi penjualan, mari perhatikan dahulu sisi pengeluaran. Ada 2 jenis pengeluaran: Variabel dan Tetap. Yang perlu direm saat ini adalah pengeluaran tetap. Pengeluaran variabel sulit dikurangi karena berhubungan erat dengan produksi.
Biasanya ongkos yang dihemat duluan adalah dari anggaran training dan marketing. Tapi untuk beberapa pemilik bisnis, training dan marketing tetap harus jalan. Maka ongkos lain yang lebih ekstrim bisa dihemat adalah ongkos sewa! Ada pemilik bisnis yang tersadar kantor mentereng tidak serta merta berbanding lurus dengan besarnya omzet! Silakan pilih sendiri!
[Baca juga artikel terkait: Mengelola Keuangan Usaha Rumus Sakti yang Mudah Dipahami ]
2. Buat daftar invoice beserta perkiraan pembayaran
Ada berapa invoice yang sekarang belum cair? Bisakah Anda menyusun invoice ini berdasarkan jadwal perkiraan pembayaran. Mulai dari invoice dengan kemungkinan terbayar paling cepat hingga invoice dengan kemungkinan terburuk – gagal bayar.
Daftar ini dapat membuat Anda bersenang hati karena artinya tinggal menunggu ‘panen’ datang. Atau daftar ini membuat Anda berat hati karena tersadarkan pada musim paceklik. Maksudnya, daftar ini menjadi cermin yang jernih untuk melihat situasi. Bagaimana pun Anda perlu bersiap kalau ada invoice yang tidak bisa tertagih untuk periode lebih dari 6 bulan.
3. Buat daftar cashflow mingguan!
Dari daftar invoice, Anda bisa membuat daftar peneriman kas mingguan yang disandingkan dengan pengeluaran kas mingguan. Perhatikan apakah ada jurang besar di antara keduanya. Minta salah seorang staf keuangan di kantor untuk memantau daftar ini dan update terus daftar setiap minggu.
Daftar ini bisa menunjukkan pada Anda jauh-jauh hari jika akan terjadi arus kas NEGATIF! Ya, saat seperti itu akan sangat berat bagi cashflow usaha Anda. Kalau bisa diketahui 1 bulan sebelumnya, Anda punya waktu persiapan!
4. Siapkan produk taktikal
Setiap bisnis sedianya memiliki 2 jenis segmen: grosir (B2B) dan ritel (C2C). Biasanya sistem invoice mundur ini dianut pelanggan B2B atau korporasi. Untuk itu, walaupun dengan jumlah nominal lebih kecil, bisa jadi para pelanggan ritel atau direct customer yang sekarang menjadi kunci penyelamat bisnis Anda. Yuk, periksa produk taktikal apa yang bisa Anda luncurkan saat ini agar terjadi penjualan dengan sistem cash – tanpa perlu ada penundaan pembayaran lagi!
Salah satu contoh yang telah dilakukan di level UKM:
Usaha Konveksi. Memiliki pelanggan korporasi yang memesan seragam pabrik namun pembayaran mundur hingga 2 bulan. Untuk mengantisipasi cashflow mandek, pemilik meluncurkan brand khusus yang melayani pelanggan ritel dengan pemasaran online. Hasilnya walau dalam jumlah kecil, langsung terjadi penjualan, ada dana segar yang masuk dan dapat menutupi sebagian pengeluaran usaha. Menghindari arus kas NEGATIF dengan punya penghasilan!
5. Upaya terakhir: mencari dana talangan
Here we go. Anda sudah mentok. Semua sudah disiapkan. Tagihan sudah menumpuk, invoice belum cair, produk taktikal tidak menyelesaikan masalah arus kas. Saatnya mencari dana talangan. Yang terbaik tentu saja yang tanpa bunga dengan termin semampunya. Tapi kenyataannya, banyak bisnis harus meminjam ke bank, ke koperasi atau melalui fintech dan pembiayaan online.
Jika Anda memutuskan untuk meminjam, pastikan periode pinjaman sesuai dengan periode arus kas NEGATIF ini. Anda juga harus memastikan jika invoice masih belum cair juga ada dana back up untuk bisa membayarkan cicilannya. Yang pasti, meminjam datang dengan tanggung jawab sangat besar untuk mengembalikan lho!
[Baca juga artikel berikut: Belajar Start Up Fintech, Yuk! ]
Ada yang bilang ekonomi Indonesia sedang lesu.
Ada yang bilang ekonomi Indonesia baik-baik saja.
Apa pun kondisi ekonomi negeri kita, pegiat UKM harus terus memperbaiki sistem kerja agar dapat bertaham. Dengan UKM kuat, negeri pun lebih maju!
Yuk, para pemilik bisnis, saatnya membereskan keuangan bisnis dan pribadi Anda!
Salam,
QM Financial
Hubungi QM Financial untuk Konsul Bisnis dan belajar membuat laporan keuangan.
WA: 08111 500688, email: [email protected]