Siapa yang nggak tahu tren terkini tentang start-up? Hari gini, kayaknya keren banget kalau bisa ngaku sebagai start-up founder, kan? Kenalin, gue cetartaapp founder, ahaha!
Start-up ini beragam banget bidangnya. Mulai dari online shop beragam produk dan jasa, baik produk rumahan hingga retail, hingga berbagai start-up yang bergerak di area lifestyle, pendidikan ataupun sosial. Salah satu ciri khas start-up terkini adalah pemanfaatan teknologi informasi.
Nah, sebagai seorang financial literacy specialist, salah satu bidang start-up yang gue cermati tentunya adalah financial technology (fintech). Intinya sih, start-up di bidang fintech berusaha menggunakan teknologi untuk memberikan layanan keuangan yang lebih efisien. Biasanya, start-up semacam ini menawarkan alternatif terhadap layanan keuangan yang disediakan oleh sistem perbankan konvensional, seperti bank, agen asuransi, manajer investasi dan sebagainya.
Dua bulan yang lalu, gue berkesempatan untuk datang ke Singapura, ke salah acara bergengsi para penggiat start-up yang diadakan oleh Tech in Asia, sebuah platform komunitas teknologi.
Idenya seru-seru banget! Makin ke sini, makin beragam juga variasi idenya. Menurut gue, ada setidaknya 3 variasi yang menarik di area fintech ini. Payment, peer-to-peer dan financial planning.
Fintech yang sudah banyak digunakan dan paling berkembang sampai saat ini adalah payment gateway, yang mempermudah transaksi keuangan. Maklum, generasi cashless! Fasilitas pembayaran yang mempermudah kita, generasi kekinian ini, buat belanja online, beli tiket pesawat dan book hotel buat liburan, dan seterusnya.
Sementara itu, peer-to-peer (P2P) buat gue adalah konsep yang menarik. Di Indonesia pun, perkembangannya sudah cukup menjanjikan. Beberapa contoh seperti crowdfunding (misalnya Wujudkan dan Kitabisa) dan P2P lending (misalnya Investree) tak hanya memfasilitasi aktivitas pengumpulan dana untuk tujuan bisnis seperti menambah modal dan menjadi solusi cashflow bisnis, namun juga digunakan untuk fundraising tujuan sosial.
Untuk tujuan bisnis, mereka yang membutuhkan dana diberikan akses luas sekaligus praktis dengan biaya kompetitif, bahkan lebih murah. Sementara, mereka yang memiliki uang untuk diinvestasikan, memiliki berbagai alternatif untuk menyalurkan dananya, dengan imbal hasil yang bersaing dengan pasar konvensional. Tentu saja, proses bisnis yang jelas, transparan dan akuntabel menjadi kunci sehingga business model yang dikembangkan oleh start-up fintech ini bisa diterima dan dipercaya oleh para penggunanya.
Start-up fintech ini juga seharusnya memberikan layanan untuk melakukan assessment dan validasi terhadap proposal yang masuk. Jadi, selain lebih praktis, risk managementnya pun seharusnya lebih baik karena dilakukan secara profesional.
Menurut gue, ini konsep yang seru banget dan bakal berkembang luas di masa mendatang! Coba bayangin, di mana pun lo berada, asalkan terkoneksi dengan internet, lo bakal punya akses berlimpah untuk menambah modal usaha lo. Yang penting, business plan-nya makes sense sehingga lo bisa tembus ke platform fintech yang punya reputasi oke dan dipercaya investor. Sama halnya, sebagai investor, lo akan punya berbagai alternatif instrumen investasi dengan imbal hasil menjanjikan (tapi kudu inget prinsip investasi ya, high risk, high gain!)
Sementara itu, financial planning tools sedang mulai berkembang. Sudah coba Plan.id, belum? :)
Fintech ternyata mendobrak barrier yang selama ini ada. Aturan lama yang mensyaratkan berbagai syarat dan kelengkapan administratif, waktu proses yang relatif panjang, kendala lokasi, dan sebagainya menjadi nggak relevan lagi. Terbukti bahwa kemajuan teknologi memberikan begitu banyak kemudahan bagi masyarakat luas! Asik, kan?
Perubahan memang sedang berlangsung di sekitar kita dengan kecepatan yang luar biasa, terutama di bidang teknologi informasi. Buat gue, nggak ada cara lain, selain terus belajar, ikut beradaptasi dan berkolaborasi! That’s the only way to go!
Ligwina Hananto / Founder & CEO
Ligwina Hananto
Related Posts
1 Comment
Leave a Reply Cancel reply
This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.
wah info menarik nih.
dunia fintech sekarang maju pesat ya, semoga semakin membantu masyarakat indonesia :D