Setelah beberapa tahun menikah dan hidup di rumah orang tua, akhirnya saya dan suami mempunyai rencana untuk mulai tinggal di rumah sendiri.
Kami memang memutuskan untuk mencoba di pertengahan tahun ini mulai hidup mandiri. Saya sedang mengandung anak ke-2, sehingga sudah tidak mungkin dalam 1 kamar tinggal 4 orang. Kondisi untuk kedua anak pun bisa kurang baik.
Dalam artikel ini saya lebih ingin menceritakan bagaimana proses pindahan dan mengisi rumah cukup menguras keuangan kami. Untuk budget mengisi perabotan rumah sebetulnya sudah kami coba siapkan untuk mulai menabung dari tahun lalu. Setiap bulan kami sisihkan dana yang rencananya memang dipakai tahun ini untuk mengisi rumah. Ada satu tabungan saya yang siap dipakai untuk menjadi tempat setor kami berdua tiap bulan dan memang ditujukan untuk keperluan mengisi perabotan rumah.
Mungkin benar yang pernah saya dengar.
“Mengisi rumah bisa ‘lebih jahanam’ daripada membeli rumah!”
Kami sempat survey ke beberapa tempat furniture. Rasanya selalu gatal untuk paling tidak membeli satu perabotan dari beberapa tempat tersebut. Dengan seringnya survey ke beberapa tempat, budget mengisi rumah pun membengkak. Hampir di setiap toko furniture ada saja barang yang kami beli walaupun hanya pernah pernik. Kami pun sempat tergoda untuk menggunakan dana darurat untuk proses mengisi rumah tersebut. Jujur saja, memang sudah membobol sedikit dana darurat dan THR kami hihihihi….
Akhirnya kami mengambil sikap untuk ‘mundur’! Kami mencoba mencatat barang-barang urgent yang harus kami beli terlebih dahulu, sedangkan untuk urusan hias menghias dan mempercantik rumah bisa ditunda belakangan. Karena sebetulnya di samping mengisi perabotan rumah, kami juga harus memikirkan juga kelanjutan hidup di rumah baru nantinya, seperti mempunyai asisten rumah tangga, membayar listrik sendiri, memasang TV kabel, membayar uang bulanan komplek, dll.
Proses ini membuat kami sadar pentingnya mengisi perabotan untuk rumah sesuai kemampuan. Apabila ada dananya, silakan saja! Langsung melengkapi semua perabotan rumah. Namun, apabila dananya belum tersedia secara lengkap jangan sampai karena terbawa hawa nafsu akhirnya menjebol dana darurat atau bahkan rekening investasi untuk anak sekolah. Percaya deh, membeli perabotan rumah bisa ‘dicicil’ satu persatu kok. Rumah pun gak harus langsung kelihatan cantik sempurna kan hehehe… orang biasanya juga masih maklum kalau kita baru pindahan.
5 TIPS MANDIRI MENGISI RUMAH SENDIRI!
- Siapkan sebuah rekening terpisah. Suami dan istri bisa bersama-sama menyisihkan ke dalam rekening ini.
- Buat auto debit dari rekening gaji. Kalau sudah tahu sanggup menabung berapa, buat saja otomatis dipotong setiap bulan. Jadi dana mengisi rumah pasti siap!
- Buat daftar perabot rumah paling BASIC – untuk menjadi prioritas utama pembelian perabot rumah. Jika punya uang lebih, baru boleh membeli barang di luar daftar ini.
- Survey harga. Setiap pusat mebel, toko furniture dan supplier lain akan punya harga yang berbeda-beda. Yang penting bukan mana paling murah lho. Pilih dan pastikan perabot yang akan dibeli memang value for money karena penggunaan perabot biasanya jangka panjang.
- JANGAN menggunakan Dana Pendidikan Anak!
Pesan yang ingin saya sampaikan melalui artikel ini adalah kesenangan dalam mengisi rumah jangan sampai menggerus dana investasi ataupun dana darurat kita yaa (jangan tiru saya ya yang sudah membobol dana darurat :D). Lebih baik menyediakan satu tabungan yang memang digunakan untuk membelanjakan perabotan rumah. Bisa juga memakai tabungan di bank yang bisa otomatis mendebet dari tabungan utama kita. Bisa juga kita beri nama “Tabungan TUJUAN Kegiatan Senang-Senang Membeli Perabotan Rumah”!
Selamat berbelanja mengisi keperluan rumah! :D
*** Julfitri Dwi W/ Sales & Project Officer ***