Gaya deh. Anak sulung saya, Azra, sekarang sudah duduk di bangku kelas 1 SMP. Waktu pertama menulis blog ini, Azra baru umur 5 tahun lho! How time flies so quickly!
Apa yang sekarang beda?
Well… Azra sudah lebih tinggi dari Mamah! *iya ini juga karena Mamahnya sangat pendek sih*
Ukuran sepatunya sudah nomor 43…
Mulai berkumis tipis…
Dan uang sakunya pun sudah berbeda!
Dulu kita belajar tentang uang saku dengan Azra saat dia mulai menerima Rp10.000 setiap hari Jumat. Dari Azra juga kita belajar bagaimana membagi tiga uang saku BBM: Berbelanja, Berbagi, Menabung.
Dalam 6 tahun sekolah SD, Azra belajar sangat banyak tentang cara memakai uang saku. Ia termasuk anak yang sangat senang angka. Sehingga urusan harga pun dia sensitif. Azra adalah satu satu dari sedikit anak yang akan langsung sadar setiap kali ada kenaikan harga makanan di kantin sekolah. Anak ini ngerti inflasi dong hahahahah…
Begitu masuk SMP, Azra pun mulai punya kebutuhan lain. Saat kelas 6 SD, Azra memutuskan menggunakan Angpau Lebaran untuk membeli HP nya yang pertama. Azra membeli HP Ayahnya, 2nd hand, pake nawar pula. Dengan bangga (walaupun hanya dipakai di rumah), Azra punya HP pertamanya dengan uang sendiri.
2 minggu kemudian saya menegur Azra karena HP itu tidak pernah dipergunakan lagi. Setiap kali saya ingin menghubungi dan mencari Azra, HP tersebut dalam keadaan mati.
Jawaban Azra cukup membuat saya menahan tawa.
“Mamah! Aku tuh baru sadar. Aku nabung lama untuk beli HP nya. Ternyata… AKU GAK PUNYA PULSA!”
Rasakan! Saya dan Ayah-nya Azra pun riang karena anak ini merasakan “kesulitan keuangan”. Memang sewajarnya memiliki suatu barang itu sesuai kemampuan. Tentu saja seorang anak SD dengan uang saku Rp10.000 akan kewalahan untuk bisa menyalakan HP nya walaupun sudah mampu membeli HP tersebut.
Ini sebetulnya pelajaran penting yang harus diingat bahkan untuk orang dewasa. Berapa banyak di antara kita orang dewasa yang memaksakan membeli rumah atau mobil lalu kewalahan untuk maintenance?
Akhirnya setelah memasuk bangku SMP kami pun melanjutkan diskusi dengan Azra. Karena sudah besar, punya tanggung jawab lebih, ada pengeluaran lain, pola makan pun lebih banyak, maka kami memutuskan menaikkan uang saku Azra. Tinggal 1 hari dalam seminggu lagi. Azra sekarang punya uang saku rutin yang saya berikan setiap 2 minggu. Jumlahnya pun tidak banyak-banyak. Kalau dihitung cukup untuk beli pulsa, makan 3 x seminggu. Sisanya ya tetap harus bekal dari rumah.
Waktu jadi anak SD, dapat uang saku 1 hari dalam 1 minggu. Anak SMP boleh dapat uang mingguan. Anak SMA dan mahasiswa seharusnya sudah bisa mengatur uang saku bulanan.
Lalu apakah Azra sudah bisa mengatur uang saku dengan skema yang baru ini?
Kita simpan untuk cerita lain waktu ya ;)