Olala… new parent? Sepertinya bukan tema yang tepat untuk saya, karena belum mempunyai anak. Untungnya, ada kesempatan untuk bertemu dengan beberapa klien dan teman yang sudah terbuka untuk menceritakan mimpi-mimpi mereka. Dan kebetulan sekali, sebagian dari cerita mereka itu sangat cocok dengan topik yang secara tidak sengaja telah saya pilih (hihihi jadinya buka rahasia).
Sebut saja R dan M, pasangan muda yang sedang berbahagia dengan kehadiran anak pertama mereka. R bekerja di rig perusahaan minyak, sedangkan M ibu rumah tangga di Jakarta. Saat ini mereka masih numpang di rumah orangtua M. Ketika bertemu pasangan ini, kondisi keuangan mereka boleh dikatakan sehat. Hanya saja sebelum anak mereka lahir, kelebihan dana yang ada selalu mereka habiskan untuk traveling. Tabungan ada, tapi ternyata tidak cukup buat si kecil.
Ada juga teman saya H dan S, pasangan ini juga mempunyai seorang putri yang berusia 1 tahun. Keduanya bekerja di perusahaan swasta. Mereka sedang mencicil rumah dan mobil. Sayangnya total cicilan ini ternyata sudah melebihi batas ideal yang dianjurkan perencana keuangan. Dan karena putrinya masih kecil, mereka belum merasa perlu menyiapkan dana pendidikan anak sejak dini. Singkat cerita, setelah mengetahui bahwa dana yang dibutuhkan putrinya nanti ternyata tidak sedikit mereka menjadi sangat was-was.
Masih ada cerita-cerita lain, tapi rata-rata kasus para orangtua baru memiliki kemiripan. Banyak dari mereka yang kaget akan besarnya dana pendidikan. Apalagi pas tahu perlunya menyiapkan tujuan-tujuan lain. Keinginan banyak, tapi harus mulai dari mana?
Yuk, buat skala prioritas. Secara umum untuk kondisi keuangan yang sehat, biasanya dimulai dengan menyiapkan dana darurat. Pos ini sangat penting tapi sering terlupakan. Untuk kedua pasangan di atas tadi yang baru memiliki 1 anak, dianjurkan untuk mulai mengumpulkan dana darurat sampai jumlahnya paling tidak 9 kali pengeluaran mereka. Jika nanti anak bertambah, jumlah ini perlu ditambah menjadi 12 kali pengeluaran. Ini bukan jumlah yang kecil, sehingga agar tidak terpaku dengan tujuan ini saja, bisa dikumpulkan secara bertahap, disesuaikan dengan kondisi masing-masing.
Dana Pendidikan adalah tujuan kedua yang harus sudah direncanakan sejak anak belum sekolah atau bahkan masih di dalam kandungan. Sayang sekali banyak orang tuabaru yang merasa ini cukup disiapkan ketika anaknya mendekati usia sekolah. Bahkan tidak sedikit yang terkecoh dengan produk asuransi pendidikan. Mulailah menentukan sekolah idaman untuk si kecil, kalau bisa tidak hanya playgroup atau sekolah dasar saja tapi sampai tingkat perguruan tinggi. Setelah itu cari juga informasi mengenai uang masuknya. Mau tahu berapa nilai uang ini saat si kecil masuk sekolah? Coba hitung disini www.tujuanloapa.qmfinancial.com.
Suatu saat para orangtua baru akan memasuki usia pensiun. Untuk mengubah tradisi orangtua yang bergantung kepada anak-anaknya di masa pensiun, sebaiknya sudah mulai berhitung berapa besarnya kebutuhan dana pensiun nanti. Tujuan finansial yang satu ini juga menjadi salah satu tujuan prioritas yang sebaiknya mulai disiapkan. Di kalkulator tadi juga dana ini bisa dihitung!
Tidak ada yang bisa terhindar dari yang namanya risiko, jadi perlu proteksi. Untuk orangtua baru yang bergantung pada gaji dan tidak mempunyai tabungan dalam jumlah yang sangat besar sebaiknya memiliki asuransi jiwa. Jadi kalau terjadi apa-apa kepada si pencari kerja, keluarga yang ditinggalkan masih bisa melanjutkan kehidupan mereka.
Nah new parent, sambil menyiapkan tujuan-tujuan penting di atas tadi, silakan wujudkan juga mimpi lainnya seperti, beli properti atau mobil, liburan, haji/ziarah, dana nikah anak, atau lainnya.
Kalau bingung, yuk bikin plan!
Yani Sudoyo|Sales Dept|@mwyantje