Uang merupakan alat tukar (transaksi) yang sah. Uang sangat dekat dengan keseharian kita. Mungkin hampir setiap hari kita selalu berhubungan dengan uang, demikian pula anak-anak. Anak yang sudah mulai mengenal jajan sebaiknya sudah mulai diperkenalkan dengan uang, namun tentunya dengan menggunakan pendekatan yang berbeda tergantung tingkat usianya.
Setelah mengenal uang alangkah baiknya apabila anak mulai diperkenalkan juga kepada perencanaan keuangan agar menjadi cerdas secara finansial. Perencanaan keuangan merupakan suatu proses mengelola uang yang dimiliki secara bijaksana dan disiplin untuk mencapai tujuan tertentu dalam jangka waktu tertentu.
Perencanaan keuangan perlu diterapkan kepada anak sejak dini agar mereka bisa bertanggung jawab atas setiap uang yang telah diberikan kepada mereka. Selain anak bisa menjadi cerdas secara finansial, perencanaan keuangan ini pun dapat membentuk sikap disiplin dan komitmen mereka sejak dini. Perencanaan keuangan pada anak bisa mulai diterapkan ketika mereka sudah pandai berhitung, rata-rata mungkin saat anak memasuki kelas 3 SD.
Mengenalkan perencanaan keuangan pada anak bisa kita mulai dari hal sederhana. Berikut ini beberapa tahapan dalam mengenalkan perencanaan keuangan kepada anak :
1. Mengelola uang saku
Berikan kesempatan dan kepercayaan kepada anak untuk mengelola uang sakunya. Misalnya, uang saku diberikan setiap seminggu sekali. Hal ini adalah tahap awal anak belajar mengelola uangnya. Arahkan mereka agar menggunakan uang secara bijak dengan mengutamakan kebutuhan terlebih dahulu dibandingkan dengan keinginannya (needs VS wants). Pastikan jika anak selalu memiliki sisa uang saku yang selanjutnya bisa ditabung.
2. Impian yang realistis
Menetapkan tujuan keuangan adalah hal yang wajib dalam membuat sebuah perencanaan keuangan. Menabung harus memiliki tujuan yang jelas, nanti uang yang terkumpul akan digunakan untuk apa. Dengan demikian anak akan melakukannya dengan senang hati dan dapat merasakan langsung manfaat menabung. Gali terus impian anak, misalnya “Annie ingin punya koleksi barbie yang lengkap? Tiga bulan lagi Annie bisa lho beli barbie lagi… Kumpulkan uangnya dulu yuk !” atau “Ohh tapi Annie juga ingin sepatu roda seperti punya Tasya? Ok, kita kumpulkan uangnya dan beli kedua-duanya !”
3. Ajak berkomitmen dan terapkan disiplin
Rencana hanyalah rencana jika tidak ada realisasinya. Oleh karena itu ajak anak untuk berkomitmen menyisihkan uang sakunya dan disiplin menabung agar uang tabungannya terkumpul dan bisa segera mewujudkan impiannya.
Misal, Annie ingin menambah koleksi barbie-nya seharga Rp 100.000,- dan juga ingin punya sepatu roda seharga Rp 200.000,-. Uang saku Annie per hari adalah Rp 10.000,- maka Annie berkomitmen untuk bisa menabung Rp 3.000,- per harinya. Pastikan Annie disiplin menyisihkan uang sakunya tersebut setiap hari.
4. Menabung pada “celengan” yang berbeda
Menabung merupakan tahap implementasi dalam perencanaan keuangan. Sebaiknya pisahkan tabungan sesuai dengan tujuan masing-masing supaya jelas.
Misalnya celengan ayam untuk tabungan Barbie dan celengan Doraemon untuk tujuan sepatu roda. Setiap hari Annie harus memasukkan Rp 1.000,- ke celengan ayam dan Rp 2.000,- ke celengan Doraemon. Annie bisa mewujudkan impiannya 100 hari kemudian, yaitu membeli barbie dan juga sepatu roda.
5. Reward
Apabila anak tertib dan berhasil menjalankan setiap perencanaan keuangan yang telah disepakati, sekali-kali berikan reward untuk menambah semangat dan memicu motivasi. Misalnya menambah jumlah uang sakunya.
Menerapkan perencanaan keuangan pada anak tentunya memerlukan waktu agar menjadi kebiasaannya. Keberhasilannya tentu saja sangat tergantung pada proses implementasi anak dan kesabaran orangtua yang senantiasa mengawasi pelaksanaannya. Tentunya orangtua pun harus memiliki perencanaan keuangan keluarga yang benar-benar diterapkan agar menjadi teladan dan menular pada anak-anaknya.
Semoga dengan membekali perencanaan keuangan pada anak sejak dini, mereka akan menjadi cerdas secara finansial dan bijaksana mengelola keuangannya. Selain itu anak pun akan menghargai uang sebagai alat untuk mencapai tujuan, bukan justru menjadikan uang sebagai tujuan. Mari kita arahkan anak-anak kita untuk memulai kesejahteraannya sejak dini.
Finance should be practical :)
Shinta| Customer Relations Officer
*artikel terkait bisa dibaca di sini
Artikel terkait:
1 Comment
Leave a Reply Cancel reply
This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.
[…] *artikel terkait dapat dibaca di sini […]