6PM Thursday night. I’m happily working with my super slow laptop. I’m sitting at Starbucks Plaza Indonesia, sipping my hot green tea latte… (gak berani ngopi lagi karena tadi di kantor udah kebanyakan). I’m waiting for two clients tonight, members of two different bands. I like them a lot.
My ex partner ‘Rudy’ would call them : Anak muda bermutu.
Abis lo udah tuir banget ya ‘Rud’? heheheheh…
Mereka masih muda banget dan udah sadar banget harus mengatur uangnya dari sekarang. Duitnya lebih banyak dari gue heheheh… Gue suka terharu kalau ketemu anak muda model begini. It feels good if you can prove some old farts are wrong, especially when they kept saying, “Anak muda jaman sekarang bla bla bla….”
While some people are so eager to start on their financial plan, some others are ‘waiting’. I don’t know what they are waiting for.
Beberapa alasan yang datang ke SMS di Hard Rock FM antara lain :
- Duit nya belum ada
- Biaya bikin plan mahal
- Gak ngerti investasi
- Duh udah deh gak percaya yang kayak begituan
- Gak sempet, sibuk
- Jadi mulainya dari mana?
Karena belum tahu, jadi gak bikin plan?
Yuk belajar membuat financial plan.
Jadi apa yang dimaksud dengan ilmu Financial Planning ini sendiri? Di perguruan tinggi, ilmu ini juga disebut Personal Finance. Yang menarik. Kita gak hanya belajar tentang rumus-rumus hedon di dunia finance. Ternyata karena judulnya juga ada kata ’personal’-nya, jadi kita harus belajar untuk mengerti tabiat manusia.
So financial planning is about combining your understanding on general finance and human behaviour. I take this very seriously. Seperti kata pujaan hati gue, Suze Orman, “People first, then money, then things.”
Inilah mengapa dalam financial planning, mau gak mau, suka gak suka, kita juga harus ngobrolin soal relationship, soal sekolah anak berdasarkan filososifi apa, soal gaya hidup yang kita definisikan sebagai comfortable itu seperti apa. Finance is about numbers. Personal finance is not just about numbers, but also about people.
Makanya, dalam financial planning, kita gak sekadar ngobrolin return tapi juga risiko. Risiko di sini bukan soal siapa yang paling berani. Tapi jika sampai terjadi risiko investasi, apa yang akan terjadi pada hidup si investor.
Here’s my definition.
Financial Planning is a systematic way to continuously improve the way we work with our money.
Ada dua kata kunci yang penting : systematic and improve.
Systematic artinya ada step-stepnya. Sekarang bikin apa dulu. Berikutnya bikin apa. Setelah itu ada lagi yang dilakukan. Jadi jangan omdo ya. Jangan belajar melulu, tapi gak dikerjain. Financial Plan segede kamus lengkap Bahasa Indonesia, gak akan membuat hidup kita lebih baik. Financial Plan ini harus diimplementasikan.
Improve artinya gak ada yang benar atau salah. Jadi akan selalu datang produk baru yang lebih baik lagi, lebih baik lagi. Contohnya, dulu menabung saja cukup. Sekarang? Gak bisa lagi, karena kita harus menghadapi inflasi yang sangat tinggi. Dulu, nyokap gue beli asuransi pendidikan dan cukup untuk menyekolahkan gue sampai SMA. Sekarang? Gak kekejar lagi karena inflasi biaya pendidikan terlalu besar. Asuransi Pendidikan artinya ’pasti gak cukup’. Kalau hitungannya cukup, dana yang dikeluarkan jadi terlalu besar. Dulu, unitlink membuat investasi sangat simpel. Sekarang? Reksadana juga sudah simpel dan bisa dimulai dari Rp 100ribuan. ;) dengan risiko pasar yang sama, lo bisa dapat return lebih besar.
Ayo Belajar, Pilih dan Bikin Sendiri Financial Plan-mu!
Ligwina Hananto