Who should pay for the meals?
Who should pay for gasoline?
Who should pay for the cinema?
Who should pay for…
Ih nyebelin ya kalo harus itung-itungan gitu.
Tapi pernah gak kebingungan karena kehabisan uang gara-gara pacar?
I still remember our first date. Mana tahan deh pokoknya.
Janjian ketemu di city, di toko CD namanya TRAX kalo gak salah. Terus nonton bareng. Filmnya John Travolta, Phenomenon. Ih gak banget filmnya :) I don’t remember who paid for the date hahahahaahah… seriously, Hon did you pay for this? Kok gak inget ya? Seberkesan itukah? :P hahahahahahahah
Alhamdulillah – setelah itu kami ’dihadiahkan’ Krismon yang menyebalkan di tahun 1997. Sehingga mau gak mau, kami harus patungan untuk hampir semua pengeluran. Habis gak mampu, gimana dong? AUD tadinya cuma Rp 1.800… tiba-tiba mentoknya bisa Rp 12.000/AUD. Siapa yang gak kebakaran jenggot coba?
Indomie atau Supermie aja gak mampu. Jadi beli mie bihun buatan Thailand – lebih murah. Beli daging patungan, sampai ke bumbu-bumbu nya. Makan malam biasanya bawa pulang dari restoran tempat kerja masing-masing. Gue jadi waitress di Prince of China di Applecross. Don kerja pagi jadi cleaner hotel & pub di Murray Street, malamnya kerja jadi kitchen hand & delivery boy di Chinese Restaurant di Nedlands.
Jadi… kami tidak perlu terlalu lama melewati masa ‘trying to impress the other person in the relationship’. Yang lain gimana dong? Tinggal pilih-pilih mau berapa lama lagi ‘trying to impress him/her’?
Kasian kan kalau udah pacaran lama, udah ngomongin serius, tapi gaji pasangan berapa aja kita gak tau… katanya: ”It’s too personal”. Well, how personal do you want your relationship to be? I believe you should be able to talk about money with your better half.
Kagok nanya berapa penghasilan pasangan? Takut disangka matre?
Kita mulai dari yang gampang-gampang ya?
Namanya pacaran pasti ada kegiatan yang dilakukan selalu bersama-sama. Jalan-jalan berdua, makan berdua, naik mobil berdua, nonton berdua, beli kado untuk adik berdua, punya hobi berdua, punya binatang peliharaan berdua (gue dulu punya marmut gendut namanya TOMMY :) ).
Pengeluaran yang seperti ini bisa kita gabungkan bersama. Paling gak, ini bisa jadi ’latihan’ supaya kita tahu bagaimana rasanya mengelola pengeluaran bersama-sama.
Catat kalau kata-kata yang tebal adalah : mengelola pengeluaran. Artinya memang baru sampai tahap pengeluaran, belum bicara menggabungkan penghasilan. Karena pada prinsipnya, komitmen pacaran gak sama dengan komitmen menikah. Jangan sampai semua penghasilan sudah digabungkan lalu gak jadi menikah. Sebelum ijab kabul itu beres, you are not married yet. So your money shouldn’t either.
Kunci Sukses dalam Uang dan Cinta adalah : NGOBROL!
Ligwina Hananto