Summary Tweet Talk Ligwina Hananto dengan Caring Colours
Artikel ini merupakan tweet talk Ligwina Hananto bersama Caring Colors tertanggal 19 Juli 2012 mengenai Inspirasi Karya Muslimah yang juga merupakan sebuah event bersama antara QM Financial dengan Caring Colors pada Sabtu, 21 Juli 2012.
@caring_colours CaringLova, @mrshananto sebentar lagi akan menjawab 5 pertanyaan followers terpilih yang sudah di RT oleh Caring Colours #QMIKM
Yuk mulai twit interview dengan @caring_colours tentang “Perempuan Berkarya”
@caring_colours: Q1. Apa manfaat menjadi perempuan yang berkarya? Apa berkarya berarti harus menciptakan dan menemukan sesuatu? #QMIKM- @miss_niYna
A1 buat gw berkarya = ada impact untuk orang lain. Bukan hanya keluarga tapi juga lingkungan sekitar @caring_colours @miss_niYna #QMIKM
A1 bukan soal menciptakan atau menemukan sih. Tapi soal manfaatnya apa. Jadi berkarya luas sekali artinya @caring_colours @miss_niYna #QMIKM
A1 maka tamu di acara Sabtu ini variatif. Ada Gina dan Mommy finalis serta pemenang YCPA kerja swasta dan PNS @caring_colours @miss_niYna #QMIKM
A1 Ada juga Jenahara dan Ninit Yunita. Impact karya Jehan, Ninit, Mommy ini tentu berbeda sesuai bidang masing- masing END @caring_colours @miss_niYna #QMIKM
Eh nambahin. Jadi apa karyamu? Apa impact-nya pada orang sekitar? Bisa bidang apa aja @caring_colours @miss_niYna #QMIKM
@caring_colours: Q2 @mrshananto karya seperti apa yang harus diciptakan perempuan Indonesia agar dapat dikatakan perempuan berkarya? #QMIKM – @Fatimahhtg
A2 Karya hadir sesuai minat dan passion. Jenahara yang desainer menunjukkan syiar bisa dilakukan dengan indah @caring_colours @Fatimahhtg #QMIKM
A2 Ninit Yunita menunjukkan sebagai ibu rumah tangga dia ikut ke mana suaminya pergi bertugas. Dan tetap berkarya @caring_colours @Fatimahhtg #QMIKM
A2 karena minat dan passion-nya menulis, Ninit memulai dengan blog, lalu novel dan komunitas The Urban Mama @caring_colours @Fatimahhtg #QMIKM
A2 Perempuan jangan menyempitkan diri karena pikiran sendiri. Banyak hal gagal terjadi karena mindset. Apa karyamu? END @caring_colours @Fatimahhtg #QMIKM
Next Question please @caring_colours :) #QMIKM
@caring_colours: Q3 @mrshananto Ibu Rumah Tangga (IRT) yang tidak kerja di bidang formal tapi aktif di lingkungan rumah seperti posyandu atau majelis taklim, termasuk Perempuan Berkarya? #QMIKM –@defanara
A3 Definitely! Karya tidak selalu komersil. Yang penting impact positif- nya ada pada orang lain @caring_colours @defanara #QMIKM
A3 Jadi kita bedain yuk. Versi gue. Bekerja= cari uang, Berkarya= cari hasil. Berdaya= jadi punya kekuatan @caring_colours @defanara #QMIKM
A3 Perempuan harus punya identitas diri. Bukan sekadar “somebody’s wife” atau “somebody’s mom”. Diri lo siapa? @caring_colours @defanara #QMIKM
A3 maka begitu lah jadinya! Gak ada alasan perempuan harus aktif berkarya juga supaya sekitarnya maju END @caring_colours @defanara #QMIKM
@caring_colours: Q4 Menurut @mrshananto siapa perempuan yang karyanya paling hebat di Indonesia #QMIKM – @sibangun
A4 Gue gak punya jawabannya untuk level Indonesia. Tp mau share cerita ttg Ibuku : Ibu Tina Poerwo @caring_colours @sibangun #QMIKM
A4 Nyokap dulu anggota girlband “Yanti Bersaudara” tahun 70-an bareng kakaknya Yani dan adiknya Iin Parlina @caring_colours @sibangun #QMIKM
A4 menikah dengan bokap, nyokap gue meninggalkan karir menyanyi dan karir interior designer untuk pindah ke Sulawesi Selatan @caring_colours @sibangun #QMIKM
A4 dari hidup yang serba terkenal, nyokap asik- asik aja pindah ke pedalaman hutan SulSel demi mendampingi suami @caring_colours @sibangun #QMIKM
A4 Karya nyokap selama “ikut suami” : jadi guru (muridnya ada di mana- mana) dan wakil kepala sekolah SMP dan ketua yayasan @caring_colours @sibangun #QMIKM
A4 jadi contoh terdekat gue : nyokap. Banting setir, komitmen untuk mengabdi pada suami dan tetap berkarya @caring_colours @sibangun #QMIKM
A4 terpenting dari cerita ini adalah : nyokap punya identitas dan karyanya sendiri. @caring_colours @sibangun #QMIKM
tadi lupa pake END :) Q5 please! @caring_colours #QMIKM
@caring_colours: Q5 Perempuan bekerja dianggap lebih pintar atau sukses ketimbang IRT. Bagaimana menghapuskan stereotipe itu? @mrshananto #QMIKM – @nylahasibuan
A5 Mari terus mengomel dan tunjukan perbedaannya :) @caring_colours @nylahasibuan #QMIKM
A5 image gue : perempuan bekerja. Ada yang gak tau, gue pernah diminta berhenti kerja oleh suami dan nurut @caring_colours @nylahasibuan #QMIKM
A5 selama jadi ibu rumah tangga gue merasa beban, minder dan gak berkembang :) ternyata wawasan mentok :) @caring_colours @nylahasibuan #QMIKM
A5 ngobrol sama suami gak ngerti ngomong apa. gue cuma tau menyusui dan nyetrika. gue kehilangan identitas @caring_colours @nylahasibuan #QMIKM
A5 Jadi gw sangat dukung pemberdayaan perempuan. Supaya ibu rumah tangga pun punya wawasan dan ikut ambil keputusan @caring_colours @nylahasibuan #QMIKM
A5 Perempuan punya pilihan mau jadi apa saja. Tidak selalu “bekerja” tapi selalu “berkarya” dan “berdaya” END @caring_colours @nylahasibuan #QMIKM