Pentingnya Perempuan Belajar Mengelola Keuangan
Setelah seorang perempuan menikah dan mempunyai anak, biasanya akan timbul kegalauan. Apakah dia akan terus bekerja atau menjadi ibu rumah tangga dan mendedikasikan dirinya bagi keluarga. Kedua hal ini mestinya menjadi alternatif pilihan untuk perempuan, bukan paksaan. Namun, apa pun pilihannya setiap perempuan harus punya kemampuan mengelola keuangan.
Alasan Pentingnya Perempuan Belajar Mengelola Keuangan
Perempuan yang dapat mengelola keuangan bisa menjadi perempuan yang mandiri, tidak tergantung pada orang lain. Bahkan mampu memberdayakan orang lain. Tentunya kalau punya penghasilan sendiri, perempuan memang bisa ikut berkontribusi ke keuangan keluarga. Tapi sebagai ibu rumah tangga pun, seorang perempuan harus dibekali dengan kemampuan mengelola keuangan. Seharusnya tidak ada halangan bagi perempuan untuk mengelola keuangan walaupun penghasilannya dari pasangan. Faktanya, dari pelatihan finansial yang dilakukan QM Financial, tidak sedikit perempuan yang tidak memiliki akses keuangan dan tidak bisa menghasilkan uang sendiri.
Mengapa penting bagi perempuan untuk belajar mengelola keuangan?
Salah satunya agar bisa tetap survive kalau terjadi hal yang tidak diinginkan kepada suami sebagai pencari nafkah utama. Sebagai pencari nafkah utama keluarga, suami wajib memiliki proteksi berupa asuransi jiwa. Jika pencari nafkah utama meninggal, sang istri akan menerima sejumlah uang pertanggungan yang bisa digunakan untuk melanjutkan hidup dan merencanakan dana pendidikan untuk anaknya. Kebayang gak kalau perempuan tidak mampu mengelola uang? Tanpa pengetahuan tentang pengelolaan keuangan, sejumlah besar uang yang diterima bisa langsung habis dalam sekejap.
Apa yang Harus Dilakukan Perempuan?
Jika seorang perempuan memilih untuk menjadi ibu rumah tangga, dia bisa mulai mengelola penghasilan pasangan. Hal pertama yang perlu dilakukan adalah menyisihkan minimal 10% untuk ditabung atau diinvestasikan. Akan lebih keren lagi kalau sudah punya tujuan keuangan misalnya Dana Darurat, Dana pendidikan Anak, Dana DP Rumah.
Sisihkan sesuai pos
Jadi, hal pertama yang dilakukan saat terima “jatah” dari pasangan adalah menyisihkannya ya, bukan menunggu sisa. Biasanya kalau kita menunggu pemenuhan kebutuhan dulu baru sisanya ditabung, gak akan ada sisa ☺.
Setelah menyisihkan 10% di depan untuk ditabung, jaga juga cicilan utang maksimal 30% dari penghasilan. Ini termasuk cicilan KPR, cicilan mobil, sampai cicilan Kredit Tanpa Agunan. Kalau masih punya cicilan kartu kredit segera lunasi! Kartu kredit itu banyak gunanya dengan satu syarat bayar lunas setiap bulan. Kalau berani gesek kartu kredit, pastikan uangnya memang ada di rekening, jangan halu! Bukan berarti tidak boleh bersenang-senang. Boleh-boleh aja kok punya anggaran maksimal 20% untuk pengeluaran lifestyle dari jumlah penghasilan yang diberikan pasangan.
Setelah 10% penghasilan ditabung/diinvestasikan, 30% cicilan, 20% untuk pengeluaran gaya hidup, sisanya sekitar kurang lebih 40% digunakan untuk pengeluaran rumah tangga.
Lengkapi dengan proteksi
Jangan lupa perencanaan keuangan tak lengkap tanpa proteksi. Proteksi umumnya berupa asuransi. Ibaratkan kita punya rumah, asuransi ini atapnya. Kalau kita berhadapan dengan musim hujan, asuransi itu payungnya. Proteksi berupa asuransi kesehatan wajib dimiliki semua orang tanpa terkecuali mulai dari bayi sampai orang dewasa. Semua perlu perlindungan kesehatan karena kalau sakit, bisa menimbulkan biaya yang besarnya tidak terduga dan menggerus uang kita. Kalau punya asuransi, kita jadi bisa punya perlindungan. Kalau sampai harus diopname, ada yang bayarin. Kalau kecelakaan, ada yang bayarin. Sedangkan untuk penghasil nafkah utama keluarga harus dilindungi dengan asuransi jiwa.
Yuk, pastikan kamu jadi perempuan yang bisa mengatur keuangan!
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.
– QM Admin –
Cara Praktis Mengatur Keuangan Keluarga
Edukasi keuangan, khususnya bagi mereka yang memasuki dunia kerja sangatlah penting. Ada perubahan fase dari mengelola uang saku menjadi mengelola penghasilan sendiri. Dengan mengetahui ilmu perencanaan keuangan sejak dini, mereka dapat pula mengatur penghasilan agar dapat dimanfaatkan untuk pencapaian tujuan keuangan.
Bulan Maret yang lalu, QM Financial berkesempatan memberikan edukasi keuangan bagi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) Badan Informasi Geospasial (BIG) di Cibinong.
Peserta yang berjumlah 70 orang sebagian besar belum menikah. Untuk para CPNS yang belum menikah dan berusia di bawah 30 tahun, Ligwina Hananto – lead trainer QM Financial menyarankan untuk segera menginvestasikan minimal setengah dari harga sepatu untuk kebutuhan masa depan. Tak perlu khawatir hilang atau rugi. Tanpa diinvestasikan pun, uang sejumlah itu akan dengan mudah terkonversi menjadi makanan atau barang lain yang tidak jelas fungsinya.
read more: Investasi untuk Dana Pensiun: Mulai Dengan Setengah Harga Sepatumu
Bagi mereka yang sudah berkeluarga atau berencana menikah dalam waktu dekat, Ligwina memberikan 5 cara praktis untuk mengatur keuangan keluarga.
1. Mengatur Cashflow.
Untuk mengatur cashflow bulanan keluarga, rasio yang disarankan adalah menabung minimal 10% dari penghasilan, cicilan maksimal 30%, dan lifestyle maksimal 20%. Dalam hal ini harus ada pembicaraan dan kesepakatan yang baik antar pasangan dalam hal mengatur keuangan. Apakah semua penghasilan dikelola salah satu pihak atau ada pembagian tugas, misal suami mengatur dana untuk menabung atau berinvestasi sedangkan istri mengatur dana untuk pengeluaran bulanan.
2. Menyiapkan Dana Darurat.
Dana darurat adalah dana yang diparkir dan hanya digunakan dalam keadaan darurat, misal kehilangan pekerjaan. Dana darurat dihitung berdasarkan pengeluaran bulanan. Nilai ini menyatakan berapa bulan keluarga sanggup bertahap hidup jika terjadi keadaan darurat. Besaran dana darurat yang disarankan adalah sebagai berikut:
STATUS |
BESARAN |
Menikah belum memiliki anak |
6x Pengeluaran Bulanan |
Menikah dengan satu orang anak |
9x Pengeluaran Bulanan |
Menikah dengan dua orang anak atau lebih |
12x Pengeluaran Bulanan |
Bagi yang masih lajang juga disarankan mempunyai dana darurat sebesar 4x Pengeluaran Bulanan.
3. Mempersiapkan Dana Pendidikan Anak
Biaya pendidikan semakin lama semakin mahal. Inflasi biaya pendidikan bisa mencapai 10% hingga 16% per tahun. Biasanya untuk jenjang PG-SD kita masih bisa mencapai target dana pendidikan dengan menabung. Namun untuk jenjang selanjutnya menabung saja tidak cukup. Kita perlu mengambil risiko dengan berinvestasi.
4. Mempersiapkan Dana Pensiun
Dana Pensiun ini terlihat sepele karena jangka waktunya masih sangat panjang. Kadang kita berasumsi bahwa pengeluaran saat pensiun akan lebih kecil dari pengeluaran sekarang. Pada saat kita pensiun, seharusnya semua cicilan sudah lunas, sehingga beban pengeluaran lebih ringan. Namun, jangan salah, pengeluaran saat pensiun bisa lebih besar karena faktor kesehatan dan kenaikan harga bahan pokok setiap tahunnya. Kebutuhan dana pensiun ini bisa sangat besar loh. Siapkan sejak dini agar kita bisa pensiun dengan sejahtera.
read more: Dana Pensiun Dari Kantor Bukan Jaminan Pensiun Sejahtera
5. Memiliki Asuransi
Perencanaan keuangan tidak lengkap tanpa proteksi. Di masa produktif, saat kita berjuang mencapai berbagai tujuan finansial, bisa terjadi hal-hal yang tidak diinginkan seperti sakit dan kematian. Risiko inilah yang kita alihkan ke perusahaan asuransi. Setiap orang wajib memiliki asuransi kesehatan. Apabila kantor tempat kita bekerja saat ini tidak memberikan fasilitas asuransi kesehatan, cari lah asuransi kesehatan swasta yang sesuai dengan kebutuhan. Jika, asuransi kesehatan swasta dirasa mahal, maka asuransi pemerintah seperti BPJS kesehatan bisa dipertimbangkan. Sedangkan fungsi asuransi jiwa adalah untuk menggantikan penghasilan yang hilang jika tertanggung meninggal, sehingga keluarga yang ditinggalkan bisa tetap melanjutkan hidup. Jadi, asuransi jiwa penting untuk mereka yang menjadi pencari nafkah utama keluarga.
Nah! Itu tadi 5 cara mengatur keuangan keluarga bagi para CPNS Badan Informasi Geospasial.
Ingin kantormu didatangi tim QM Finansial juga? Hubungi QM Training di 0811 1500 688 untuk berdiskusi tentang kebutuhan pelatihan keuangan!
Mia Damayanti / Financial Trainer
Pensiun Tanpa Aset Aktif, Mungkinkah?
Bicara soal pensiun, kita bisa belajar dari orang terdekat. Kalau kamu seperti saya yang saat ini memasuki usia kepala tiga #anaklama, kemungkinan besar orang tuamu sudah memasuki usia pensiun. Bagaimana kondisi pensiun mereka? Apakah mereka pensiun dengan sejahtera atau sederhana?
Kedua orang tua saya adalah pensiunan PNS. Mereka termasuk golongan lama yang menganut paham: lebih baik menjadi PNS, gaji secukupnya yang penting mendapatkan tunjangan pensiun setiap bulan. Namun, keempat anaknya tidak berpendapat sama, kami memilih menjadi karyawan swasta.
Kedua orang tua saya mengandalkan penghasilan semasa pensiun dari pensiunan bulanan sebagai PNS. Mereka tidak mempunyai aset aktif yang bisa memberikan penghasilan pasif. Namun demikian, orang tua saya tetap bisa hidup nyaman tanpa kekurangan suatu apapun. Mereka masih bisa makan enak tiga kali sehari, tak kesulitan berkunjung ke rumah saudara di luar kota, juga mampu membelikan makanan, mainan, maupun memberi uang saku untuk cucu-cucunya.
Tak seperti millenials yang hobi liburan, orang tua saya tidak mempunyai kebutuhan dana liburan. Bagi mereka, liburan ke luar kota itu artinya mengunjungi rumah saudara untuk suatu acara, bisa pernikahan, kelahiran, saat hari raya; dan berziarah ke tempat ziarah rohani. Pergi ke tempat wisata sifatnya hanya mampir saja sebagai pelengkap, bukan tujuan utama.
Aset yang mereka miliki kebanyakan adalah aset pasif, berupa rumah, tanah, sawah, dan pekarangan. Meskipun punya rumah yang tak ditinggali, namun karena merupakan rumah tabon (rumah peninggalan orang tua), rumah ini tak boleh dijual; disewakan pun sayang. Sawah sebenarnya bisa menghasilkan beras yang jumlahnya melebihi kebutuhan konsumsi. Namun mereka memilih untuk membaginya ke anak-anak daripada menjualnya. Tanah saat ini masih ditanami pohon jati, belum ada intensi untuk memanfaatkannya menjadi aset yang menghasilkan. Sedangkan pekarangan dimanfaatkan untuk kolam ikan gurami, memelihara ayam & itik, serta menanam buah-buahan dan sayuran. Dengan gaya hidup yang tergolong sederhana, walaupun tanpa aset aktif, mereka bisa pensiun dengan nyaman. Ahh, nikmatnya tinggal di desa.
Orang tua saya bisa pensiun nyaman tanpa aset aktif karena tinggal di desa dengan gaya hidup yang sederhana. Bagaimana dengan saya? Generasi saya tentunya memiliki gaya hidup yang berbeda. Tinggal di daerah suburban dengan luas lahan yang terbatas, semua kebutuhan rumah tangga harus beli, tak bisa mengandalkan sawah dan ladang sendiri. Demikian juga dengan kebutuhan dana liburan. Belum lagi keinginan untuk berkontribusi dalam kegiatan sosial. Dengan gaya hidup yang lebih tinggi, saya sadar tak bisa pensiun dengan nyaman tanpa aset aktif.
Agar bisa menikmati gaya hidup yang sama hingga pensiun nanti, saya harus mulai membangun aset aktif yang nantinya bisa memberikan penghasilan pasif. Ada tiga macam aset aktif yang bisa dipilih: bisnis, surat berharga, dan properti. Aset aktif yang baik adalah kombinasi yang imbang dari ketiganya. Secara pribadi saya merasa belum siap mental membangun bisnis sendiri. Untuk berinvestasi di properti pun butuh modal yang tidak sedikit. Karena itu, saat ini saya memilih untuk mulai membangun aset aktif dengan surat berharga. Ke depan saya punya mimpi membangun bisnis coworking space dengan memanfaatkan properti yang saat ini ‘nganggur’. Semoga segera terwujud ya!
Baca juga: Khawatir Gak Siap Pensiun? Kumpulin Aset Aktif Yuk!
Ini #ceritapensiunku, bagaimana denganmu? Kombinasi aset aktif seperti apa yang kamu rencanakan? Yuk! Mulai rencana membangun aset aktif untuk mewujudkan pensiun sejahtera!
Fransisca Emi | Financial Trainer
Tips Alokasi Bonus Tahunan Agar Tidak Bocor Terus Menerus
Bulan Maret dan April adalah bulan yang paling dinanti para karyawan. Sebabnya di bulan-bulan ini ada pembagian bonus tahunan. Selamat! Dengan menerima bonus, artinya jerih payah kalian selama setahun dihargai. Bonus tahunan kalian biasanya dipakai buat apa aja sih? Atau malah sudah menguap entah ke mana? Hihihi. Topik seru ini juga dibahas di Twitter & Instagram stories Ligwina Hananto @mrshananto. Kamu bisa cek dengan hashtag #FinClic.
Biar bonusmu tahun ini gak menguap lagi, yuk simak tips dari QM Financial untuk mengelola bonus tahunan.
Bonus Tahunan untuk Pengeluaran Tahunan
Penghasilan yang didapat tahunan, sebaiknya digunakan untuk pengeluaran tahunan juga dong. Yang termasuk dalam pengeluaran tahunan antara lain bayar STNK, PBB, dan zakat. Timeline bonus ini memang tidak selalu sama dengan timeline pengeluaran tahunan. Itulah mengapa penghasilan tahunan seringkali bocor ☺
Jadi solusinya gimana dong? Buat rekening khusus pengeluaran tahunan. Pertama hitung dulu besaran pengeluaran tahunan yang kamu butuhkan. Begitu terima bonus, sisihkan sejumlah dana yang dibutuhkan ke rekening khusus pengeluaran tahunan.
Bonus Tahunan untuk Membayar Utang
Alokasi kedua adalah untuk membayar utang, bisa bayar lunas atau sekedar untuk mempercepat pelunasan utang. Jika kamu masih punya cicilan KPR, kamu bisa menggunakan bonus untuk mengurangi pokok hutang sehingga cicilan yang dibayarkan per bulan lebih ringan.
Sebagai catatan, kalau kamu masih punya utang kartu kredit, pelunasan utang harus menjadi prioritas utama. Gak ada gunanya berinvestasi kalau masih ada utang kartu kredit, karena bunga utang kartu kredit jauh lebih besar dibandingkan return investasi.
Bonus Tahunan untuk Investasi
Kalau masih ada sisa dana setelah alokasi pengeluaran tahunan dan membayar utang, kamu bisa memanfaatkan bonus untuk investasi. Dana untuk investasi bisa berasal dari 3 sumber: 1) dana kas yang kita punya, 2) komitmen dari gaji bulanan, dan 3) komitmen dari penghasilan tahunan.
Jadi mau investasi ke mana? Tergantung, #tujuanloapa nih? Kalau tujuan finansialnya Dana Pendidikan, bonus tahunan ini bisa menutup kekurangan dana investasi tahunan untuk beberapa jenjang pendidikan. Ini contoh perhitungan skema investasi bulanan, tahunan, dan saat ini (1x investasi) untuk Dana Pendidikan.
Jika bonusnya sebesar Rp15.000.000, bisa langsung menutup investasi tahunan PG-S1. Namun, jika jumlah bonusnya 1/3nya saja (Rp5.000.000), ini sudah bisa menutup investasi tahunan untuk jenjang PG-SMA. Kamu tinggal berjuang untuk dana S1-nya dengan skema investasi bulanan.
Bonus Tahunan untuk Keperluan Lain
Nah! Setelah bonus dialokasikan ke empat jenis pengeluaran di atas dan masih ada sisa, baru deh digunakan untuk keperluan lain yang prioritasnya lebih rendah. Mau alokasi untuk Dana Liburan, silakan. Mau ganti gadget baru, boleh. Yang penting urutan prioritasnya jangan dibalik.
Jadi, sudah kebayang kan bonus tahun ini alokasinya ke mana aja? Kabari kami di Twitter/Instagram @QM_Financial tentang kebiasaan baikmu mengelola bonus tahunan dengan tagar #BiasaJadiBaik ya.
Finance should be practical ☺
QM Financial
7 Tips Liburan Anti Utang dan Anti Bokek Paska Liburan
Asyiknya liburan di akhir tahun, apalagi bertepatan dengan libur Natal. Di QM Financial, menjelang Natal dan Tahun Baru kami biasanya libur hampir 2 minggu. Sebenarnya antara senang tapi juga pusing! Kenapa? Karena liburan yang berbarengan dengan liburan sekolah anak biasanya butuh pengeluaran yang besar. Jadi sebaiknya sebelum liburan benahi dulu kondisi keuangan dan jangan sampai keuangan babak belur setelah liburan.
read more: Liburan Seru
Berikut TIPS Agar Liburan Jalan Keuangan Lancar :
- Persiapkan dana liburan dengan menabung setiap bulannya.
Apabila memang ada rencana liburan, persiapkan dana liburan sebelumnya. Sisihkan penghasilan untuk liburan pada rekening khusus. Lakukan hal ini sebelum membayar biaya pengeluaran setiap bulan. Intip rekening liburan hanya pada saat mendekati waktu liburannya agar tidak tergoda digunakan untuk kebutuhan lain.
read more: Serba serbi Dana Liburan
- Perhitungkan pengeluaran liburan sebelum berangkat
Perhitungkan biaya-biaya yang akan keluar selama liburan, dari mulai akomodasi dan transportasi, biaya tiket masuk tempat wisata, makan minum serta belanja. Carilah informasi mengenai biaya tersebut agar dapat memperkirakan jumlah anggaran yang akan keluar. Apabila tabungan tidak mecukupi biaya yang akan keluar, maka cari alternatif liburan yang lebih terjangkau. Atau menabunglah dengan jangka waktu lebih lama agar tabungan mencukupi untuk membiayai liburan ke tempat yang diinginkan.
read more: Senang Liburan
- Pisahkan antara rekening liburan dengan rekening penghasilan.
Bedakan tabungan untuk liburan dengan rekening gaji agar uang tidak tercampur. Simpan ATM untuk dana liburan di tempat yang aman agar tidak tergoda untuk diambil sewaktu-waktu. Ingat, hanya diintip pada saat mendekati waktu liburan saja.
- Pastikan pengeluaran rumah tangga dan dana pendidikan anak tidak diganggu
Pengeluaran rumah tangga yang sudah dicatat setiap bulannya serta dana pendidikan anak jangan diganggu gugat. Bayarkan terlebih dahulu tagihan yang datang secara penuh. Jangan membawa ATM untuk kebutuhan rumah tangga saat liburan agar tidak terpakai.
- Rem jalan jalan setelah liburan.
Setelah liburan usai, kencangkan ikat pinggang kembali. Rem dahulu jalan-jalan saat akhir pekan dan hindari membeli barang yang belum dibutuhkan.
- Menambah penghasilan apabila memang dibutuhkan
Dana Darurat seringkali dibongkar karena terpakai untuk liburan? Ini saatnya mengembalikan sejumlah Dana Darurat dengan melakukan pekerjaan tambahan di luar pekerjaan utamamu. Saat ini banyak sekali cara untuk menambah penghasilan seperti berdagang, ikut bergabung dengan transportasi online dan sebagainya.
read more: Jastip, peluang usaha saat traveling
- Menabung kembali untuk liburan berikutnya
Kalau kamu berhasil menabung untuk Dana Liburan kali ini, pasti deh kamu juga akan berhasil untuk mempersiapkan Dana Liburan selanjutnya. Ingat ya, saat terima gaji, segera sisihkan penghasilan ke rekening terpisah untuk destinasi wisata selanjutnya.
Dapatkan DISKON KHUSUS PROGRAM #MyQMPlan untuk semua Konsultasi dan PLAN
Hubungi QM Financial di WA 08111500688
Jadi, mau kemana liburan selanjutnya? Mau kemana pun, pastikan kamu punya uangnya dan anti hutang!
Selamat liburan!
Mia Damayanti /Sales
Cerdas Finansial Agar Mimpi Anak Terwujud
Hai ayah bunda, sekarang musim daftar anak sekolah!
Apakah sudah ada bayangan mau menyekolahkan anak kemana, atau sudah ada bayangan uang pangkal masuk sekolah diambil dari rekening yang mana?
Kata dana pendidikan memang sangat horor, apalagi di zaman sekarang. Ingin memasukkan sekolah swasta yang terbaik tapi uang sekolahnya selangit! Sehingga orang tua tidak bisa menutup mata dengan biaya dana pendidikan anak sekarang ini.
Pertanyaannya ayah bunda, apakah sudah siap dengan dana pendidikan anak?
related article: Rencanakan Dana Pendidikan Anak Sejak Dini
Nah agar dana pendidikan tidak menjadi momok, Anda butuh perencanaan keuangan!
Kenapa? Karena penghasilan (kemampuan) terbatas sedangkan kebutuhan dan keinginan tidak terbatas! Bener gak? Iya apa iya?
Contohnya biaya pendidikan. Dengan adanya inflasi, kenaikan biaya sekolah tidak tanggung-tanggung, bisa mencapai 10%-20% per tahun.
Apakah Anda bisa menyediakan uang sekolah anak yang mahal dengan instan? Apakah bisa menyediakan uang untuk anak sekolah keluar negeri langsung sekarang juga? Tentunya terlebih dahulu harus merencanakan tujuan finansial dana pendidikan anak dengan menabung atau berinvestasi.
related article: Siapkan Jalan Menuju Semua Tujuan Finansialmu
Nah agar dana pendidikan tidak menjadi momok, Anda butuh perencanaan keuangan!
Kenapa? Karena penghasilan (kemampuan) terbatas sedangkan kebutuhan dan keinginan tidak terbatas! Bener gak? Iya apa iya?
Contohnya biaya pendidikan. Dengan adanya inflasi, kenaikan biaya sekolah tidak tanggung-tanggung, bisa mencapai 10%-20% per tahun.
Apakah Anda bisa menyediakan uang sekolah anak yang mahal dengan instan? Apakah bisa menyediakan uang untuk anak sekolah keluar negeri langsung sekarang juga? Tentunya terlebih dahulu harus merencanakan tujuan finansial dana pendidikan anak dengan menabung atau berinvestasi.
related article: Siapkan Jalan Menuju Semua Tujuan Finansialmu
Bagaimana sih cara Cerdas Finansial agar tujuan dana pendidikan anak tercapai?
Bereskan Cashflow
Merencanakan keuangan tidak luput dari mengatur cashflow. Bereskan cashflow bulanan keluarga, jangan sampai besar pasak daripada tiang! Apabila terlanjur besar pasak daripada tiang cari tahu penyebabnya. Kalau penyebabnya kebutuhan lebih besar dari penghasilan sebaiknya mencari penghasilan tambahan. Untuk prosentase pengaturan cashflow bulanan ideal adalah sebagai berikut : Menabung/Investasi 10%, Cicilan 30%, Rutin 20-40% dan Pribadi/lifestyle 20%.
related article: Karyawan Bisa Gampang Belajar Atur Pengeluaran
Ngobrol dengan Pasangan
Merencanakan sekolah anak jauh-jauh hari itu sangat berguna lho ayah bunda. Coba deh ngobrol dengan pasangan tentang rencana anak mau disekolahkan kemana. Kalau sudah mengetahui kemana anak kita akan bersekola, kita dapat menyiapkan dana pendidikan sejak anak masih di dalam kandungan. Ayah bunda dapat menghitung kira-kira berapa biaya yang perlu disiapkan dan mulai menabung dengan jangka waktu yang lebih lama sehingga jumlah yang diinvestasikan lebih ringan.
related article: 5 Kesalahan Orangtua Dalam Menyiapkan Dana Pendidikan
Menabung saja tidak cukup
Tahukah ayah bunda bahwa dalam merencanakan dana pendidikan, menabung saja tidak cukup. Karena apabila kita mengandalkan tabungan, penghasilan kita hanya untuk menabung saja, padahal ada kebutuhan lain dalam keluarga. Investasi dapat kita gunakan sebagai instrumen untuk mencapai tujuan keuangan dengan waktu yang lebih panjang seperti biaya kuliah anak (10-15 tahun), atau jangka waktu menengah (5-7) tahun, untuk biaya anak SD atau SMP.
Financial Check Up
Financial Check Up dibutuhkan untuk mengetahui kondisi keuangan. Ibarat ke dokter, kita bisa mengetahui kondisi kesehatan setelah melakukan check up kesehatan. Nah, untuk Financial Check Up, kita dapat mengetahui “sakitnya” keuangan di mana. Dari sana kita akan tahu apa yang harus dibenahi dari keuangan sehingga lebih terarah.
Jadi dana pendidikan tidak sehoror dengan yang dibayangkan kan?
Apabila kita sudah siap dengan dana pendidikan dan sudah cerdas finansial, kita pasti sudah siap dengan dana pendidikan pada saat anak mau masuk sekolah di mana pun dan ke mana pun.
Mia Damayanti / Sales
Rahasia Profesi Kreatif Bisa Sejahtera (Keuangan)
Awal Desember 2017, tayang sebuah film biopic mengenai penyanyi terkenal Indonesia dengan karyanya dinikmati semua generasi dan saya menonton film tersebut. Saya tidak punya ekspektasi apa-apa mengenai film tersebut, mungkin film tersebut menceritakan perjalanan karir penyanyi tersebut. Namun ternyata saya belajar beberapa hal keuangan dari film tersebut.
Film dimulai dengan latar era tahun 70-an dan profesi penyanyi pada saat itu dianggap tidak dapat menjanjikan kesejahteraan hidup dari segi keuangan. Ditambah lagi kegalauan penyanyi ini atas kehidupan keluarga kecilnya.
Memang pada era tersebut, orang belum mengenal tentang financial planning maupun financial planner. Tapi karena saat ini kita hidup di era milenial, di mana informasi mengenai segala hal dapat dengan mudah diakses maka seharusnya kita bisa lebih baik mengatur keuangan sehingga profesi kreatif pun bisa sejahtera secara keuangan.
4 langkah penting untuk dilakukan para pekerja kreatif agar berkecukupan:
Financial Check Up
Pertama kali, lakukan financial check up. Hal ini bisa dilakukan sendiri atau menggunakan jasa financial planner. Dengan financial check up, kamu bisa mengetahui kondisi keuangan seperti penghasilan, pengeluaran, kemampuan menabung, berinvestasi sekaligus berutang. Jangan-jangan, selama ini merasa selalu kekurangan uang diakibatkan karena cicilan kartu kredit atau gaya hidup yang melebihi kemampuan.
related article: Jalan Menuju Semua Tujuan Finansialmu!
Financial PLAN
Siapa pun kamu, penting untuk membuat Tujuan Keuangan yang memiliki Judul + Nilai + Jangka Waktu. Seringkali seseorang gagal menabung karena tidak memiliki tujuan keuangan.
Misalnya: Dana Darurat + Rp36.000.000 + 1 tahun atau Dana DP Kepemilikan Rumah + Rp300.000.000 + 3 tahun dan tujuan keuangan lainnya.
Dari sana kamu bisa memisahkan uang untuk ditabung atau diinvestasikan untuk mencapai tujuan-tujuan keuangan yang ingin diwujudkan. Setiap kali ingin menggunakan uang tersebut untuk hal lain yang tidak darurat maka kamu akan mengingat kembali tujuan keuanganmu. Bila kamu menyabotase tujuan keuanganmu maka risikonya adalah kamu tidak akan sampai ke goal yang sudah ditetapkan.
related article: 5 Pertanda Anda Butuh Perencanaan Keuangan
Asuransi
Penting untuk memiliki asuransi terutama kesehatan. Kini masyarakat semakin dimudahkan dengan BPJS Kesehatan. Asuransi kesehatan tambahan apabila diperlukan pekerja kreatif dapat ditemukan di perusahaan asuransi swasta. Bagi pekerja kreatif yang adalah pencari nafkah utama dalam keluarga seperti tokoh film biopic di atas perlu memiliki asuransi jiwa.
related article: Cara Memilih Asuransi Kesehatan dan Asuransi Jiwa
Do It
Semua langkah di atas hanya akan bisa terwujud kalau kamu melakukan aksi. Kamu sendiri yang harus membuat rencana keuanganmu terjadi. Jangan menunggu itu terjadi, make it happen! Sekeren apa pun rencana finansialmu, hanya akan terwujud kalau kamu do it!
Jadi, ga kamu perlu khawatir lagi karena profesi kreatif juga bisa menjanjikan kecukupan. Selamat berkarya!
Dapatkan DISKON KHUSUS PROGRAM #MyQMPlan untuk semua Konsultasi dan PLAN
Hubungi QM Financial di WA 08111500688
Honey Josep / Social Media
Cerita Ibu Modis (Modal Diskon) Belanja Seru di Akhir Tahun
Apa arti bulan Desember bagi kalian?
Kalau saya, Desember artinya merayakan kebersamaan dengan seluruh anggota keluarga. Yang berarti juga belanja untuk keperluan Natal dan Tahun Baru, liburan serta makan mewah. Saya bahkan menambahkan Desember waktunya juga untuk berbelanja keperluan Imlek. Pas banget kan di bulan Desember ini sale di mana-mana ditambah lagi ada hari belanja online nasional yang baru saja berlalu.
related article: 4 Tips Belanja Tanpa Bangkrut
Sebagai ibu modis (modal diskon), saya akan merasa hebat kalau bisa mendapatkan barang yang saya sukai dengan harga yang sangat murah. Dengan begitu, saya dapat memaksimalkan sejumlah uang yang dimiliki untuk membeli seluruh kebutuhan.
Saya tidak khawatir walaupun kelihatannya begitu banyak pengeluaran yang terjadi di bulan Desember karena saya sudah melakukan beberapa hal di bawah ini:
It’s All About The Money
Setiap kali Tunjangan Hari Raya (THR) turun saat menjelang Idul Fitri, saya selalu menyisihkan 10% untuk ditabung, memberikan THR untuk pekerja di rumah dan sisanya saya simpan di rekening pengeluaran tahunan untuk digunakan pada bulan Desember.
[Pengecekan] Saya akan memeriksa sisa uang di rekening pengeluaran tahunan yang sudah digunakan untuk membayar asuransi, STNK motor dan mobil, perawatan mobil, Pajak Bumi dan Bangunan (PBB), daftar ulang sekolah anak dan seragam serta buku sekolah anak. Sisa itulah yang menjadi anggaran saya untuk berbelanja kebutuhan Natal – Tahun Baru – Imlek.
[Pemisahan] Dari sana, saya akan memindahkan uang tersebut ke Magical Shopping Account. Sehingga pada saat tagihan kartu kredit tiba di bulan selanjutnya, saya tinggal membayarkannya secara langsung dari Magical Shopping Account.
related article: Alasan Perlunya Shopping Account
Checklist
Setelah memastikan ada uangnya untuk membayar tagihan yang akan timbul akibat belanja akhir tahun, saya akan membuat daftar belanjaan beserta anggarannya.
[Need VS Want] Mungkin kalian sudah terlalu sering mendengar tentang Need VS Want ini, dan memang ini adalah rambu-rambu untuk belajar membelanjakan uang dengan bijak. Need saya untuk bulan ini adalah berbelanja keperluan Natal – Tahun Baru – Imlek dengan anggaran Rp1.000.000
[Makan] Akhir tahun, artinya waktu berbelanja bahan makanan (bila memasak di rumah) untuk menjamu keluarga besar yang akan berkunjung atau makan di luar. Saya menganggarkan Rp700.000 untuk daftar makanan.
[Liburan] Setiap tahun, saya bersama keluarga besar suami pasti pergi liburan lokal ke kota yang tidak terlalu jauh dari Jakarta. Untuk ini, saya menganggarkan Rp3.500.000
[Bingkisan] Sudah merupakan tradisi saat Natal tiba kami bertukar kado. Harganya belum tentu mahal tapi yang terpenting adalah esensi untuk saling memperhatikan dan berkumpul bersama sebagai keluarga. Untuk ini, saya menganggarkan Rp300.000.
Riset
Mungkin kalian berpikir kalau untuk berbelanja saja saya sampai harus melakukan riset segala terlalu berlebihan. Tapi langkah ini saya pakai untuk bisa mendapatkan informasi lebih banyak mengenai kebutuhan yang akan dibeli.
[Perbandingan] Penting untuk membandingkan harga antara offline atau online store yang menjual barang yang sama. Coba juga melakukan perbandingan harga antara dua barang yang memiliki fungsi yang sama. Mana tahu kalau ternyata barang yang selama ini dipakai ada versi lebih murahnya.
[Catat] Ingat juga untuk melakukan pencatatan terhadap pembandingan yang sudah dilakukan agar pembelanjaan benar-benar efektif.
Manfaatkan Reward
Ada begitu banyak penawaran pembayaran pembelian dengan menggunakan reward mulai dari penukaran poin kartu kredit, penukaran poin keanggotaan toko sampai langganan operator paska bayar. Manfaatkan semaksimal mungkin karena bisa jadi poin yang sudah terkumpul akan hangus menjelang pergantian tahun.
Bagaimana dengan kalian, apa yang sudah dilakukan dengan keuanganmu saat akhir tahun menjelang?
Apakah kalian mengalami kesulitan mengatur keuangan selama ini? Manfaatkan saja promo diskon 20% untuk konsultasi keuangan dengan QM Planner periode Des 2017 – Jan 2018 dan bikin janjinya melalui WA 08111500688 ya!
Honey Josep / Social Media
Asuransi VS Investasi, manakah yang lebih penting?
Asuransi VS Investasi adalah dua hal yang berbeda.
Secara umum asuransi adalah proteksi yang tujuannya sebagai perlindungan dari kemungkinan kejadian yang tidak diinginkan, seperti rawat inap, sakit kritis, kecelakaan dan kematian.
related article: Asuransi Untuk Jaga Diri
Sedangkan investasi bertujuan untuk menumbuhkan uang yang dimiliki untuk tujuan finansial yang ingin dicapai di masa yang akan datang, seperti tujuan dana menikah, tujuan dana pensiun, dana pendidikan anak, tujuan membeli rumah dan tujuan keuangan lainnya.
related article: Kenapa Berinvestasi?
Saat ini, banyak sekali produk asuransi yang dikaitkan dengan investasi dan kita mengenalnya sebagai unitlink. Walaupun demikian, tetap saja tujuan utama dari produk unitlink adalah sebagai proteksi bukan investasi.
related article: Mengapa Tidak Bisa Unitlink?
Sebenarnya, instrumen investasi di unitlink sama dengan reksadana. Bedanya, return yang dihasilkan reksadana lebih tinggi dibandingkan unitlink. Hal ini dikarenakan struktur biaya yang dikenakan di unitlink lebih besar dibandingkan pada reksadana.
“Jadi, salah dong selama ini beli unitlink!”
Benar atau salah, bukan itu persoalannya. Jika kita sudah menentukan tujuan keuangan dan mengetahui perbedaan asuransi VS investasi, tentunya akan lebih mudah mengambil keputusan yang berhubungan dengan uang.
Tujuan keuangan merupakan goal sedangkan asuransi dan investasi merupakan kendaraan yang akan mengantar kita menuju tujuan yang ingin dicapai.
related article: What Is Financial Planning?
Singkat nya, berikut perbedaan asuransi vs investasi :
KETERANGAN | ASURANSI | INVESTASI |
---|---|---|
Manfaat | Proteksi atas jiwa, kesehatan, dan harta benda | Untuk mencapai tujuan finansial |
Jenis | Asuransi jiwa, kesehatan, kendaraan, kebakaran dsb | Deposito, Logam Mulia, Reksadana, Saham, Properti |
Siapa yang membutuhkan | Jiwa: jika memiliki tanggungan, kesehatan: semua orang | Semua orang yang memiliki tujuan keuangan dan sudah memiliki KTP |
Jika kalian bertanya, Asuransi VS Investasi, manakah yang lebih penting? Jawabannya tentu saja, “Tujuan Lo Apa?”
related article: Gimana Sih Prosesnya Membuat Plan?
Untuk tahu manakah yang lebih penting di antara keduanya, hal pertama yang harus dilakukan adalah financial check up untuk mengetahui kondisi keuangan seseorang terlebih dahulu. Barulah dari hasil financial check up kita bisa menentukan langkah selanjutnya, apakah membeli asuransi atau investasi.
Bagi kalian yang membutuhkan konsultasi mengenai Tujuan Finansial atau ingin membuat PLAN, untuk periode Desember 2017 – Januari 2018 sedang ada diskon promo 20% dengan menghubungi 08111500688.
Nita Kurniawati
Menjadi Jagoan Finansial (Batch 1 – Guru)
Kalian masih ingat kan dengan Pesta Pendidikan (PEKAN) pada 21 Mei 2017 yang bertempat di fX Sudirman, Jakarta?
Menjadi Jagoan Finansial (MJF) adalah kelanjutan dari Janji Publik di acara tersebut yang merupakan kegiatan pelatihan guru (workshop) tentang konsep literasi keuangan. Workshop yang diadakan di Jakarta, Lampung dan Maluku akan mengajarkan contoh pengelolaan uang yang bijak kepada guru-guru serta ajakan untuk menjalankan program konsep literasi keuangan bersama dengan peserta didiknya.
Pelatihan MJF pertama telah dilaksanakan pada Sabtu, 26 Agustus 2017 yang dihadiri sebanyak 21 orang guru mulai dari jenjang TK sampai dengan Menengah Atas. Workshop dimulai tepat pukul 08.00 dan Najelaa Shihab, pendiri Cikal, sebuah institusi pendidikan bertaraf internasional sebagai narasumber yang pertama. Najelaa berbagi bahwa semua guru harus memiliki dan mencapai cita-citanya. Menurutnya, untuk menuju cita-cita, para guru harus memiliki 4K yaitu Kemerdekaan, Kompetensi, Kolaborasi, dan Karir.
Narasumber kedua adalah Ligwina Hananto, pendiri sekaligus CEO QM Financial mengajarkan pengelolaan keuangan yang bijak kepada para guru. Tidak berhenti di situ, Ligwina juga mengenalkan konsep Menghasilkan uang – Belanja – Beramal – Menabung (MBBM) sehingga anak tahu bagaimana menyikapi kebutuhan serta pengelolaan keuangan yang bijak sejak usia dini.
Di akhir workshop, para guru dibagi menjadi 3 (tiga) kelompok sesuai dengan tingkatan mengajarnya di sekolah yaitu TK – 3SD, 4-6 SD, dan SMP – SMA.
Kelompok TK – 3 SD membuat kegiatan yang dinamakan “Pre – Primary Got Talent”. Dalam kegiatan ini peserta didik diajak untuk unjuk kebolehan dengan pementasan seni dan memasak. Uang yang didapatkan dari kegiatan ini akan disumbangkan dan sebagian lagi disimpan untuk modal kegiatan selanjutnya.
Tema “Market Day” dipilih oleh kelompok kedua (4-6 SD) yang menjadi penjual barang dagang yang mereka produksi kepada adik-adik kelas. Kakak kelas 5-6 SD akan membantu sebagai kasir dan melaporkan pencatatan keuangan secara sederhana. Sama seperti halnya kelompok pertama, uang hasil kegiatan ini akan disumbangkan dan sebagian lagi disimpan untuk modal kegiatan berikutnya.
Kelompok terakhir juga memilih tema “Market Day” dengan melakukan penjualan secara offline maupun online. Kegiatan ini bertujuan untuk mengenalkan beragam profesi sebagai sumber penghasilan.
Related article: Pesta Pendidikan 2016
Ingin bisa “Menjadi Jagoan Finansial” yang sebenarnya? Karena antusiasme yang besar, workshop ini akan kembali diadakan pada 23 September 2017!
Yuk, buruan daftar dan sampai bertemu!
-Marhaini-
Finance Department