Jurus Tepat Kartu Kredit Bermanfaat
Bagaimana pengalamanmu dengan kartu kredit? Manis, pahit atau ada asam-asamnya dikit? ☺
Sebenarnya kartu kredit itu banyak manfaatnya lho. Untuk kemudahan transaksi saat travelling: pesan tiket atau deposit hotel, bisa dapat diskon atau poin di merchant tertentu. Tak ketinggalan fungsi praktisnya untuk online shopping. Pembayaraan dengan kartu kredit juga memudahkan kita mengontrol ke mana saja uang dibelanjakan. Kalau pakai cash, hilang tak berbekas karena enggak sempat mencatat kan? Untuk mendapatkan manfaat dari kartu kredit, kamu bisa praktekkan jurus-jurus ini.
Berani gesek, berani bayar.
Mekanisme penggunaan kartu kredit itu sederhana kok. Berani gesek, berani bayar. Lunas ya. Enggak ada ceritanya gesek kalau enggak ada uang di tabungan buat melunasinya. Jangan membelanjakan uang yang enggak ada. Itu halu namanya. ☺
Tips yang satu ini, untuk beberapa orang mudah saja. Tapi masih banyak sekali orang yang kesulitan melunasi tagihan kartu kreditnya karena punya kebiasaan buruk: gesek dulu, bayarnya belakangan. Diberi jalan pula sama penyedia kartu kreditnya dengan fasilitas boleh bayar minimal 10% dari tagihan total. Kamu termasuk tipe yang mana: bayar lunas atau minimal pembayaran saja?
Perhatikan tanggal
Ada tiga tanggal yang wajib kamu perhatikan ketika berurusan dengan kartu kredit: tanggal cetak tagihan, deadline pembayaran dan tanggal gajian untuk melunasi tagihan.
Misal tagihan Juli dicetak tanggal 20. Deadline bayar 5 Agustus. Kalau kamu gajian tanggal 25 Juli, pastikan di awal Agustus tagihan ini sudah dilunasi. Jangan sampai telat. Meskipun tagihannya hanya Rp300ribu, telat bayar sehari saja akan dikenakan denda loh. Belum lagi bunganya. Sebel kan.
Batasi jumlah kartu
Berapa banyak kartu kredit dalam dompetmu?
Mulai tahun 2014, Bank Indonesia menerapkan pembatasan kepemilikan kartu kredit sebagai langkah manajemen risiko kredit, baik di sisi penerbit kartu kredit maupun pengguna kartu kredit. Dari sisi pendapatan, individu dengan pendapatan < Rp3 juta tidak diperbolehkan memiliki kartu kredit. Individu dengan pendapatan antara Rp3 juta – Rp10 juta boleh memiliki kartu kredit dari maksimal 2 (dua) penerbit, dengan pembatasan total plafon kredit dari seluruh kartu kredit yang dimilikinya yaitu maksimal 3 (tiga) kali pendapatan tiap bulan. Sementara individu dengan pendapatan >Rp10 juta tidak dibatasi kepemilikan kartu kreditnya namun mempertimbangkan analisis risiko masing-masing penerbit kartu.
Kalau kamu punya lebih dari satu kartu, bedakan penggunaannya. Misal 1 kartu untuk pengeluaran rutin, 1 untuk shopping dan 1 lagi untuk berjaga saat keadaan darurat.
Hindari utang kartu kredit
Intinya, jangan berutang pada kartu kredit! Silakan pakai sampai puas, tapi pada saat deadline bayar, harus lunas! Kamu tahu enggak berapa banyak bunga kartu kredit yang kamu bayarkan? Bisa sampai 35% loh. Aturan BI di Juni 2017 sudah menurunkan basis bunga kartu kredit jadi maksimal 27% per tahun. Tapi tetap saja angka ini jauh lebih besar imbal hasil investasimu kan? Jadi, apa gunanya investasi kalau bunga kartu kredit menggerogoti keuanganmu?
Kalau sudah terlanjur berutang pada kartu kredit = lunasi! Berani utang, berani bayar. Cek langkah-langkah untuk melunasi kartu kreditmu di sini: https://qmfinancial.com/2007/01/kartu-kredit-siapa-takuuut/
Yuk ceritakan pengalamanmu memanfaatkan kartu kredit di media sosial dan tag @QM_Financial. Janji ya gak utang kartu kredit lagi. ☺
Fransisca Emi
Ayo Jadi Generasi Milenial Yang Siap Pensiun
Dana pensiun memang berkaitan dengan masa tua. Namun bukan berarti urusan dalam menyiapkan dana pensiun ini hanya penting bagi generasi tua saja. Justru bagi generasi milenial yang masih berusia di bawah 30 tahun, sekarang inilah saat yang paling tepat untuk menyiapkan dana pensiun.
Secara logika, tentunya kita tidak ingin mengalami kesulitan finansial di saat pensiun nanti. Siapkan dana pensiun selagi masih produktif dan mengatur keuangan kita dengan baik, agar kita bisa menikmati masa pensiun dengan nyaman.
Namun kenyataannya, masih banyak generasi milenial yang menunda-nunda dalam menyiapkan dana pensiun. Entah karena belum terpikirkan betapa pentingnya menyiapkan dana pensiun selagi muda atau memang mereka sudah tidak mempunyai sisa dari penghasilan yang bisa disisihkan untuk menabung.
Merencanakan masa pensiun tidak hanya sekedar memastikan penghasilan untuk masa tua tetapi ada beberapa hal lain yang harus diperhatikan. Berikut tips agar kamu bisa hidup nyaman saat masa pensiun nanti.
- Hindari perilaku konsumtif. Generasi milenial yang serba praktis, modern dan mobile cenderung konsumtif. Untuk menghindarinya, kamu harus membuat skala prioritas antara kebutuhan dan keinginan. Sederhananya, kebutuhan itu diperlukan dan harus dipenuhi, sementara keinginan bukanlah sesuatu yang urgent dan bisa ditunda. Oleh karena itu, kebutuhan memiliki prioritas lebih tinggi. Jika kamu ingin menghindari perilaku konsumtif, mulailah untuk memprioritaskan kebutuhan. Jika kebutuhan sudah tercukupi, keinginan pun bisa dipenuhi apabila terdapat dana sisa.
- Lunasi utang. Perilaku konsumtif seringkali berujung pada utang. Utang ini bisa berupa pinjaman pada saudara, bank atau kartu kredit. Anggapan bahwa bahwa gaji bulanan yang didapat bisa digunakan untuk membayar utang tentu tidak salah. Namun jika kita tidak pandai mengelola keuangan, utang kecil pun bisa menjadi besar. Oleh karenanya, segera bayar utang sekecil apapun agar tidak menumpuk dan kamu bisa fokus untuk menyiapkan dana pensiunmu.
- Siapkan Dana Darurat. Dana darurat sangat diperlukan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang tidak terduga. Jika kamu sakit atau ada keluarga yang memerlukan bantuan finansial, maka dana darurat ini bisa digunakan sewaktu-waktu. Dana darurat ini bisa kamu siapkan dengan cara menabung atau berinvestasi. Kamu yang single cukup menyiapkan dana darurat sebesar 4 kali pengeluaran bulanan.
- Mulai berinvestasi. Investasi merupakan salah satu cara yang bisa dilakukan untuk mengumpulkan pundi-pundi rupiah dalam menyiapkan dana pensiun. Banyak produk investasi yang bisa kamu pilih, salah satunya adalah reksa dana. Selain menguntungkan, reksa dana adalah jenis investasi yang mudah dilakukan karena dikelola oleh manajer investasi. Kamu cuma perlu menyetor dana ke perusahaan manajer investasi. Selanjutnya, mereka yang akan mengelola dana investasimu. Kamu juga tak perlu modal jutaan untuk berinvestasi di reksa dana. Ada lho manajer investasi yang memperbolehkan kita berinvestasi mulai dari Rp50.000 saja! Setara dengan secangkir kopi di kedai favorit kan?
Baca juga: Investasi Untuk Dana Pensiun: Mulai Dengan Setengah Harga Sepatumu!
Itulah beberapa tips yang bisa kamu lakukan untuk persiapan masa pensiun. Jangan ragu untuk mulai menyiapkan masa pensiun dari sekarang agar kamu bisa hidup nyaman di masa depan. Ayo tunjukkan kalau kamu bisa jadi generasi milenial yang siap pensiun.
Nita Kurniawati
Apa Yang Sebaiknya Dilakukan Setelah Pensiun?
Masa pensiun memang tidak bisa dihindari. Usia pensiun identik dengan fisik yang makin lemah sehingga penyakit lebih mudah muncul, menjadi pelupa dan merasa tidak berguna. Sebenarnya pikiran buruk mengenai pensiun tersebut dapat dihilangkan dengan menambah pikiran positif mengenai pensiun.
Seperti apa sih pikiran positif mengenai pensiun? Pensiun seharusnya menjadi masa yang menyenangkan dan ditunggu-tunggu. Masa istirahat setelah lelah bertahun-tahun bekerja. Kala tak lagi bekerja, kita membutuhkan dana untuk memenuhi kebutuhan sehar-hari. Itulah pentingnya menyiapkan dana pensiun.
Baca juga: Investasi untuk Dana Pensiun: Mulai Setengah Harga Sepatu
Namun selain persiapan dana pensiun, kita membutuhkan persiapan yang lain yang tak kalah penting, yaitu persiapan fisik dan emosional. Saya sering mengamati mereka yang sudah pensiun di sekeliling rumah tempat saya tinggal. Mereka terlihat segar dan ceria menjalani harinya. Walau rambut mulai berubah warna, namun semangat mereka masih terasa. Mereka rutin berolahraga, aktif dalam setiap organisasi yang dibuat bersama, saling bersilahturahmi dan rajin beribadah. Mereka terlihat menikmati masa pensiun sebagai masa yang menyenangkan. Apa saja yang bisa dilakukan untuk menjalani masa pensiun yang bahagia?
- Menjaga Kesehatan Fisik dan Mental. Kesehatan fisik dan pikiran saling berhubungan. Dengan asupan makanan bergizi dan rutin berolahraga, kita membuat badan selalu sehat dan mencegah munculnya penyakit degeneratif di hari tua.
- Kembangkan Hobi Yang Tertunda. Di masa produktif, waktu untuk mengerjakan hobi seringkali kalah oleh rutinitas bekerja. Pensiun adalah saat yang tepat untuk kembali menjalani hobi. Siapa tahu berawal dari hobi bisa jadi rezeki untuk menambah penghasilan di masa pensiun.
- Menjaga Hubungan Baik. Manusia adalah makhluk sosial. Kita perlu bersosialisasi dan berinteraksi satu sama lain. Walaupun sudah pensiun, sebaiknya kita tetap menjalin komunikasi yang baik dengan teman atau relasi. Sempatkan melakukan kegiatan yang dulu sering dilakukan bersama atau sekedar bertukar pikiran. Bisa jadi dengan tetap berhubungan dapat tercipta bisnis bersama.
- Luangkan Waktu Bersama Keluarga. Untuk apa kita bekerja? Tentu salah satunya untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga. Seringkali kesibukan bekerja membuat kita lupa meluangkan waktu untuk keluarga. Di masa pensiun, dengan kebebasan waktu yang ada, kebersamaan keluarga bisa kembali dibangun.
- Perkuat Ibadah. Pensiun juga menjadi masa untuk mendekatkan diri pada Yang Maha Kuasa. Perbanyak ibadah yang mungkin selama ini kita lewatkan karena padatnya jadwal kerja. Dengan begitu, kita akan mendapatkan ketenangan batin.
Masa pensiun seharusnya menjadi masa untuk sepenuhnya menikmati hidup. Masa yang bahagia dan sejahtera. Ayo siapkan dari sekarang!
Mia Damayanti
Sudah Siapkah Dana Pendidikan Anak?
Memasuki pertengahan bulan Juli, anak-anak sudah mulai kembali masuk sekolah. Omong-omong soal masuk sekolah, sudah menyiapkan Dana Pendidikan Anak sampai universitas belum? Sebagian orang tua sudah menyisihkan dana untuk pendidikan anaknya. Namun belum ada hitungan khusus. Padahal kalau tidak dihitung, bagaimana kita tahu bahwa dana itu cukup atau tidak? ☺
Kenapa sih penting bagi kita untuk menyiapkan Dana Pendidikan Anak? Karena biaya pendidikan di Indonesia itu mahal! Inflasi pendidikan di Indonesia itu berkisar antara 10% sampai dengan 20%. Memang sih kita bisa memilih sekolah negeri. Tapi masuk sekolah negeri pun banyak persyaratan yang harus dipenuhi. Apalagi dengan kebijakan zonasi. Kalau ternyata anak kita tidak diterima di sekolah negeri, masa kita bilang, “Nak, kamu sekolahnya tahun depan ya. Bapak dan ibu enggak sanggup membiayai kalau kamu enggak masuk sekolah negeri.” Sedih banget kan.
Sebagai orangtua, sudah menjadi kewajiban kita untuk menyediakan pendidikan yang baik bagi anak. Kalau memang anak tidak diterima di sekolah negeri, ya melipir ke sekolah swasta. Faktanya, sebuah perguruan tinggi terkemuka di Bandung, pada tahun 2000 membutuhkan biaya sebesar Rp12juta untuk 4 tahun masa kuliah. Pada tahun 2016, perguruan tinggi yang sama mengenakan biaya sebesar Rp80juta untuk 4 tahun masa kuliah. Artinya, kenaikan biaya pendidikan atau inflasi sekolah tersebut adalah sebesar 13% per tahun. Dengan asumsi inflasi yang sama, pada tahun 2022, biaya tersebut naik menjadi Rp163juta, tahun 2025 menjadi Rp233juta dan seterusnya. Jadi, kalau tidak dipersiapkan dari sekarang, bisa jadi dananya tidak cukup.
Baca juga: Lawan inflasi dana pendidikan dengan investasi
Jadi apa yang seharusnya kita lakukan untuk mempersiapkan Dana Pendidikan Anak? Yang pertama, survei dulu sekolah yang mau anak kita tuju, lokasi beserta dengan biayanya. Kenapa lokasi? Karena kalau lokasinya jauh dari rumah, perlu dipertimbangkan fisik anak (kalau anak masih kecil) dan biaya tambahan berupa transportasi serta akomodasi kalau lokasi sekolah jauh dari rumah.
Selanjutnya kita bisa menghitung keperluan Dana Pendidikan Anak disesuaikan dengan waktu saat masuk. Misalnya uang pangkal masuk SMP A tahun ini sebesar Rp10juta, berarti kita perlu menghitung nilai masa depan saat anak masuk ke SMP tersebut berapa? Nah dari sana kita bisa menabung atau berinvestasi untuk memenuhi Dana Pendidikan tersebut.
Sebenarnya, kapan sih waktu yang tepat untuk mempersiapkan Dana Pendidikan Anak? Idealnya Dana Pendidikan Anak dipersiapkan sejak anak masih di dalam kandungan. Karena Dana Pendidikan nilainya raksasa, persiapkan sedini mungkin agar jumlah dana yang diinvestasikan setiap bulannya tidak terlalu besar.
Kalau ternyata belum mempersiapkan Dana Pendidikan Anak, apa yang harus dilakukan? Buat Dana Pendidikan Anak yang di depan mata aja dulu. Misalnya baru punya balita, berarti Dana Pendidikan yang perlu dipersiapkan adalah uang masuk pre school-TK-SD. Secara bertahap sisihkan juga dana untuk jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
Mulai yuk dari sekarang! Kita mampu kok mempersiapkan Dana Pendidikan untuk Anak.
Ikuti bahasan finansial menarik lainnya di Financial Talk, setiap Kamis jam 08.00 pagi di radio DFM Jakarta 103.4 FM bersama Titis Syahluddin – financial trainer dari QM Financial.
Honey JT
Choose Your Lifestyle, Chase Your Dream
Cara hidup orang itu terefleksikan di keuangannya loh. Jadi kalau ada yang mengeluh gak punya rumah, gak punya tabungan, gak bisa liburan – coba cek gaya hidupnya kayak gimana. Proses ini dinamakan Financial Check Up.
Baca juga: Kapan Perlu Financial Check Up?
Ligwina Hananto, lead trainer QM Financial, biasanya membagi pengeluaran bulanan itu jadi 5 pos pengeluaran besar: cicilan, rutin, sosial, menabung/investasi dan lifestyle. Dengan memilih gaya hidup yang kamu mau dan mampu jalankan, kamu bisa membuat rencana untuk mencapai tujuan keuangan.
Untuk mereka yang sudah berkeluarga, tujuan keuangan ini biasanya enggak jauh-jauh dari Dana Rumah, Dana Pendidikan dan Dana Pensiun. Buat yang masih lajang, bisa mulai dengan Dana Darurat, Dana Pensiun (iya, ini penting di setiap tahapan kehidupan) atau mungkin Dana Liburan?
Dalam siaran PowerTalk PowerYourMoney tadi malam, Claudia Nasution (Odi) berbagi pengalamannya traveling ke Jepang selama 9 hari. Untuk mewujudkan tujuan finansial Dana Liburan ke Jepang, Odi menggunakan tabungan yang sudah dia sisihkan sejak awal bekerja 4 tahun yang lalu. Namun, mengingat kebutuhan dana untuk wisata kuliner di Jepang cukup besar, Odi pun membutuhkan dana ekstra. Solusinya, 2 bulan sebelum berangkat ke Jepang, Odi puasa jajan dan memilih membawa bekal ke kantor.
Lain Odi, lain pula Twelvi. Kalau Odi memilih mengorbankan pos lifestyle (jajan di luar) untuk bisa berwisata kuliner di Jepang, Twelvi punya cara yang unik untuk mengumpulkan dana agar bisa traveling ke New York dan Eropa selama 70 hari.
Twelvi menabung dengan memasak menggunakan metode meal preparation (meal prep). Meal prep adalah teknik menyiapkan makanan dalam jumlah banyak, untuk beberapa kali makan atau beberapa hari sekaligus. Meal Prep diawali dengan belanja bahan makanan dalam jumlah besar, lalu masak dalam jumlah besar. Tujuan utama meal prep adalah menghemat uang, menghemat waktu, dan supaya bisa makan lebih sehat. Kamu bisa cari tahu lebih detail tentang meal prep di blog Twelvi www.twelvifebrina.com.
Dengan cara ini, uang makan dan jajan yang tadinya bisa mencapai Rp8juta per bulan bisa dihemat menjadi Rp1.500.000 per bulan saja! Ini pun sudah dengan lauk yang mencukupi seperti ayam, sapi, cumi, udang, dan lainnya.
Odi stop jajan agar bisa berwisata kuliner di Jepang. Twelvi memasak agar biar bisa menabung untuk traveling ke New York dan Eropa. Kalau kamu gimana? Pos pengeluaran mana yang rela kamu korbankan demi tercapainya tujuan keuangan? Dari 5 pos pengeluaran bulanan, biasanya ada 3 pos yang bisa dihemat:
- Cicilan. Kamu punya cicilan mobil baru padahal butuh dana untuk mengisi rumah baru? Kamu bisa memilih untuk menjual mobil tersebut untuk dibelikan mobil second dengan cara tunai. Alokasi cicilan bulanan bisa digunakan untuk mengisi rumah baru.
- Rutin. Mulai dengan mengganti merek-merek yang kamu konsumsi, ganti salon spa mewah ke pijat refleksi online yang bisa dipanggil ke rumah, hingga pindah dari taksi ke ojek online. Atau kamu mau mulai memasak dengan metode meal prep seperti Twelvi?
- Lifestyle. Ini pengeluaran gak penting sih. Tapi kalau enggak dilakukan seperti ada yang kurang dalam hidup. Hahaha. Kurangi dulu ngopi-ngopi cantik di kafe atau uninstall aplikasi belanja online mungkin. Sanggup?
Coba balik lagi ke #tujuanloapa. Untuk mencapai tujuan finansialmu, kamu bisa ikuti tiga langkah ini:
- Tentukan pos pengeluaran mana yang sanggup kamu korbankan.
- Pilih gaya hidup yang MAU dan MAMPU kamu jalani.
- Tujuanmu harus lebih besar dari apapun, sehingga kamu menjalani prosesnya dengan RELA.
Kalau kata Twelvi, your goal has to be BIGGER than everything else. Jadi kalau kamu merasa berat atau malas ‘berkorban’, mungkin GOALmu kurang besar. ☺
Simak terus obrolan finansial yang seru dengan cara yang asyik setiap Senin malam jam 20.00-21.00 di PowerTalk PowerYourMoney 89.2 PowerFM Jakarta. Ikuti updatenya di twitter dan instagram @QM_Financial.
Fransisca Emi/ financial trainer
Jangan Khawatir, Rezeki Sudah Ada Yang Mengatur
“Jangan khawatir, rezeki sudah ada yang mengatur”
Inilah jawaban yang saya dapatkan saat mengajukan pertanyaan seputar pengelolaan keuangan freelancer kepada Fairuzul Mumtaz, seorang konsultan buku lepas yang saat ini berdomisli di Yogyakarta. Meski freelancer identik dengan job yang tidak pasti – kadang ramai, kadang sepi – Fairuz tak pernah khawatir sepi order. Fairuz mengaku tak pernah kekurangan job. Pekerjaan selalu ada, tinggal kita malas atau tidak mengerjakannya.
Mengkhawatirkan ada tidaknya order besok, itu artinya menghina Tuhan, begitu katanya. Meski tak khawatir akan datangnya order, Fairuz mengaku khawatir akan pengelolaan keuangan keluarganya, tentang bagaimana sebaiknya menabung dan berinvestasi untuk masa depan.
Apakah kamu punya kekhawatiran yang sama?
Ada banyak jalan rezeki. Ada yang memilih bekerja sebagai wirausahawan atau karyawan. Ada pula yang yang memilih menjadi freelancer seperti Fairuz. Sebagai seorang freelance konsultan buku, sehari-harinya Fairuz bekerja di garasi rumah yang ia sulap menjadi kantornya.
Fairuz menyediakan jasa end to end pengerjaan buku. Mulai dari menulis naskah, proof reading, editing, desain & layouting, perijinan (ISBN) hingga mengurus ke percetakan. Fairuz juga masih menyediakan waktu untuk mengajar teknik-teknik penulisan kepada mereka yang tertarik belajar. Semua dilakukannya di garasi rumahnya di daerah Bantul,Yogyakarta.
Prinsip Fairuz, seorang buruh harus punya banyak bos. Itulah yang membuat pekerjaan selalu mengalir kepadanya. ‘Bos-bos’ ini didapatkannya dari hasil membangun jaringan. Menjalani pekerjaan freelancer sejak 2008, Fairuz sudah membangun jaringan penulis dan penerbit sejak masih berstatus sebagai mahasiswa sebuah perguruan tinggi swasta di Yogyakarta. Setelah lulus, ia sempat mengelola Radio Buku, sebuah radio tentang dunia literasi berbasis internet. Pekerjaan ini memperluas jaringannya di luar Jogja, terutama Jakarta. Jaringannya juga diperkuat oleh sang istri, Tikah Kumala, yang sebelumnya bekerja sebagai editor sebuah penerbit di kota yang sama.
Dalam mengelola keuangan keluarganya, Fairuz menganut manajemen keuangan Lillahi ta’ala, artinya kurang lebih ikut kehendak Gusti Allah. Fairuz percaya, selama kita giat, pekerjaan atau rezeki akan selalu ada. Tapi pekerjaan rumahnya adalah apakah kita mengelola rezeki dengan benar? Apakah bisa menabung atau berinvestasi untuk masa depan?
Selama ini, Fairuz sudah membuat rekening terpisah untuk keperluan masa depannya. Honor yang cukup besar ditransfer ke rekening ini. Sayangnya, beberapa kali rekening ini terpaksa dijebol saat terjadi keadaan darurat atau untuk memenuhi biaya sosial yang tinggi.
Meski mengaku bidang literasi seperti yang digelutinya selama 10 tahun terakhir ini adalah salah satu passion-nya, Fairuz menganggap freelance bukan pekerjaan selamanya. Tidak menutup kemungkinan untuk menjadi pekerja kantoran jika ada kesempatan untuk mengekspresikan bakat kreatifnya. Mungkin saja saat menjadi karyawan, biaya sosial bisa lebih rendah karena waktu luang yang terbatas sehingga tidak sempat terlalu banyak berkomunitas. Lagipula, seorang karyawan lebih mudah mendapatkan persetujuan kredit (terutama KPR) dibandingkan freelancer kan?
Rezeki memang sudah ada yang mengatur. Namun, kitalah yang harus belajar mengelola rezeki yang sudah kita terima untuk kebutuhan masa kini dan masa depan. Sebagai langkah awal agar rekening untuk keperluan masa depannya tak lagi dijebol, Fairuz perlu membuat Dana Darurat.
baca juga: Tentang Dana Darurat
Ayo coba cek apakah target Dana Daruratmu sudah terkumpul? Apapun struktur rezekimu, pastikan kamu terus meningkatkan pengetahuan tentang pengelolaan keuangan pribadi dan keluarga.
Your money, your choice, your responsibility.
Fransisca Emi
Rupiah Melemah, Investasi Ke Mana Ya?
Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS menembus Rp14.000 dalam beberapa hari kemarin. Beberapa orang mulai panik. Biar gak ketularan panik, kita kembali dulu ke definisi. Nilai tukar sebuah mata uang ditentukan oleh hubungan penawaran dan permintaan atas suatu mata uang. Pelemahan nilai tukar rupiah diakibatkan penawaran tinggi, sementara permintaan rendah. Penyebabnya antara lain keluarnya sejumlah besar investasi portofolio asing dari Indonesia karena peningkatan yield US treasury bills mendekati level psikologis 3%. Tak hanya rupiah, pelemahan juga dialami oleh mata uang beberapa negara emerging markets seperti peso Filipina, rupee India dan baht Thailand.
Dengan melemahnya rupiah, apa kabar investasi nih? Jawabannya kembali ke #TujuanLoApa. Rupiah melemah gak perlu panik, sudah ada Bank Indonesia yang bertugas menjaga stabilitas moneter. Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia pada akhir Juni 2018 sudah memutuskan untuk menaikkan suku bunga acuan sebesar 50 basis poin (bps) menjadi 5,25% biar dana asing kembali tertarik masuk ke Indonesia.
Kita fokus pada tujuan keuangan masing-masing aja yuk! Ligwina Hananto, Lead Trainer QM Financial, sudah pernah membahas imbas pelemahan rupiah terhadap dollar AS dalam artikel berikut:
baca juga: Apakah Saya Perlu Investasi Dollar?
Jadi, #TujuanLoApa? Kalau tujuan keuangannya adalah Dana Pendidikan S1 anak di dalam negeri 10 tahun mendatang sih anteng aja. Lanjut terus investasinya. Justru saat harga reksa dana terkoreksi, kita bisa beli dengan harga ‘diskon’ kan?
Bagaimana? Apakah paniknya sudah berkurang? Kalau sudah punya PLAN, hati jadi lebih tenang karena kita tahu ke mana uang kita diinvestasikan. Pastikan kamu mengetahui karakteristik produk investasi yang kamu pilih ya. Kalau butuh konsultasi dengan QM Planner, sila hubungi tim QM Project di WA 0811 1500 688.
QM Admin
Financial Planning for Millennials
Membahas tentang generasi milenial tentu tak akan ada habisnya. Generasi ini adalah mereka yang lahir di antara tahun 1990an sampai tahun 2000an. Sebagian besar dari mereka sudah memiliki pekerjaan dan penghasilan tetap untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sendiri. Kaum yang dikenal sebagai generasi yang melek teknologi ini sangat mudah dan cepat belajar. Mereka memiliki gaya hidup yang dinamis karena dibesarkan di zaman yang sudah memiliki kecanggihan teknologi.
Sebagian generasi milenial mungkin sudah mendapatkan edukasi finansial tentang bagaimana mengelola uang untuk masa depan baik dari keluarga, lingkungan maupun dari sekolah, sehingga mereka mampu mengatur keuangannya sesuai prioritas. Namun di sisi lain, banyak juga milenial yang belum dibekali dengan kemampuan untuk mengatur keuangannya dengan baik. Entah itu karena faktor pergaulan atau karena gengsi. Mereka menggunakan uang yang dimiliki dengan sesuka hati untuk memenuhi kebutuhan lifestyle seperti traveling, shopping dan hangout. Semua dijalani sekedar untuk update status di media sosial dan mendapatkan banyak likes. Apakah kamu salah satu diantaranya? Jangan sampai kamu hanya gaya di tampilan tapi keuangannya ngos-ngosan ya! ☺
Awal Juni ini, QM Financial kembali diberi kesempatan untuk memberikan seminar financial literacy. Kali ini pesertanya adalah 100 orang Pegawai Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang usianya termasuk ke dalam generasi milenial. Ligwina Hananto, Lead Trainer QM Financial berbagi strategi dalam mempersiapkan rencana keuangan yang tepat untuk generasi milennial agar dapat mengatur keuangan dengan bijak.
Periksa Kondisi Keuangan
Seperti check up kesehatan fisik, idealnya financial check up dilakukan setahun sekali untuk melihat arus kas dan memeriksa beberapa rasio keuangan dasar seperti perbandingan harta dan utang, rasio aset lancar dan rasio menabung. Dengan begitu, kamu bisa tahu kondisi kesehatan keuanganmu saat ini.
Buat Pos Pengeluaran
Setelah mendapatkan penghasilan, kamu bisa membagi pengeluaran bulanan menjadi 5 pos, yaitu:
- Cicilan utang – maksimal 30%
- Kebutuhan rutin – maksimal 60%
- Pengeluaran sosial – minimal 2,5%
- Menabung dan berinvestasi – minimal 10%
- Pengeluaran lifestyle – maksimal 20%
Dengan memiliki anggaran, kamu bisa mengendalikan pengeluaran sesuai dana yang kamu punya. Jangan sampai besar pasak daripada tiang.
Menabung dan Berinvestasi
Generasi milenial juga harus menyadari pentingnya investasi untuk perencanaan keuangan di masa yang akan datang. Mulailah menabung dan berinvestasi sejak dini untuk memastikan bahwa kamu bisa aman secara finansial di masa pensiun nanti. Sisihkanlah minimum 10% dari penghasilanmu untuk menabung dan berinvestasi.
Gunakan Teknologi Perencanaan Keuangan
Sekarang ini sudah banyak aplikasi finansial yang bisa kamu unduh dari smartphone. Gunakan untuk perencanaan keuanganmu. Seperti kalkulator finansial, teknologi tersebut akan membantu dan memungkinkan siapa saja untuk merencanakan keuangan dan menentukan tujuan finansial dalam satu genggaman tangan.
Jangan Berutang Untuk Hal Konsumtif
Berutang boleh boleh aja, asalkan utang tersebut bisa menjadi aset. Misal utang untuk KPR atau utang untuk membeli kendaraan. Jangan kamu berutang hanya untuk memenuhi kebutuhan lifestyle atau mengikuti tren yang ada. Ingat! Utang itu harus tetap dibayarkan apapun yang terjadi dengan kondisi keuanganmu.
Yuk! Jadi milenial yang gak hanya gaya di tampilan tapi juga gaya di laporan keuangan!
Nita Kurniawati
Kembalikan Keseimbangan Keuangan Setelah Lebaran
Apa kabar kondisi keuangan setelah Lebaran? Coba cek saldo rekening, itu merefleksikan cara kita mengatur keuangan lho! Semoga kantong yang kempes sehabis Lebaran sedikit tertolong karena sebentar lagi gajian ya. Atau ada yang gajinya sudah aman masuk ke rekening? Nah mumpung gajian sudah di depan mata, yuk kita atur agar bulan-bulan selanjutnya keuangan kita kembali ke kondisi seimbang.
Dahulukan yang utama
Pengeluaran bulanan terbagi dalam 5 pos utama: cicilan utang, pengeluaran rutin, sosial, menabung/investasi, gaya hidup/lifestyle. Cukupkan penghasilan untuk keperluan primer terlebih dahulu, yaitu cicilan dan pengeluaran rutin.
baca juga: 5 Pengeluaran Bulanan
Rem pengeluaran gaya hidup
Supaya bisa bertahan sampai gajian berikutnya, mau enggak mau kita harus berhemat! Jangan alergi dulu dong sama kata HEMAT. Kalau di bulan Ramadan kemarin kita menahan haus dan lapar, sehabis Lebaran saatnya puasa pengeluaran gaya hidup. Misalnya, pengeluaran makan di restoran padahal bisa makan di warung atau masak di rumah. Masak makanan sendiri jauh lebih hemat dibandingkan membeli loh. Coba deh, kita hitung berapa Rupiah yang dihabiskan untuk sekali makan sebuah keluarga di sebuah restoran? Satu kali makan di restoran bisa setara dengan menu makan sekeluarga untuk 5 hari!
Cara lain adalah dengan substitusi barang yang selama ini kita pakai. Kalau biasanya pakai merek premium, sekarang kita bisa coba menggunakan merek lokal. Toh fungsinya tetap sama kan? Kita bisa sekaligus mendukung merek-merek lokal untuk bisa bertumbuh di negeri sendiri.
Jangan bawa kartu kredit.
Kenapa? Karena kalau pakai kartu kredit kita seringkali tidak sadar kalau kita sebenarnya hanya menunda pembayaran saja. Saat tagihan jatuh tempo, dana untuk melunasinya sudah harus siap. Kartu kredit itu banyak fungsinya asalkan dibayar lunas. Bukan mencicil dengan bunga yang mencekik. Enggak ada ceritanya ya belanja bulanan dicicil. Masa iya kita masih mencicil beras yang udah kita makan 3 bulan lalu?
Agar pengeluaran lebih bisa kita kendalikan, pakai uang cash saja!
Cari penghasilan tambahan
Jika beban cash flow masih terasa berat, mungkin kita perlu mencari penghasilan tambahan. Salah satu caranya adalah dengan mengadakan garage sale barang-barang yang sudah tidak terpakai di rumah. Coba cek di sudut-sudut rumah, pasti ada banyak barang yang sudah tidak terpakai namun masih dalam kondisi bagus dan layak jual. Selain bikin rumah dan dada lebih lapang, kita juga dapat uang!
Jadi gimana, siap bertahan hingga gajian berikutnya ya!
Ingin mendapatkan informasi seputar pengelolaan keuangan lebih lanjut? Kamu bisa dengerin Financial Talk bersama QM Trainer Titis Syahluddin di Move On Pagi Radio DFM Jakarta 103.4 FM setiap Kamis jam 8 pagi ☺
Honey JT / financial trainer
Berdebar Menanti ART Kembali
Libur Lebaran hampir usai. Apakah Asisten Rumah Tangga (ART) sudah kembali? Saat ini pasti banyak ibu yang sedang berdebar menanti ARTnya kembali setelah mudik Lebaran. Daripada berkutat dengan rasa khawatir lebih baik kita mencari cara agar mereka betah bekerja di rumah, jadi ART akan selalu kembali ke rumah setelah mudik. Selain memperlakukan mereka dengan baik dan kekeluargaan, ada beberapa tips yang bisa diterapkan.
Berikan penghasilan yang layak
Besaran penghasilan untuk ART sila disesuaikan dengan kemampuan masing-masing. Paling gampang adalah survei di sekitaran kompleks tempat tinggal, berapa sih kisaran gaji untuk para ART. Biar enggak saling iri. Berikan gaji tepat waktu dan kenaikan gaji tiap tahun untuk menyesuaikan dengan inflasi.
Sediakan tempat tinggal, makanan dan toiletries yang cukup
Untuk ART yang menginap biasanya makan dan toiletries menjadi tanggungan pemilik rumah. Jadi gaji si ART adalah gaji bersih. Siapkan tempat tinggal yang pantas, makanan dan persediaan toiletries yang cukup agar mereka merasa nyaman.
Berikan hak cuti dan rekreasi
Seperti layaknya karyawan, ART juga berhak atas cuti dan juga kesempatan untuk berekreasi. Kamu bisa memberikan mereka cuti standar 12 hari kerja, atau sesuai kesepakatan saja. Misal, ART boleh mengajukan ijin libur saat mereka ada kepentingan pribadi atau keluarga. Pilih mana yang paling nyaman untuk kedua belah pihak.
Ajari mereka menabung
Banyak sekali ART yang hidupnya dari Lebaran ke Lebaran. Dari mudik ke mudik. Pastikan ART kita enggak begini ya. Ajari mereka menabung yuk!
Tahun 2009 Pemerintah Indonesia mencanangkan Gerakan Indonesia Menabung. Bank-bank di Indonesia bersama-sama meneribitan produk generik Tabunganku. TabunganKu merupakan tabungan yang dikhususkan untuk perorangan dengan persyaratan mudah dan ringan. Setoran awal Rp20.000 dan tidak dikenakan biaya administrasi bulanan. Jadi sekecil apapun kemampuan ART kita menabung, mereka bisa memanfaatkan program ini.
baca juga: Apakah ART Anda hidup dari mudik ke mudik?
Tawarkan pinjaman lunak
Seperti kita, ART juga pasti punya mimpi. Entah membangun rumah di kampung halaman, membeli sawah atau menyekolahkan anak. Untuk kebutuhan tujuan keuangan yang cukup besar, kita bisa menawarkan pinjaman lunak.
Perlakukan seperti saat kita mengambil program pinjaman di kantor: ada perjanjian sederhana, DP yang harus disetor dan kesepakatan cicilan per bulan. Dengan begitu, mereka tak perlu terjebak pinjaman berbiaya mahal dari lintah darat.
Dengan 5 tips, tadi semoga ARTmu betah dan kamu enggak berdebar menanti mereka kembali setiap habis libur Lebaran.
Fransisca Emi / financial trainer