Anti Panik Saat Ditinggal ART Mudik
Siapa di sini yang enggak mudik saat Lebaran dan jadi tim jaga kandang? Masa-masa libur Lebaran adalah saat untuk berleha-leha di rumah. Eh, tunggu dulu! Asisten Rumah Tangga (ART) kan mudik ya. Gawat! Kita harus bisa survive liburan dua minggu tanpa ART di rumah. Jangan panik dulu. Ditinggal ART mudik justru bisa jadi momen quality time bersama keluarga dan juga momen diskusi atur pengeluaran saat liburan di rumah.
Biaya tinggi saat ART mudik
Gak mungkin kan dua minggu bertahan di rumah melulu? Pasti adalah makan di luar, jalan-jalan ke mal mumpung sepi atau sekalian menginap di hotel karena malas masak dan cuci piring? Bisa gawat loh ini pengeluarannya.
Libur panjang itu ongkosnya memang tinggi. Kalau libur, anak enggak sekolah, AC akan nyala lebih lama, paket data dipakai lebih banyak, otomatis tagihan listrik lebih tinggi. Jadi gimana biar liburan panjangnya enggak bokek?
Harus sepakat dulu di keluarga ya. Diskusi bersama tentang cara kita hidup. Ini bisa jadi momen belajar cara memperkenalkan uang pada anak loh. Anggap saja seperti sedang liburan di luar kota. Kalau kita mau liburan, semuanya kan dihitung. Mulai dari kebutuhan transportasi, makan sampai jalan-jalan. Nah pas liburan di rumah juga gitu.
Jadi selama liburan itu disepakati kapan jalan-jalan, kapan di rumah aja. Bikin penghematan misalnya dengan makan di rumah dulu sebelum jalan-jalan ke mal biar irit biaya makan. Jangan salah, enggak mudik bukan berarti pengeluarannya gak besar. Kalau tiap hari makan di luar atau jalan-jalan di mal, ya tekor juga.
Seharusnya gajian tanggal 25 Mei kemarin bisa dipakai untuk biaya hidup bulanan sampai 24 Juni. Bikin perkiraan anggaran setiap minggu. Ambil ATMnya seminggu sekali aja ya. Jangan kayak minum obat, 3 x sehari ke ATM. Hihihi.
Buat keperluan hari raya, pakai THR deh. Buat yang enggak mudik, porsi dananya bisa dialihkan untuk liburan yang dekat atau menginap di hotel. Kalau mau menginap di hotel pun sudah diperhitungkan juga mau berapa lama. Atau mungkin mau ganti menginap di rumah orang tua atau mertua aja, buat ngirit gitu? Kalau sudah diatur begini, kemungkinan keplesetnya sih masih ada tapi lebih minim. Enggak akan ganggu anggaran terlalu banyak.
Saatnya quality time
Dibalik semua keribetan yang ditimbulkan, ditinggal ART mudik sebenarnya menjadi momen yang berharga untuk keluarga. Setelah sebelumnya orang tua sibuk bekerja, anak sibuk dengan urusan sekolah, sekarang saatnya quality time bersama keluarga inti. Dengan suami istri yang sama-sama bekerja bisa berada di rumah dan meluangkan waktu dengan keluarga adalah sebuah kenikmatan tersendiri.
Liburan di rumah juga jadi kesempatan untuk mengerjakan hal-hal kreatif bersama. Misal membuat DIY project kolase foto-foto lama, menata ulang ruangan atau beberes rumah ala Marie Kondo. Biar urusan pekerjaan rumah tangga tidak terlalu berat, bagi-bagi tugas aja. Misal Ibu masak, Adik cuci piring, Kakak cuci baju, Bapak menyapu dan mengepel. Sekalian mengajari anak bertanggung jawab kan? Dengan merasakan beratnya pekerjaan rumah tangga, anak-anak bisa belajar berempati. Kalau malas beberes pun sekarang sudah ada jasa bersih-bersih online yang bisa dipanggil ke rumah dengan bayaran per jam. Praktis ya.
Sebenarnya ada satu opsi lagi sih kalau ditinggal ART mudik: cari ART infal. Kelebihannya kita tak perlu ribet masak dan beberes rumah. Semuanya sudah siap sedia. Kekurangannya, tentu saja ada tambahan biaya. Belum tentu juga orangnya langsung cocok. Kalau ternyata masakannya enggak cocok di lidah dan keluarga memilih makan di luar, bisa jadi berlipat ongkosnya.
Kamu pilih yang mana? Silakan ambil pilihan yang sesuai untukmu. Kamu bebas menentukan pilihan tapi gak bebas memilih konsekuensi.
Jadi, gak perlu panik ditinggal ART mudik ya!
QM Admin
Pengeluaran di Bulan Puasa Bocor? Mungkin 3 Hal Ini Penyebabnya!
Bulan puasa sudah hampir separuh jalan. Puasanya apa kabar? :)
Menjalankan ibadah puasa sudah jadi kewajiban setiap umat Muslim. Tantangan puasa ini beda-beda loh untuk setiap orang. Buat kita yang di Indonesia, puasa dimulai sejak Imsak, untuk wilayah Jakarta sekitar jam 04:26 hingga Maghrib jam 17:47. Jadi total puasa sekitar 13 jam.
Bandingkan dengan Amalia Sari yang tinggal di Belanda. Di sana puasanya 19 jam! Apakah kamu sanggup?
Terbatasnya waktu dari buka hingga sahur membuat mereka enggak sempat buka bersama. Berbuka puasa dilakukan di rumah masing-masing. Makan pun enggak bisa banyak-banyak karena waktunya sempit. Hal ini membuat anggaran makan di bulan puasa mereka jauh lebih hemat dibandingkan saat berpuasa di Indonesia. Tapi jangan salah, anggaran makan boleh hemat, tapi online shopping jalan terus. Hahaha.
Beda lagi dengan Teni yang lagi dinas di Papua. Teni dinasnya bergantian di daerah highland dan lowland. Highland itu di Tembagapura, bagian pegunungannya. Di sana dingin banget, Bisa sampai 11ºC. Kalau lowland itu di kotanya, Timika. Di sana panas kayak di Jakarta. Perbedaan suhu yang drastis ini bikin rentan sakit juga loh. Karena sedang berdinas, semua biaya di-cover. Teni pun aman dari ancaman anggaran bocor selama puasa.
Sudah lagu lama ya kayaknya setiap bulan puasa, pengeluaran selalu lebih besar dari bulan biasa. Padahal frekuensi makan di bulan puasa seharusnya berkurang loh. Dari yang tadinya 3 kali sehari plus camilan dan ngopi-ngopi cantik, sekarang jadi 2 kali sehari saat sahur dan berbuka. Bahkan ada yang punya kebiasaan puasa tanpa sahur. Harusnya ngirit dong ya.
Jadi apa dong yang bikin pengeluaran saat bulan puasa jadi tambah boros?
Versi pertama: lapar mata
Ternyata saat puasa, kita merasa sudah menahan diri. Nah, saat berbuka jadi semacam perayaan kecil. Ingin makan apa pun aja, dituruti. Udah kayak ngidam.
Yang sayang itu kalau ‘lapar mata’: beli banyak jajanan dan makanan untuk berbuka. Mulai dari es teler, bakwan, cireng sampe nasi goreng. Padahal saat berbuka gak bisa makan banyak-banyak kan? Udah boros, sisa makanannya dibuang pula. Sayang kan?!
Versi kedua: badai bukber
Bulan puasa identik dengan buka bersama. Senin buka bersama keluarga besar. Selasa buka dengan anak-anak kantor. Rabu dengan alumni kampus. Kamis sama alumni SMA. Jumat buka bareng tetangga kompleks. Gitu aja terus sampai lebaran! Hihihi.
Undangan bukber di bulan puasa memang banyak. Tapi gak semuanya harus didatengin kok. Coba bayangkan kalau setiap kali bukber kamu harus keluar ongkos Rp50.000-Rp100.000. Dengan frekuensi bukber 3 kali seminggu saja kamu harus menyiapkan dana Rp600.000-Rp1.200.000. Itu baru ongkos makan. Belum ongkos transportasinya. Banyak kan!
Versi ketiga: udah sibuk belanja buat persiapan Lebaran padahal THRnya belum masuk ke rekening
Kalau sudah punya tabungan Lebaran sih bebas ya belanja. Tapi kalau belum, duitnya pakai penghasilan bulanan dong? Pantes aja bokek! Hihihi.
Jadi gimana dong biar pengeluaran bulan puasa ini gak bocor?
Bikin anggaran. Anggaran makan di bulan puasa = bulan biasa
Pertama, sepakati dulu bahwa pengeluaran bulan puasa seharusnya sama aja kayak bulan biasa. Cuma jam makannya aja yang diganti.
Jadi harusnya anggaran makan di bulan puasa sama seperti bulan biasa. Misal anggaran makan keluargamu Rp500.000 seminggu. Makan di luar Rp1.000.000 sebulan. Total anggaran makan per bulan Rp3.000.000.
Saat puasa, breakdown anggaran ini jadi dana untuk sahur dan berbuka selama bulan puasa. Bukber pakai anggaran makan di luar. Jadi maksimal frekuensi bukbernya 10 x @Rp100.000. Sila buat skala prioritas bukber. Sisanya buka di rumah.
Buat prioritas buka bersama
Pilih bukber bareng mereka yang memang dekat di hati. Utamakan buka bersama barengan keluarga dan teman-teman dekat yang sudah seperti keluarga sendiri. Kalau bisa pilih lokasinya juga dekat dari kantor atau rumah.
Jadi bisa irit di transportasi. Udah gitu, gak kena macet lagi.
Bikin menu mingguan dan daftar belanja untuk masak di rumah
Bulan puasa seharusnya membuat kita lebih mendekatkan diri pada keluarga. Itulah kenapa kantor-kantor pulang lebih cepat, biar karyawannya bisa berbuka di rumah.
Biar hemat, bikin menu makan mingguan. Kemudian belanja berdasarkan menu yang sudah disusun. Dengan begini, kita akan fokus berbelanja hanya yang ada dalam list, gak mudah lapar mata dengan segala macam promo di tempat belanja di bulan puasa.
Saat masak di rumah, semua bahan bisa termanfaatkan. Sisa makanan pun masih bisa diolah jadi menu sahur atau berbuka. Jadi, gak ada bahan dan makanan yang terbuang sia-sia.
Belanjanya tunggu THR aja
Belanjanya kapan? Tunggu THR masuk rekening dulu ya. Jangan belanjakan uang yang tidak atau belum kamu punya. Kecuali kamu udah punya tabungan khusus buat belanja di hari raya ya.
Semoga lagu lama bulan puasa bikin kantong bocor tidak kembali terdengar ya! Kamu bisa ikuti cerita finansial seru lainnya di #FinClic, setiap Senin jam 07.00 pagi di Twitter & Instagram @mrshananto.
Fransisca Emi/ financial trainer
Ini Dia Fungsi Penting THR Selain Untuk Hari Raya
Ada satu hal yang selalu dinanti menjelang Lebaran. Apalagi kalau bukan Tunjangan Hari Raya (THR)?!
Ketika THR masuk ke rekening, sebaiknya langsung dialokasikan ke pengeluaran-pengeluaran Hari Raya. Namanya saja THR, jadi harus digunakan untuk pengeluaran Hari Raya. Namun ternyata ada dua fungsi penting THR selain untuk keperluan hari raya lho!
Kalau kita masih punya utang yang bersifat konsumtif (utang kartu kredit, KTA dll), THR yang ada sebaiknya digunakan terlebih dahulu untuk melunasi UTANG. Sisanya baru digunakan untuk keperluan hari raya.
Satu lagi fungsi penting THR, untuk INVESTASI! Investasi untuk berbagai Tujuan Keuangan bisa dilakukan dengan cara investasi bulanan, tahunan, atau sekaligus. THR merupakan salah satu sumber penghasilan tahunan. Pas banget kan. Mumpung ada penghasilan tahunan yang cukup besar, sisihkan sebagian untuk kepentingan masa depan.
Nah setelah dikurangi untuk pelunasan utang dan investasi, sebaiknya ke mana saja sih alokasi THR?
- Zakat. Sudah menjadi kewajiban setiap umat Muslim untuk menunaikan zakat yang besarnya minimal 2.5%. Bayarkan zakat ke lembaga resmi yang lebih paham menyalurkan zakat ke golongan yang berhak menerimanya.
- Mudik. Mudik sudah menjadi ritual setiap menjelang Lebaran. Biaya mudik, terutama transportasi mengambil porsi yang cukup besar. Mengingat harga tiket yang jauh lebih mahal dibanding hari biasa, sebaiknya rencanakan untuk membeli tiket mudik jauh-jauh hari. Jika tiket sudah dipersiapkan jauh hari sebelumnya, gunakan dulu Dana Darurat. THR digunakan untuk mengisi kembali pundi-pundi Dana Darurat tadi. Untuk mereka yang tidak mudik, ada saja biaya yang tetap harus dikeluarkan. Misal, karena ART pulang, Ibu jadi enggan memasak dan keluarga memilih untuk makan di luar atau bahkan menginap di hotel.
- THR untuk pekerja di rumah. Pekerja di rumah seperti ART, sopir dan satpam juga berhak mendapatkan THR agar mereka bisa merayakan Hari Raya dengan layak bersama keluarga.
- Keperluan hari raya. Momen Lebaran identik dengan berbagai hidangan, mulai dari kue kering dan camilan hingga ketupat, opor ayam dan sambal goreng ati. Sedap! Ada juga keluarga yang punya kebiasaan mengadakan open house. Tentu biaya yang diperlukan lebih besar. Untuk mengakalinya, katering bisa diganti dengan potluck.
- Salam tempel. Lebaran juga menjadi momen untuk berbagi rezeki kepada keluarga seperti orang tua, anak dan juga keponakan. Kebayang kan dulu pas masih kecil betapa bersemangatnya kita menerima salam tempel dari rumah ke rumah. Sekarang giliran kita berbagi.
- Belanja. Kalau masih ada sisa, THR bisa dimanfaatkan untuk belanja. Misalnya belanja baju baru atau bahkan perabot rumah yang baru. Urutan prioritasnya jangan terbalik ya. ☺
Yuk, tahun ini alokasikan THRmu untuk melunasi utang dan memulai investasi untuk masa depan!
Honey Josep / financial trainer
Suara Hati Pemilik Bisnis Yang Harap-Harap Cemas Bayar THR
Siapa sih gak suka dapat Tunjangan Hari Raya (THR)?
THR diberikan oleh pemilik usaha kepada karyawannya sebagai bentuk insentif atas pengeluaran hari raya yang mengakibatkan biaya hidup meningkat. Biasanya besaran THR adalah satu kali gaji bulanan.
Namun, di saat karyawan menanti THR dengan gembira, ada juga pemilik bisnis yang harap-harap cemas apakah dia bisa membayarkan THR-nya atau tidak. Ouch!
Lihat saja kalender Mei dan Juni 2018. Di minggu ini pemilik bisnis harus membayar gaji karyawan bulan Mei. Dua minggu kemudian tiba saatnya membagi THR. Satu minggu setelah libur Lebaran usai, pemilik bisnis sudah harus kembali membayarkan gaji bulan Juni. Berat! Jadi gimana? Mana suaranya yang semangat jadi enterpreneur?
Saat topik ini diangkat di Instagram stories Ligwina Hananto – @mrshananto – lead trainer QM Financial, banyak pemilik bisnis yang curhat loh. Ada yang deg-degan tiap tahun karena gak bisa bayar THR. Duh! Ada yang invoice-nya dimundurin ke habis lebaran. Nangis! Padahal cashflow itu adalah nyawanya bisnis loh.
baca juga: Kelola Keuangan Usaha
Ternyata inilah tantangan pemilik bisnis! Tapi ya seharusnya hal ini sudah bisa diprediksi dari awal tahun loh. Itulah pentingnya proyeksi. Saat menyusun business plan artinya kita membuat proyeksi sales dan biaya. Jadi sudah tahu setiap bulan harus omzet harus masuk berapa dan berapa maksimal biaya yang bisa dialokasikan. Kalau targetnya meleset, konsekuensinya apa? Kalau kita terpaksa harus memimjam uang untuk membayar THR pun dari Maret seharusnya sudah tahu. Ternyata punya bisnis bukan sekedar gaya-gayaan ya. Semuanya pakai perhitungan. Ada tanggung jawab terhadap karyawan yang harus ditunaikan.
Kamu pemilik bisnis yg cashflow-nya byar pet? Mau kayak gini sampai kapan? Ini tips buat kamu yang sering pening karena gak siap bayar THR.
- Bikin proyeksi sales dan biaya Januari-Desember. Kalau ada yang meleset, ketahuan lebih cepat. Segera atur ulang strategi.
- Punya Dana Darurat, minimal 1x pengeluaran. Biar kamu gak deg-degan kalau invoice gagal cair atau pencairannya mundur.
- Nabung THR bulanan. Dana THR sudah siap sebelum Ramadhan. Biar hati tenang. Ini masuk ke proyeksi juga ya.
- Pinjam. Kalau terpaksa harus pinjam untuk bayar THR, pikirin juga bayar pinjamannya gimana ya. Pastikan sudah ada invoice yang akan cair untuk melunasi pinjaman ini.
- Minta bayar mundur ke supplier. Gantian kamu yang mundurin pencarian invoice. Hihihi.
Kamu pilih tips yang mana?
Saat memilih pintu rezeki dengan bikin bisnis, kamu sudah memilih tanggungjawab lebih besar dan melalui jalan yang lebih berliku. Kamu bisa kok! Semangat!
QM Admin – disarikan dari Instagram Stories @mrshananto
Lawan Inflasi Dana Pendidikan Dengan Investasi
Sudah menjadi tanggung jawab setiap orang tua untuk menyiapkan pendidikan terbaik untuk anak-anaknya. Bahasan kebutuhan Dana Pendidikan memang selalu mendebarkan. Dari data Bank Indonesia, rata-rata inflasi biaya hidup 5 tahun terakhir sekitar 5.5%. Inflasi biaya pendidikan jauh lebih besar dibandingkan inflasi biaya hidup. Besaran inflasi bervariasi, tergantung pilihan sekolah. Untuk perhitungan Dana Pendidikan QM Financial menggunakan asumsi inflasi TK-SMA sebesar 16%, sedangkan S1 12%.
Dengan besarnya inflasi biaya pendidikan, mau enggak mau kita harus berinvestasi. Caranya gimana sih?
- Tentukan pilihan sekolah. Sebelum mulai menghitung kebutuhan Dana Pendidikan, tentukan dulu anaknya mau sekolah di mana. Banyak faktor yang harus dipertimbangkan dalam pemilihan sekolah. Diantaranya kurikulum yang digunakan (sesuai Diknas atau ada tambahan kurikulum internasional), kecocokan konsep mengajar, fasilitas, jarak rumah-sekolah dan tentu saja biaya. Jangan sampai karena mau keren-kerenan, kita memaksakan diri menyekolahkan anak di sekolah internasional padahal jaraknya jauh dari rumah atau kita gak sanggup bayar biaya.
- Survey biaya sekolah. Selanjutnya, survey dulu biaya pendidikan sekolah di tahun ini, mulai dari uang pangkal, SPP bulanan, iuran ekstrakurikuler, seragam dan berbagai rentetan biaya yang lain. Angka ini akan menjadi panduan dalam menghitung kebutuhan Dana Pendidikan.
- Hitung kebutuhan Dana Pendidikan. Setelah semua data siap, saatnya berhitung! Sebagai catatan, untuk jenjang TK-SMA biaya yang diperhitungkan adalah uang pangkal. Uang sekolah bulanannya diambil dari penghasilan bulanan. Sedangkan untuk jenjang pendidikan S1 sudah mencakup biaya dari masuk sampai lulus (3tahun).
Kita menggunakan contoh kasus Ibu Desy yang saat ini anaknya kelas 1 SD. Untuk jenjang pendidikan SMP-SMA direncanakan di Indonesia sedangkan S1 di Inggris. Angka biaya kuliah yang digunakan untuk perhitungan adalah biaya di University of Warwick 23.380 GBP/tahun dan biaya hidup 12.000 GBP/tahun.
Biaya pendidikan S1 yang saat ini Rp2Milyar, dengan adanya inflasi akan menjadi Rp4,8Milyar 12 tahun mendatang. Untuk mencapai Dana Pendidikan S1 Rp4,8Milyar ini, Ibu Desy bisa memilih 3 cara investasi: bulanan (Rp11juta/bulan), tahunan (Rp155juta/tahun) atau sekaligus saat ini (Rp809juta). Bandingkan dengan besaran menabung Rp33juta per bulan untuk mencapai target dana yang sama. Ingat ada risiko saat kita berinvestasi, hasilnya enggak dijamin loh. Namun, ada risiko yang lebih besar kalau kita tidak berinvestasi: risiko Dana Pendidikannya enggak tercapai.
4. Setia pada tujuan, bukan pada produk. Produk yang kita pilih harus membantu kita mencapai tujuan. Kalau perhitungan di atas kertas sudah jelas-jelas gak nyambung, ngapain dilanjutkan? Jadi kalau untuk mencapai Dana Pendidikan S1 kita butuh imbal hasil 16% per tahun, pilih produk yang bisa memberikan potensi imbal hasil tersebut, jangan ngotot dengan produk yang imbal hasilnya 5% per tahun. Hasilnya sudah pasti: pasti gak cukup ☺
5. Lengkapi PLAN dengan proteksi. Saat sedang sibuk menyiapkan Dana Pendidikan, ada satu hal yang sering ketinggalan nih. Kita harus menyiapkan proteksi kalau terjadi hal-hal yang tidak diinginkan pada pencari nafkah keluarga. Risiko ini bisa dialihkan ke perusahaan asuransi dengan membeli proteksi Asuransi Jiwa. Dalam kasus Ibu Desy, jumlah Uang Pertanggungannya harus cukup menutup besaran si Dana Pendidikan tadi.
Yuk mulai siapkan Dana Pendidikan anak sedini mungkin. Biar kita punya lebih banyak waktu untuk menyiapkan dananya. Di investasi kita menganut prinsip compound interest alias bunga berbunga. Semakin cepat kita mulai, kita punya keuntungan berupa waktu sehingga dana yang disetorkan bisa lebih kecil.
Gimana, sudah siap memulai perjuangan melawan inflasi Dana Pendidikan dengan investasi?
Kamu bisa ikuti cerita finansial seru lainnya di #FinClic, setiap Senin jam 07.00 pagi di Twitter & Instagram @mrshananto dan siaran PowerTalk PowerYourMoney di 89.2 PowerFM Jakarta.
Fransisca Emi/ financial trainer
Mewujudkan Tanggung Jawab Pendidikan Melalui Jagoan Finansial
Pendidikan adalah tanggung jawab kita bersama. Sebagai perusahaan financial literacy spesialist, wujud peran serta QM Finansial dalam bidang pendidikan tidak bisa jauh-jauh dari edukasi keuangan.
Banyak orang sejak kecil sudah diajarkan tentang menabung, namun saat dewasa tetap saja boros dan gagal menabung. Ini terjadi karena edukasi finansial terbatas pada menabung saja, padahal perlu lengkap dengan keterampilan menghasilkan uang, berbelanja, beramal dan berbagi.
baca juga: Konsep Awal BBM dan Konsep MBBM
Pondasi pendidikan finansial perlu terjadi sejak usia dini. Orang-orang terdekat dengan anak-anak adalah para guru dan orang tua. Untuk itu guru, murid dan orang tua perlu bersama-sama mendapatkan pendidikan dasar finansial.
Menyadari pentingnya pendidikan finansial untuk semua lapisan masyarakat, PT. Quantum Magna membuat satu divisi sosial tersendiri yang bernama Quamma Project. Inisiatif edukasi ini bertujuan meningkatkan wawasan finansial bagi mereka yang memiliki keterbatasan akses pendidikan finansial seperti: buruh migran, asisten rumah tangga, guru, anak muda dan perempuan.
Quamma Project punya program yang khusus memberikan pendidikan finansial untuk guru, murid dan orang tua yang diberi nama Jagoan Finansial. Program Jagoan Finansial saat ini sudah berlangsung dan mendapat dukungan dari Australia Awards Grant Scheme dan pihak ketiga (BPR Lestari, MRA Group, serta PWC). Jumlah total guru alumni Jagoan Finansial pada 2017 adalah 162 orang. Program masih berlanjut dan menargetkan 170 orang guru di 2018.
baca juga: Menjadi Jagoan Finansial di Ambon
Kami percaya bahwa dengan memberikan edukasi pada pendidikan finansial akan banyak anak anak yang memiliki cita-cita, dan menjadi generasi yang berdaya dalam mengatur keuangannya. Selain itu, para guru pun dapat terinspirasi dengan berkenalan dengan program-program sejalan di propinsi lain.
Edukasi keuangan dilakukan dengan 3 cara:
- Training for Trainer
Merupakan kegiatan pengajaran yang menggunakan experiential learning yang diajarkan kepada guru/relawan untuk bisa mengajar atau berbagi ilmu dengan guru-guru yang ada disekolahnya dalam membuat program keuangan untuk murid.
- Workshop
Merupakan training untuk guru dengan tujuan agar guru dapat membuat program finansial di kelas masing-masing. Materi pelatihan yang diberikan meliputi dasar perencanaan keuangan, kerangka program untuk dipraktekkan di kelas, dan presentasi tentang program finansial untuk anak didik.
baca juga: Guru juga bisa!
- Festival Jagoan Finansial
Guru alumni Jagoan Finansial terpilih, diundang untuk hadir ke Jakarta dalam rangkaian program festival, antara lain seminar, presentasi program-program yang sudah dikerjakan oleh para guru, dan study tour.
Elemen utama yang menjadikan program ini dapat berkelanjutan adalah ketersediaan pihak lokal yang siap menjadi penyelenggara di area-area kerja. Termasuk dalam tim kami adalah para pegiat pendidikan asli area lokal yang mengerti kondisi lapangan di area masing-masing. Lebih dari itu setiap tim lokal kami ini memiliki pengalaman edukasi yang cukup luas sehingga perkembangan program dapat terus dimonitor.
Bulan lalu Jagoan Finansial baru saja meluncurkan board game prototype yang diberi nama Labirin Jagoan Finansial. Kami mau mengenalkan edukasi keuangan kepada para murid dengan cara bermain. Labirin Jagoan Finansial adalah wujud pengenalan konsep finansial dasar MBBM: Menghasilkan uang, Belanja, Berbagi, dan Menabung. Prototype ini akan kami kirim ke sekolah-sekolah mitra kami di Ambon dan Lampung.
Apabila QM readers tertarik berpartisipasi dalam program Jagoan Finansial, donasi board game dapat dilakukan dengan registrasi di LABIRIN JAGOAN FINANSIAL. Untuk setiap paket donasi, kamu akan mendapatkan satu (1) board game dan mendonasikan satu (1) board game untuk dikirimkan ke sekolah mitra. Harga 1 paket donasi Rp200.000. Kami masih dalam proses fundraising untuk produksi. Maka saat ini proses pendaftaran donasi dulu – kami melakukan pengumpulan dana donasi jika produksi sudah berjalan.
Ayo bersama wujudkan tanggung jawab pendidikan dengan meningkatkan literasi finansial bagi mereka yang terbatas aksesnya bersama program Jagoan Finansial!
QM Admin
Pentingnya Perempuan Belajar Mengelola Keuangan
Setelah seorang perempuan menikah dan mempunyai anak, biasanya akan timbul kegalauan. Apakah dia akan terus bekerja atau menjadi ibu rumah tangga dan mendedikasikan dirinya bagi keluarga. Kedua hal ini mestinya menjadi alternatif pilihan untuk perempuan, bukan paksaan. Namun, apa pun pilihannya setiap perempuan harus punya kemampuan mengelola keuangan.
Alasan Pentingnya Perempuan Belajar Mengelola Keuangan
Perempuan yang dapat mengelola keuangan bisa menjadi perempuan yang mandiri, tidak tergantung pada orang lain. Bahkan mampu memberdayakan orang lain. Tentunya kalau punya penghasilan sendiri, perempuan memang bisa ikut berkontribusi ke keuangan keluarga. Tapi sebagai ibu rumah tangga pun, seorang perempuan harus dibekali dengan kemampuan mengelola keuangan. Seharusnya tidak ada halangan bagi perempuan untuk mengelola keuangan walaupun penghasilannya dari pasangan. Faktanya, dari pelatihan finansial yang dilakukan QM Financial, tidak sedikit perempuan yang tidak memiliki akses keuangan dan tidak bisa menghasilkan uang sendiri.
Mengapa penting bagi perempuan untuk belajar mengelola keuangan?
Salah satunya agar bisa tetap survive kalau terjadi hal yang tidak diinginkan kepada suami sebagai pencari nafkah utama. Sebagai pencari nafkah utama keluarga, suami wajib memiliki proteksi berupa asuransi jiwa. Jika pencari nafkah utama meninggal, sang istri akan menerima sejumlah uang pertanggungan yang bisa digunakan untuk melanjutkan hidup dan merencanakan dana pendidikan untuk anaknya. Kebayang gak kalau perempuan tidak mampu mengelola uang? Tanpa pengetahuan tentang pengelolaan keuangan, sejumlah besar uang yang diterima bisa langsung habis dalam sekejap.
Apa yang Harus Dilakukan Perempuan?
Jika seorang perempuan memilih untuk menjadi ibu rumah tangga, dia bisa mulai mengelola penghasilan pasangan. Hal pertama yang perlu dilakukan adalah menyisihkan minimal 10% untuk ditabung atau diinvestasikan. Akan lebih keren lagi kalau sudah punya tujuan keuangan misalnya Dana Darurat, Dana pendidikan Anak, Dana DP Rumah.
Sisihkan sesuai pos
Jadi, hal pertama yang dilakukan saat terima “jatah” dari pasangan adalah menyisihkannya ya, bukan menunggu sisa. Biasanya kalau kita menunggu pemenuhan kebutuhan dulu baru sisanya ditabung, gak akan ada sisa ☺.
Setelah menyisihkan 10% di depan untuk ditabung, jaga juga cicilan utang maksimal 30% dari penghasilan. Ini termasuk cicilan KPR, cicilan mobil, sampai cicilan Kredit Tanpa Agunan. Kalau masih punya cicilan kartu kredit segera lunasi! Kartu kredit itu banyak gunanya dengan satu syarat bayar lunas setiap bulan. Kalau berani gesek kartu kredit, pastikan uangnya memang ada di rekening, jangan halu! Bukan berarti tidak boleh bersenang-senang. Boleh-boleh aja kok punya anggaran maksimal 20% untuk pengeluaran lifestyle dari jumlah penghasilan yang diberikan pasangan.
Setelah 10% penghasilan ditabung/diinvestasikan, 30% cicilan, 20% untuk pengeluaran gaya hidup, sisanya sekitar kurang lebih 40% digunakan untuk pengeluaran rumah tangga.
Lengkapi dengan proteksi
Jangan lupa perencanaan keuangan tak lengkap tanpa proteksi. Proteksi umumnya berupa asuransi. Ibaratkan kita punya rumah, asuransi ini atapnya. Kalau kita berhadapan dengan musim hujan, asuransi itu payungnya. Proteksi berupa asuransi kesehatan wajib dimiliki semua orang tanpa terkecuali mulai dari bayi sampai orang dewasa. Semua perlu perlindungan kesehatan karena kalau sakit, bisa menimbulkan biaya yang besarnya tidak terduga dan menggerus uang kita. Kalau punya asuransi, kita jadi bisa punya perlindungan. Kalau sampai harus diopname, ada yang bayarin. Kalau kecelakaan, ada yang bayarin. Sedangkan untuk penghasil nafkah utama keluarga harus dilindungi dengan asuransi jiwa.
Yuk, pastikan kamu jadi perempuan yang bisa mengatur keuangan!
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.
– QM Admin –
Tips Alokasi Bonus Tahunan Agar Tidak Bocor Terus Menerus
Bulan Maret dan April adalah bulan yang paling dinanti para karyawan. Sebabnya di bulan-bulan ini ada pembagian bonus tahunan. Selamat! Dengan menerima bonus, artinya jerih payah kalian selama setahun dihargai. Bonus tahunan kalian biasanya dipakai buat apa aja sih? Atau malah sudah menguap entah ke mana? Hihihi. Topik seru ini juga dibahas di Twitter & Instagram stories Ligwina Hananto @mrshananto. Kamu bisa cek dengan hashtag #FinClic.
Biar bonusmu tahun ini gak menguap lagi, yuk simak tips dari QM Financial untuk mengelola bonus tahunan.
Bonus Tahunan untuk Pengeluaran Tahunan
Penghasilan yang didapat tahunan, sebaiknya digunakan untuk pengeluaran tahunan juga dong. Yang termasuk dalam pengeluaran tahunan antara lain bayar STNK, PBB, dan zakat. Timeline bonus ini memang tidak selalu sama dengan timeline pengeluaran tahunan. Itulah mengapa penghasilan tahunan seringkali bocor ☺
Jadi solusinya gimana dong? Buat rekening khusus pengeluaran tahunan. Pertama hitung dulu besaran pengeluaran tahunan yang kamu butuhkan. Begitu terima bonus, sisihkan sejumlah dana yang dibutuhkan ke rekening khusus pengeluaran tahunan.
Bonus Tahunan untuk Membayar Utang
Alokasi kedua adalah untuk membayar utang, bisa bayar lunas atau sekedar untuk mempercepat pelunasan utang. Jika kamu masih punya cicilan KPR, kamu bisa menggunakan bonus untuk mengurangi pokok hutang sehingga cicilan yang dibayarkan per bulan lebih ringan.
Sebagai catatan, kalau kamu masih punya utang kartu kredit, pelunasan utang harus menjadi prioritas utama. Gak ada gunanya berinvestasi kalau masih ada utang kartu kredit, karena bunga utang kartu kredit jauh lebih besar dibandingkan return investasi.
Bonus Tahunan untuk Investasi
Kalau masih ada sisa dana setelah alokasi pengeluaran tahunan dan membayar utang, kamu bisa memanfaatkan bonus untuk investasi. Dana untuk investasi bisa berasal dari 3 sumber: 1) dana kas yang kita punya, 2) komitmen dari gaji bulanan, dan 3) komitmen dari penghasilan tahunan.
Jadi mau investasi ke mana? Tergantung, #tujuanloapa nih? Kalau tujuan finansialnya Dana Pendidikan, bonus tahunan ini bisa menutup kekurangan dana investasi tahunan untuk beberapa jenjang pendidikan. Ini contoh perhitungan skema investasi bulanan, tahunan, dan saat ini (1x investasi) untuk Dana Pendidikan.
Jika bonusnya sebesar Rp15.000.000, bisa langsung menutup investasi tahunan PG-S1. Namun, jika jumlah bonusnya 1/3nya saja (Rp5.000.000), ini sudah bisa menutup investasi tahunan untuk jenjang PG-SMA. Kamu tinggal berjuang untuk dana S1-nya dengan skema investasi bulanan.
Bonus Tahunan untuk Keperluan Lain
Nah! Setelah bonus dialokasikan ke empat jenis pengeluaran di atas dan masih ada sisa, baru deh digunakan untuk keperluan lain yang prioritasnya lebih rendah. Mau alokasi untuk Dana Liburan, silakan. Mau ganti gadget baru, boleh. Yang penting urutan prioritasnya jangan dibalik.
Jadi, sudah kebayang kan bonus tahun ini alokasinya ke mana aja? Kabari kami di Twitter/Instagram @QM_Financial tentang kebiasaan baikmu mengelola bonus tahunan dengan tagar #BiasaJadiBaik ya.
Finance should be practical ☺
QM Financial
7 Tips Liburan Anti Utang dan Anti Bokek Paska Liburan
Asyiknya liburan di akhir tahun, apalagi bertepatan dengan libur Natal. Di QM Financial, menjelang Natal dan Tahun Baru kami biasanya libur hampir 2 minggu. Sebenarnya antara senang tapi juga pusing! Kenapa? Karena liburan yang berbarengan dengan liburan sekolah anak biasanya butuh pengeluaran yang besar. Jadi sebaiknya sebelum liburan benahi dulu kondisi keuangan dan jangan sampai keuangan babak belur setelah liburan.
read more: Liburan Seru
Berikut TIPS Agar Liburan Jalan Keuangan Lancar :
- Persiapkan dana liburan dengan menabung setiap bulannya.
Apabila memang ada rencana liburan, persiapkan dana liburan sebelumnya. Sisihkan penghasilan untuk liburan pada rekening khusus. Lakukan hal ini sebelum membayar biaya pengeluaran setiap bulan. Intip rekening liburan hanya pada saat mendekati waktu liburannya agar tidak tergoda digunakan untuk kebutuhan lain.
read more: Serba serbi Dana Liburan
- Perhitungkan pengeluaran liburan sebelum berangkat
Perhitungkan biaya-biaya yang akan keluar selama liburan, dari mulai akomodasi dan transportasi, biaya tiket masuk tempat wisata, makan minum serta belanja. Carilah informasi mengenai biaya tersebut agar dapat memperkirakan jumlah anggaran yang akan keluar. Apabila tabungan tidak mecukupi biaya yang akan keluar, maka cari alternatif liburan yang lebih terjangkau. Atau menabunglah dengan jangka waktu lebih lama agar tabungan mencukupi untuk membiayai liburan ke tempat yang diinginkan.
read more: Senang Liburan
- Pisahkan antara rekening liburan dengan rekening penghasilan.
Bedakan tabungan untuk liburan dengan rekening gaji agar uang tidak tercampur. Simpan ATM untuk dana liburan di tempat yang aman agar tidak tergoda untuk diambil sewaktu-waktu. Ingat, hanya diintip pada saat mendekati waktu liburan saja.
- Pastikan pengeluaran rumah tangga dan dana pendidikan anak tidak diganggu
Pengeluaran rumah tangga yang sudah dicatat setiap bulannya serta dana pendidikan anak jangan diganggu gugat. Bayarkan terlebih dahulu tagihan yang datang secara penuh. Jangan membawa ATM untuk kebutuhan rumah tangga saat liburan agar tidak terpakai.
- Rem jalan jalan setelah liburan.
Setelah liburan usai, kencangkan ikat pinggang kembali. Rem dahulu jalan-jalan saat akhir pekan dan hindari membeli barang yang belum dibutuhkan.
- Menambah penghasilan apabila memang dibutuhkan
Dana Darurat seringkali dibongkar karena terpakai untuk liburan? Ini saatnya mengembalikan sejumlah Dana Darurat dengan melakukan pekerjaan tambahan di luar pekerjaan utamamu. Saat ini banyak sekali cara untuk menambah penghasilan seperti berdagang, ikut bergabung dengan transportasi online dan sebagainya.
read more: Jastip, peluang usaha saat traveling
- Menabung kembali untuk liburan berikutnya
Kalau kamu berhasil menabung untuk Dana Liburan kali ini, pasti deh kamu juga akan berhasil untuk mempersiapkan Dana Liburan selanjutnya. Ingat ya, saat terima gaji, segera sisihkan penghasilan ke rekening terpisah untuk destinasi wisata selanjutnya.
Dapatkan DISKON KHUSUS PROGRAM #MyQMPlan untuk semua Konsultasi dan PLAN
Hubungi QM Financial di WA 08111500688
Jadi, mau kemana liburan selanjutnya? Mau kemana pun, pastikan kamu punya uangnya dan anti hutang!
Selamat liburan!
Mia Damayanti /Sales
Pusing Saat Anak Merengek Tambahan Uang Jajan? Ayo Praktikkan Solusi Cerdas Ini!
Lia* (SMA kelas X) sering minta uang tambahan untuk nongkrong akhir pekan bersama teman-teman SMA-nya atau beli pulsa. Jika tidak diberi, Lia* akan merajuk seharian di kamarnya.
Arya* (SMP kelas VIII) minta beli telepon seluler (ponsel) baru supaya tidak diejek teman karena pakai ponsel jadul. Dia tidak mau sekolah jika tidak dibelikan smartphone.
Bintang* (SD kelas V) hobi makan di restoran cepat saji, sehingga kesal saat tidak dituruti orangtuanya.
Nina* (PAUD) setiap hari selalu merengek minta jajan di warung. Menangis keras saat ibunya bilang tidak ada uang untuk jajan.
Terdengar familiar? Atau memang ini kisah klasik yang sering Anda hadapi sebagai orang tua sehari-hari?
Beberapa ilustrasi di atas menunjukkan betapa anak bisa membuat orang tua kelabakan saat harus memenuhi permintaannya. Jika dituruti, tidak ada uangnya. Jika tidak dituruti, anak akan menangis dan merajuk lama.
Saat dihadapkan pada situasi di atas, ada sebagian orang tua yang memilih tidak mau ribut dan memenuhi permintaan anaknya yaitu beri tambahan uang saku, belikan ponsel baru, ajak makan di restoran, dan jajan di warung. “Toh uangnya ada, atau kasihan juga kalau anak jadi malu karena kalah gaya di sekolah.” pikir orang tua.
related article: What We Do As Parents – Our Children Will Follow
Dalam kondisi ini, tanpa sadar, kita sudah mendidik anak untuk menghiraukan masalah keuangan. Tidak mendidik anak untuk belajar keuangan dengan baik sejak dini. Padahal, permintaan mereka merupakan kesempatan baik untuk mengajarkan anak tentang manajemen keuangan secara sederhana.
related article: Parenting Skill Lebih Penting
Jika si anak SMA minta uang jajan tambahan terus, selayaknya Anda tega dengan tegas berkata “TIDAK”. Minta dia untuk membuat anggaran dan pegelolaan uang sakunya supaya mencukupi kebutuhan saat hari sekolah dan saat akhir pekan. Jika memang kurang, ajari berhemat atau mari berdiskusi mencari ide pekerjaan sampingan yang bisa dilakukan.
Jika si anak SMP minta ponsel baru, ajak dia menabung supaya bisa mencapai keinginannya dengan uang saku sendiri. Buat celengan khusus dan tempelkan gambar ponsel idamannya di depan celengan itu supaya dia terinspirasi. Jika mau menabung di bank, coba alokasikan satu rekening khusus untuk tujuan ini dan tempel gambar ponsel idamannya di kamarnya agar dia selalu ingat tujuannya. Minta dia simpan juga uang hadiah (angpao) dari kerabat yang berkunjung saat ulang tahun atau hari raya supaya tujuannya semakin cepat tercapai.
Tentunya, pastikan juga anak Anda sudah paham aturan dan batas usia penggunaan berbagai aplikasi smartphone yang ada. Jangan sampai kelabakan seperti beberapa waktu lalu saat whatsapp membuka akses browsing gambar GIF di aplikasinya.
Jika si anak SD meminta makan di restoran, ajaklah dia menyusun menu anatara sarapan dan makan siang di akhir pekan. Pilih masakan favoritnya, cari resep dan tulis kebutuhan belanja bahan-bahan makanan. Lalu ajak dia belanja dan masak bersama. Kebersamaan melakukan aktivitas di akhir pekan akan menjadi kenangan berharga. Selain itu, Anda juga punya kesempatan mengajarkan anak berbelanja cerdas, antara lain dengan membuat daftar belanja dan belajar membandingkan harga.
Jika si anak TK kerap minta jajan di warung, berikan batasan tegas untuk hanya jajan 1-2x seminggu, misalnya. Lalu, ajak ngobrol tentang mainan idamannya yang ingin dibeli. Berikan ilustrasi bahwa jika dia bersedia hanya jajan 1x seminggu, maka uangnya dapat ditabung untuk membeli mainan favoritnya dalam sekian bulan. Ajak dia membuat celengan dari bahan bekas yang ada di rumah dan minta dia menabung uang yang biasanya dipakai untuk jajan.
Nah, itulah beberapa tips kids & money yang bisa dipraktikkan.
Ada solusi lain yang pernah Anda terapkan? Bagaimana pengalaman Anda?
related article: Nggak Punya Rumah Karena Memanjakan Anak
FDV Wulansari / Planner