Ikuti Tiga Langkah Ini Untuk Membuat Dana Liburan
Siapa yang mau liburan?
Saat mendengar kata liburan, apa yang ada benakmu? Bersenang-senang, jalan-jalan, foto-foto, makan-makan, pengalaman baru. Tapi juga butuh uang dan menguras tabungan.
Pertanyaan itu sering muncul di pikiran saya. Jangan sampai sesudah pulang liburan saya enggak punya uang, atau malah ada beban utang. Sebenarnya liburan itu tidak harus dipaksakan kok tapi bisa direncanakan dan disesuaikan dengan kantong kita.
Bagaimana kita tetap bisa liburan dengan banyak keinginan tapi anggaran terbatas ya? Nah saya selalu menggunakan 3 jurus ampuh #TujuanLoApa ala Ligwina Hananto agar saya selalu fokus dengan tujuan awal.
- Judul atau tujuan keuangannya apa? Menabung Untuk Liburan Ke Bali. Setiap libur Lebaran saya selalu mengajak keluarga saya untuk pergi liburan. Maklum kami orang Betawi, enggak pernah pulang kampung. Biasanya kami jalan-jalan di seputar Jawa Barat. Namun tahun ini saya ingin jalan-jalan keluar dari Pulau Jawa. Anak saya, Irshad, ingin tahu lebih banyak tentang Bali. Bali tidak serta merta muncul begitu saja di pikiran Irshad. Keingintahuan Irshad tentang Bali diawali dari pengalaman Irshad mengikuti kegiatan marching band. Disinilah Irshad belajar lagu dan gerakan tari Bali. Muncullah ide untuk liburan ke Bali. Karena ide Irshad ini saya membuat satu program “Menabung Untuk Liburan Ke Bali.”
- Berapa lama jangka waktu pencapaiannya? Juni 2017-Mei 2018. Tabungan ini kami mulai setelah Lebaran tahun 2017 sampai Mei 2018 (1 tahun).
- Berapa jumlah dana yang dibutuhkan? Rp2.500.000 per orang. Untuk menentukan berapa jumlah dana yang dibutuhkan, saya mencari informasi harga tiket pesawat, hotel/penginapan, sewa mobil, tiket masuk wisata dan anggaran makan untuk 3 hari. Perjalanan wisata di Bali selama 3 hari 2 malam menghabiskan dana sebesar Rp2.500.000/orang. Artinya kami perlu menabung Rp210.000/bulan atau Rp7.000/hari selama 1 tahun ke depan. Irshad bersedia menyisihkan sebesar Rp5.000/hari dari uang jajannya.
Program “Menabung Untuk Liburan Ke Bali” ini awalnya saya coba terapkan di keluarga inti. Namun, saat Irshad bercerita kepada Nenek dan saudara-saudara kami yang lain, mereka pun tertarik untuk ikut. Total ada 16 orang yang bergabung dalam program ini.
Agar program ini bisa berjalan dengan lancar, saya membuat whatsapp group untuk meng-update posisi tabungan per bulan dan mengirimkan foto destinasi wisata sebagai penyemangat. Alhamdulillah dari 16 orang yang mengikuti program ini, 8 orang berhasil berangkat liburan ke Bali. Kami berlibur dari tanggal 24-26 Juni 2018 dan menginap di Villa Uma Mandi, Ubud.
Destinasi wisata yang kami kunjungi selama tiga hari di Bali:
Garuda Wisnu Kencana (GWK)
Yang menarik dari wisata ini kami melihat proyek pengerjaan gedung dan patung GWK yang nantinya menjadi patung tertinggi ke-3 di dunia. Pembangunan patung akan selesai Agustus 2018. Selain itu kami juga melihat pertunjukan GWK menceritakan seekor burung Garuda yang menjadi tunggangan Dewa Wisnu.
Pantai Pandawa
Sepanjang jalan menuju pantai di tebing batu ada patung 5 Pandawa. Pantainya pun bersih dan indah. Di sini anak-anak bisa berenang dan bermain canoe.
Tegalalang (Terasering di Ubud)
Sayang sekali cuaca hujan saat sampai di lokasi. Karena medan yang curam dan licin, kami tidak bisa berkeliling terlalu jauh. Akhirnya kami memutuskan untuk berbelanja di lokasi wisata. ☺
Danau Brantan
Danau Brantan adalah ikon wisata yang ada di uang Rp50.000 edisi lama. Senang sekali bisa melihat langsung. Pemandangan di danau sangat indah serta banyak spot bagus dan lucu untuk bisa berfoto bersama.
Tana Lot
Tana Lot terkenal dengan dua pura yang terletak di atas batu besar – tempat ini sangat bagus untuk melihat matahari terbenam. Tapi sayang kami datang kesini pada siang hari sehingga tidak bisa menikmati matahari terbenam.
Tiga hari adalah waktu yang sangat singkat untuk menikmati Bali. Masih banyak destinasi wisata yang belum sempat kami kunjungi. Sepulang dari liburan ke Bali, Irshad bilang “Mamah, tahun depan aku mau ke Bali lagi.” Boleh kok nak, nabung lagi ya tapi. Hihihi.
Program “Menabung Untuk Liburan ke Bali” tidak hanya tentang bersenang-senang semata. Dari program ini, saya bisa mengajarkan kepada Irshad:
- Keinginan bisa terwujud dengan usaha.
- Mewujudkan mimpi membutuhkan waktu.
- Angka besar itu bisa dicapai dengan mengumpulkan sedikit demi sedikit dari uang saku.
- Belajar fokus untuk mencapai tujuan.
- Belajar menahan keinginan sesaat untuk tujuan yang lebih besar.
Selanjutnya program dan kegiatan menabung ini bisa digunakan untuk mencapai tujuan keuangan lain yang kita inginkan. Kamu tertarik mencoba?
Marhaini / financial trainer
Sudah Siapkah Dana Pendidikan Anak?
Memasuki pertengahan bulan Juli, anak-anak sudah mulai kembali masuk sekolah. Omong-omong soal masuk sekolah, sudah menyiapkan Dana Pendidikan Anak sampai universitas belum? Sebagian orang tua sudah menyisihkan dana untuk pendidikan anaknya. Namun belum ada hitungan khusus. Padahal kalau tidak dihitung, bagaimana kita tahu bahwa dana itu cukup atau tidak? ☺
Kenapa sih penting bagi kita untuk menyiapkan Dana Pendidikan Anak? Karena biaya pendidikan di Indonesia itu mahal! Inflasi pendidikan di Indonesia itu berkisar antara 10% sampai dengan 20%. Memang sih kita bisa memilih sekolah negeri. Tapi masuk sekolah negeri pun banyak persyaratan yang harus dipenuhi. Apalagi dengan kebijakan zonasi. Kalau ternyata anak kita tidak diterima di sekolah negeri, masa kita bilang, “Nak, kamu sekolahnya tahun depan ya. Bapak dan ibu enggak sanggup membiayai kalau kamu enggak masuk sekolah negeri.” Sedih banget kan.
Sebagai orangtua, sudah menjadi kewajiban kita untuk menyediakan pendidikan yang baik bagi anak. Kalau memang anak tidak diterima di sekolah negeri, ya melipir ke sekolah swasta. Faktanya, sebuah perguruan tinggi terkemuka di Bandung, pada tahun 2000 membutuhkan biaya sebesar Rp12juta untuk 4 tahun masa kuliah. Pada tahun 2016, perguruan tinggi yang sama mengenakan biaya sebesar Rp80juta untuk 4 tahun masa kuliah. Artinya, kenaikan biaya pendidikan atau inflasi sekolah tersebut adalah sebesar 13% per tahun. Dengan asumsi inflasi yang sama, pada tahun 2022, biaya tersebut naik menjadi Rp163juta, tahun 2025 menjadi Rp233juta dan seterusnya. Jadi, kalau tidak dipersiapkan dari sekarang, bisa jadi dananya tidak cukup.
Baca juga: Lawan inflasi dana pendidikan dengan investasi
Jadi apa yang seharusnya kita lakukan untuk mempersiapkan Dana Pendidikan Anak? Yang pertama, survei dulu sekolah yang mau anak kita tuju, lokasi beserta dengan biayanya. Kenapa lokasi? Karena kalau lokasinya jauh dari rumah, perlu dipertimbangkan fisik anak (kalau anak masih kecil) dan biaya tambahan berupa transportasi serta akomodasi kalau lokasi sekolah jauh dari rumah.
Selanjutnya kita bisa menghitung keperluan Dana Pendidikan Anak disesuaikan dengan waktu saat masuk. Misalnya uang pangkal masuk SMP A tahun ini sebesar Rp10juta, berarti kita perlu menghitung nilai masa depan saat anak masuk ke SMP tersebut berapa? Nah dari sana kita bisa menabung atau berinvestasi untuk memenuhi Dana Pendidikan tersebut.
Sebenarnya, kapan sih waktu yang tepat untuk mempersiapkan Dana Pendidikan Anak? Idealnya Dana Pendidikan Anak dipersiapkan sejak anak masih di dalam kandungan. Karena Dana Pendidikan nilainya raksasa, persiapkan sedini mungkin agar jumlah dana yang diinvestasikan setiap bulannya tidak terlalu besar.
Kalau ternyata belum mempersiapkan Dana Pendidikan Anak, apa yang harus dilakukan? Buat Dana Pendidikan Anak yang di depan mata aja dulu. Misalnya baru punya balita, berarti Dana Pendidikan yang perlu dipersiapkan adalah uang masuk pre school-TK-SD. Secara bertahap sisihkan juga dana untuk jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
Mulai yuk dari sekarang! Kita mampu kok mempersiapkan Dana Pendidikan untuk Anak.
Ikuti bahasan finansial menarik lainnya di Financial Talk, setiap Kamis jam 08.00 pagi di radio DFM Jakarta 103.4 FM bersama Titis Syahluddin – financial trainer dari QM Financial.
Honey JT
Choose Your Lifestyle, Chase Your Dream
Cara hidup orang itu terefleksikan di keuangannya loh. Jadi kalau ada yang mengeluh gak punya rumah, gak punya tabungan, gak bisa liburan – coba cek gaya hidupnya kayak gimana. Proses ini dinamakan Financial Check Up.
Baca juga: Kapan Perlu Financial Check Up?
Ligwina Hananto, lead trainer QM Financial, biasanya membagi pengeluaran bulanan itu jadi 5 pos pengeluaran besar: cicilan, rutin, sosial, menabung/investasi dan lifestyle. Dengan memilih gaya hidup yang kamu mau dan mampu jalankan, kamu bisa membuat rencana untuk mencapai tujuan keuangan.
Untuk mereka yang sudah berkeluarga, tujuan keuangan ini biasanya enggak jauh-jauh dari Dana Rumah, Dana Pendidikan dan Dana Pensiun. Buat yang masih lajang, bisa mulai dengan Dana Darurat, Dana Pensiun (iya, ini penting di setiap tahapan kehidupan) atau mungkin Dana Liburan?
Dalam siaran PowerTalk PowerYourMoney tadi malam, Claudia Nasution (Odi) berbagi pengalamannya traveling ke Jepang selama 9 hari. Untuk mewujudkan tujuan finansial Dana Liburan ke Jepang, Odi menggunakan tabungan yang sudah dia sisihkan sejak awal bekerja 4 tahun yang lalu. Namun, mengingat kebutuhan dana untuk wisata kuliner di Jepang cukup besar, Odi pun membutuhkan dana ekstra. Solusinya, 2 bulan sebelum berangkat ke Jepang, Odi puasa jajan dan memilih membawa bekal ke kantor.
Lain Odi, lain pula Twelvi. Kalau Odi memilih mengorbankan pos lifestyle (jajan di luar) untuk bisa berwisata kuliner di Jepang, Twelvi punya cara yang unik untuk mengumpulkan dana agar bisa traveling ke New York dan Eropa selama 70 hari.
Twelvi menabung dengan memasak menggunakan metode meal preparation (meal prep). Meal prep adalah teknik menyiapkan makanan dalam jumlah banyak, untuk beberapa kali makan atau beberapa hari sekaligus. Meal Prep diawali dengan belanja bahan makanan dalam jumlah besar, lalu masak dalam jumlah besar. Tujuan utama meal prep adalah menghemat uang, menghemat waktu, dan supaya bisa makan lebih sehat. Kamu bisa cari tahu lebih detail tentang meal prep di blog Twelvi www.twelvifebrina.com.
Dengan cara ini, uang makan dan jajan yang tadinya bisa mencapai Rp8juta per bulan bisa dihemat menjadi Rp1.500.000 per bulan saja! Ini pun sudah dengan lauk yang mencukupi seperti ayam, sapi, cumi, udang, dan lainnya.
Odi stop jajan agar bisa berwisata kuliner di Jepang. Twelvi memasak agar biar bisa menabung untuk traveling ke New York dan Eropa. Kalau kamu gimana? Pos pengeluaran mana yang rela kamu korbankan demi tercapainya tujuan keuangan? Dari 5 pos pengeluaran bulanan, biasanya ada 3 pos yang bisa dihemat:
- Cicilan. Kamu punya cicilan mobil baru padahal butuh dana untuk mengisi rumah baru? Kamu bisa memilih untuk menjual mobil tersebut untuk dibelikan mobil second dengan cara tunai. Alokasi cicilan bulanan bisa digunakan untuk mengisi rumah baru.
- Rutin. Mulai dengan mengganti merek-merek yang kamu konsumsi, ganti salon spa mewah ke pijat refleksi online yang bisa dipanggil ke rumah, hingga pindah dari taksi ke ojek online. Atau kamu mau mulai memasak dengan metode meal prep seperti Twelvi?
- Lifestyle. Ini pengeluaran gak penting sih. Tapi kalau enggak dilakukan seperti ada yang kurang dalam hidup. Hahaha. Kurangi dulu ngopi-ngopi cantik di kafe atau uninstall aplikasi belanja online mungkin. Sanggup?
Coba balik lagi ke #tujuanloapa. Untuk mencapai tujuan finansialmu, kamu bisa ikuti tiga langkah ini:
- Tentukan pos pengeluaran mana yang sanggup kamu korbankan.
- Pilih gaya hidup yang MAU dan MAMPU kamu jalani.
- Tujuanmu harus lebih besar dari apapun, sehingga kamu menjalani prosesnya dengan RELA.
Kalau kata Twelvi, your goal has to be BIGGER than everything else. Jadi kalau kamu merasa berat atau malas ‘berkorban’, mungkin GOALmu kurang besar. ☺
Simak terus obrolan finansial yang seru dengan cara yang asyik setiap Senin malam jam 20.00-21.00 di PowerTalk PowerYourMoney 89.2 PowerFM Jakarta. Ikuti updatenya di twitter dan instagram @QM_Financial.
Fransisca Emi/ financial trainer
Rupiah Melemah, Investasi Ke Mana Ya?
Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS menembus Rp14.000 dalam beberapa hari kemarin. Beberapa orang mulai panik. Biar gak ketularan panik, kita kembali dulu ke definisi. Nilai tukar sebuah mata uang ditentukan oleh hubungan penawaran dan permintaan atas suatu mata uang. Pelemahan nilai tukar rupiah diakibatkan penawaran tinggi, sementara permintaan rendah. Penyebabnya antara lain keluarnya sejumlah besar investasi portofolio asing dari Indonesia karena peningkatan yield US treasury bills mendekati level psikologis 3%. Tak hanya rupiah, pelemahan juga dialami oleh mata uang beberapa negara emerging markets seperti peso Filipina, rupee India dan baht Thailand.
Dengan melemahnya rupiah, apa kabar investasi nih? Jawabannya kembali ke #TujuanLoApa. Rupiah melemah gak perlu panik, sudah ada Bank Indonesia yang bertugas menjaga stabilitas moneter. Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia pada akhir Juni 2018 sudah memutuskan untuk menaikkan suku bunga acuan sebesar 50 basis poin (bps) menjadi 5,25% biar dana asing kembali tertarik masuk ke Indonesia.
Kita fokus pada tujuan keuangan masing-masing aja yuk! Ligwina Hananto, Lead Trainer QM Financial, sudah pernah membahas imbas pelemahan rupiah terhadap dollar AS dalam artikel berikut:
baca juga: Apakah Saya Perlu Investasi Dollar?
Jadi, #TujuanLoApa? Kalau tujuan keuangannya adalah Dana Pendidikan S1 anak di dalam negeri 10 tahun mendatang sih anteng aja. Lanjut terus investasinya. Justru saat harga reksa dana terkoreksi, kita bisa beli dengan harga ‘diskon’ kan?
Bagaimana? Apakah paniknya sudah berkurang? Kalau sudah punya PLAN, hati jadi lebih tenang karena kita tahu ke mana uang kita diinvestasikan. Pastikan kamu mengetahui karakteristik produk investasi yang kamu pilih ya. Kalau butuh konsultasi dengan QM Planner, sila hubungi tim QM Project di WA 0811 1500 688.
QM Admin
Financial Planning for Millennials
Membahas tentang generasi milenial tentu tak akan ada habisnya. Generasi ini adalah mereka yang lahir di antara tahun 1990an sampai tahun 2000an. Sebagian besar dari mereka sudah memiliki pekerjaan dan penghasilan tetap untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sendiri. Kaum yang dikenal sebagai generasi yang melek teknologi ini sangat mudah dan cepat belajar. Mereka memiliki gaya hidup yang dinamis karena dibesarkan di zaman yang sudah memiliki kecanggihan teknologi.
Sebagian generasi milenial mungkin sudah mendapatkan edukasi finansial tentang bagaimana mengelola uang untuk masa depan baik dari keluarga, lingkungan maupun dari sekolah, sehingga mereka mampu mengatur keuangannya sesuai prioritas. Namun di sisi lain, banyak juga milenial yang belum dibekali dengan kemampuan untuk mengatur keuangannya dengan baik. Entah itu karena faktor pergaulan atau karena gengsi. Mereka menggunakan uang yang dimiliki dengan sesuka hati untuk memenuhi kebutuhan lifestyle seperti traveling, shopping dan hangout. Semua dijalani sekedar untuk update status di media sosial dan mendapatkan banyak likes. Apakah kamu salah satu diantaranya? Jangan sampai kamu hanya gaya di tampilan tapi keuangannya ngos-ngosan ya! ☺
Awal Juni ini, QM Financial kembali diberi kesempatan untuk memberikan seminar financial literacy. Kali ini pesertanya adalah 100 orang Pegawai Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang usianya termasuk ke dalam generasi milenial. Ligwina Hananto, Lead Trainer QM Financial berbagi strategi dalam mempersiapkan rencana keuangan yang tepat untuk generasi milennial agar dapat mengatur keuangan dengan bijak.
Periksa Kondisi Keuangan
Seperti check up kesehatan fisik, idealnya financial check up dilakukan setahun sekali untuk melihat arus kas dan memeriksa beberapa rasio keuangan dasar seperti perbandingan harta dan utang, rasio aset lancar dan rasio menabung. Dengan begitu, kamu bisa tahu kondisi kesehatan keuanganmu saat ini.
Buat Pos Pengeluaran
Setelah mendapatkan penghasilan, kamu bisa membagi pengeluaran bulanan menjadi 5 pos, yaitu:
- Cicilan utang – maksimal 30%
- Kebutuhan rutin – maksimal 60%
- Pengeluaran sosial – minimal 2,5%
- Menabung dan berinvestasi – minimal 10%
- Pengeluaran lifestyle – maksimal 20%
Dengan memiliki anggaran, kamu bisa mengendalikan pengeluaran sesuai dana yang kamu punya. Jangan sampai besar pasak daripada tiang.
Menabung dan Berinvestasi
Generasi milenial juga harus menyadari pentingnya investasi untuk perencanaan keuangan di masa yang akan datang. Mulailah menabung dan berinvestasi sejak dini untuk memastikan bahwa kamu bisa aman secara finansial di masa pensiun nanti. Sisihkanlah minimum 10% dari penghasilanmu untuk menabung dan berinvestasi.
Gunakan Teknologi Perencanaan Keuangan
Sekarang ini sudah banyak aplikasi finansial yang bisa kamu unduh dari smartphone. Gunakan untuk perencanaan keuanganmu. Seperti kalkulator finansial, teknologi tersebut akan membantu dan memungkinkan siapa saja untuk merencanakan keuangan dan menentukan tujuan finansial dalam satu genggaman tangan.
Jangan Berutang Untuk Hal Konsumtif
Berutang boleh boleh aja, asalkan utang tersebut bisa menjadi aset. Misal utang untuk KPR atau utang untuk membeli kendaraan. Jangan kamu berutang hanya untuk memenuhi kebutuhan lifestyle atau mengikuti tren yang ada. Ingat! Utang itu harus tetap dibayarkan apapun yang terjadi dengan kondisi keuanganmu.
Yuk! Jadi milenial yang gak hanya gaya di tampilan tapi juga gaya di laporan keuangan!
Nita Kurniawati
Kembalikan Keseimbangan Keuangan Setelah Lebaran
Apa kabar kondisi keuangan setelah Lebaran? Coba cek saldo rekening, itu merefleksikan cara kita mengatur keuangan lho! Semoga kantong yang kempes sehabis Lebaran sedikit tertolong karena sebentar lagi gajian ya. Atau ada yang gajinya sudah aman masuk ke rekening? Nah mumpung gajian sudah di depan mata, yuk kita atur agar bulan-bulan selanjutnya keuangan kita kembali ke kondisi seimbang.
Dahulukan yang utama
Pengeluaran bulanan terbagi dalam 5 pos utama: cicilan utang, pengeluaran rutin, sosial, menabung/investasi, gaya hidup/lifestyle. Cukupkan penghasilan untuk keperluan primer terlebih dahulu, yaitu cicilan dan pengeluaran rutin.
baca juga: 5 Pengeluaran Bulanan
Rem pengeluaran gaya hidup
Supaya bisa bertahan sampai gajian berikutnya, mau enggak mau kita harus berhemat! Jangan alergi dulu dong sama kata HEMAT. Kalau di bulan Ramadan kemarin kita menahan haus dan lapar, sehabis Lebaran saatnya puasa pengeluaran gaya hidup. Misalnya, pengeluaran makan di restoran padahal bisa makan di warung atau masak di rumah. Masak makanan sendiri jauh lebih hemat dibandingkan membeli loh. Coba deh, kita hitung berapa Rupiah yang dihabiskan untuk sekali makan sebuah keluarga di sebuah restoran? Satu kali makan di restoran bisa setara dengan menu makan sekeluarga untuk 5 hari!
Cara lain adalah dengan substitusi barang yang selama ini kita pakai. Kalau biasanya pakai merek premium, sekarang kita bisa coba menggunakan merek lokal. Toh fungsinya tetap sama kan? Kita bisa sekaligus mendukung merek-merek lokal untuk bisa bertumbuh di negeri sendiri.
Jangan bawa kartu kredit.
Kenapa? Karena kalau pakai kartu kredit kita seringkali tidak sadar kalau kita sebenarnya hanya menunda pembayaran saja. Saat tagihan jatuh tempo, dana untuk melunasinya sudah harus siap. Kartu kredit itu banyak fungsinya asalkan dibayar lunas. Bukan mencicil dengan bunga yang mencekik. Enggak ada ceritanya ya belanja bulanan dicicil. Masa iya kita masih mencicil beras yang udah kita makan 3 bulan lalu?
Agar pengeluaran lebih bisa kita kendalikan, pakai uang cash saja!
Cari penghasilan tambahan
Jika beban cash flow masih terasa berat, mungkin kita perlu mencari penghasilan tambahan. Salah satu caranya adalah dengan mengadakan garage sale barang-barang yang sudah tidak terpakai di rumah. Coba cek di sudut-sudut rumah, pasti ada banyak barang yang sudah tidak terpakai namun masih dalam kondisi bagus dan layak jual. Selain bikin rumah dan dada lebih lapang, kita juga dapat uang!
Jadi gimana, siap bertahan hingga gajian berikutnya ya!
Ingin mendapatkan informasi seputar pengelolaan keuangan lebih lanjut? Kamu bisa dengerin Financial Talk bersama QM Trainer Titis Syahluddin di Move On Pagi Radio DFM Jakarta 103.4 FM setiap Kamis jam 8 pagi ☺
Honey JT / financial trainer
Berdebar Menanti ART Kembali
Libur Lebaran hampir usai. Apakah Asisten Rumah Tangga (ART) sudah kembali? Saat ini pasti banyak ibu yang sedang berdebar menanti ARTnya kembali setelah mudik Lebaran. Daripada berkutat dengan rasa khawatir lebih baik kita mencari cara agar mereka betah bekerja di rumah, jadi ART akan selalu kembali ke rumah setelah mudik. Selain memperlakukan mereka dengan baik dan kekeluargaan, ada beberapa tips yang bisa diterapkan.
Berikan penghasilan yang layak
Besaran penghasilan untuk ART sila disesuaikan dengan kemampuan masing-masing. Paling gampang adalah survei di sekitaran kompleks tempat tinggal, berapa sih kisaran gaji untuk para ART. Biar enggak saling iri. Berikan gaji tepat waktu dan kenaikan gaji tiap tahun untuk menyesuaikan dengan inflasi.
Sediakan tempat tinggal, makanan dan toiletries yang cukup
Untuk ART yang menginap biasanya makan dan toiletries menjadi tanggungan pemilik rumah. Jadi gaji si ART adalah gaji bersih. Siapkan tempat tinggal yang pantas, makanan dan persediaan toiletries yang cukup agar mereka merasa nyaman.
Berikan hak cuti dan rekreasi
Seperti layaknya karyawan, ART juga berhak atas cuti dan juga kesempatan untuk berekreasi. Kamu bisa memberikan mereka cuti standar 12 hari kerja, atau sesuai kesepakatan saja. Misal, ART boleh mengajukan ijin libur saat mereka ada kepentingan pribadi atau keluarga. Pilih mana yang paling nyaman untuk kedua belah pihak.
Ajari mereka menabung
Banyak sekali ART yang hidupnya dari Lebaran ke Lebaran. Dari mudik ke mudik. Pastikan ART kita enggak begini ya. Ajari mereka menabung yuk!
Tahun 2009 Pemerintah Indonesia mencanangkan Gerakan Indonesia Menabung. Bank-bank di Indonesia bersama-sama meneribitan produk generik Tabunganku. TabunganKu merupakan tabungan yang dikhususkan untuk perorangan dengan persyaratan mudah dan ringan. Setoran awal Rp20.000 dan tidak dikenakan biaya administrasi bulanan. Jadi sekecil apapun kemampuan ART kita menabung, mereka bisa memanfaatkan program ini.
baca juga: Apakah ART Anda hidup dari mudik ke mudik?
Tawarkan pinjaman lunak
Seperti kita, ART juga pasti punya mimpi. Entah membangun rumah di kampung halaman, membeli sawah atau menyekolahkan anak. Untuk kebutuhan tujuan keuangan yang cukup besar, kita bisa menawarkan pinjaman lunak.
Perlakukan seperti saat kita mengambil program pinjaman di kantor: ada perjanjian sederhana, DP yang harus disetor dan kesepakatan cicilan per bulan. Dengan begitu, mereka tak perlu terjebak pinjaman berbiaya mahal dari lintah darat.
Dengan 5 tips, tadi semoga ARTmu betah dan kamu enggak berdebar menanti mereka kembali setiap habis libur Lebaran.
Fransisca Emi / financial trainer
Anti Panik Saat Ditinggal ART Mudik
Siapa di sini yang enggak mudik saat Lebaran dan jadi tim jaga kandang? Masa-masa libur Lebaran adalah saat untuk berleha-leha di rumah. Eh, tunggu dulu! Asisten Rumah Tangga (ART) kan mudik ya. Gawat! Kita harus bisa survive liburan dua minggu tanpa ART di rumah. Jangan panik dulu. Ditinggal ART mudik justru bisa jadi momen quality time bersama keluarga dan juga momen diskusi atur pengeluaran saat liburan di rumah.
Biaya tinggi saat ART mudik
Gak mungkin kan dua minggu bertahan di rumah melulu? Pasti adalah makan di luar, jalan-jalan ke mal mumpung sepi atau sekalian menginap di hotel karena malas masak dan cuci piring? Bisa gawat loh ini pengeluarannya.
Libur panjang itu ongkosnya memang tinggi. Kalau libur, anak enggak sekolah, AC akan nyala lebih lama, paket data dipakai lebih banyak, otomatis tagihan listrik lebih tinggi. Jadi gimana biar liburan panjangnya enggak bokek?
Harus sepakat dulu di keluarga ya. Diskusi bersama tentang cara kita hidup. Ini bisa jadi momen belajar cara memperkenalkan uang pada anak loh. Anggap saja seperti sedang liburan di luar kota. Kalau kita mau liburan, semuanya kan dihitung. Mulai dari kebutuhan transportasi, makan sampai jalan-jalan. Nah pas liburan di rumah juga gitu.
Jadi selama liburan itu disepakati kapan jalan-jalan, kapan di rumah aja. Bikin penghematan misalnya dengan makan di rumah dulu sebelum jalan-jalan ke mal biar irit biaya makan. Jangan salah, enggak mudik bukan berarti pengeluarannya gak besar. Kalau tiap hari makan di luar atau jalan-jalan di mal, ya tekor juga.
Seharusnya gajian tanggal 25 Mei kemarin bisa dipakai untuk biaya hidup bulanan sampai 24 Juni. Bikin perkiraan anggaran setiap minggu. Ambil ATMnya seminggu sekali aja ya. Jangan kayak minum obat, 3 x sehari ke ATM. Hihihi.
Buat keperluan hari raya, pakai THR deh. Buat yang enggak mudik, porsi dananya bisa dialihkan untuk liburan yang dekat atau menginap di hotel. Kalau mau menginap di hotel pun sudah diperhitungkan juga mau berapa lama. Atau mungkin mau ganti menginap di rumah orang tua atau mertua aja, buat ngirit gitu? Kalau sudah diatur begini, kemungkinan keplesetnya sih masih ada tapi lebih minim. Enggak akan ganggu anggaran terlalu banyak.
Saatnya quality time
Dibalik semua keribetan yang ditimbulkan, ditinggal ART mudik sebenarnya menjadi momen yang berharga untuk keluarga. Setelah sebelumnya orang tua sibuk bekerja, anak sibuk dengan urusan sekolah, sekarang saatnya quality time bersama keluarga inti. Dengan suami istri yang sama-sama bekerja bisa berada di rumah dan meluangkan waktu dengan keluarga adalah sebuah kenikmatan tersendiri.
Liburan di rumah juga jadi kesempatan untuk mengerjakan hal-hal kreatif bersama. Misal membuat DIY project kolase foto-foto lama, menata ulang ruangan atau beberes rumah ala Marie Kondo. Biar urusan pekerjaan rumah tangga tidak terlalu berat, bagi-bagi tugas aja. Misal Ibu masak, Adik cuci piring, Kakak cuci baju, Bapak menyapu dan mengepel. Sekalian mengajari anak bertanggung jawab kan? Dengan merasakan beratnya pekerjaan rumah tangga, anak-anak bisa belajar berempati. Kalau malas beberes pun sekarang sudah ada jasa bersih-bersih online yang bisa dipanggil ke rumah dengan bayaran per jam. Praktis ya.
Sebenarnya ada satu opsi lagi sih kalau ditinggal ART mudik: cari ART infal. Kelebihannya kita tak perlu ribet masak dan beberes rumah. Semuanya sudah siap sedia. Kekurangannya, tentu saja ada tambahan biaya. Belum tentu juga orangnya langsung cocok. Kalau ternyata masakannya enggak cocok di lidah dan keluarga memilih makan di luar, bisa jadi berlipat ongkosnya.
Kamu pilih yang mana? Silakan ambil pilihan yang sesuai untukmu. Kamu bebas menentukan pilihan tapi gak bebas memilih konsekuensi.
Jadi, gak perlu panik ditinggal ART mudik ya!
QM Admin
Pensiun Dini, Siapkah?
Pensiun dini merupakan salah satu pilihan bagi karyawan perusahan. Banyak faktor yang mempengaruhi program pensiun dini tersebut, baik dari sisi karyawan maupun dari sisi perusahaan.
Faktor internal karyawan antara lain merasa bosan dan ingin mencoba hal baru, ingin fokus menjalani hobi, beban kerja terlalu tinggi, karir yang diam di tempat atau ingin membangun usaha sendiri.
Kebijakan pensiun dini juga bisa datang dari sisi perusahaan karena laba yang menurun sehingga perusahaan perlu melakukan perampingan.
Dalam situasi tersebut, pensiun dini biasanya karyawan diberikan pilihan untuk tetap bekerja atau mengikuti program pensiun dini.
Seorang teman saya, sebut saja namanya Dimas, bekerja di sebuah bank. Karena bank tempatnya bekerja mengambil kebijakan perampingan, Dimas diberikan pilihan untuk tetap bekerja di bank tersebut atau mengikuti program pensiun dini.
Karena angka yang di dapat lumayan besar untuk level staf back office. Tanpa pikir panjang Dimas mengambil tawaran program pensiun dini. Usia Dimas pada saat itu 29 tahun, dia berpikir bahwa dengan umur yang masih muda dia bisa melamar ke perusahaan lain namun tetap mendapatkan dana segar dari program dana pensiunnya.
Dimas sudah tahu apa yang akan dilakukannya setelah mengambil pilihan pensiun dini: kembali bekerja.
Dengan dana segar yang dia terima, Dimas melakukan pengelolaan dana yang di dapat dari program pensiun dini.
Inilah yang sebaiknya dilakukan oleh Dimas:
- Mempersiapkan Dana Darurat. Setelah mengambil program pensiun dini, Dimas berencana kembali bekerja. Dalam rentang waktu mencari pekerjaan baru, biaya hidup bulanan tetap harus dicukupi kan? Kebutuhan biaya bulanan bisa diambil dari Dana Darurat. Sebagai seorang single, Dimas perlu menyisihkan dana sebesar minimal 4 kali pengeluaran bulanan. Asumsinya dalam waktu empat bulan Dimas sudah akan menemukan pekerjaan baru.
- Mempersiapkan proteksi. Saat menjadi karyawan bank, proteksi Dimas ditanggung oleh kantor. Kini, saat belum menemukan tempat baru untuk berkarya, Dimas harus menyiapkan sendiri proteksinya. Paling tidak Dimas perlu membeli proteksi berupa asuransi kesehatan dari BPJS Kesehatan. Jika sewaktu-waktu mengalami sakit, sudah ada perusahaan asuransi yang menanggung biaya pengobatannya.
- Menginvestasikan kembali ke Dana Pensiun. Setelah dialokasikan untuk Dana Darurat dan proteksi, sisa dana bisa kembali diinvestasikan untuk membentuk kembali Dana Pensiun. Semakin muda, dana yang diinvestasikan Dimas akan punya waktu lebih banyak untuk berkembang.
Bagi Dimas yang masih muda dan single, pilihan pensiun dini tentu bukan hal yang sulit. Dimas belum memiliki tanggungan sehingga dia bisa mengambil risiko ketidakpastian yang lebih tinggi. Beda halnya jika kamu sudah berkeluarga dan memiliki tanggungan. Ada banyak hal yang harus dipertimbangkan untuk memutuskan pensiun dini. Selain gaji, ada fasilitas-fasilitas tambahan lain yang berkurang, terutama asuransi kesehatan dan opsi pinjaman lunak. Biaya hidup setelah pensiun dini juga harus dipastikan cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
Apakah kamu sudah siap?
Ridwan Prasetyo/ financial trainer
Biasa Jadi Baik: Berbagi Kesempatan Meraih Pendidikan Tinggi Di Luar Negeri
Biasa Jadi Baik adalah gerakan untuk mengajak teman-teman menyiapkan kebiasaan baik. Saat kita pensiun nanti, dari kebiasaan-kebiasan baik lah kita bisa punya kualitas hidup lebih baik. Ini perlu dimulai dari sekarang. Ada kebiasaan baik di pagi hari. Ada kebiasaan baik dengan pasangan. Ada juga kebiasaan baik dalam mengelola uang.
read more: #BiasaJadiBaik
Bulan Mei ini, dalam rangka memperingati Hari Pendidikan Nasional, QM mengajak teman-teman menceritakan kebiasaan baik untuk pendidikan. Mari berkenalan dengan Melati, founder Neng Koala, sebuah buku tentang ‘Kisah-kisah Mahasiswi Indonesia di Australia.’ Dalam buku ini, Melati dan teman-temannya berbagi ilmu dan kesempatan untuk meraih pendidikan tinggi di luar negeri.
Apa kebiasaan baik untuk pendidikan versi Melati
Kebiasaan baik yang saya lakukan untuk pendidikan adalah mencoba untuk selalu berbagi ilmu kepada teman-teman, keluarga atau membantu mereka mengakses ilmu tersebut.
Dari mana inspirasi tersebut berasal?
Berawal dari keprihatinan saya akan seorang teman perempuan yang melepas dua kesempatan beasiswa S2 ke luar negeri, saya merasa perlu berbagi info tentang kesempatan melanjutkan pendidikan tinggi di luar negeri.
Saya banyak bertemu dengan perempuan-perempuan hebat lain yang berhasil menjalankan perannya sebagai istri, ibu sekaligus mahasiswi di luar negeri. Kami semua berbagi tips praktis tentang cara mendapatkan beasiswa, manajemen waktu dan emosi dalam mengatur urusan studi dan keluarga, beradaptasi dengan lingkungan baru hingga persiapan pulang kembali ke tanah air. Harapan lebih banyak perempuan Indonesia yang terinspirasi dan berani meraih pendidikan tingginya.
Kisah-kisah perempuan inilah yang dituangkan dalam buku Neng Koala: Kisah-kisah Mahasiswi Indonesia di Australia yang diterbitkan oleh Gramedia Pustaka Utama.
Sudah berapa lama kebiasan baik tersebut Melati terapkan?
Neng Koala awalnya merupakan blog yang dimulai sejak 2012, hingga diterbitkan menjadi buku di 2018. Jadi sudah 6 tahun kebiasaan baik ini berjalan. Dan tentunya akan terus berlangsung.
Apa saja dampak yang dirasakan sejak mengikuti kebiasan baik tersebut?
Banyak teman bahkan orang-orang tak dikenal yang mengabari mereka menjadi bersemangat mencari beasiswa kuliah. Banyak diantara mereka yang berhasil mendapatkan beasiswa berkat tips-tips dari blog www.nengkoala.id dan buku Neng Koala.
Apakah kebiasaan baik tersebut akan dibawa hingga masa pensiun?
Kebiasaan baik tersebut akan dibawa terus hingga akhir hayat, sepanjang saya masih mampu. Menyebarkan ilmu dan inspirasi merupakan sesuatu yang selalu bersifat positif dan menyenangkan, baik bagi diri sendiri maupun orang lain.
Kalau boleh tahu, Melati sudah siap pensiun belum?
Terus terang belum siap pensiun. Masih harus mengumpulkan ilmunya. Banyak belajar dari Mba Ligwina Hananto dan dengerin siaran Power Talk Power Your Money. 😊
Apa saja yang sudah Melati siapkan untuk menghadapi masa pensiun nanti?
Baru dalam tahap menyiapkan ilmu untuk pensiun. Saya pun membuat long term planning dengan mulai menabung sedikit demi sedikit dan mencoba berbagai instrumen investasi yang tersedia.
Jangan sampai mimpi untuk melanjutkan pendidikan tinggi di luar negeri harus pupus karena tiadanya ilmu dan kesempatan. Beruntung Melati dan teman-temannya berbagi ilmu dan berbagai tips praktis agar lebih banyak perempuan Indonesia yang terinspirasi dan berani meraih pendidikan tinggi. Sila kunjungi blognya di www.nengkoala.id atau dapatkan buku Neng Koala di toko buku terdekat. Terima kasih telah berbagi inspirasi Melati!
QM Admin
***
Apa kebiasaan keuangan baikmu? Ayo bahas bersama di akun media sosial kami dengan tagar #BiasaJadiBaik
Facebook Fanpage QM Financial dan Twitter / Instagram @QM_Financial.
Sebarkan virusnya. Ajak lebih banyak orang tergerak mewujudkan keuangan yang sehat dan kuat.