Cerita Almazia Menapaki Milestone Bisnis BP Network
Salah satu nasehat bisnis yang sering kita dengar adalah mulai dari yang kecil, dari apa yang kita punya lalu ikuti prosesnya. Itulah yang dilakukan oleh Almazia Pratita, Co-founder dan CFO BP Network – sebuah komunitas bernama Blogger Perempuan (BP) Network. Bersama kedua rekan bisnisnya, Almazia memulai BP Network dengan modal dan skill sendiri. Kini setelah tiga tahun berjalan, satu per satu pencapaian telah diraih. Ini dia cerita Almazia menapaki milestone bisnisnya.
Bagaimana kisah awal mula BP Network berdiri dan bagaimana perkembangannya hingga kini?
BP Network berawal dari sebuah situs www.bloggerperempuan.com (sekarang menjadi www.bloggerperempuan.co.id) yang menjadi platform untuk para blogger perempuan di Indonesia. Misi saya dan dua founder lainnya saat awal pendirian ialah menciptakan lingkungan yang kondusif bagi perkembangan dunia blogging yang profesional, dan membantu membuka akses ekonomi terutama bagi blogger perempuan di Indonesia.
Perkembangan BP Network alhamdulillah baik. Kami mulai mengerjakan website bloggerperempuan.com di tahun 2015 dengan modal dan skill dari para pendirinya. Tahun 2017 kami mendapat kepercayaan sebagai penerima dana hibah startup dari BEKRAF. Saat ini BP Network sudah memiliki kantor sendiri di daerah Kuningan Jakarta Selatan. BP Network memiliki 6 karyawan full-time dan beberapa freelancer.
Saat ini komunitas Blogger Perempuan Network sudah menjadi female blogger community terbesar di Indonesia dengan lebih dari 4.000 anggota. BP Network juga menaungi komunitas travel blogger Indonesia Corners (idcorners.com).
Secara profesional, BP Network bekerja sama dengan banyak customer dari berbagai industri (fintech, FMCG, e-commerce, dan lainnya). BP Network menjadi jembatan antara brand dengan blogger dan influencer.
Siapakah target market utamanya?
Target utama BP Network ialah brand yang memerlukan online presence sebagai bagian dari strategi marketingnya, mulai dari brand awareness hingga action melalui konten organik di media sosial dan blog.
Apa strategi yang digunakan oleh BP Network untuk memenangkan pasar?
Memperkuat online presence BP Network maupun komunitas-komunitas blogger yang bernaung di bawahnya, karena nature of business kami ada di dunia digital. Selain itu kami memberikan end-to-end service excellence, yaitu dengan proses bisnis yang terorganisir secara profesional sejak perkenalan, laporan atas proyek yang dikerjakan hingga mengakomodir feedback klien.
Ke depan, apa rencana Almazia untuk BP Network?
Visi saya untuk BP Network ialah menjadi top of mind bagi brand yang ingin bekerjasama dengan blogger dan influencer dari segala niche.
Kisah suka dan duka apa yang Almazia alami selama membangun bisnis?
Pengalaman yang mengesan ketika sedikit demi sedikit mencapai milestone perkembangan bisnis. Saat mulai punya kantor sendiri dan tidak lagi harus bekerja dari kafe ke kafe – meski kalau sedang jenuh di kantor, ya masih suka kerja di coffee shop, mulai punya karyawan full-time, punya laporan keuangan yang memadai dari akuntan, mendapat testimoni positif dari klien dan juga teman-teman blogger yang bekerjasama dengan BP Network.
Kisah duka lebih banyak berhubungan dengan uang, yaitu masalah cashflow. Di awal bisnis, kami sempat beberapa kali mengalami kesulitan cashflow sampai harus menunda gajian. Tetapi alhamdulillah saat ini kami bisa menerapkan beberapa strategi untuk meminimalisir resiko tersebut sehingga semua kewajiban finansial bisa diselesaikan tepat waktu.
Almazia adalah alumni Financial Clinic Bisnis Workshop April 2018 lalu di Jakarta. Manfaat apa saja yang dirasakan setelah mengikuti workshop?
Saya belajar tentang betapa pentingnya laporan keuangan perusahaan. Sehat atau tidaknya sebuah bisnis bisa dilihat dari laporan keuangannya. Angka selalu obyektif. Numbers don’t lie. ☺
Dari laporan keuangan ini, terutama laporan arus kas dan laporan laba-rugi, kita bisa mengevaluasi kinerja perusahaan di periode sebelumnya, sekaligus menjadi fondasi untuk kita mengatur target mendatang dan strategi untuk mencapai target tersebut. Mau target penambahan pendapatan penjualan, penambahan outlet atau peningkatan laba bersih.
Apa saran bagi pembaca QM yang ingin membangun bisnis?
Pertama, jeli melihat peluang bisnis – yaitu kombinasi antara passion, skill dan modal awal yang dibutuhkan untuk menghasilkan suatu produk. Pasar untuk produk tersebut harus jelas. Pastikan produk kita menjadi solusi bagi permasalahan orang lain.
Kedua, find the right partner. Bekerja dengan rekan bisnis yang cocok itu penting sekali. Selain bisa saling melengkapi skill, saling menyemangati juga penting untuk menjaga akuntabilitas. Jadi saya tidak bisa seenaknya sendiri meskipun statusnya sebagai pemilik bisnis karena harus ada pertanggungjawaban kepada rekan bisnis saya.
Ternyata membangun bisnis itu banyak milestone-nya ya. Terima kasih sudah berbagi cerita Almazia, semoga semakin banyak pencapaian milestone untuk BP Network!
Dengan menjadi peserta Financial Clinic Workshop Bisnis, Almazia belajar pentingnya laporan keuangan sebagai pondasi strategi bisnis.
Kamu ingin membuat rencana bisnis dan menyusun stategi yang dimulai dari finansial? Ayo ikutan Financial Clinic Workshop Bisnis Batch #2 yang akan diadakan 8-9 September 2018 di Jakarta. Daftar di sini: bit.ly/FinClicBisnis89SEPT.
Fransisca Emi
Merdeka Untuk Pensiun
Apakah kamu sudah terbayang akan seperti apa masa pensiun yang merdeka? Apa saja yang sudah kamu siapkan untuk menghadapi masa pensiun?
Masa pensiun seharusnya menjadi masa yang paling indah. Sudah susah-susah bekerja, sekaranglah saatnya menikmati masa tua yang merdeka dan sejahtera. Untuk bisa merdeka di masa pensiun, kita butuh dana pensiun yang jumlahnya raksasa! Ini perlu disiapkan dari sekarang. Di masa pensiun nanti kita perlu memiliki aset aktif yang bisa memberikan penghasilan pasif. Ada 3 jenis aset aktif yang bisa dipilih: bisnis, properti dan surat berharga.
Enggak semua pensiunan harus jadi pemilik bisnis loh. Tapi memang bisnis jadi salah satu aset aktif yang paling diminati karena mampu memberikan imbal hasil paling tinggi. Sayangnya, banyak orang memulai bisnisnya mendekati atau bahkan setelah memasuki usia pensiun. Padahal bisnis kan tidak selalu sukses, banyak juga gagalnya. Berdasarkan pengalaman salah satu pemilik bisnis, mereka yang baru memulai bisnis menjelang atau saat pensiun, usahanya gulung tikar di bulan ke-6!
Oleh karena itu, banyak orang yang mulai membangun bisnisnya sejak masih menjadi karyawan. Salah satunya adalah Pak Akhyar Sulhan, karyawan di sebuah bank yang juga pemilik bisnis Kepiting Depok. Menjabat sebagai kepala cabang sebuah bank, Pak Akhyar berpikir kalau bisa menjual produk perusahaan, kenapa enggak bisa jual produk sendiri? Pak Akhyar tidak hanya menekuni satu bisnis saja. Berawal dari hobi makan, Pak Akhyar mulai memasarkan berbagai produk makanan. Mulai dari rendang, udang premium, dan yang paling hits kepiting. Untuk karyawan yang ingin memulai bisnis, Pak Akhyar menyarankan untuk menyingkirkan rasa malu. Jangan baper! Kita harus bangga akan produk yang kita jual.
baca juga: Ingin Berbisnis Setelah Pensiun?
Lain Pak Akhyar, lain pula Pak Alex. Kalau Pak Akhyar memulai bisnis sejak masih menjadi karyawan, Pak Alex mengambil langkah yang berani. Beliau meninggalkan karirnya sebagai pimpinan cabang sebuah bank swasta untuk membangun bisnis bank sendiri. Keberaniannya berbuah manis. Kini, bank miliknya sudah berkembang menjadi BPR terbesar di Bali dengan aset terbesar kedua secara nasional. Dialah Bapak Alex Purnadi Chandra, Founder dan Chairman dari BPR Lestari.
Pak Alex mempunyai definisi sendiri untuk pensiun. Menurut Pak Alex, pensiun bukan tentang berhenti bekerja, tapi titik di mana kita bekerja tak lagi demi sesuap nasi. Kebutuhan hidup sudah tercukupi dari penghasilan pasif, hasil investasi aset aktif. Kita bekerja karena memang ingin bekerja, karena suka dengan apa yang kita kerjakan – kita berkarya.
Di salah satu wawancara dengan sebuah media, Pak Alex pernah memaparkan data bahwa menurut survei, 70% tenaga eksekutif terancam miskin di usia pensiunnya. Bahkan data Gallup terhadap 100 orang yang diikuti perjalanan hidupnya hingga usia 65 tahun menunjukkan bahwa sebanyak 54% diantaranya masih harus ditanggung pemerintah atau menjadi beban keluarga, 5% harus tetap bekerja setelah pensiun, 36% meninggal dunia, 4% sejahtera dan 1% kaya raya. Data ini semakin menguatkan bahwa kita perlu menyiapkan pensiun sejak dini.
Persiapan pensiun sudah harus disiapkan ketika kita mulai bekerja. Penghasilan pasif seharusnya dibangun mulai usia 25 tahun, sehingga ada waktu 30 tahun hingga usia pensiun 55 tahun. Dengan investasi yang rutin, di usia pensiun nanti hasil investasi aset aktif sudah bisa memberikan penghasilan pasif yang cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup. Dengan begini, tidak akan ada lagi orang yang miskin di usia pensiun.
Coba cek berapa umurmu sekarang? Apakah kamu sudah memulai langkah investasi untuk mengumpulkan aset aktif agar bisa pensiun dengan merdeka?
Kalau bingung mau investasi ke mana, ikutan aja Financial Clinic Workshop yang akan diadakan 25-26 Agustus 2018 di Jakarta. Belajar sekali, manfaatnya seumur hidup. Daftar di sini: bit.ly/FinClic2526AGT.
Fransisca Emi
10 Bekal Beribadah Haji
Bulan Zulhijah adalah bulan yang sangat dinantikan oleh jutaan umat Islam di seluruh dunia. Di bulan inilah umat Islam menjalankan rukun Islam yang ke-5 yaitu Ibadah Haji. Ibadah Haji di Indonesia bisa dilakukan melalui dua jalur, yakni Jalur Reguler (ONH Reguler) dan Jalur Plus (ONH Plus). Keduanya memiliki perbedaan pelayanan dan masa tunggu. Untuk Haji ONH plus menunggu sekitar 7 tahun sedangkan ONH Reguler membutuhkan waktu tunggu 15-17 Tahun. Perbedaan tersebut tidak akan mengurangi kekhusukan dan kemambruran dalam melaksanakan ibadah haji.
Alhamdulillah, tahun lalu Emak (sebutan sayang kepada ibu) sudah melaksanakan ibadah haji melalui jalur Reguler (ONH Reguler). Ini cerita saya mengumpulkan Dana Haji untuk Emak : https://qmfinancial.com/2012/11/dana-haji-untuk-emak/
Berdasarkan pengalaman Emak, saya mau berbagi cerita tentang bekal apa saja yang diperlukan selama 40 hari di Mekkah dan Madinah. Berikut ini adalah 10 perbekalan yang dipersiapkan sebelum melaksanakan ibadah haji:
- Dokumen Penting. Siapkan satu tas khusus untuk menyimpan dokumen penting seperti penanda rombongan (ID Card), kartu kesehatan, fotokopi paspor (paspor asli dipegang ketua rombongan) dan buku panduan ibadah.
- Perlengkapan Pakaian. Bawa pakaian secukupnya. Sebaiknya pilih pakaian yang mudah dicuci, cepat kering dan tidak mudah kusut sehingga tidak perlu disetrika. Tujuannya agar pada saat pulang ke tanah air bisa membawa oleh-oleh untuk keluarga tanpa kelebihan bagasi. Pakaian yang diperlukan antara lain baju & sabuk Ihrom (untuk laki-laki), baju tidur, pakaian dalam, jilbab instan, kaos kaki, masker, sarung tangan, dan jaket.
- Alas Kaki. Mengingat perjalanan jauh yang harus ditempuh, gunakan sepatu yang nyaman. Siapkan juga sandal dalam jumlah yang cukup.
- Aksesoris. Cuaca di tanah suci cenderung panas. Bawa kaca mata, payung kecil dan topi untuk melindungi dari panas matahari serta handuk kecil untuk menyeka keringat.
- Perlengkapan Pribadi. Meski pihak hotel biasanya menyiapkan toiletries, bawa juga perlengkapan mandi sendiri seperti sabun, shampoo, sikat gigi, pasta gigi dan handuk. Lengkapi dengan deodorant, pelembab, sun block, bedak dan lip balm. Untuk jemaah perempuan perlu juga menyiapkan pembalut & panty liners serta tissue basah dan kering.
- Perlengkapan mencuci. Berhubung durasi ibadah haji memakan waktu empat puluh hari, bawa deterjen dan perlengkapan untuk mencuci serta menjemur. Dengan begitu, jumlah pakaian yang dibawa bisa dihemat.
- Perlengkapan kesehatan. Jika jemaah dalam masa pengobatan, jangan lupa untuk membawa obat utama. Siapkan juga obat dasar seperti obat sakit kepala, batuk, diare, maag, masuk angin dan tetes mata. Untuk menjaga kesehatan selama berada di tanah suci ada baiknya membawa multivitamin dan madu.
- Perlengkapan komunikasi. Empat puluh hari adalah waktu yang cukup lama. Jauh dari tanah air membuat kita rindu akan anak dan keluarga yang ditinggalkan. Untuk menghilangkan rasa rindu, kita bisa berkomunikasi lewat handphone. Ada dua cara yang bisa dilakukan: membeli kuota paket haji 40 hari atau manfaatkan wifi yang ada di hotel. Perlengkapan yang harus dibawa: handphone, charger, tongsis dan power bank.
- Makanan. Sebagai orang Indonesia kita pasti rindu akan masakan nusantara. Sebelum berangkat persiapkan makanan apa saja yang mudah dan praktis dibawa. Makan ringan seperti biskuit, permen dan cemilan ringan. Makan berat seperti daging rendang kering, sambal, ikan asin, terasi, sambal kering kentang dan mie instan.
- Uang saku. Untuk orang tua yang sudah sepuh dan kesulitan mencari ATM di tanah suci, kita bisa menyiapkan mata uang real. Tukarkan uang Rupiah ke Real di money changer sesuai dengan anggaran. Tukar dalam bentuk pecahan besar (100 & 500) agar lebih ringkas dan juga pecahan uang receh (pecahan 1, 5, 10) untuk bisa membeli cemilan dan besedekah.
Itulah cerita saya tentang perbekalan selama ibadah haji. Semoga para jamaah diberikan kesehatan dan kelancaran dalam menjalankan rukun Islam yang ke-5. Pulang ke tanah air dengan selamat dan menjadi haji yang mabrur dan mabrurallah. Untuk kita yang belum bisa melaksanakan ibadah haji, semoga bisa segera menyusul.
Jangan hanya niat di hati, tapi wujudkan dengan membuat tujuan finansial Dana Haji. ☺
Marhaini
Faye Alund, Berbagi Cerita Kolaborasi Di Coworking Space
Ruangan terbuka dengan meja kursi tertata rapi, laptop terbuka di sana sini dan akses internet dengan kecepatan tinggi. Inilah gambaran coworking space yang kini sedang menjamur di beberapa kota besar di Indonesia. Hingga tahun 2015 baru ada sekitar 30 coworking space di Indonesia. Dengan berdirinya komunitas Coworking Indonesia di 2016, coworking space pun berkembang pesat, menjadi 70-an di 2016, 170-an di 2017 dan 200-an di tahun 2018.
Coworking space bukanlah tempat kerja biasa. Kalau hanya tempat kerja, namanya work space dong. Bicara coworking space tentu tak bisa lepas dari Faye Alund, pemilik Kumpul Coworking dan presiden komunitas Coworking Indonesia. QM Financial mendapat kesempatan untuk berbincang dengan Faye Alund tentang seluk beluk dunia coworking di Indonesia. Simak ceritanya yuk!
Hi Faye, gimana sih awal mula terjun ke bisnis coworking space?
Awal mula coworking space dari kebutuhan sendiri. Dulu saya dan suami bekerja di community development organisasi nonprofit. Kami bekerja dengan orang dari berbagai latar belakang. Namun belakangan organisasi ini tutup karena kesulitan pendanaan. Dari sini saya merasa butuh business model yang sustainable untuk bisa membangun Indonesia menjadi tempat yang lebih baik. Kuncinya ada di entrepreneurship. Apa yang bisa membantu ekosistem kewirausahaan bisa lebih solid sehingga orang merasa berbisnis dengan value itu bisa lebih mudah.
Selain itu, saya merasa susah untuk keluar dari jejaring yang sudah ada. Untuk masuk ke network baru yang relevan dan profesional untuk perkembangan bisnis maupun personal, perlu ekstra usaha. Butuh tempat untuk mengumpulkan orang dari berbagai latar belakang untuk kemudian patungan agar bisa berkantor bersama. Dari sini kita bisa kenal orang-orang baru dan memulai kolaborasi. Waktu itu saya belum tahu bahwa konsep ini dinamakan coworking space.
Target market Kumpul sendiri seperti apa?
Model coworking di Bali berbeda dengan kota lain di Indonesia. Karena sektor pariwisata kuat dan ekspatriat banyak, coworking space di Bali lebih banyak gathering digital nomad.
Konsep ini kurang sesuai dengan Kumpul. Meski digital nomad sudah lebih kuat awareness dan daya belinya, namun kalau hanya fokus ke mereka yang datang dan pergi, kita enggak akan dapat apa-apa. Turis dengan laptop tidak akan menginvestasikan waktunya hasil karyanya energinya untuk Indonesia.
Karena itu Kumpul menargetkan local community. Enggak harus penduduk asli, yang penting dia menganggap daerah itu rumahnya sehingga ada jangka waktu cukup panjang untuk mengerjakan sesuatu bersama. Investasi besar kita adalah kerjasama dengan komunitas lokal. Mulai dari identifikasi apa yang diperlukan kemudian menarik program partnership yang bisa memecahkan masalah tersebut di ekosistem.
Apa definisi coworking space?
Co pada coworking space melambangkan community that enables you to connect and collaborate. Kalau hanya tempat kerja bersama, mestinya namanya work place aja. Coworking space harus mampu mengakselerasi serendipity – berupa kebetulan-kebetulan yang menguntungkan. Orang datang ke coworking space untuk bekerja secara profesional atau mengembangkan diri. Dengan begitu, peluang pertemuan dan keterhubungan yang bermakna di bidang bisnis atau profesional jadi lebih besar.
Mereka yang tergabung dalam komunitas yang relevan untuk suatu hal lalu bisa meningkatkan diri, terhubung dan berkolaborasi bisa disebut coworking. Namun kalau tanpa business model, karang taruna atau ibu-ibu arisan juga adalah tempat berkumpul. Yang membedakan adalah adanya dampak ekonomi. Di coworking space, orang berkembang, bertumbuh dan ada dampak yang lebih secara ekonomi atau untuk sesuatu yang lebih besar.
Seperti apa business model yang digunakan?
Business model yang umum digunakan adalah membership fee. Bisa dianalogikan dengan gym. Ada sharing ekonomi berupa fasilitas yang sulit dimiliki setiap orang. Coworking space adalah hard ware. Coworking adalah cara kerja yang mengandalkan keterhubungan, kolaborasi dan berbagi. Mentorship pun tersedia formal atau informal. Informal dengan tanya sesama member, formal bisa dengan merekrut konsultan atau bergabung di inkubator bisnis. Coworking adalah gaya bekerja yang bisa dilakukan di mana saja, namun akan lebih optimal kalau di coworking space.
Revenue stream yang lain, misalnya dipakai untuk event, ada virtual space atau private office. Lalu jadi rancu, ini kantor, EO atau balai pertemuan? Sekali lagi, benang merahnya adalah dampak ekonomi. Apapun yang dikerjakan asal masih berhubungan dengan ekosistem kewirausahaan yang akan dibangun berarti masih nyambung.
Apa sih keunggulan Kumpul?
Kumpul mendapati bahwa kita tidak bisa mengadopsi begitu saja model bisnis coworking space barat dengan fokus utama membership yang menjual nilai community, collaboration, connectivity. Ini bukan masalahnya orang Indonesia. Kita cenderung komunal dengan support system yang kuat. Yang masih bisa dibantu adalah peluang untuk scale up dalam hal kepastian dan keberhasilan bisnis. Kumpul menjadi jembatan akses yang bisa dijangkau semua kalangan – bukan yang kaya tambah kaya, yang miskin tambah miskin. Kekuatan Kumpul ada di program yang dihubungankan dengan komunitas. We are leader in community based coworking.
Apa sih suka duka membangun bisnis coworking space?
Dukanya adalah visi besar, namun market belum siap. Jadi kami kerja keras biar bisa jalan dulu. Saat ada kesempatan untuk mulai bisnis coworking space, tabungan kami tidak cukup untuk membangun rumah sekaligus membangun bisnis. Kami putuskan untuk menginvestasikan dana di bisnis ini. Sukanya, sekarang kerja keras kami sudah mulai berbuah.
Bagaimana Faye membagi waktu dan energi antara bisnis dan keluarga?
Behind every great man, there is a great woman. But behind every great woman, there is also a great man. Dibalik sosok perempuan yang dianggap berhasil punya peran tertentu, ada dukungan pria yang hebat. Saya dan suami membagi beban secara equal. Enggak mungkin ada orang yang bisa mencapai suatu hal kalau tidak ada dukungan dari orang terdekat.
Saran untuk pembaca QM yang ingin membangun bisnis
Cari tahu bahwa kita menyelesaikan suatu masalah. Makin besar masalah yang kita selesaikan, makin banyak orang yang mau beli produk atau jasa yang kita tawarkan. Untuk tahu apa yang relevan, metode apa yang tepat, sering diskusi dengan orang lain terutama dengan customer. Cara berbisnis di era digital ini serba transparan dan akses informasi di mana-mana, cara kerja yang relevan adalah coworking. Kalau dulu semua dalam bisnis serba rahasia, kini berbagi atau berkolaborasi menjadi kunci.
Terima kasih sudah berbagi cerita Mba Faye Alund!
Jadi gimana, apakah kamu tertarik untuk berbagi dan berkolaborasi di coworking space? Atau malah berminat membuka bisnis coworking space sendiri? Sila kunjungi www.kumpul.id atau www.coworking.id untuk lebih banyak cerita tentang coworking.☺
Fransisca Emi
Merdeka Dalam Berkarya
Sudah masuk bulan Agustus! Karena bulan Agustus ini kita merayakan kemerdekaan Indonesia, kita mau bahas tentang merdeka dalam berkarya.
Pintu rezeki orang itu berbeda-beda. Ada yang bekerja dengan menjadi karyawan, pemilik bisnis, freelancer, self-employed atau juga investor. Enggak harus dipilih salah satu loh. Ada juga yang pernah menjalani berbagai pilihan karir ini, seperti narasumber siaran PowerTalk PowerYourMoney Senin, 6 Agustus yang lalu – Glenn Marsalim. Glenn pernah menjadi karyawan di sebuah advertising agency. Meniti karir dari bawah, Glenn berproses menjadi Creative Director yang disegani.
Menurut Glenn, kita perlu uang untuk hidup. Tapi dia tidak mau hidup untuk uang. Karena itulah dia memutuskan menjadi freelancer. Di sini Glenn menemukan kebebasan untuk berkarya dengan mengambil project yang dia suka. Tak cukup hanya menjadi freelancer, Glenn pun menyalurkan bakatnya dengan mendirikan dua bisnis: @mangkokayamid dan #nasiayamjagoan. Bisnis keduanya saat ini sedang vakum karena alasan operasional.
Kalau biasanya freelancer menghindari komitmen utang jangka panjang karena penghasilan yang tidak pasti, Glenn punya pendapat sendiri. Baginya yang terbiasa menjalani gaya hidup sederhana, hidup perlu diisi dengan ambisi. Itulah kenapa ia memberanikan diri mengajukan kredit properti dengan jangka waktu cicilan 5 tahun. Meski mengaku berat menjalani, Glenn mendapatkan hikmah tersendiri. Kedua bisnisnya lahir dari kesulitan membayar cicilan bulanan. Sungguh sebuah perspektif yang unik!
Semua pilihan karir yang dijalani tentu menyimpan suka duka. Saat jadi karyawan, kita memiliki penghasilan yang tetap setiap bulan. Karyawan pun mendapatkan banyak fasilitas pengembangan diri dari seperti training dan coaching dari perusahaan tempatnya bekerja. Saat menjadi freelancer, meski punya kebebasan waktu, kita harus merogoh kocek sendiri untuk mengikuti training yang dibutuhkan. Jadi pemilik bisnis pun ternyata banyak tantangannya. Mulai dari melayani pelanggan yang punya banyak kemauan hingga waktu terbatas karena mengurusi banyak hal. Jadi, kamu pilih berkarya lewat jalur yang mana?
Selain merdeka dalam berkarya, kamu juga harus merdeka dalam mengatur uang. Ini nih tips biar kamu bisa merdeka dalam berkarya dan juga merdeka atur uangnya:
-
- Susun anggaran bulanan. Untuk bisa mengelola cash flow dengan baik, kuncinya adalah membuat anggaran bulanan. Tetapkan pengeluaran tetap per bulan. Jadi enggak masalah kalau penghasilannya naik turun, yang penting pengeluarannya dikunci. Jangan sampai besar pasak daripada tiang.
- Siapkan Dana Darurat. Dana ini berfungi untuk berjaga-jaga kalau terjadi keadaan yang tidak diinginkan, misalnya invoice telat cair. Besaran Dana Darurat ditetapkan berdasarkan pengeluaran bulanan. Untuk single: 4x, menikah 6x, menikah dengan 1 anak 9x, menikah dengan 2 anak/lebih 12x dan freelancer 12x.
- Siapkan proteksi kesehatan, jiwa dan juga dana hari tua. Proteksi dan persiapan pensiun menjadi dua hal yang sering terlupakan. Bekerja sendiri tentunya berarti bahwa kamu bertanggungjawab untuk melindungi diri sendiri. Perlindungan yang wajib kamu miliki adalah asuransi kesehatan. Saat jadi karyawan, asuransi kesehatan kita biasanya di-cover oleh kantor. Nah, saat bekerja sendiri, pastikan proteksi ini tetap ada. Bisa dengan membeli asuransi kesehatan swasta atau minimal BPJS Kesehatan. Selanjutnya, jika kamu adalah pemberi nafkah utama keluarga, pastikan kamu memiliki asuransi jiwa. Yang seringkali terlewatkan juga adalah proteksi sebagai seorang pekerja. Pemerintah melalui BPJS Ketenagakerjaan memiliki 4 program untuk menjamin pekerja yang sejahtera: jaminan kecelakaan kerja, jaminan kematian, jaminan hari tua dan jaminan pensiun. Apakah kamu sudah terproteksi? Apakah kamu yakin bisa pensiun dengan sejahtera? Sudah capek kerja, pastikan kamu bisa pensiun dengan sejahtera.
Ayo terus merdeka dalam berkarya tanpa khawatir besok makan apa. ☺
Fransisca Emi / financial trainer
Atur Keuangan Atlet Agar Tetap Sejahtera Di Masa Tua
“Dipuja selagi muda, merana saat tua.” Kalimat miris ini menggambarkan kesejahteraan para atlet yang banyak menjadi perhatian bersama. Tak seperti karyawan yang rata-rata pensiun di usia 55 tahun, atlet memiliki rentang waktu produktif yang lebih pendek. Ambil contoh Susi Susanti. Memulai karir bulutangkis di usia 14 tahun, Susi memutuskan untuk gantung raket di usia 27 tahun. Artinya rentang waktu produktifnya sebagai atlet hanya 20 tahun saja.
Pemerintah Indonesia memberikan honorarium untuk atlet-atlet yang tergabung dalam Program Indonesia Emas (Prima). Besaran honorarium bervariasi untuk atlet utama Rp10juta per bulan, atlet muda Rp8juta per bulan, atlet pratama Rp6juta per bulan, dan atlet paralimpiade Rp8juta per bulan. Selain honorarium, atlet juga akan menerima bonus jika memenangkan kejuaraan baik di tingkat nasional, regional maupun internasional. Besaran bonus bisa mencapai ratusan juta bahkan milyaran Rupiah! Jangan dulu silau dengan pendapatan besar para atlet. Mereka harus berlatih keras setiap harinya untuk bisa mencapai prestasi. Wajar kalau mereka diganjar dengan sejumlah bonus yang besar.
Dengan rentang waktu produktif yang pendek, para atlet harus pintar mengatur keuangannya agar bisa tetap sejahtera di masa tua.
Memisahkan penghasilan rutin dan bonus prestasi
Atlet memiliki dua macam penghasilan: rutin dan bonus prestasi. Penghasilan rutin dari honorarium bisa dialokasikan untuk pengeluaran bulanan. QM Financial biasanya membagi pengeluaran bulanan ke dalam 5 pos untuk memudahkan pengelolaan. Sementara itu, bonus prestasi bisa dialokasikan untuk membangun aset aktif.
Baca juga: 5 Pengeluaran Bulanan Yang Harus Kamu Ketahui
Membangun aset aktif sejak muda
Jumlah bonus yang cukup besar bisa dialokasikan untuk membangun aset aktif yang nantinya akan bisa memberikan penghasilan pasif. Ada tiga macam aset aktif yang bisa dipilih atau dikombinasikan.
- Bisnis. Bisnis merupakan aset aktif dengan potensi imbal hasil tertinggi. Kita bisa memilih membangun bisnis sendiri atau membeli franchise dari bisnis yang sudah berjalan dengan baik. Susi Susanti memilih untuk membangun aset aktif berupa bisnis. Sempat menjajal berbagai bisnis, kini Susi memiliki usaha produksi peralatan olahraga dengan merk Astec dan beberapa cabang sport massage.
- Properti. Properti bisa berupa rumah, apartemen atau ruko yang disewakan, maupun kios di pusat perbelanjaan. Properti yang disewakan ini bisa menjadi penghasilan bulanan setelah pensiun menjadi atlet. Liliana Natsir – pebulutangkis ganda campuran pemenang Olimpiade Rio 2016 – memilih untuk berinvestasi di properti. Investasi ini sudah dimulai sejak dia berusia 20 tahun.
- Surat berharga. Aset aktif berupa surat berharga terdiri dari berbagai portofolio seperti obligasi, saham, dan kontrak penempatan dana. Surat berharga mampu memberikan hasil investasi yang efisien tanpa perlu terlibat langsung dalam bisnis. Investor akan mendapatkan penghasilan pasif berupa dividen dan juga bisa menikmati capital gain. Meski terbilang efisien dan praktis, calon investor perlu belajar banyak tentang seluk-beluk surat berharga sebelum mulai berinvestasi dan bisa menghasilkan penghasilan pasif dari sini.
Memiliki proteksi
Proteksi berupa asuransi kesehatan dan asuransi jiwa bagi mereka yang memiliki tanggungan, wajib dimiliki. Selain itu, ada juga proteksi sebagai pekerja. Beruntung, pemerintah Indonesia sudah memfasilitasi jaminan sosial kesehatan dan tenaga kerja melalui BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan. Pastikan para atlet terdaftar ya!
Dengan pengelolaan keuangan yang baik, sejahtera di masa tua bagi para atlet yang telah mengharumkan nama bangsa bisa diwujudkan.
QM Financial
Siasat Menonton Asian Games 2018
Asian Games 2018 akan berlangsung dalam hitungan hari!
Indonesia akan menjadi tuan rumah pesta olahraga se-Asia alias Asian Games 2018! Asian Games akan diselenggarakan pada tanggal 18 Agustus – 2 September 2018 di dua kota yaitu Jakarta dan Palembang. Ini adalah kali kedua Indonesia menjadi tuan rumah perhelatan Asian Games XVIII setelah Asian Games IV yang diadakan di Jakarta pada tahun 1962. Jumlah cabang olahraga yang akan dipertandingkan sebanyak 40 cabang, terdiri dari 32 cabang olahraga olimpiade dan 8 cabang olahraga non olimpiade. Kalian mau mendukung cabang olahraga yang mana?
Mendukung atlet nasional kita berlaga secara langsung tentunya memberikan pengalaman tersendiri. Terutama lagi kepada orangtua yang ingin memperkenalkan beragam cabang olahraga yang kepada anak-anaknya. Lalu, bagaimana siasat keuangan untuk menonton Asian Games yang harga tiketnya tidak bisa dibilang murah?
- Prioritaskan cabang olahraga favoritmu. Jadwal pertandingan cabang olahraga dapat di lihat di https://www.asiangames2018.id/sport/ dan dari sana, kalian dapat menentukan prioritas cabang olahraga apa saja yang mau ditonton.
- Siapkan anggarannya. Ambil contoh harga tiket cabang olahraga sepakbola yang termurah seharga Rp75.000. Berapa kali hendak menonton dan di babak yang mana saja? Apa transportasi yang akan digunakan untuk menuju stadion? Mau menonton dengan siapa? Faktor-faktor ini akan menentukan jumlah dana yang diperlukan. Anggaran menonton Asian Games 2018 bisa diambil dari pos pengeluaran lifestyle. Untuk sementara anggaran ngopi cantik dan belanja baju dialihkan untuk tiket menonton Asian Games. Atau kalau mau mengorek anggaran Dana Liburan juga diperbolehkan lho!
- Memanfaatkan promo kartu kredit. Kalau kalian mau membeli tiket nonton Asian Games 2018, kalian bisa meluncur ke https://www.kiostix.com/id/asian-games-2018/ . Perhatikan deh, di bagian atas, ada promo kartu kredit diskon hingga 73% untuk pembelian tiket Asian Games 2018! Lumayan kan, bisa menghemat anggaran nonton Asian Games 2018?!
- Mengejar kuis. Kalau kamu sangat ingin menonton Asian Games 2018 tapi tidak punya anggaran sama sekali, coba deh berburu kuis yang banyak diadakan oleh radio dan majalah. Siapa tahu kamu cukup beruntung untuk bisa menonton Asian Games 2018 secara gratis!
Nah, mudah kan untuk bisa tetap mendukung atlet nasional tanpa membuat dompet menangis?!
Sampai bertemu di arena pertandingan Asian Games 2018 sambil berteriak “INDONESIA!”
Honey JT
Ayo Jadi Generasi Milenial Yang Siap Pensiun
Dana pensiun memang berkaitan dengan masa tua. Namun bukan berarti urusan dalam menyiapkan dana pensiun ini hanya penting bagi generasi tua saja. Justru bagi generasi milenial yang masih berusia di bawah 30 tahun, sekarang inilah saat yang paling tepat untuk menyiapkan dana pensiun.
Secara logika, tentunya kita tidak ingin mengalami kesulitan finansial di saat pensiun nanti. Siapkan dana pensiun selagi masih produktif dan mengatur keuangan kita dengan baik, agar kita bisa menikmati masa pensiun dengan nyaman.
Namun kenyataannya, masih banyak generasi milenial yang menunda-nunda dalam menyiapkan dana pensiun. Entah karena belum terpikirkan betapa pentingnya menyiapkan dana pensiun selagi muda atau memang mereka sudah tidak mempunyai sisa dari penghasilan yang bisa disisihkan untuk menabung.
Merencanakan masa pensiun tidak hanya sekedar memastikan penghasilan untuk masa tua tetapi ada beberapa hal lain yang harus diperhatikan. Berikut tips agar kamu bisa hidup nyaman saat masa pensiun nanti.
- Hindari perilaku konsumtif. Generasi milenial yang serba praktis, modern dan mobile cenderung konsumtif. Untuk menghindarinya, kamu harus membuat skala prioritas antara kebutuhan dan keinginan. Sederhananya, kebutuhan itu diperlukan dan harus dipenuhi, sementara keinginan bukanlah sesuatu yang urgent dan bisa ditunda. Oleh karena itu, kebutuhan memiliki prioritas lebih tinggi. Jika kamu ingin menghindari perilaku konsumtif, mulailah untuk memprioritaskan kebutuhan. Jika kebutuhan sudah tercukupi, keinginan pun bisa dipenuhi apabila terdapat dana sisa.
- Lunasi utang. Perilaku konsumtif seringkali berujung pada utang. Utang ini bisa berupa pinjaman pada saudara, bank atau kartu kredit. Anggapan bahwa bahwa gaji bulanan yang didapat bisa digunakan untuk membayar utang tentu tidak salah. Namun jika kita tidak pandai mengelola keuangan, utang kecil pun bisa menjadi besar. Oleh karenanya, segera bayar utang sekecil apapun agar tidak menumpuk dan kamu bisa fokus untuk menyiapkan dana pensiunmu.
- Siapkan Dana Darurat. Dana darurat sangat diperlukan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang tidak terduga. Jika kamu sakit atau ada keluarga yang memerlukan bantuan finansial, maka dana darurat ini bisa digunakan sewaktu-waktu. Dana darurat ini bisa kamu siapkan dengan cara menabung atau berinvestasi. Kamu yang single cukup menyiapkan dana darurat sebesar 4 kali pengeluaran bulanan.
- Mulai berinvestasi. Investasi merupakan salah satu cara yang bisa dilakukan untuk mengumpulkan pundi-pundi rupiah dalam menyiapkan dana pensiun. Banyak produk investasi yang bisa kamu pilih, salah satunya adalah reksa dana. Selain menguntungkan, reksa dana adalah jenis investasi yang mudah dilakukan karena dikelola oleh manajer investasi. Kamu cuma perlu menyetor dana ke perusahaan manajer investasi. Selanjutnya, mereka yang akan mengelola dana investasimu. Kamu juga tak perlu modal jutaan untuk berinvestasi di reksa dana. Ada lho manajer investasi yang memperbolehkan kita berinvestasi mulai dari Rp50.000 saja! Setara dengan secangkir kopi di kedai favorit kan?
Baca juga: Investasi Untuk Dana Pensiun: Mulai Dengan Setengah Harga Sepatumu!
Itulah beberapa tips yang bisa kamu lakukan untuk persiapan masa pensiun. Jangan ragu untuk mulai menyiapkan masa pensiun dari sekarang agar kamu bisa hidup nyaman di masa depan. Ayo tunjukkan kalau kamu bisa jadi generasi milenial yang siap pensiun.
Nita Kurniawati
Apa Yang Sebaiknya Dilakukan Setelah Pensiun?
Masa pensiun memang tidak bisa dihindari. Usia pensiun identik dengan fisik yang makin lemah sehingga penyakit lebih mudah muncul, menjadi pelupa dan merasa tidak berguna. Sebenarnya pikiran buruk mengenai pensiun tersebut dapat dihilangkan dengan menambah pikiran positif mengenai pensiun.
Seperti apa sih pikiran positif mengenai pensiun? Pensiun seharusnya menjadi masa yang menyenangkan dan ditunggu-tunggu. Masa istirahat setelah lelah bertahun-tahun bekerja. Kala tak lagi bekerja, kita membutuhkan dana untuk memenuhi kebutuhan sehar-hari. Itulah pentingnya menyiapkan dana pensiun.
Baca juga: Investasi untuk Dana Pensiun: Mulai Setengah Harga Sepatu
Namun selain persiapan dana pensiun, kita membutuhkan persiapan yang lain yang tak kalah penting, yaitu persiapan fisik dan emosional. Saya sering mengamati mereka yang sudah pensiun di sekeliling rumah tempat saya tinggal. Mereka terlihat segar dan ceria menjalani harinya. Walau rambut mulai berubah warna, namun semangat mereka masih terasa. Mereka rutin berolahraga, aktif dalam setiap organisasi yang dibuat bersama, saling bersilahturahmi dan rajin beribadah. Mereka terlihat menikmati masa pensiun sebagai masa yang menyenangkan. Apa saja yang bisa dilakukan untuk menjalani masa pensiun yang bahagia?
- Menjaga Kesehatan Fisik dan Mental. Kesehatan fisik dan pikiran saling berhubungan. Dengan asupan makanan bergizi dan rutin berolahraga, kita membuat badan selalu sehat dan mencegah munculnya penyakit degeneratif di hari tua.
- Kembangkan Hobi Yang Tertunda. Di masa produktif, waktu untuk mengerjakan hobi seringkali kalah oleh rutinitas bekerja. Pensiun adalah saat yang tepat untuk kembali menjalani hobi. Siapa tahu berawal dari hobi bisa jadi rezeki untuk menambah penghasilan di masa pensiun.
- Menjaga Hubungan Baik. Manusia adalah makhluk sosial. Kita perlu bersosialisasi dan berinteraksi satu sama lain. Walaupun sudah pensiun, sebaiknya kita tetap menjalin komunikasi yang baik dengan teman atau relasi. Sempatkan melakukan kegiatan yang dulu sering dilakukan bersama atau sekedar bertukar pikiran. Bisa jadi dengan tetap berhubungan dapat tercipta bisnis bersama.
- Luangkan Waktu Bersama Keluarga. Untuk apa kita bekerja? Tentu salah satunya untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga. Seringkali kesibukan bekerja membuat kita lupa meluangkan waktu untuk keluarga. Di masa pensiun, dengan kebebasan waktu yang ada, kebersamaan keluarga bisa kembali dibangun.
- Perkuat Ibadah. Pensiun juga menjadi masa untuk mendekatkan diri pada Yang Maha Kuasa. Perbanyak ibadah yang mungkin selama ini kita lewatkan karena padatnya jadwal kerja. Dengan begitu, kita akan mendapatkan ketenangan batin.
Masa pensiun seharusnya menjadi masa untuk sepenuhnya menikmati hidup. Masa yang bahagia dan sejahtera. Ayo siapkan dari sekarang!
Mia Damayanti
Ingin Berbisnis Setelah Pensiun? Siapkan Dengan Lima Hal Ini
Berbisnis menjadi pilihan bagi banyak orang untuk mengisi dan menambah penghasilan di masa pensiun. Sayangnya, banyak orang memulai bisnisnya mendekati atau bahkan setelah memasuki usia pensiun. Padahal bisnis kan tidak selalu sukses, banyak juga gagalnya.
Berdasarkan pengalaman Ibu Lestie, pemilik bisnis Kopi Kioen, mereka yang baru memulai bisnis menjelang atau saat pensiun, usahanya gulung tikar di bulan ke-6! Penyebabnya antara lain tenaga yang tak lagi kuat dan pikiran yang tidak secermerlang sewaktu masih muda.
Ingin berbisnis setelah pensiun nanti? Siapkan dengan lima hal ini.
Mulai dengan apa yang disuka. Membangun usaha sendiri membutuhkan banyak waktu dan energi. Tidak semuan proses bisa berjalan dengan mulus. Ada saja hambatan dan rintangan yang menghadang. Namun, kalau kita mengerjakan apa yang disuka, tentu langkah kita akan lebih ringan.
Ibu Lestie memulai bisnisnya dari hobi memasak. Ibu kelahiran Palembang ini suka sekali memasak pempek. Dia memulai bisnisnya dari berjualan pempek online dengan sistem PO, membuka warung tenda di tepi jalan protokol, menyewa ruko, hingga akhirnya mampu membuka warung sendiri.
baca juga: Manisnya Bisnis Kuliner saat Ramadan dan Idul Fitri
Kalau kamu, hobi apa yang menurutmu bisa dijadikan bisnis?
Mulai sejak dini. Jika ingin menjadikan bisnis sebagai penghasilan di masa pensiun, Ibu Lestie menyarankan untuk mulai membangun bisnis jauh-jauh hari. Idealnya 10 tahun atau minimal 5 tahun sebelum pensiun. Panjang ya persiapannya. Waktu persiapan panjang ini untuk membantu kita beradaptasi dalam bisnis agar saat pensiun nanti bisnis sudah dalam kondisi stabil dan bisa memberikan penghasilan rutin.
Gunakan modal sendiri. Tidak semua bisnis langsung berhasil di awal. Oleh karena itu, gunakan modal sendiri saat membangun bisnis. Hindari utang agar tidak semakin dipusingkan dengan pembayaran cicilan.
Saat memulai bisnisnya, Ibu Lestie menyisihkan dana darurat untuk gaji karyawan selama 6 bulan. Jika omzet tidak sesuai target, ia akan tetap mampu membayar gaji karyawan. Dana ini dipisahkan dari dana operasional bisnis. Tidak boleh diutak-atik dan hanya digunakan saat keadaan darurat kesulitan cash flow.
Jangan tanggung. Walaupun menggunakan modal sendiri, Ibu Lestie menyarankan agar tidak tanggung saat memulai bisnis. Berdasarkan pengalamannya, kalau skalanya tangung, hasilnya pun akan tanggung. Kalau skalanya besar, hasilnya pun akan besar. Bisnis perlu totalitas. Modal usahanya sudah dikumpulkan lama semenjak masih menerima pesanan via online.
Berdayakan masyarakat sekitar. Sebaik-baik manusia adalah yang mereka yang bisa bermanfaat untuk sesamanya. Saat membangun bisnis, kita akan membutuhkan pekerja. Artinya kita sedang membuka lapangan pekerjaan untuk orang lain. Kalau kita bisa memberdayakan masyarakat di sekitar lokasi usaha kita, tentu dampak sosialnya akan baik. Itu pula yang dilakukan Ibu Lestie dengan bisnisnya. Mulai dari koki hingga pramusaji, semuanya adalah penduduk sekitar. Ah, indahnya berbagi kesempatan menjemput rezeki.
Ternyata banyak yang harus dipersiapkan untuk membangun bisnis sebagai sumber penghasilan di masa pensiun.
Ayo mulai dari sekarang!
Fransisca Emi / financial trainer