Summary #FinClic THR
Ok #FinClic hari ini kita mulai. Ttg THR yah! Udh pada terima? UU ketenagakerjaan blg hrs terima 2mg sblm hari raya
THR habis? Mmg seharusnya habis. Buat apa aja? 1)THR org lain 2) Charity 3) Mudik 4) Hari Raya 5) Liburan+Shopping Banyak ya? :) #FinClic
THR. U org2 yg kerja pada kita: asisten rmh tg. Caranya bs dg: full 1bulan gaji atau prorate spt karyawan kantoran #FinClic
Brp byk tim yg “mengurus rumah” akan pengaruh ke brp besar THR yg kita keluarkan. Prinsip “tahu diri” perlu bgt #FinClic
Kasus org gaji 3jt, punya babysitter gaji 1,5jt. Secara finansial udh pasti keok aja kan? THR tim rmh akan berat bgt #FinClic
Kesejahteraan tim rmh ini perlu dipikirin jg. Attitude kita menentukan mrk betah atau gak. Klpun cuma kerja sbentar, “dapat” apa? #FinClic
Tiap keluarga punya kebiasaan beda. Mau ksh prorate THR u asisten rmh tg <1thn, hrs tahu konsekuensinya. “Bonus” lain apa? #FinClic
Pola pikir asisten rmh tg jg beda2. Ada yg betul2 ngotot soal pulkam, mudik is everything, maka THR akan mrk perhitungkan #FinClic
Ada jg yg gak pentingin mudik. THR dipotong gak apa. Mungkin dia jg gak mudik, malah ambil cuti spy bisa jd infal #FinClic
Gw tantangin asisten rmh tg. Pulkam, duit mudiknya dipake buat apa hayyo? Krn kasian kl tiap thn mrk kerja keras, plg dari NOL lg #FinClic
Kacaunya… Pola “dari NOL lagi” terjadi gak cm level pembantu. Di golongan menengah pun byk! Habis2an buat Lebaran #FinClic
Skrg tgl30, Lebaran tgl19-20an, gajian lg masih lama lho. Gw suka cemas, jgn2 org2 udh kehabisan uang tgl15 gitu :) #FinClic
Jd ada challenge baru. Bisa gak THR ada sisanya? Dikumpulin lg… Bisa jd modal Aset Aktif dlm 3thn! Siapa mau nyobain? #FinClic
Terus gmn? :p RT @indri_: teh Wina,,, kan PNS ndak ada & nggak trima THR…
“Saya gak punya THR, gmn dong?” Hari Raya nya teteup ngerayain jg kan? Ya berarti hrs siapin THR sendiri! #FinClic
Pisahin dulu. THR u “Pengeluaran Tahunan”. “Pengeluaran Bulanan” termsk buat makan dari skrg s/d gajian berikut, dr gaji bulanan #FinClic
Jd punya gak punya THR, yg buat makan hrs jelas dulu dr mana. Pengeluaran yg berhub dg Hari Raya, hrs ada sumber terpisah #FinClic
“Gak punya THR” » tp ada sisa Bonus / gaji ke13, nabung 1thn terakhir, uang sewa property tahunan, pembagian laba usaha, dll #FinClic
Gw sendiri, tahun ini THR gw ludes :) Tim asisten lbh senior, lbh besar pengeluaran. Dan mengisi rumah gak selesai2 lho :) #FinClic
Ada yg THR nya hrs ludes… Tp u bayar utang KK? Hayyoooo lho :p #FinClic
:) RT @mamarayi: siapin THR sendiri? *speechless RT “@mrshananto: re: gak punya THR berarti hrs siapin THR sendiri! #FinClic” colek @meetyas
LOL knp jd galau RT @mamarayi: yg ini beneran *speechless* dehhh!! RT “@seonggoksampah: THR : Tiap Hari Rindu” colek @meetyas @mrshananto
Whoaaaaaa ikut senaaaaang! *kecup2* RT @vendab: @mrshananto THR ku pasti akan ludes…buat jalan2 #visaapproved #studibanding ;))
Untuk baca2 summary #FinClic di twitter tiap Senin, mampir ke http://qmfinancial.com yah :) silakan diubek di CEO Blog
Menikah = Megah = Mahal ?
Sampai saat ini gue sendiri sudah bertemu dengan cukup banyak klien yang mau menikah. Kalo ketemu klien single atau yang ingin menikah biasanya gue akan nanya “Ga bikin tujuan untuk Dana Menikah?”. Bermula dari pertanyaan itu, baru deh ngobrol lebih jauh mengenai Dana Menikah.
Dari semua klien yang gue temui yang kebanyakan cewek dan ngobrol tentang dana menikah, banyak yang mengatakan mereka tidak ingin mengadakan pernikahan yang besar-besaran sampai mengeluarkan dana ratusan juta rupiah. Mereka lebih ingin kalau ada lebih dana, lebih baik untuk DP rumah, mobil, atau untuk tabungan pendidikan anak nanti.
Menurut gue, menikah itu tidak perlu megah karena prosesi sakralnya ada di saat akad nikah. Di situlah proses inti dalam pernikahan. Resepsi hanya “publikasi” ke teman dan saudara bahwa kita sudah melangsungkan pernikahan. Jadi menurut gue, agak gak make sense kalau biaya menikah sampai ratusan juta dalam kurang waktu seminggu. Padahal setelah pernikahan tersebut, ada hari-hari setelahnya bahkan tahun-tahun setelahnya yang lebih membutuhkan biaya.
Pentingnya bagi para single untuk menyiapkan dana menikah
Tidak bisa dipungkiri memang, masih banyak juga yang masih berharap orang tuanya yang akan menanggung biayanya. Tapi menurut gue inilah saatnya sebagai seorang anak tidak membebani orang tua dan bisa membuktikan kepada mereka kalau kita sudah bisa mandiri. Toh, kita juga sudah punya penghasilan sendiri. Jadi seharusnya kita mampu membiayai pernikahan kita sendiri.
Buatlah perkiraan jangka waktu berapa lama lagi akan menikah (walaupun dalam faktanya banyak juga yang meleset). Perkirakan juga berapa nominal yang ingin dipersiapkan untuk mencapai tujuan ini.
Lalu untuk instrumennya, jangka waktu 1 – 3 tahun bisa menabung atau berinvestasi di Reksadana Pasar Uang. Untuk jangka waktu 3 – 5 tahun gunakan Reksadana Pendapatan Tetap, dan di antara 5 – 10 tahun bisa menggunakan Reksadana Campuran.
Oke, sekarang bagaimana tahapannya untuk merencanakan Dana Menikah?
– Bicarakan dengan pasangan mengenai konsep acara pernikahan, dari konsep ini nantinya akan lahir cost yang harus disiapkan
– Bicarakan mengenai pembagian porsi untuk biaya pernikahan, misalnya pihak wanita yang membayar tempat resepsi dan pihak pria yang menanggung biaya catering
– Jangan sungkan untuk berbicara dengan orang tua sejak jauh hari mengenai biaya pernikahan ini. Ada pasangan yang benar-benar ingin membiayai pernikahaannya sendiri, namun tidak menutup kemungkinan bila orang tua akan membantu biaya pernikahannya nanti. Pengalaman dari seorang klien, mereka sudah menghitung budget pernikahan mereka. Ternyata pada hari H biaya tersebut membengkak karena orang tua mereka ingin mengundang lebih banyak rekannya.
Coba tanyakan kepada orang tua, apakah mereka ingin membantu biaya pernikahan? Kalau iya, berapa nominalnya. Karena dari nominal ini kita bisa langsung berhitung.
– Yang gak kalah penting adalah survey tempat dan bertanya ke teman-teman yang sudah menikah mengenai biaya dan vendor. Dari sini lo bisa membandingkan harga dan kualitas dari berbagai vendor.
– Coba bernegosiasi dengan teman-teman atau saudara yang sekiranya mempunyai usaha yang berkaitan dengan persiapan pernikahan. Contoh teman yang punya percetakan bisa di- lobby untuk mengurangi cost cetak undangan, teman yang berprofesi sebagai fotografer bisa membantu dokumentasi, saudara yang punya usaha catering bisa membantu konsumsi pada saat pernikahan, dll. Bantuan dari kalangan terdekat ini bisa membantu untuk meringankan biaya pernikahan.
Ada salah satu ide dari klien gue waktu itu mengenai konsep pernikahan. Dia bilang, “Menurut gue, bisa aja ngadain akad di rumah dan untuk merayakan dengan teman-teman, adain aja makan bareng di restoran mana kek. Kan bisa se-simple itu sebenarnya”.
Banyak konsep dan ide sebenarnya untuk menikah. Jadi tidak harus megah atau glamour. Ingat! Kehidupan setelah resepsi pernikahan jauh lebih panjang dan butuh lebih banyak biaya.
Semoga lo bisa menemukan ide dan konsep yang sesuai dengan budget pernikahan lo nantinya.
Good luck!
@gugiabdel | sales
Dana Persalinan: Siapin yuk, (calon) Papa-Mama!
Waktu alat tes kehamilan menunjukkan dua garis merah, saya menangis bahagia, eh ga deng,, ga semelankolis itu :D. Saya kesenengan, loncat-loncat dan kasih tau suami klo saya HAMIL. Yippiee. . Berhasil :p. Kami, saya dan pasangan, menikah di usia yang tidak terlalu muda lagi. Kami sudah menunggu 11 bulan paska pernikahan. Berkali-kali membeli test pack dan berkali-kali mencoba dan berkali-kali gagal. Udah diomongin orang sana-sini. Untung kami berdua santai aja, masuk telinga kanan, keluar telinga kiri. Inilah saatnya, alhamdulillah, Allah memberi kami nikmat kehamilan kepada saya.
Sebagai perencana keuangan, langsung dong saya merapikan Dana Pendidikan (calon) anak saya ini. Menajamkan angka-angka Dana Pendidikan dengan mulai mencari sekolah sebagai pendekatan harga yang kami gunakan. Tak hanya itu, tentu saja saya mempersiapkan Dana Persalinan.
Nah, yang pertama saya lakukan dalam mempersiapkan Dana Persalinan ini adalah saya memeriksa apakah dari kantor saya dan suami ada tunjangan untuk melahirkan. Saya dan suami sama-sama bekerja. Kami bertanya ke bagian SDM. Suami saya yang CPNS saat itu belum dapat mengurus Asuransi Kesehatan dari Pemerintah. Semetara saya, sebagai karyawan swasta, alhamdulillah ada manfaat tambahan Dana Melahirkan. Jadi, saya sudah punya back-up untuk hari H melahirkan.
Yang perlu kita lihat adalah tunjangan/fasilitas melahirkannya berbentuk seperti apa. Apakah cash? Atau dalam bentuk perawatan RS? Dan kalaupun iya, dengan fasilitas kamar yang berapa ratus ribu per hari nya? Di beberapa perusahaan, bahkan periksa bulanan kehamilan juga dicover. Ini yang perlu kita ketahui. Jika kita wiraswasta dan atau bekerja namun tidak mendapat tunjangan apapun, maka tenang saja, yang penting kita persiapkan dananya.
Ketika hamil bukan saja peristiwa melahirkannya (persalinan) yang menjadi fokus utama. Ada masa pra dan paska Persalinan. Pra, Persalinan dan Paska Persalinan menjadi item-item yang menjadi komponen dalam Dana Persalinan. Sementara, dana ke bidan/dokter atau USG rutin per 3 bulan, saya menggunakan dana dari alur kas bulanan. Begitu pun untuk suplemen. Dengan jangka waktu mengumpulkan hanya 9 bulan, maka saya menempatkan Dana Melahirkan ini di Tabungan. Lokasi bank yang saya pilih juga yang dekat tempat saya beraktivitas. Kenapa? Karena Dana Melahirkan ini akhirnya menjadi fokus kami, maka sepeser pun akan kami tabungkan segera.
Nah, komponen-komponen biaya dalam Dana Persalinan adalah sebagai berikut:
1. Pra Persalinan
a. USG 3D/4D (pilihan) ketika usia kehamilan 5-7 bulan. Sekitar 700- 900 ribu. Tiap RS berbeda-beda, ini harus dikonfirmasikan ke RS masing-masing.
b. Pengajian 4 bulanan atau 7 bulanan atau acara keagamaan lain. Biasanya mengundang anak yatim/dhuafa atau ibu-ibu pengajian setempat. Dana yang dikeluarkan tergantung dari apa yang mau kita berikan (snack, sedekah, dll)
c. Acara Baby Shower (pilihan). Di beberapa negara, baby shower ceritanya adalah tradisi untuk menyambut bayi. Acara ini makan biaya tersendiri yang tidak murah, namun asyiknya, calon ibu bisa meminta hadiah yang kira-kira akan dia dan bayinya nanti butuhkan.
d. Persiapan bayi, baju dll sampai si bayi berusia 3-6 bulan. Yippiii.. belanja adalah hal yang menyenangkan apalagi jika untuk buah hati kita J maka siapkan dananya. Soal apa saja yang disiapkan bisa digoogle atau tanya-tanya orang. Tapi sebagai informasi, bisa buka http://buchip.wordpress.com/2007/02/12/daftar-perlengkapan-bayi/.
e. Persiapan mental dan ilmu orang tua dengan mengikuti acara-acara seperti Pelatihan Hypnobirthing, Pelatihan Edukasi untuk Orang Tua Sehat, Talkshow Menyusui, Persiapan Menyiapkan ASI untuk Ibu Bekerja dll. Untuk mendapatkan informasi-informasi persiapan melahirkan, saya juga mengikuti milis-milis bermanfaat seperti milis SEHAT dan AIMI ASI.
2. Persalinan. Untuk persalinan sendiri, sebaiknya kita menggunakan asumsi yang terburuk (misalnya harus Caesar, dirawat di kamar kelas 1 atau VIP, NICU dll). Ini perlu kita cross-check ke (Calon) tempat kita melahirkan. Meski kita berharap persalinan di bidan misalnya, kita juga tetap harus bersiap jika ada kondisi yang kurang menyenangkan.
3. Paska Persalinan:
a. Imunisasi bayi
b. Aqiqahan atau Pembaptisan
c. Keperluan bayi tambahan yang belum dibeli/diperikirakan sebelumnya. Seperti, karena bayi saya saat itu bilirubin tinggi, maka ada biaya untuk periksa darah di laboraturium khusus anak dan biaya ke dokter untuk observasi.
Total biaya yang dibutuhkan akhirnya tergantung oleh masing-masing dari kita. Diskusikan dengan pasangan dan komunikasikan jika memang ada sumber pemasukan lain atau dana tambahan lain. Ingat, kita punya waktu beberapa bulan untuk persalinan, sehingga ga ada istilah ngutang karena kurang persiapan ya.
Happy Pregnant and Waiting!
Kaukabus Syarqiyah- Planner QM Financial
@kaukabus
Weekend Tanpa Mall: Semangat, sehat dan hemat
Weekend menjadi hari yang sangat berharga, bukan cuma buat anak-anak sekolah tapi juga buat ibu bekerja seperti gue. Bekerja keseharian meninggalkan dua buah hati yang masih balita tentunya bukan hal mudah namun musti gue jalanin. So, setiap awal pergantian tahun, hal yang pertama kali gue lakuin ketika buka kalender adalah cek tanggal merah, gak jauh beda sama jaman sekolah dulu, semakin banyak tangal kejepit semakin riang hati gue hehehe… Setelah itu tentunya gue sibuk ngatur rencana liburan dan weekend musti ngapain, supaya liburan dan weekend itu gak mubazir dan bisa gue manfaatin semaksimal mungkin bersama dua buah hati, si duo bejo (Bob si 5 tahun & Joe si 1,5 tahun).
Rencana liburan atau weekend yang sudah-sudah biasanya alternatifnya adalah ke mall, ya karena kebetulan rumah gue dikelilingi mall. Jaraknya sih relatif dekat, pulang pergi naik taksi rata-rata menghabiskan 30ribu aja. Namun yang menyebalkan adalah ketika weekend atau liburan tiba, mall bisa penuh sesak, gak beda dengan pasar sayur. Apalagi jika weekend deketan dengan tanggal gajian! Pengunjung saling berebut antrian lift, nyerobot antrian kasir, saling sewot gara-gara tabrakan stroller, bahkan Bob beberapa kali ditabrak pengunjung dewasa karena mereka lebih fokus dengan ponselnya daripada mengawasi jalanan yang akan dilaluinya. Benar-benar menguras energi tapi gak kondusif banget untuk mengisi weekend yang seharusnya indah itu. Oleh karena itu gue musti mengubah rencana liburan gue dengan memilih weekend tanpa mall.
Gerakan weekend tanpa mall ini gue lakuin dengan menghabiskan waktu bersama anak-anak di rumah aja. Ternyata banyak hal berkualitas yang bisa kami lakuin bersama di rumah. Nonton film, berkaraoke untuk memperkaya kosakata baby Joe, atau olahraga dan membersihkan rumah bersama. Bob dengan antusias akan ikut sibuk mengatur dekorasi kamarnya sendiri, memilih gambar-gambar koleksi si kereta Thomas di internet, mencetak lalu menggunting dan menempel di dinding kamarnya, membersihkan dan menata boks mainannya. Kami juga bersepeda keliling kompleks lalu bermain bola. Mengiringi kelincahan gerak dan semangat si duo bejo ini pun bikin gue tak hentinya bekeringat. Lumayan kan olahraga gratis? Acara bersih-bersih rumah inipun memberikan manfaat yang besar bagi kami. Paling tidak gue bisa mengenalkan akan pentingnya kebersihan lingkungan bagi si duo bejo dengan cara yang mereka sukai. Kini setiap weekend Bob tak sabar dan semangat untuk membersihkan akuarium dan berburu koleksi ikan bersama papanya. Di sini pun kesempatan gue dan suami untuk mengenalkan si duo bejo tentang tanggung jawab menjaga binatang peliharaan.
Ternyata pilihan gue untuk ngisi weekend tanpa mall ini selain dapat memupuk ikatan batin gue dengan si duo bejo serta suami, biayanya pun murah meriah, tak perlu keluar ongkos besar seperti halnya jika setiap weekend sebelumnya kami pergi ke mall. Lumayanlah menghemat budget, sementara bugdet ke mall tersebut bisa dipangkas lalu gue alokasikan untuk pos (pengeluaran bulanan) lainnya yang lebih menjadi prioritas.
Namun bolehlah sesekali mengobati kerinduan kami pada mall. Gue punya tips agar hemat dan nyaman berkunjung ke mall berdasarkan pengalaman:
- Memilih mall yang rute perjalanannya paling lancar (paling minim rawan macetnya) baik ketika perjalanan pulang maupun pergi. Ini bertujuan untuk menghemat ongkos transportasi nantinya.
- Pergi ke mall pada Sabtu pagi hari jam 9-11 siang karena pada waktu tsb mall relatif masih sepi pengunjung sehingga si duo bejo bisa tetap nyaman. Wahana permainannya pun relatif sepi sehingga aman dan nyaman bagi si duo bejo. Setelah itu acara lunch bisa dilanjutkan di rumah aja yang sudah jelas kebersihan dan ga pake ongkos. Lumayan hemat kan?
- Ke mall pada pertengahan bulan. Tanggal-tanggal tersebut tergolong dengan tanggal tua maka biasanya toko-toko swalayan memberi potongan harga untuk barang-barang grocery-nya. Lumayan kan bisa hemat lagi?
- Berhubung kantor gue deketan dengan mall jadi biasanya gue ke mall pada hari Jumat sebulan sekali pada saat jam istirahat bareng teman-teman kantor untuk memenuhi hasrat shopping pribadi. Manfaatnya, berhubung gue gak pinter tawar-menawar jadi gue bisa ngandelin teman yang jago dalam hal ini. Lagi-lagi akhirnya bisa menghemat budget shopping gue kan?
Yak, intinya weekend tanpa mall tetep asyik dan seru. Lebih semangat, sehat dan hemat loh! Kalau pun kangen mall, coba aja ikuti tips2 di atas!
Penulis : Shinta – CRO
Summary #Finclic QnA
Q1 RT @suraywoman: DaPend kuliah knp taro di RDShm?Bukannya return tdk pasti&risknya high?Kl pas mau kuliah tnyt nilai turun gmn? #FinClic
Q1 RT @suraywoman: DaPend kuliah knp taro di RDShm?Bukannya return tdk pasti&risknya high?Kl pas mau kuliah tnyt nilai turun gmn? #FinClic
A1 tergantung umur anaknya & asumsi yg dipake. Kl >10-15thn asumsi ret tinggi, nabung aja jumlah jd besar @suraywoman #FinClic
A1 contoh target S1 645jt, nabung =3jt /bln, punya segitu? Invest RDShm target 25%/th =200rb/bln. Jauh bedanya yah? @suraywoman #FinClic
A1 ada Review, jd kl jk wkt lbh pendek hrs diskusi dg Planner soal produk yg mau dipakai. END @suraywoman #FinClic
Q2 RT @utyyputri: #FinClic investasi yg cocok u anak kuliah apa y tante? :p Sy sdh pnya phsln sndri jk ditabung suka gatel pgn diambil :D
A2 Hrs ada “Tujuan Finansial”. Manfaat uangnya buat apa? Sabotase terjd krn gak punya Tujuan. Nabung aja dl yah END @utyyputri #FinClic
Q3 @NovyAstria: Mau konsul di QM contact kemana ya #FinClic / A3 ke @QM_Sales / qmsales(at)qmfinancial(dot)com / Gugi Mila Mario: 57948040
Q4 RT @risnakerans: gmn carax evaluasi RDSahm kt?brp taun skali di evaluasi?bth finplanner ya mbak?tks #FinClic
A4 evaluasi pertama hrs tau “pembanding” = benchmark. Lg turun blm tentu jelek, lg naik blm tentu bagus @risnakerans #FinClic
A4 info ttg Reksadana bisa diperoleh dg gampang kok. Ada di koran atau situs online. END @risnakerans #FinClic
Q5 RT @zakiyakece: sy karyawan swasta 23th sambil kuliah dengan gaji ±4jt/bulannya, investasi apa yg bs sy kembangi, makasih mba;) #FinClic
A5 min. 10% dr penghasilan hrs disisihkan, ke mana nya tergantung Tujuan. Mau nabung dl bs u Tujuan jk pdk END @zakiyakece #FinClic
Q6 @dian_mahometto: mau tanya kalo untuk dapend sma dan kuliah anak kira2 11 dan 17 thn lagi, lebih baik RDshm atau RDcampuran? #FinClic
A6 biasanya 10-15thn di RD Camp, > 15thn di RD Saham. Tergantung profil risiko lo jga yah END. @dian_mahometto #FinClic
Q7 @pipitamintz: kita mau beli RD di bank,apkh hrs pnya saldo >15jt dlu di bank trsbt?? #finclic / A7 gak kok, tergantung bank nya
Q8 @DianiRahman: Ikut beberapa RD untuk dapend 12 thn yad dg MI yg berbeda2 apakah perlu? atau cukup satu MI saja? #FinClic
A8 Dapend jenjangnya banyak, jd u semua jenjang bs 2-3RD. Kl cuma 1 jenjang aja 1 RD / 1 MI cukup END @DianiRahman #FinClic
Q9 @mulyanadika klo tujuanya nyiapin DanaMobil, 5thn yad, ada sisa gaji 500rban, baiknya DP dulu ato Cash, :-) #FinClic
A9 boleh gak naik motor / kend umum sampe punya ±2jt/bln u ngumpul DP? Krn stlh DP ada cicilan lho @mulyanadika #FinClic
A9 krn gini, selain DP 30% dr harga, cicilan 30% gaji, ada STNK BPKB Asuransi servis berkala. Blm bensin :) END @mulyanadika #FinClic
Q10 @awalokita bila ada pilihan bunga di kpr, mana yg dipilih bunga flat 1 tahun 8,75% atau 2 tahun 9,5% ?#FinClic
A10 itu jebakan yg kita susah hindari :) krn ada bank yg thn1 KPR bunga rendah, thn2 dst dihajar naik byk bgt @awalokita #FinClic
A10 jd sebaiknya cek perubahan bunga KPR bank tsb spt apa. Kl terkenal suka dongkrak bunga, siap2 jg @awalokita #FinClic
A10 artinya, stlh tau itungan bunga, tau itungan cicilan, pastikan cicilan itu msh <30% gaji, kl naik gak kaget END @awalokita #FinClic
Q11 @AmberSetiawan: Mba wina investasi apa yg cocok utk saya. Ibu 2 anak (4th dan 2th) #FinClic
A11 tergantung #TujuanLoApa. Min 10% dr penghslan u anak usia <5thn, paling gak siapin DanaTK dl dg menabung END @AmberSetiawan #FinClic
Q12 @dIANdWIpUTRI: Mba bener ga sih beli emas nilai skrg sama aja dgn beli emas nilai tahun depan? Tks #FinClic
A12 Emas mmg cenderung naik mengikuti inflasi dr thn ke thn. Tp gak berarti harganya gak pernah turun END @dIANdWIpUTRI #FinClic
Q13 @alex_dans: punya uang nganggur, enaknya invest di RD apa buat usaha ya?? #FinClic / A13 #TujuanLoApa ;)
“Buat investasi” bukan Tujuan, manfaat buat hidup lo apa? RT @alex_dans: #TujuanLoApa buat investasi sih, skaligus pemasukan tambahan..
Q14 @mamarayi: sy pns, anak usia 9 thn. punya sedikit tabungan yg ingin diinvestasikan utk dapend S-1 anak. RD yg sesuai? #FinClic
A14 jk wkt ke S1 ±8thn msk jk menengah, cth produk RD Campuran. Lihat Tabel di Bab3 Hal134 buku UtkIndonesiaKuat ya @mamarayi #FinClic
Q15 @mulyssa: kl dapend dr RD obligasi akan dipakai thn depan tp blm capai target,haruskah dipindah ke tabungan biasa? #FinClic
A15 teorinya begitu. Semua yg jk <3thn hrs sdh parkir. Prakteknya klien yg sdh invest >5thn gak mau :) @mulyssa #FinClic
Q16 @nina_buns: mending ikut asji yg ada tabungannya atau asji murni ya? Utk 25 tahun aja dan 6jt/bln misalnya. Mdh2an d jwb :) #finclic
A16 beda tujuan ya. AsJi murni u perlindungan, menabung/investasi bulanan dipisah aja u mencapai Tujuan @nina_buns #finclic
Q17 @IAmVelca: mbak, untuk investasi 1 sd 3 thn kalau mau di RD Saham boleh gak? Makasih sebelumnya.. #FinClic
A17 teorinya RD Shm u jk pjg. Tp ada sih bbrp tujuan “gak penting” spt Dana Liburan msk RD Shm ;) selamat mencoba he3 @IAmVelca #FinClic
Q18 @annisa_nurdini: kl dapens masuk RDS hny u suami/istri jg hrs pny?jd bikin 2 RDS?apa bole dapens pake LM? *suami istri kerja #FinClic
A18 sbtlnya dg UUperkawinan semua milik bersama kl gak punya prenup. Tp org suka rancu, jd kl bagus milik ber2 @annisa_nurdini #FinClic
Q19 @amiharsanto: teh Wina, aku invest di rumah (beli cash) aku sewakan unk plan kuliah anak 9 th lagi. Udah bener blm sih #FinClic
A19 bagus bgt dong, punua rmh bisa disewakan. Uang sewanya dikemanain? Hrsnya 9thn yad DaPend terbentuk dr uang sewa @amiharsanto #FinClic
Q20 @rayyanfahmi11: Mba kira2 sy (umur 15 thn) udh cocok investasi di bursa saham? Atau hrs cr pengalaman usaha di bidang lain? :D #FinClic
A20 a) Whoa! Keren deh umur 15 udh perhatian dg investasi. Kl mau bisa tp menggunakan nama ortu (spt QQ di bank) @rayyanfahmi11 #FinClic
A20 b) gw sih lbh suka umur15thn belajar soal cari uang (kerja part time / bisnis kcl) & ngaturnya END @rayyanfahmi11 #FinClic
DANA KHUSUS BARANG KOLEKSI
Jika membaca koran akhir minggu, sering kita lihat ulasan mengenai kolektor barang tertentu dari koleksi mini figures, buku, tas atau jam bermerek, dari yang murah sampai yang harganya setinggi langit. Seneng sih lihat foto-fotonya di koran itu, tapi terkadang terlintas dipikiran… berapa ya uang yang dikeluarkan untuk membeli koleksi itu. Karena, katanya nih, kalau udah hobi, kita tidak bisa menahan diri untuk membeli barang-barang koleksi itu. Ibaratnya, kalau bisa beli seluruh barang koleksi yang dijual di toko itu, pasti ingin dibeli deh semuanya, hehehe… Kalau memang punya dananya sih oke, tapi kalau tidak, ehm… bisa parah banget tuh.
Langkah dasar mengatur hobi sih memiliki perencanaan. Pertama, tentukan tujuan… untuk hal ini, sudah pasti ya tujuannya adalah ‘MEMBELI BARANG KOLEKSI’. Lalu, kita harus membuat ‘DANA KHUSUS PEMBELIAN BARANG KOLEKSI’. Berapa besar dana yang harus dicadangkan? Jumlahnya ya tergantung rata-rata harga barang koleksi tersebut. Untuk memudahkan mencapai dana tersebut, disarankan untuk menyisihkan dana tersebut secara rutin dan dalam jumlah tertentu. Penyisihan dana ini bisa dilakukan harian, mingguan, atau bulanan. Yang penting jumlahnya tidak menganggu kebutuhan utama, seperti makan, biaya transport, dan hal-hal lain yg rutin.
Terakhir, yang paling utama adalah, selalu realistis dalam membeli koleksi barang favorit tersebut. Artinya, beli barang koleksi tersebut jika memang ada dananya. Jika dananya belum terkumpul, ya tidak ada salahnya ditunda dulu kan, masukkan ke wish list deh. Tidak lucu loh, punya 2 jenis koleksi: koleksi barang favorit plus koleksi utang (apalagi utang kartu kredit), hehehe…
Intinya sih, kita boleh memiliki apapun yang kita mau asal sesuai dengan kondisi keuangan kita J
Dan, jangan sampai ‘besar pasak daripada tiang’. Selamat menambah barang koleksi ya…
Titis | Planner
Persiapkan Dana Melahirkan, Yuk!
Awal tahun 2007 adalah saat terindah yang tidak terlupakan seumur hidup saya. Di hari itu berlangsung acara yang sakral dan mengharukan dimana tanggung jawab orang tua dialihkan kepada laki-laki yang akan menjadi suami saya: hari itu adalah hari pernikahan saya.
Tepat enam bulan setelah menikah kami diberi kepercayaan dari Allah SWT untuk memiliki momongan. Bahagia, terharu dan sedih bercampur aduk dan membuat kami jadi lebih bersemangat lagi untuk menjalani hidup. Di awal masa kehamilan saya merasa sangat bahagia tapi menjelang melahirkan banyak ujian dan cobaan yang kami hadapi. Mulai dari meninggalnya kakek, sampai suami yang sakit parah hingga harus dirawat di rumah sakit selama satu minggu dan menghabiskan tabungan. Maklum waktu itu kami belum mempunyai asuransi kesehatan dan belum punya rencana keuangan , sehingga dana untuk melahirkan pun kami gunakan.
Selang satu minggu suami keluar dari rumah sakit dan dengan uang tabungan yang menipis bahkan dibilang pas-pasan, saya melahirkan anak pertama kami. Alhamdulillah, putra pertama kami lahir dengan selamat dan saya bisa melahirkan normal, sehingga biaya yang kami keluarkan tidak terlalu besar.
Pengalaman saya pada anak pertama membuat saya berpikir bahwa mempunyai anak adalah tanggung jawab yang besar dan membutuhkan biaya yang cukup besar pula, mulai dari hamil, melahirkan dan pasca melahirkan. Oleh karena itu sebagai orang tua kita harus mempersiapkan dananya.
Ngomong-ngomong tentang dana melahirkan ada beberapa hal yang harus dipersiapkan mulai dari hamil, melahirkan dan pasca melahirkan:
1. Dana pada saat hamil
Seorang ibu harus banyak mengkonsumsi makanan yang bergizi. Ini berarti perlu ada budget tambahan untuk makanan, periksa rutin ke dokter tiap bulan, USG, vitamin tambahan dan perlengkapan buat si cabang bayi yang akan lahir.
2. Dana melahirkan
Dana yang perlu dipertimbangkan adalah asumsi biaya operasi (Caesar) karena ada selisih yang cukup besar dibandingkan dengan biaya melahirkan secara normal. Selain itu, perlu juga dipikirkan biaya lain yang akan keluar dirumah sakit yang kita inginkan.
3. Dana Pasca Melahirkan
Setelah melahirkan kita memerlukan dana yang lebih besar lagi karena akan digunakan untuk selamatan (Aqiqah), imunisasi, sunatan dan yang tidak kalah pentingnya adalah dana pendidikan anak.
Tidak terasa anak pertama kami sudah berusia empat tahun dan kini sudah memiliki seorang adik . Dari pengalaman pertama, saya menjadi lebih matang dalam mempersiapkan dana melahirkan. Mudah-mudahan cerita pengalaman saya ini bisa bermanfaat bagi para calon ibu.
@aayud | Marhaini (Aay) | Sales
LANJUT PASCA SARJANA, WHY NOT?
Hai, ketemu lagi sama tulisan gue, kali ini gue akan bahas soal persiapan melanjutkan sekolah ke jenjang selanjutnya, alias pascasarjana. Iseng-iseng sebelum nulis ini, gue survey ke teman-teman yang lagi kuliah pascasarjana. Ada komentar menarik nih dari salah satu responden.
“Lanjut kuliah bukan karena fresh graduate atau udah kerja sih, tapi lebih ke udah ada duitnya apa belum.” (Age, Semester 2)
Duar!!! Nah lho, udah ada duitnya atau belum? Variabel ini nih yang penting dan bakal menentukan kita mau kuliah di dalam atau luar negeri, apply beasiswa, atau biaya sendiri, kelas eksekutif atau reguler.
Buat yang mau repot sih, biasanya akan cari info beasiswa universitas dalam ataupun luar negeri, info bisa diperoleh dari hasil googling, join forum (misalnya kaskus.com bagian forum beasiswa), join milis (seperti [email protected]), atau follow akun twitter beasiswa (misalnya @beasiswaindo, @study2korea, dll). Apply beasiswa juga ga murah lho, mulai dari biaya fotokopi, legalisir, terjemahan, tes TOEFL, sampai biaya pos. Oya, ada juga beberapa negara yang menawarkan grant ke calon mahasiswanya, info lebih lanjut bisa cek http://www.scholarshipsgrantsloan.com.
Eits… bukan berarti yang udah ada dananya juga ga repot, cari tau dulu biaya sekolah di universitas tujuan sesuai ga dengan dana yang ada. Kalo sesuai, ya syukur, tapi kalo belum sesuai ini nih yang repot. Idealnya sih, pas mutusin untuk kuliah dengan biaya sendiri, udah mulai direncanakan target biaya yang ingin dicapai dan berapa investasi yang dikeluarkan per bulannya.
Beda cerita kalo melanjutkan kuliah dengan mengandalkan beasiswa ADB alias dengan biaya dari ayah dan bunda, hehe, tinggal didiskusikan kemampuan orang tua dan keinginan kita terkait biaya dan pertimbangan lain.
Mayoritas temen gue sih, kuliah S2 biaya sendiri atau beasiswa ADI, mereka juga lebih milih kelas eksekutif meski lebih mahal. Alasannya, kelas eksekutif bisa disambi bekerja, tugas yang diberikan dosen juga ga sebanyak kelas pagi, kelas juga lebih hidup karena sekelas dengan teman-teman yang sudah tau keadaan lapangan, jadi bisa mencocokkan dengan teori yang dipelajari.
Nah, udah ga bingung kan, mau lanjut S2 di dalam atau luar negeri, beasiswa atau biaya sendiri, kelas eksekutif atau kelas reguler. Semua tergantung dari situasi dan kondisi dari tiap individu, yang penting semua harus direncanakan ya…
By failing to prepare, you are preparing to fail – Benjamin Franklin
EG | Research | @ega_wisnu
Summary Tweet Talk Ligwina Hananto dengan Caring Colours
Artikel ini merupakan tweet talk Ligwina Hananto bersama Caring Colors tertanggal 19 Juli 2012 mengenai Inspirasi Karya Muslimah yang juga merupakan sebuah event bersama antara QM Financial dengan Caring Colors pada Sabtu, 21 Juli 2012.
@caring_colours CaringLova, @mrshananto sebentar lagi akan menjawab 5 pertanyaan followers terpilih yang sudah di RT oleh Caring Colours #QMIKM
Yuk mulai twit interview dengan @caring_colours tentang “Perempuan Berkarya”
@caring_colours: Q1. Apa manfaat menjadi perempuan yang berkarya? Apa berkarya berarti harus menciptakan dan menemukan sesuatu? #QMIKM- @miss_niYna
A1 buat gw berkarya = ada impact untuk orang lain. Bukan hanya keluarga tapi juga lingkungan sekitar @caring_colours @miss_niYna #QMIKM
A1 bukan soal menciptakan atau menemukan sih. Tapi soal manfaatnya apa. Jadi berkarya luas sekali artinya @caring_colours @miss_niYna #QMIKM
A1 maka tamu di acara Sabtu ini variatif. Ada Gina dan Mommy finalis serta pemenang YCPA kerja swasta dan PNS @caring_colours @miss_niYna #QMIKM
A1 Ada juga Jenahara dan Ninit Yunita. Impact karya Jehan, Ninit, Mommy ini tentu berbeda sesuai bidang masing- masing END @caring_colours @miss_niYna #QMIKM
Eh nambahin. Jadi apa karyamu? Apa impact-nya pada orang sekitar? Bisa bidang apa aja @caring_colours @miss_niYna #QMIKM
@caring_colours: Q2 @mrshananto karya seperti apa yang harus diciptakan perempuan Indonesia agar dapat dikatakan perempuan berkarya? #QMIKM – @Fatimahhtg
A2 Karya hadir sesuai minat dan passion. Jenahara yang desainer menunjukkan syiar bisa dilakukan dengan indah @caring_colours @Fatimahhtg #QMIKM
A2 Ninit Yunita menunjukkan sebagai ibu rumah tangga dia ikut ke mana suaminya pergi bertugas. Dan tetap berkarya @caring_colours @Fatimahhtg #QMIKM
A2 karena minat dan passion-nya menulis, Ninit memulai dengan blog, lalu novel dan komunitas The Urban Mama @caring_colours @Fatimahhtg #QMIKM
A2 Perempuan jangan menyempitkan diri karena pikiran sendiri. Banyak hal gagal terjadi karena mindset. Apa karyamu? END @caring_colours @Fatimahhtg #QMIKM
Next Question please @caring_colours :) #QMIKM
@caring_colours: Q3 @mrshananto Ibu Rumah Tangga (IRT) yang tidak kerja di bidang formal tapi aktif di lingkungan rumah seperti posyandu atau majelis taklim, termasuk Perempuan Berkarya? #QMIKM –@defanara
A3 Definitely! Karya tidak selalu komersil. Yang penting impact positif- nya ada pada orang lain @caring_colours @defanara #QMIKM
A3 Jadi kita bedain yuk. Versi gue. Bekerja= cari uang, Berkarya= cari hasil. Berdaya= jadi punya kekuatan @caring_colours @defanara #QMIKM
A3 Perempuan harus punya identitas diri. Bukan sekadar “somebody’s wife” atau “somebody’s mom”. Diri lo siapa? @caring_colours @defanara #QMIKM
A3 maka begitu lah jadinya! Gak ada alasan perempuan harus aktif berkarya juga supaya sekitarnya maju END @caring_colours @defanara #QMIKM
@caring_colours: Q4 Menurut @mrshananto siapa perempuan yang karyanya paling hebat di Indonesia #QMIKM – @sibangun
A4 Gue gak punya jawabannya untuk level Indonesia. Tp mau share cerita ttg Ibuku : Ibu Tina Poerwo @caring_colours @sibangun #QMIKM
A4 Nyokap dulu anggota girlband “Yanti Bersaudara” tahun 70-an bareng kakaknya Yani dan adiknya Iin Parlina @caring_colours @sibangun #QMIKM
A4 menikah dengan bokap, nyokap gue meninggalkan karir menyanyi dan karir interior designer untuk pindah ke Sulawesi Selatan @caring_colours @sibangun #QMIKM
A4 dari hidup yang serba terkenal, nyokap asik- asik aja pindah ke pedalaman hutan SulSel demi mendampingi suami @caring_colours @sibangun #QMIKM
A4 Karya nyokap selama “ikut suami” : jadi guru (muridnya ada di mana- mana) dan wakil kepala sekolah SMP dan ketua yayasan @caring_colours @sibangun #QMIKM
A4 jadi contoh terdekat gue : nyokap. Banting setir, komitmen untuk mengabdi pada suami dan tetap berkarya @caring_colours @sibangun #QMIKM
A4 terpenting dari cerita ini adalah : nyokap punya identitas dan karyanya sendiri. @caring_colours @sibangun #QMIKM
tadi lupa pake END :) Q5 please! @caring_colours #QMIKM
@caring_colours: Q5 Perempuan bekerja dianggap lebih pintar atau sukses ketimbang IRT. Bagaimana menghapuskan stereotipe itu? @mrshananto #QMIKM – @nylahasibuan
A5 Mari terus mengomel dan tunjukan perbedaannya :) @caring_colours @nylahasibuan #QMIKM
A5 image gue : perempuan bekerja. Ada yang gak tau, gue pernah diminta berhenti kerja oleh suami dan nurut @caring_colours @nylahasibuan #QMIKM
A5 selama jadi ibu rumah tangga gue merasa beban, minder dan gak berkembang :) ternyata wawasan mentok :) @caring_colours @nylahasibuan #QMIKM
A5 ngobrol sama suami gak ngerti ngomong apa. gue cuma tau menyusui dan nyetrika. gue kehilangan identitas @caring_colours @nylahasibuan #QMIKM
A5 Jadi gw sangat dukung pemberdayaan perempuan. Supaya ibu rumah tangga pun punya wawasan dan ikut ambil keputusan @caring_colours @nylahasibuan #QMIKM
A5 Perempuan punya pilihan mau jadi apa saja. Tidak selalu “bekerja” tapi selalu “berkarya” dan “berdaya” END @caring_colours @nylahasibuan #QMIKM
Financial PLAN Could prevent POLIGAMI
Hahahaha judulnya provokatif abis ya
Well, it’s just my opinion, it’s not tested or proved yet
Kalau mau percaya boleh
Ga percaya juga ga apa-apa
Kenapa gw punya opini gila ini?
Berdasarkan pengalaman pribadi dari orang-orang yang gw temuin sebenernya.
Pengalaman 1
Sekitar 4 tahun yang lalu, gw meeting sama salah seorang HRD di perusahaan besar. Dia cerita kalau para pegawai pabriknya, selama ini selalu dapet gaji dan uang lembur. Uang lemburnya bahkan bisa lebih gede dari gajinya. Jadi mereka selalu merasa hidup berkecukupan. Karena berasa punya uang lebih, maka para pegawai ini banyak yang menyalahgunakan kelebihan uangnya. Ada yang cicil motor, cicil TV, cicil barang-barang elektronik, plus yang paling parah adalah nambah istri! Ck ck ck … apakah semua laki-laki klo dikasi rejeki lebih jadi mikir yang aneh-aneh ya? Masa iya, mereka nambah istri dari kelebihan uang lemburan? Tahun 2008 waktu krisis ekonomi terjadi, mereka STOP dapat uang lemburan karena jumlah produksi berkurang drastis. Apa yang terjadi? HRD-nya pusing tujuh keliling, karena tiba-tiba didatangi oleh banyak istri muda dari para pegawai pabrik ini. Mereka (istri kedua, ketiga dan keempat ini) nanya dan minta pertanggungjawaban karena ga dikasi uang bulanan lagi semenjak uang lembur hilang. Nah berarti benar, para istri tambahan ini ternyata memang dihidupi dari tambahan uang lembur. Sebenernya uang lemburan ini udah salah banget dipakai buat cicil barang, karena nanti kalau ga bisa bayar akan dikejar-kejar sama debt collector. Eh yang lebih parah, nambah istri. Ya, yang ngejar istri plus anak-anaknya dong. Lebih galak dari debt collector mana pun. OMG!
Pengalaman 2
Pengalaman ini gue denger dari team QM Financial yang pergi ke daerah Pangalengan. Mereka datang ke sana untuk melakukan financial check up untuk berbagai level karyawan sebuah perusahaan. Yang menarik adalah level satpam. Karena ternyata gaji mereka di daerah sekecil Pangalengan tergolong gede. Setaralah sama gaji management trainee di bank swasta Jakarta. Gede dong! Tapi ya itu dia, lagi-lagi masalah muncul karena merasa punya uang banyak. Mereka dipandang sangat tinggi oleh orang-orang di sekitar sana. Ibaratnya jadi kumbang desa deh: semua perempuan di sana mimpi buat dijadiin istri sama bapak-bapak satpam bergaji gede ini. Kejadian deh, para satpam ini rata-rata punya istri lebih dari 1. Jadi sebenarnya yang salah sapa ya? Laki-laki atau perempuan? Laki-laki seringkali jadi lupa daratan kalo punya uang, sibuk cari istri tambahan. Tapi masalahnya perempuan juga suka ga mikir panjang, selama laki-lakinya punya uang banyak, keliatan kaya, dimadu ga jadi masalah. Hemhhhh …. Pada saat melakukan financial check up, ya otomatis dengan kondisi gaji yang seharusnya terbilang gede, tetep aja kurang karena bapak satpam harus menghidupi 3 keluarga. Istri-istrinya ga ada yang bekerja. Anak terus membesar, seiring anak tumbuh, maka biaya pun akan terus membengkak. Padahal kalo aja si bapak hanya punya istri 1, pasti keluarga inti si bapak akan bisa hidup nyaman, tercukupi, tenang dan aman.
Pengalaman 3
Ini pengalaman temen gw. Ada salah satu bos di perusahaannya bertampang keren, posisi oke, gaji pasti oke banget juga. Usia belum tua-tua banget, yah umur menginjak 40 tahunanlah. Ternyata si bos punya selingkuhan di kantor. Perempuan umur 30-an, yang belum nikah dengan gaji dan karir yang udah ok, tipikal cewek high maintanance dan akhirnya kayanya agak susah untuk cari calon suami yang ga kaya. Jadilah perempuan ini jadi selingkungan jangka panjang si bapak bos. Dari awal selingkuh doang, semua berlanjut dan.. confirmed, dia akhirnya jadi istri kedua bapak bos. Dikasih mobil keren, dikasi apartemen dan uang bulanan. Yang kurang cuma waktu bareng sama suaminya plus status. Tapi sepertinya itu pun ga jadi masalah.
Dari pengalaman-pengalaman dan cerita yang gw dapet itulah gw berkesimpulan kalo uang itu selalu jadi godaan terbesar buat semua orang. Laki-laki kalau udah pegang uang lebih dikit, dana kenakalannya jadi lebih besar, dari awalnya hanya dipakai buat hobi, lama-lama coba hobi nakal yang lain. Kalau aja, pasangan suami istri punya rencana keuangan yang jelas dan udah kebayang dan ngitung mimpi indah mereka berdua, kayaknya poligami bisa dicegah. Kayaknya ya … walaupun inti dari semua sebenarnya iman, akhlak dan niat hehe.
Tapi at least dari kacamata gw sebagai seorang financial planner, start dari uang aja dulu karena seringkali uang jadi masalah. Uang sedikit jadi masalah: rumah tangga jadi berantem, bisa juga jadi cerai. Uang banyak: jadi masalah juga, karena merasa kaya, pakai mobil mentereng, dilirik ama cewek cantik yg lebih muda, langsung deh bablas. Kalau punya PLAN, orang ga akan merasa kaya deh! Ini karena angka-angka masa depan yang masih nun jauh di sana akan langsung keliatan. Pasti efeknya kebalikannya: merasa miskin. Hihihi. Mulai dari menentukan tujuan hidup berkeluarga, hitung semua kebutuhan pendidikan anak, biaya nikah anak, biaya pensiun, dan biaya-biaya lain, akhirnya uang langsung diplot di tempatnya masing-masing. Ga akan ada tuh, perasaan bingung ngabisin uang buat apa, trus akhirnya jadi iseng ga jelas. Jadi para ibu-ibu, yuk ajak suami-suami ya bikin PLAN supaya pada pingsan liat angkanya dan mikir bahwa istri 1 plus anak aja udah berat. Haha. Dengan begitu, mudah-mudahan jadi ga kepikirian untuk nambah keluarga baru. Hahaha.
Fitri Noeriman | Planner/Head of Sales | @v3noeriman